Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 221

مسند الشافعي 221: أَخْبَرَنَا الثِّقَةُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَرْقَمِ، أَنَّهُ خَرَجَ إِلَى مَكَّةَ فَصَحِبَهُ قَوْمٌ فَكَانَ يَؤُمُّهُمْ، فَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَقَدَّمَ رَجُلًا وَقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ وَوَجَدَ أَحَدُكُمُ الْغَائِطَ فَلْيَبْدَأْ بِالْغَائِطِ»

Musnad Syafi'i 221: Orang yang dapat dipercaya mengabarkan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Abdullah bin Al Arqam bahwa ia pernah keluar ke Makkah lalu suatu kaum menemaninya dan ia juga mengimami mereka, kemudian shalatpun didirikan, setelah itu datang seorang lelaki dan berkata, “Rasulullah SAW bersabda, 'Jika shalat telah didirikan, dan salah seorang di antara kalian merasa ingin buang air besar, hendaklah ia memulainya (membuangnya) lebih dahulu membuang air besar.” 227 (HR.musnad_syafii : 221)
No Hadist 222

مسند الشافعي 222: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ، أَنَّ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ، كَانَ يَؤُمُّ قَوْمَهُ وَهُوَ أَعْمَى، وَأَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّهَا تَكُونُ الظُّلْمَةُ وَالْمَطَرُ وَالسَّيْلُ وَأَنَا رَجُلٌ ضَرِيرُ الْبَصَرِ، فَصَلِّ يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي بَيْتِي مَكَانًا أَتَّخِذُهُ مُصَلًّى، فَجَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «أَيْنَ تُحِبُّ أَنْ تُصَلِّيَ؟» فَأَشَارَ إِلَى مَكَانٍ مِنَ الْبَيْتِ، فَصَلَّى فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Musnad Syafi'i 222: Malik mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Mahmud bin Ar-Rabi': Bahwa Utban bin Malik mengimami kaumnya, padahal ia tunanetra, dan ia pernah terkata kepada Rasulullah , “Sesungguhnya hari gelap dan hujan serta banjir, sedangkan aku adalah seorang lelaki yang tunanetra; maka shalatlah, wahai Rasulullah, di ramahku di suatu tempat yang nanti akan kujadikan sebagai mushalla.” Maka Rasulullah datang dan bersabda, “Di manakah tempat yang engkau sukai sebagai tempat shalatmu?” Utban memberikan isyarat ke suatu tempat di dalam rumahnya, lalu Rasulullah shalat padanya. 228 (HR.musnad_syafii : 222)
No Hadist 223

مسند الشافعي 223: أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ مَحْمُودِ بْنِ الرَّبِيعِ، أَنَّ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ كَانَ يَؤُمُّ قَوْمَهُ وَهُوَ أَعْمَى

Musnad Syafi'i 223: Ibrahim bin Sa'd ,mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihab, dari Mahmud bin Ar-Rabi': Bahwa Utban bin Malik mengimami kaumnya, padahal ia tunanetra. 229 (HR.musnad_syafii : 223)
No Hadist 224

مسند الشافعي 224: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمَّارٍ الدُّهْنِيِّ، عَنِ امْرَأَةٍ مِنْ قَوْمِهِ يُقَالُ لَهَا حُجَيْرَةُ، عَنْ [ص:54] أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهَا أَمَّتْهُنَّ فَقَامَتْ وَسَطًا

Musnad Syafi'i 224: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ammar Ad-Duhni, dari seseorang wanita kalangan kaumnya yang dikenal dengan nama Hujairah, dari Ummu Salamah: Bahwa ia pernah mengimami mereka, maka ia berdiri di tengah. 230 (HR.musnad_syafii : 224)
No Hadist 225

مسند الشافعي 225: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، أَنَّهُمْ كَانُوا يَأْتُونَ عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ بِأَعْلَى الْوَادِي هُوَ وَعُبَيْدُ بْنُ عُمَيْرٍ وَالْمِسْوَرُ بْنُ مَخْرَمَةَ وَنَاسٌ كَثِيرٌ فَيَؤُمُّهُمْ أَبُو عَمْرٍو مَوْلَى عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، وَأَبُو عَمْرٍو غُلَامُهَا حِينَئِذٍ لَمْ يُعْتَقْ. قَالَ: وَكَانَ إِمَامُ بَنِي مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ وَعُرْوَةُ

Musnad Syafi'i 225: Abdul Majid bin Abdul Aziz mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij: Abdullah bin Ubaidillah bin Abu Mulaikah mengabarkan kepadaku bahwa mereka sering mendatangi Aisyah, Ummul Mukminin, di bagian atas lembah. Dia ditemani oleh Ubaid bin Umair dan Al Miswar bin Makhramah serta banyak orang lainnya. Maka yang mengimami mereka adalah Abu Amr, mantan budak Aisyah . Abu Amr pada saat itu masih berstatus budak dan belum dimerdekakan. Abdullah bin Ubaidiliah melanjutkan kisahnya bahwa Abu Amr adalah imam bagi Bani Muhammad bin Abu Bakar dan Urwah. 231 (HR.musnad_syafii : 225)
No Hadist 226

مسند الشافعي 226: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَجِيدِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ قَالَ: سَمِعْتُ عُبَيْدَ بْنَ عُمَيْرٍ، يَقُولُ: اجْتَمَعَتْ جَمَاعَةٌ فِيمَا حَوْلَ مَكَّةَ، قَالَ: حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ: فِي أَعْلَى الْوَادِي هَهُنَا وَفِي الْحَجِّ. قَالَ: فَحَانَتِ الصَّلَاةُ فَتَقَدَّمَ رَجُلٌ مِنْ آلِ أَبِي السَّائِبِ أَعْجَمِيُّ اللِّسَانِ، قَالَ: فَأَخَّرَهُ الْمِسْوَرُ بْنُ مَخْرَمَةَ وَقَدَّمَ غَيْرَهُ، فَبَلَغَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ فَلَمْ يُعَرِّفْهُ بِشَيْءٍ حَتَّى جَاءَ الْمَدِينَةَ، فَلَمَّا جَاءَ الْمَدِينَةَ عَرَّفَهُ بِذَلِكَ فَقَالَ الْمِسْوَرُ: أَنْظِرْنِي يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، إِنَّ الرَّجُلَ كَانَ أَعْجَمِيَّ اللِّسَانِ، وَكَانَ فِي الْحَجِّ فَخَشِيتُ أَنْ يَسْمَعَ بَعْضُ مَنْ شَهِدَ الْحَجَّ قِرَاءَتَهُ فَيَأْخُذَ بِعُجْمِيَّتِهِ. فَقَالَ: هُنَالِكَ ذَهَبْتَ بِهَا؟ فَقَالَ: نَعَمْ، فَقَالَ: قَدْ أَصَبْتَ

Musnad Syafi'i 226: Abdul Majid mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, ia mengatakan: Atha' mengabarkan kepadaku, ia mengatakan: Aku pernah mendengar Ubaidiliah bin Umair berkata, “Segolongan orang yang berada di sekitar Makkah berkumpul —aku menduganya mengatakan di bagian atas lembah, yaitu di sini— dalam musim haji. Kemudian tibalah waktu shalat, lalu seorang lelaki dari kalangan keluarga Abu Saib yang lisannya a'jam maju (menjadi imam). Tetapi ia disuruh mundur oleh Al Miswar bin Makhramah, dan Al Miswar mengajukan orang lain (sebagai imam). Ketika Al Miswar sampai kepada Umar bin Khaththab, ia tidak menceritakan sesuatu pun kepadanya hingga sampai di Madinah. Setelah sampai di Madinah, Al Miswar menceritakan hal tersebut kepadanya dan berkata, 'Pertimbangkanlah pendapatku ini, wahai Amirul Mukminin! Sesungguhnya lelaki itu adalah orang yang memiliki lisan a'jam, dia sedang melakukan ibadah haji; maka aku merasa khawatir bila ada sebagian dari jamaah haji yang mendengar bacaannya, lalu mengikuti bacaan a'jam-nya itu'. Khalifah Umar berkata, 'Apakah pemikiranmu sampai ke situ?' Al Miswar menjawab, 'Ya'. Khalifah Umar menjawab, 'Engkau benar'.” 232 (HR.musnad_syafii : 226)
No Hadist 227

مسند الشافعي 227: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي حَازِمِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَهَبَ إِلَى بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ لِيُصْلِحَ بَيْنَهُمْ وَحَانَتِ الصَّلَاةُ فَجَاءَ الْمُؤَذِّنُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقَالَ: أَتُصَلِّي لِلنَّاسِ فَأُقِيمَ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، فَصَلَّى أَبُو بَكْرٍ فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ فِي الصَّلَاةِ فَتَخَلَّصَ حَتَّى وَقَفَ فِي الصَّفِّ، فَصَفَّقَ النَّاسُ، قَالَ: وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ لَا يَلْتَفِتُ فِي صَلَاتِهِ، فَلَمَّا أَكْثَرَ النَّاسُ التَّصْفِيقَ الْتَفَتَ فَرَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَشَارَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِ أَمْكُثْ مَكَانَكَ. فَرَفَعَ أَبُو بَكْرٍ يَدَيْهِ فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا أَمَرَهُ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ [ص:55] مِنْ ذَلِكَ، ثُمَّ اسْتَأْخَرَ أَبُو بَكْرٍ وَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى بِالنَّاسِ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: يَا أَبَا بَكْرٍ، «مَا مَنَعَكَ أَنْ تَثْبُتَ إِذْ أَمَرْتُكَ؟» فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: مَا كَانَ لِابْنِ أَبِي قُحَافَةَ أَنْ يُصَلِّيَ بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا لِي أَرَاكُمْ أَكْثَرْتُمُ التَّصْفِيقَ، فَمَنْ نَابَهُ شَيْءٌ فِي صَلَاتِهِ فَلْيُسَبِّحْ، فَإِنَّهُ إِذَا سَبَّحَ الْتُفِتَ إِلَيْهِ، وَإِنَّمَا التَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ» قَالَ أَبُو الْعَبَّاسِ يَعْنِي الْأَصَمَّ: أَخْرَجْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فِي هَذَا الْمَوْضِعِ وَهُوَ مُعَادٌ إِلَّا أَنَّهُ مُخْتَلِفُ الْأَلْفَاظِ زِيَادَةٌ وَنُقْصَانٌ

Musnad Syafi'i 227: Malik menceritakan kepada kami dari Abu Hazim bin Dinar, dari Sahi bin Sa'd As-Sa'idi: Rasulullah berangkat ke perkampungan Bani Amr bin Auf untuk mendamaikan sesama mereka. Waktu shalat tiba, lalu muadzin datang kepada Abu Bakar dan terkata, “Maukah engkau shalat menjadi imam orang-orang ? Aku akan mengiqamatkannya” Abu Bakar menjawab, “Ya” Maka Abu Bakar shalat, dan ternyata Rasulullah datang ketika orang-orang sedang melakukan shalat. beliau menguak shaf hingga berhenti di dalam shaf (pertama), dan orang-orang banyak bertepuk tangan. Amr bin Auf terkata, “Dan pada saat shalat itu, Abu Bakar tidak menoleh.” Ketika orang-orang banyak yang bertepuk tangan. Abu Bakar baru menoleh. Ia melihat Rasulullah , tetapi beliau mengisyaratkan kepadanya agar tetap di tempatnya Maka Abu Bakar mengangkat kedua tangannya seraya memuji kepada Allah atas apa yang diperintahkan oleh Rasulullah itu. Tetapi Abu Bakar tetap mundur, maka Rasulullah maju ke depan dan shalat menjadi imam orang-orang. Setelah beliau menyelesaikan shalatnya, beliau bersabda, “Hai Abu Bakar! Apakah yang membuatmu enggan untuk tetap di tempatmu ketika aku perintahkan kepadamu untuk melakukannya'. Abu Bakar menjawab, “Wahai Rasulullah, tidaklah layak bagi anak Abu Quhafah shalat di depan Rasulullah .” Kemudian Rasulullah bersabda, “Mengapa kulihat kalian banyak yang bertepuk tangan? Barangsiapa yang mengalami sesuatu dalam shalatnya, hendaklah la bertasbih. Apabila bertasbih, niscaya ia diperhatikan, sesungguhnya bertepuk tangan itu hanya bagi kaum wanita.” 223 Abu Al Abbas, yakni Al Asham, berkata, “Aku meriwayatkan hadis ini di tempat ini, dan ia adalah pengualangan, namun ia berbeda secara lafazh; Karena ada penampahan dan pengurangan. (HR.musnad_syafii : 227)
No Hadist 228

مسند الشافعي 228: أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: مِنَ السُّنَّةِ أَنْ لَا، يَؤُمَّهُمْ إِلَّا صَاحِبُ الْبَيْتِ

Musnad Syafi'i 228: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami, ia mengatakan: Ma'n bin Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud mengabarkan kepada kami dari Al Qasim bin Abdurrahman, dari Ibnu Mas'ud, ia berkata, “Termasuk tuntunan sunah ialah hendaknya tidak menjadi imam mereka melainkan shahibul bait.”234 (HR.musnad_syafii : 228)
No Hadist 229

مسند الشافعي 229: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو سُلَيْمَانَ مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ»

Musnad Syafi'i 229: Abdul Wahab Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami dari Ayyub, dari Abu Qilabah, ia mengatakan: Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits RA pernah berkata, “Rasulullah SAW pernah bersabda kepada kami “Shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku melakukannya. Apabila waktu shalat tiba, hendaklah seseorang menyerukan adzan untuk kalian, dan hendaklah orang yang paling tua di antara kalian menjadi imam untuk kalian'.” 235 (HR.musnad_syafii : 229)
No Hadist 230

مسند الشافعي 230: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْمَجِيدِ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ: أَخْبَرَنِي نَافِعٌ قَالَ: " أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فِي مَسْجِدٍ بِطَائِفَةٍ مِنَ الْمَدِينَةِ وَلِابْنِ عُمَرَ قَرِيبًا مِنْ ذَلِكَ الْمَسْجِدِ أَرْضٌ يَعْمَلُهَا، وَإِمَامُ ذَلِكَ الْمَسْجِدِ مَوْلًى لَهُ، وَمَسْكَنُ ذَلِكَ الْمَوْلَى وَأَصْحَابِهِ ثَمَّةَ، قَالَ: فَلَمَّا سَمِعَهُمْ عَبْدُ اللَّهِ جَاءَ لِيَشْهَدَ مَعَهُمُ الصَّلَاةَ فَقَالَ لَهُ الْمَوْلَى صَاحِبُ الْمَسْجِدِ: تَقَدَّمْ فَصَلِّ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: أَنْتَ أَحَقُّ أَنْ تُصَلِّيَ فِي مَسْجِدِكَ مِنِّي، فَصَلَّى الْمَوْلَى "

Musnad Syafi'i 230: Abdul Majid menceritakan kepada kami dari Ibnu Juraij, ia mengatakan: Bahwa Nafi menceritakan kepada kami: Shalat didirikan di suatu masjid yang terletak di suatu wilayah kota Madinah, sedangkan Ibnu Umar mempunyai sebidang tanah di dekat masjid tersebut: tanah itu digarapnya dan yang menjadi imam masjid itu adalah salah seorang maula (pelayan) nya. Tempat tinggal maula tersebut dan teman-temannya di tempat itu juga. Nafi melanjutkan kisahnya: Ketika Abdullah mendengar perihal mereka, ia datang untuk ikut shalat bersama mereka. Lalu pelayan yang mengimami masjid itu berkata kepadanya, “Majulah dan shalatlah sebagai imam.” Abdullah berkata kepadanya, “Engkau lebih berhak menjadi imam di masjidmu sendiri daripada aku.” Lalu mantan budak itu shalat. 236 (HR.musnad_syafii : 230)