Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 701

مسند الشافعي 701: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

Musnad Syafi'i 701: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, dari Nabi dengan redaksi hadis yang semisal. 701 (HR.musnad_syafii : 701)
No Hadist 702

مسند الشافعي 702: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ الثَّمَرِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهُ، وَعَنْ بَيْعِ الثَّمَرِ بِالتَّمْرِ. قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: وَحَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْخَصَ فِي بَيْعِ الْعَرَايَا

Musnad Syafi'i 702: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya: Nabi melarang menjual buah-buahan sebelum tampak masaknya, juga melarang menjual buah-buahan dengan (pembayaran berupa) buah kurma. 702 Abdullah berkata, “Dan Zaid bin Tsabit menceritakan kepada kami bahwa Rasulullah memberikan keringanan dalam hal jual beli sistem araya. ” (HR.musnad_syafii : 702)
No Hadist 703

مسند الشافعي 703: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ الشَّيْبَانِيِّ، أَوْ غَيْرِهِ قَالَ: بِعْتُ مَا فِي رُءُوسِ نَخْلِي بِمِائَةِ وَسْقٍ، إِنْ زَادَ فَلَهُمْ، وَإِنْ نَقَصَ فَعَلَيْهِمْ. فَسَأَلْتُ ابْنَ عُمَرَ فَقَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ هَذَا، إِلَّا أَنَّهُ رَخَّصَ فِي بَيْعِ الْعَرَايَا

Musnad Syafi'i 703: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar, dari Ismail Asy-Syaibani atau lainnya yang mengatakan: Aku pernah menjual buah yang masih ada di pohonnya dengan harga 100 wasaq. Jika hasilnya nanti lebih, maka buat mereka (yang membelinya); dan jika hasilnya kurang dari itu (100 wasaq), maka kerugiannya ditanggung mereka sendiri. Lalu aku bertanya kepada Ibnu Umar (mengenai hal tersebut), maka ia menjawab, “Rasulullah melarang transaksi seperti ini, hanya saja beliau memberikan rukhshah dalam sistem araya. ” 703 (HR.musnad_syafii : 703)
No Hadist 704

مسند الشافعي 704: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْخَصَ لِصَاحِبِ الْعَرِيَّةِ أَنْ يَبِيعَهَا بِخَرْصِهَا

Musnad Syafi'i 704: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi', dari Abdullah bin Umar, dari Zaid bin Tsabit: Rasulullah memberikan rukhshah kepada pemilik ariyah untuk menjualnya secara taksiran.704 (HR.musnad_syafii : 704)
No Hadist 705

مسند الشافعي 705: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ الْحُصَيْنِ، عَنْ أَبِي سُفْيَانَ بْنِ أَبِي أَحْمَدَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْخَصَ فِي بَيْعِ الْعَرَايَا فِيمَا دُونَ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ، أَوْ فِي خَمْسَةِ أَوْسُقٍ شَكَّ دَاوُدُ

Musnad Syafi'i 705: Malik mengabarkan kepada kami dari Daud bin Al Hushain, dari Abu Sufyan mantan budak Ibnu Abu Ahmad, dari Abu Hurairah : Rasulullah memberikan rukhshah terhadap transaksi 'araya dalam jumlah kurang dari 5 wasaq atau tepat 5 wasaq (Daud ragu). 705 (HR.musnad_syafii : 705)
No Hadist 706

مسند الشافعي 706: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ بَشِيرِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ سَهْلَ بْنَ أَبِي حَثْمَةَ، يَقُولُ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ التَّمْرِ بِالتَّمْرِ، إِلَّا أَنَّهُ رَخَّصَ فِي الْعَرِيَّةِ أَنْ تُبَاعَ بِخَرْصِهَا تَمْرًا، يَأْكُلُهَا أَهْلُهَا رُطَبًا

Musnad Syafi'i 706: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Sa'id, dari Basyir bin Yasar yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sahi bin Abu Hatsmah berkata, “Rasulullah melarang menjual buah-buahan dengan (pembayaran berupa) buah kurma, hanya saja beliau memberikan rukhshah terhadap transaksi 'araya, yaitu buah kurma yang masih ada di pohonnya dijual dengan harga taksiran buah kurma yang dapat dimakan langsung oleh pemiliknya karena sudah siap dikonsumsi.” 706 (HR.musnad_syafii : 706)
No Hadist 707

مسند الشافعي 707: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ الْمُزَابَنَةِ وَالْمُزَابَنَةُ: بَيْعُ التَّمْرِ بِالتَّمْرِ، إِلَّا أَنَّهُ رَخَّصَ فِي الْعَرَايَا

Musnad Syafi'i 707: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha', dari Jabir: Bahwa Rasulullah melarang transaksi muzabanah. Muzabanah ialah menjual buah-buahan (dengan pembayaran) buah kurma, hanya saja beliau memberikan rukhshah dalam transaksi 'araya. 707 (HR.musnad_syafii : 707)
No Hadist 708

مسند الشافعي 708: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ عَتِيقٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ السِّنِينَ، وَأَمَرَ بِوَضْعِ الْجَوَائِحِ قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: " سَمِعْتُ سُفْيَانَ يُحَدِّثُ هَذَا الْحَدِيثَ كَثِيرًا فِي طُولِ مُجَالَسَتِي لَهُ مَا لَا أُحْصِي مَا سَمِعْتُهُ يُحَدِّثُهُ مِنْ كَثْرَتِهِ، لَا يَذْكُرُ فِيهِ: أَمَرَ بِوَضْعِ الْجَوَائِحِ، لَا يَزِيدُ عَلَى أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ بَيْعِ السِّنِينَ، ثُمَّ زَادَ بَعْدَ ذَلِكَ: فَأَمَرَ بِوَضْعِ الْجَوَائِحِ. قَالَ سُفْيَانُ: وَكَانَ حُمَيْدٌ يَذْكُرُ بَعْدَ بَيْعِ السِّنِينَ كَلَامًا قَبْلَ وَضْعِ الْجَوَائِحِ لَا أَحْفَظُهُ، وَكُنْتُ أَكُفُّ عَنْ ذِكْرِ: وَضَعِ الْجَوَائِحِ؛ لِأَنِّي لَا أَدْرِي كَيْفَ كَانَ الْكَلَامُ، وَفِي الْحَدِيثِ: أَمَرَ بِوَضْعِ الْجَوَائِحِ "

Musnad Syafi'i 708: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Humaid bin Qais. dari Sulaiman bin Atkj, dari Jabir bin Abdullah RA: Bahwa Rasulullah SAW melarang transaksi smirt dan beliau memerintahkan agar buah yang rusak tidak dianggap. Asy-Svnfi'i berkata. "Aku mendengar Sufyan menceritakan hadis ini banyak sekali selama aku belajar darinya, tetapi selama itu ia belum pernah mengatakan, 'Amara biwadh'il jawaa'ih'. Apa yang ia sebutkan tidak lebih dari. 'Nabi melarang transaksi sinin. kemudian ia menambahkan. 'Dan beliau SAW memerintahkan agar buah yang rusak tidak dianggap'.” Sufyan berkata. "Sesudah transaksi sinin. Humaid menyebutkan suatu kalimat sebelum 'Wadh'il fawaa ih' tetapi aku tidak menghafalnya. Aku sengaja tidak menyebutkan 'Wadh'il jawaa'ih' karena aku tidak mengetahui kalimat apa yang jatuh sebelumnya, tetapi pada garis besarnya hadis ini mengandung perintah agar buah yang rusak tidak dianggap." 708 (HR.musnad_syafii : 708)
No Hadist 709

مسند الشافعي 709: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ

Musnad Syafi'i 709: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Abu Az-Zubair, dari Jabir, dari Nabi SAW perihal hadis ini dengan redaksi yang semisalnya. 709 (HR.musnad_syafii : 709)
No Hadist 710

مسند الشافعي 710: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ أَبِي الرِّجَالِ، عَنْ أُمِّهِ، عَمْرَةَ أَنَّهُ سَمِعَهَا تَقُولُ: ابْتَاعَ رَجُلٌ ثَمَرَ حَائِطٍ فِي زَمَانِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَالَجَهُ وَأَقَامَ عَلَيْهِ حَتَّى تَبَيَّنَ لَهُ النُّقْصَانُ، فَسَأَلَ رَبَّ الْحَائِطِ أَنْ يَضَعَ، فَحَلَفَ أَنْ لَا يَفْعَلَ، فَذَهَبَتْ أُمُّ الْمُشْتَرِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَأَلَّى أَنْ لَا يَفْعَلَ خَيْرًا» . فَسَمِعَ بِذَلِكَ رَبُّ الْمَالِ فَأَتَى إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هُوَ لَهُ

Musnad Syafi'i 710: Malik mengabarkan kepada kami dari Abu Ar-Rijal, dari ibunya, Amrah, ia mengatakan: Di zaman Rasulullah pernah ada seorang lelaki membeli hasil sebuah kebun kurma, lalu ia menggarap dan mengurusnya hingga jelas baginya bahwa hasilnya berkurang. Lalu ia meminta kepada pemilik kebun agar membatalkannya, tetapi pemilik kebun bersumpah tidak mau melakukannya. Kemudian ibu si pembeli berangkat mengadu kepada Rasulullah , lalu menceritakan hal itu kepada beliau. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sumpahilah dia agar jangan berbuat kebaikan. ” Kemudian hal itu didengar oleh pemilik kebun, lalu pemilik kebun datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, kebun itu untuknya!” 710 (HR.musnad_syafii : 710)