Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 541

مسند الشافعي 541: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّ رَجُلًا، أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ: مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ مِنَ الثِّيَابِ؟ فَقَالَ لَهُ: «لَا يَلْبَسُ الْقَمِيصَ، وَلَا الْعِمَامَةَ، وَلَا الْبُرْنُسَ، وَلَا السَّرَاوِيلَ، وَلَا الْخُفَّيْنِ، إِلَّا لِمَنْ لَا يَجِدُ النَّعْلَيْنِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ خُفَّيْنِ، وَلْيَقْطَعْهُمَا حَتَّى يَكُونَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ»

Musnad Syafi'i 541: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Salim, dan ayahnya: Bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi lalu bertanya mengenai masalah pakaian yang dikenakan oleh orang yang berihram, maka Nabi menjawab, “Sesungguhnya ia tidak boleh memakai gamis, serban, topi (penutup kepala), celana; tidak boleh pula memakai dua khuf kecuali bagi orang yang tidak menemukan sandal Jika ia tidak menemukan sandal, hendaklah ia memakai khuf, tetapi hendaklah ia memotongnya hingga batas kedua khufhya lebih rendah daripada kedua mata kakinya.”543 (HR.musnad_syafii : 541)
No Hadist 542

مسند الشافعي 542: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا، سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ مِنَ الثِّيَابِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ [ص:118] الْقَمِيصَ، وَلَا السَّرَاوِيلَاتِ، وَلَا الْعَمَائِمَ، وَلَا الْبَرَانِسَ، وَلَا الْخِفَافَ، إِلَّا أَحَدٌ لَا يَجِدُ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسِ الْخُفَّيْنِ، وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ»

Musnad Syafi'i 542: Malik mengabarkan kepada kami dari Nafi', dari Ibnu Umar : Bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Nabi tentang kain yang dipakai oleh orang yang berihram, lalu Rasulullah menjawab, "Orang yang berihram tidak boleh memakai baju gamis. tidak boleh memakai celana tidak boleh memakai serban tidak boleh memakai penutup kepala dan tidak boleh memakai khuf; kecuali bagi seseorang yang tidak menemukan sepasang sandal maka ia boleh memakai khuf tetapi hendaknya ia memotong keduanya hingga lebih rendah dari kedua mata kakinya”544 (HR.musnad_syafii : 542)
No Hadist 543

مسند الشافعي 543: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يَلْبَسَ الْمُحْرِمُ ثَوْبًا مَصْبُوغًا بِزَعْفَرَانٍ أَوْ وَرْسٍ، وَقَالَ: «فَمَنْ لَمْ يَجِدْ نَعْلَيْنِ فَلْيَلْبَسْ خُفَّيْنِ، وَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ»

Musnad Syafi'i 543: Malik mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Dinar, dari Abdullah bin Umar : Rasulullah melarang orang yang berihram memakai pakaian yang dicelup dengan minyak za'faran atau wars. Beliau bersabda, “Dan barangsiapa yang tidak menemukan sepasang sandal, hendaklah ia memakai sepasang khuf, tetapi hendaklah ia memotongnya sebatas lebih rendah dari kedua mata kaki.” 545 (HR.musnad_syafii : 543)
No Hadist 544

مسند الشافعي 544: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ قَالَ: " أَبْصَرَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ ثَوْبَيْنِ مُضَرَّجَيْنِ وَهُوَ مُحْرِمٌ فَقَالَ: " مَا هَذِهِ الثِّيَابُ؟ فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: مَا أَخَالُ أَحَدًا يُعَلِّمُنَا السُّنَّةَ، فَسَكَتَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ "

Musnad Syafi'i 544: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr, dari Abu Ja'far, ia mengatakan: Umar bin Al Khaththab melihat Abdullah bin Ja'far memakai satu stelan pakaian yang dicelup, sedangkan ia dalam keadaan ihram. Umar berkata, “Apakah pakaian ini?” Ali bin Abu Thalib menjawab, “Aku tidak menduga ada seseorang yang berani mengajarkan sunnah kepada kami (ahlul bait).” Maka, Umar diam. 546 (HR.musnad_syafii : 544)
No Hadist 545

مسند الشافعي 545: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ: «لَا تَلْبَسُ الْمَرْأَةُ ثِيَابَ الطِّيبِ، وَتَلْبَسُ الثِّيَابَ الْمُعَصْفَرَةَ، وَلَا أَرَى الْمُعَصْفَرَ طِيبًا»

Musnad Syafi'i 545: Said bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Abu Az-Zubair, dari Jabir : Bahwa Abu Zubair pernah mendengar Jabir berkata, “Wanita tidak boleh memakai pakaian yang dicelup bahan wewangian, dan boleh memakai pakaian yang dicelup ushfur; aku tidak menganggap ushfur sebagai bahan wewangian.” 547 (HR.musnad_syafii : 545)
No Hadist 546

مسند الشافعي 546: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ كَانَ يُفْتِي النِّسَاءَ إِذَا أَحْرَمْنَ أَنْ يَقْطَعْنَ الْخُفَّيْنِ، حَتَّى أَخْبَرَتْهُ صَفِيَّةُ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا تُفْتِي النِّسَاءَ أَنْ لَا يَقْطَعْنَ، فَانْتَهَى عَنْهُ

Musnad Syafi'i 546: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya: Bahwa ia selalu memberikan fatwanya kepada kaum wanita bila mereka berihram, yaitu hendaknya mereka memotong khufhya; hingga ia mendapat berita dari Shafiyah yang menerimanya dari Aisyah bahwa Aisyah selalu memberikan fatwanya kepada kaum wanita, yaitu hendaknya mereka tidak usah memotong (khuf mereka). Maka, ayah Salim mencabut kembali fatwanya. 548 (HR.musnad_syafii : 546)
No Hadist 547

مسند الشافعي 547: أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: " تُدْلِي عَلَيْهَا مِنْ جَلَابِيبِهَا، وَلَا تَضْرِبُ بِهِ. قُلْتُ: وَمَا لَا تَضْرِبُ بِهِ، فَأَشَارَ لِي كَمَا تُجَلْبِبُ الْمَرْأَةُ، ثُمَّ أَشَارَ إِلَى مَا عَلَى خَدِّهَا مِنَ الْجِلْبَابِ فَقَالَ: لَا تُغَطِّيهِ فَتَضْرِبُ بِهِ عَلَى وَجْهِهَا، فَذَلِكَ الَّذِي لَا يَبْقَى عَلَيْهَا، وَلَكِنْ تَسْدُلُهُ عَلَى وَجْهِهَا كَمَا هُوَ مَسْدُولًا، وَلَا تَقْلِبُهُ، وَلَا تَضْرِبُ بِهِ، وَلَا تُعْطِفُهُ "

Musnad Syafi'i 547: Said bin Salim mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Atha', dari Ibnu Abbas, ia mengatakan: Seorang wanita diperbolehkan menjulurkan sebagian jilbabnya ke wajahnya, tetapi ia tidak boleh menutupkannya ke wajahnya. Aku bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan 'Ia tidak boleh menutupkannya (ke wajahnya)?'” Maka ia memberi isyarat kepadaku dengan pengertian seperti layaknya seorang wanita memakai jilbab. Kemudian ia memberi isyarat kepadaku menggambarkan kain jilbab yang ada pada pipi wanita, lalu berkata, “Janganlah wanita menutupkan ini yang berarti ia menempelkannya pada wajahnya, yang demikian itu merupakan cara yang tidak membiarkan wajahnya terbuka. Tetapi ia boleh menjulurkannya pada wajahnya sebagaimana adanya, hanya saja jangan sampai ia membalikkan kain, yakni jangan menempelkannya pada wajahnya, jangan pula melipatnya (mengikatkan dari satu sisi wajah ke sisi yang lain).” 549 (HR.musnad_syafii : 547)
No Hadist 548

مسند الشافعي 548: أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ حُجَيْرٍ، عَنْ طَاوُسٍ قَالَ: «رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَسْعَى بِالْبَيْتِ وَقَدْ حَزَمَ عَلَى بَطْنِهِ بِثَوْبٍ»

Musnad Syafi'i 548: Said mengabarkan kepada kami dari Ibnu Juraij, dari Hisyam bin Hujair, dari Thawus, ia berkata, “Aku pernah melihat Ibnu Umar melakukan thawaf di Baitullah, sedangkan ia mengikat perutnya dengan kain.”. 550 (HR.musnad_syafii : 548)
No Hadist 549

مسند الشافعي 549: أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ، أَنّ نَافِعًا، أَخْبَرَهُ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ لَمْ يَكُنْ عَقَدَ الثَّوْبَ عَلَيْهِ، إِنَّمَا غَرَزَ طَرَفَيْهِ عَلَى إِزَارِهِ

Musnad Syafi'i 549: Said mengabarkan kepada kami dari Ismail bin Umayah, Nafi mengabarkan kepadanya bahwa Ibnu Umar tidak mengikatkan kainnya melainkan hanya sekadar memasukkan kedua ujung ikat pinggangnya pada kain sarungnya. 551 (HR.musnad_syafii : 549)
No Hadist 550

مسند الشافعي 550: أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ، عَنْ مُسْلِمِ بْنِ جُنْدُبٍ قَالَ: " جَاءَ رَجُلٌ يَسْأَلُ ابْنَ عُمَرَ وَأَنَا مَعَهُ، فَقَالَ: أُخَالِفُ بَيْنَ طَرَفَيْ ثَوْبِي مِنْ وَرَائِي ثُمَّ أَعْقِدُهُ وَأَنَا مُحْرِمٌ، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ: لَا تَعْقِدْ شَيْئًا "

Musnad Syafi'i 550: Said mengabarkan kepada kami dari Muslim bin Jundab, ia mengatakan: Seorang lelaki datang bertanya kepada Ibnu Umar, sedangkan aku berada bersamanya. Lelaki itu bertanya, “Aku mempertemukan kedua ujung kainku dari arah belakang, kemudian aku mengikatkannya, sedangkan aku dalam keadaan ihram.” Maka Abdullah bin Umar menjawab, “Janganlah kamu membuat suatu ikatan pun.” 552 (HR.musnad_syafii : 550)