Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 961

مسند الشافعي 961: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي قِلَابَةَ، عَنْ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ فِي الدُّنْيَا عُذِّبَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

Musnad Syafi'i 961: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ayub, dari Abu Qilabah, dari Tsabit bin Dhahak bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan sesuatu di dunia, maka ia akan diadzab di hari Kiamat dengan benda itu."209 (HR.musnad_syafii : 961)
No Hadist 962

مسند الشافعي 962: أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: وُجِدَ فِي قَائِمِ سَيْفِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كِتَابٌ: إِنَّ أَعْدَى النَّاسِ عَلَى اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى الْقَاتِلُ غَيْرَ قَاتِلِهِ، وَالضَّارِبُ غَيْرَ ضَارِبِهِ، وَمَنْ تَوَلَّى غَيْرَ مَوَالِيهِ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Musnad Syafi'i 962: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepada kami dari Jafar bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, ia mengatakan: Pada pegangan pedang Rasulullah terdapat tulisan yang bunyi; Bahwa manusia yang paling dimusuhi oleh Allah ialah orang yang membunuh selain pelaku pembunuhan, dan orang yang memukul selain pelaku pemukulan. Barangsiapa yang menjadikan hak wala' bukan kepada tuan-tuannya, berarti ia telah ingkar terhadap apa yang telah diturunkan oleh Allah kepada Muhammad .210 (HR.musnad_syafii : 962)
No Hadist 963

مسند الشافعي 963: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ قَالَ: قُلْتُ لِأَبِي جَعْفَرٍ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ: مَا كَانَ فِي الصَّحِيفَةِ الَّتِي كَانَتْ فِي قِرَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ: " كَانَ فِيهَا: لَعَنَ اللَّهُ الْقَاتِلَ غَيْرَ قَاتِلِهِ، وَالضَّارِبَ غَيْرَ ضَارِبِهِ، وَمَنْ تَوَلَّى غَيْرَ وَلِيِّ نِعْمَتِهِ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "

Musnad Syafi'i 963: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Muhammad bin Ishaq, ia mengatakan: Aku pernah bertanya kepada Abu Ja'far Muhammad bin Ali mengenai shahifah (lembaran) yang terdapat di dalam sarung pedang Rasulullah , maka ia menjawab, "Di dalamnya tertuliskan, 'Semoga Allah melaknat pembunuh selain pelaku pembunuhan, pemukul selain pelaku pemukulan; dan barangsiapa yang menyerahkan hak wala' bukan kepada tuannya, berarti ia telah ingkar terhadap apa yang telah diturunkan oleh Allah kepada Muhammad '." 211 (HR.musnad_syafii : 963)
No Hadist 964

مسند الشافعي 964: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ الْحَكَمِ، أَوْ عَنْ عِيسَى بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنِ ابْنِ أَبِي لَيْلَى قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنِ اغْتَبَطَ مُؤْمِنًا بِقَتْلٍ فَهُوَ قَوَدُ يَدِهِ، إِلَّا أَنْ يُرْضِيَ وَلِيَّ الْمَقْتُولِ، فَمَنْ حَالَ دُونَهُ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَغَضَبُهُ، لَا يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلَا عَدْلٌ»

Musnad Syafi'i 964: Sufyan mengabarkan kepada kami dari Ibnu Abu Laila, dari Al Hakam atau dari Isa bin Abu Laila, dari Abu Laila, ia mengatakan: Rasulullah pernah bersabda, "Barangsiapa membunuh seorang mukmin, maka dikenakan hukum qishash dengan tangan yang terikat, kecuali wali dari si terbunuh merelakannya. Barangsiapa menghambat terlaksananya qishash ini, maka laknat Allah dan murka-Nya menimpa dirinya, amal wajib dan amal sunahnya tidak diterima darinya."212 (HR.musnad_syafii : 964)
No Hadist 965

مسند الشافعي 965: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ أَبْجَرَ، عَنْ إِيَادِ بْنِ لَقِيطٍ، عَنْ أَبِي رِمْثَةَ قَالَ: دَخَلْتُ مَعَ أَبِي عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَأَى أَبِي الَّذِي بِظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: دَعْنِي أُعَالِجْ هَذَا الَّذِي بِظَهْرِكَ، فَإِنِّي طَبِيبٌ رَفِيقٌ ". وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ هَذَا مَعَكَ؟» قَالَ: ابْنِي، أَشْهَدُ بِهِ، قَالَ: «أَمَا إِنَّهُ لَا يَجْنِي عَلَيْكَ، وَلَا تَجْنِي عَلَيْهِ»

Musnad Syafi'i 965: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Abdul Malik bin Sa'id bin Abjar, dari Ayad bin Laqith, dari Abu Rimtsah, ia mengatakan: Aku masuk menemui Rasulullah , maka ayahku melihat apa yang ada di punggung beliau, lalu ia berkata, "Biarkanlah aku mengobati penyakit yang ada pada punggungmu ini, karena sesungguhnya aku adalah seorang tabib." Rasulullah bertanya, "Siapakah orang yang bersamamu ini?" Ayahku berkata kepadanya, "Anakku." Beliau bersabda, "Saksikanlah ia." Beliau bersabda pula "Ingatlah, ia tidak akan berbuat jahat terhadapmu; dan kamu tidak akan berbuat jahat terhadapnya."213 (HR.musnad_syafii : 965)
No Hadist 966

مسند الشافعي 966: أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدِ بْنِ جُدْعَانَ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ رَبِيعَةَ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «أَلَا إِنَّ فِي قَتْلِ الْعَمْدِ وَالْخَطَأِ بِالسَّوْطِ أَوِ الْعِصِيِّ مِائَةً مِنَ الْإِبِلِ مُغَلَّظَةً، مِنْهَا أَرْبَعُونَ خَلِفَةً، فِي بُطُونِهَا أَوْلَادُهَا»

Musnad Syafi'i 966: Ibnu Uyainah mengabarkan kepada kami dari Ali bin Zaid, dari Ibnu Jad'an, dari Al Qasim bin Rabi'ah, dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Ingatlah bahwa dalam kasus pembunuhan sengaja tetapi tersalah dengan memakai cambuk dan tongkat; diyatnya diberatkan 100 ekor unta; 40 ekor di antaranya unta khalfah yang di dalam perutnya terdapat anaknya (sedang mengandung)."214 (HR.musnad_syafii : 966)
No Hadist 967

مسند الشافعي 967: أَخْبَرَنَا الثَّقَفِيُّ، عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ رَبِيعَةَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ أَوْسٍ، عَنْ رَجُلٍ، مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَعْنِي مِثْلَهُ

Musnad Syafi'i 967: Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami dari Khalid Al Hadzdza, dari Al Qasim bin Rabi'ah, dari Uqbah bin Aus, dari seorang lelaki sahabat Nabi tentang hadis yang semisal. 215 (HR.musnad_syafii : 967)
No Hadist 968

مسند الشافعي 968: أَخْبَرَنَا مُعَاذُ بْنُ مُوسَى، عَنْ بُكَيْرِ بْنِ مَعْرُوفٍ، عَنْ مُقَاتِلِ بْنِ حَيَّانٍ، قَالَ مُقَاتِلٌ: ثُمَّ أَخَذْتُ هَذَا التَّفْسِيرَ عَنْ نَفَرٍ حَفِظَ مُعَاذٌ مِنْهُمْ مُجَاهِدًا، وَالْحَسَنَ، وَالضَّحَّاكَ بْنَ مُزَاحِمٍ، فِي قَوْلِهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: {فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ} [الْبَقَرَة: 178] الْآيَةِ، قَالَ: " كَانَ كَتَبَ عَلَى أَهْلِ التَّوْرَاةِ: مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ حَقَّ أَنْ يُقَادَ بِهَا وَلَا يُعْفَى عَنْهُ، وَلَا تُقْبَلُ مِنْهُ الدِّيَةُ، وَفَرَضَ عَلَى أَهْلِ الْإِنْجِيلِ أَنْ يُعْفَى عَنْهُ وَلَا يُقْتَلُ، وَرَخَّصَ لَأُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ شَاءَ قَتَلَ وَإِنْ شَاءَ أَخَذَ الدِّيَةَ، وَإِنْ شَاءَ عَفَا، وَذَلِكَ قَوْلُهُ: {ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ} [الْبَقَرَة: 178] يَقُولُ: الدِّيَةُ تَخْفِيفٌ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى إِذْ جَعَلَ الدِّيَةَ وَلَا يُقْتَلُ، ثُمَّ قَالَ: {فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [الْبَقَرَة: 178] يَقُولُ: مَنْ قَتَلَ بَعْدَ أَخْذِ الدِّيَةِ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ. وَقَالَ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ} [الْبَقَرَة: 179] حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ يَقُولُ: لَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَنْتَهِي بِهَا بَعْضُكُمْ عَنْ بَعْضٍ مَخَافَةَ أَنْ يُقْتَلَ "

Musnad Syafi'i 968: Mu'adz bin Musa mengabarkan kepada kami dari Bukair bin Ma'ruf, dari Muqatil bin Habban. Muqatil mengatakan: Bahwa ia telah mengambil tafsir ini dari sejumlah hufazh yang antara lain ialah Mu'adz, Mujahid, Al Hasan dan Dhahak bin Muzahim sehubungan dengan firman Allah , "Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik..." (Qs. Al Baqarah [2]: 178) Muqatil berkata, “Dahulu telah ditetapkan atas ahli Taurat bahwa barangsiapa yang membunuh seseorang bukan karena qishash, maka ia harus dihukum qishash, dan tidak ada pemaafan baginya serta tidak diterima apapun darinya, termasuk diyat. Difardhukan atas ahli Injil bahwa si pembunuh dimaafkan dan tidak dibunuh (hukum mati). Diberikan rukhshah (dispensasi) bagi umat Muhammad ; jika suka, boleh melakukan qishash, boleh mengambil diyatnya, boleh pula memaafkan si pembunuh. Yang demikian itu berdasarkan firman Allah SWT, 'Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabb kalian dan suatu rahmat' (Qs. Al Baqarah [2]: 178) Diyat dikatakan sebagai keringanan karena pelakunya tidak dihukum mati. Kemudian Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu. maka baginya siksa yang pedih' (Qs. Al Baqarah [2]: 178) Barangsiapa yang membunuh (si pembunuh) sesudah mengambil diyat (darinya), maka baginya siksa yang pedih. Kemudian Allah berfirman, 'Dan di dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagi kalian, hai orang-orang yang berakal'. (Qs. Al Baqarah [2]: 179) Disebutkan bahwa bagi kalian dalam hukum qishash terkandung jaminan kelangsungan hidup. Karena ada hukum qishash. maka sebagian dari kalian tidak berani melakukan pembunuhan terhadap sebagian yang lain karena takut akan dikenai hukuman mati sebagai qishashnya." 216 (HR.musnad_syafii : 968)
No Hadist 969

مسند الشافعي 969: أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ مُجَاهِدًا، يَقُولُ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ يَقُولُ: " كَانَ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ الْقِصَاصُ وَلَمْ تَكُنْ فِيهِمُ الدِّيَةُ، فَقَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِهَذِهِ الْأُمَّةِ: {كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِي الْقَتْلَى، الْحَرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْأُنْثَى بِالْأُنْثَى، فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ، ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ} [الْبَقَرَة: 178] مِمَّا كَتَبَ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، {فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ} [الْبَقَرَة: 178] "

Musnad Syafi'i 969: Sufyan bin Uyainah mengabarkan kepada kami dari Amr bin Dinar, ia mengatakan: Aku pernah mendengar Mujahid mengatakan: Aku pernah mendengar Ibnu Abbas berkata, "Dahulu di kalangan Bani Israil terdapat hukum qishash, tetapi di kalangan mereka tidak ada diyat, maka Allah berfirman kepada umat ini, 'Diwajibkan atas kalian qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh, orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaj) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Rabb kalian dan suatu rahmat'. Dibandingkan dengan apa yang telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, 'Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih'." (Qs. Al Baqarah [2]: 178) (HR.musnad_syafii : 969)
No Hadist 970

مسند الشافعي 970: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي فُدَيْكٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي شُرَيْحٍ الْكَعْبِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَلَمْ يُحَرِّمْهَا النَّاسُ، فَلَا يَحِلُّ لِمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ يَسْفِكَ دَمًا وَلَا يُعْضَدَ بِهَا شَجَرًا، فَإِنِ ارْتَخَصَ أَحَدٌ فَقَالَ: أُحِلَّتْ لِرَسُولِ اللَّهِ، فَإِنَّ اللَّهَ أَحَلَّهَا لِي وَلَمْ يُحِلَّهَا لِلنَّاسِ، وَإِنَّمَا أُحِلَّتْ لِي سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ، ثُمَّ هِيَ حَرَامٌ كَحُرْمَتِهَا بِالْأَمْسِ، ثُمَّ أَنْتُمْ يَا خُزَاعَةُ، قَدْ قَتَلْتُمْ هَذَا الْقَتِيلَ مِنْ هُذَيْلٍ، وَأَنَا وَاللَّهِ عَاقِلُهُ، فَمَنْ قَتَلَ بَعْدَهُ قَتِيلًا فَأَهْلُهُ بَيْنَ خِيَرَتَيْنِ: إِنْ أَحَبُّوا قَتَلُوا، وَإِنْ أَحَبُّوا أَخَذُوا الْعَقْلَ "

Musnad Syafi'i 970: Muhammad bin Ima'il bin Fudaik mengabarkan kepada kami,dari Ibnu Abu Dzi'b, dari Sa'id Al Maqburi, dari Abu Syuraij Al Ka'bi, bahwa Rasulullah pernah berkata, "Sesungguhnya Allah mengharamkan Makkah dan bukan manusia yang mengharamkannya, Maka tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan tidak pula mematahkan ranting pohon, jika seseorang diberi keringanan, lalu ia berkata, 'telah dihalalkan bagi Rasulullah', maka sesungguhnya Allah menghalalkannya bagiku dan tidak dihalalkan bagi manusia, dan juga dihalalkan bagiku hanya sesaat di siang hari, kemudian ia menjadi haram lagi seperti keharamannya pada hari kemarin, kemudian kalian wahai Khuza'ah, kalian telah mengatakan tentang pembunuh ini dari Hudzail, dan aku demi Allah sebagai penebus diyatnya, dan barang siapa setelah itu terbunuh, maka keluarganya memiliki dua pilihan, jika ia mau boleh membunuh balik, dan jika ia mau boleh mengambil diyat."218 (HR.musnad_syafii : 970)