Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 91

91 - بابُ الوَعظ والاقتصاد فِيهِ قَالَ الله تَعَالَى: {ادْعُ إِلَى سَبيلِ رَبِّكَ بالحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ} [النحل: 125].<br>698 - وعن أَبي وائلٍ شقيقِ بن سَلَمَةَ، قَالَ: كَانَ ابنُ مَسْعُودٍ - رضي الله عنه - يُذَكِّرُنَا في كُلِّ خَمِيسٍ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمنِ، لَوَدِدْتُ أنَّكَ ذَكَّرْتَنَا كُلَّ يَوْمٍ، فَقَالَ: أمَا إنَّهُ يَمْنَعُنِي مِنْ ذَلِكَ أنَّي أكْرَهُ أَنْ أُمِلَّكُمْ، وَإنِّي أتَخَوَّلُكُمْ بِالْمَوْعِظَةِ، كَمَا كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يَتَخَوَّلُنَا بِهَا مَخَافَةَ السَّآمَةِ عَلَيْنَا. متفقٌ عَلَيْهِ. «يَتَخَوَّلُنَا»: يَتَعَهَّدُنَا. 699 - وعن أَبي اليقظان عمار بن ياسر رضي الله عنهما، قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «إنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ، وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ، مَئِنَّةٌ مِنْ فِقههِ، فأطِيلُوا الصَّلاَةَ وَأقْصِرُوا الْخُطْبَةَ». رواه مسلم. «مَئِنَّةٌ» بميم مفتوحة ثُمَّ همزة مكسورة ثُمَّ نون مشددة، أيْ: عَلاَمَةٌ دَالَّةٌ عَلَى فِقْهِهِ. 700 - وعن مُعاوِيَة بن الحكم السُّلَمي - رضي الله عنه - قَالَ: بَيْنَا أنَا أُصَلّي مَعَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنَ القَوْمِ، فَقُلْتُ: يَرْحَمُكَ اللهُ، فَرَمَانِي القَوْمُ بِأبْصَارِهِمْ! فَقُلْتُ: وَاثُكْلَ أُمِّيَاهُ، مَا شَأنُكُمْ تَنْظُرُونَ إلَيَّ؟! فَجَعَلُوا يَضْرِبُونَ بأيديهم عَلَى أفْخَاذِهِمْ! فَلَمَّا رَأيْتُهُمْ يُصَمِّتُونَنِي لكِنّي سَكَتُّ، فَلَمَّا صَلّى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فَبِأبِي هُوَ وَأُمِّي، مَا رَأيْتُ مُعَلِّمًا قَبْلَهُ وَلاَ بَعْدَهُ أحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ، فَوَاللهِ مَا كَهَرَني، وَلاَ ضَرَبَنِي، وَلاَ شَتَمَنِي. قَالَ: «إنَّ هذِهِ الصَّلاَةَ لاَ يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلامِ النَّاسِ، إنَّمَا هِيَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ، وَقِراءةُ القُرْآنِ»، أَوْ كَمَا قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم. قلتُ: يَا رسول الله، إنّي حَدِيثُ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ، وَقَدْ جَاءَ اللهُ بِالإسْلاَمِ، وَإنَّ مِنّا رِجَالًا يَأتُونَ الْكُهّانَ؟ قَالَ: «فَلاَ تَأتِهِمْ» قُلْتُ: وَمِنّا رِجَالٌ يَتَطَيَّرُونَ؟ قَالَ: «ذَاكَ شَيْء يَجِدُونَهُ في صُدُورِهِمْ فَلاَ يَصُدَّنَّهُمْ». رواه مسلم. «الثُكْلُ» بضم الثاءِ المُثلثة: المُصيبَةُ وَالفَجِيعَةُ. «مَا كَهَرَنِي» أيْ: مَا نَهَرَنِي. 701 - وعن العِرْباض بن ساريَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: وَعَظَنَا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوبُ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُونُ ... وَذَكَرَ الحَدِيثَ وَقَدْ سَبَقَ بِكَمَالِهِ في باب الأمْر بِالمُحَافَظَةِ عَلَى السُّنَّة، وَذَكَرْنَا أنَّ التَّرْمِذِيَّ، قَالَ: «إنّه حديث حسن صحيح».

Bab 91. Menasihati Dan Berlaku Sedang Dalam Memberikan Nasihat&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Ajaklah kepada jalan Tuhanmu dengan menggunakan kebijaksanaan dan nasihat yang baik.&quot; (an-Nahl: 125)&nbsp;697. Dari Abu Wail yaitu Syaqiq bin Salamah, katanya: &quot;Ibnu Mas'ud r.a. itu memberikan peringatan -nasihat yang berisikan keagamaan- kepada kita sekali setiap hari Kamis. Kemudian ada seseorang yang berkata padanya: &quot;Hai Abu Abdir Rahman, sesungguhnya saya akan lebih senang lagi, jikalau engkau memberikan peringatan kepada kita itu setiap hari.&quot; Ibnu Mas'ud menjawab: &quot;Sebenarnya saja yang mencegah saya berbuat demikian itu -yakni tidak memberikan peringatan setiap hari- ialah karena saya tidak senang kalau saya akan menyebabkan bosannya engkau semua. Sesungguhnya saya menjaga waktu -yakni tidak setiap hari- memberikan nasihat kepadamu semua ini sebagaimana keadaannya Rasulullah s.a.w. yang juga menjaga waktu memberikan nasihat kepada kita dahulu, karena takut timbulnya kebosanan pada kita.&quot; (Muttafaq 'alaih)&nbsp;698. Dari Abul Yaqdzhan yaitu Ammar bin Yasir radhiallahu 'anhuma, katanya: &quot;Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya panjangnya seorang dalam bershalat dan pendeknya dalam berkhutbah adalah suatu tanda kepandaian orang itu dalam urusan keagamaan. Oleh sebab itu, maka panjangkanlah shalat dan pendekkanlah berkhutbah.&quot; (Riwayat Muslim)&nbsp;699. Dari Mu'awiyah bin al-Hakam as-Sulami r.a., katanya: &quot;Pada suatu ketika saya shalat bersama Rasulullah s.a.w., tiba-tiba ada seorang dari kaum yang berjamaah itu bersin, lalu saya mengucapkan: &quot;Yarhamukallah.&quot; Kaum -yakni orang-orang itu- sama melemparkan pandangan mereka padaku, lalu saya mengucapkan: &quot;Aduh bencana ibuku, mengapa engkau semua melihat padaku?&quot; Orang-orang itu selalu memukulkan tangan-tangan mereka pada paha-paha mereka. Setelah saya mengerti bahwa mereka itu menyuruh saya supaya berdiam lalu sayapun berdiamlah. Selanjutnya setelah Rasulullah s.a.w. selesai mengerjakan shalat, maka aduhai ayah dan ibuku, belum pernah saya melihat seorang gurupun sebelum saat itu dan bahkan sesudah itu sekalipun yang lebih bagus cara mengajarnya daripada beliau s.a.w. tersebut. Demi Allah, beliau tidak membentak-bentak padaku, tidak pula memukulku dan tidak pula mencaci maki padaku. Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya shalat ini tidak patut di waktu mengerjakannya itu mengucapkan sesuatu dari ucapan manusia. Sesungguhnya shalat itu adalah ucapan tasbih (Subhanallah), ucapan takbir (Allahu Akbar) serta bacaan al-Quran&quot; atau seperti itu apa yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. Saya lalu berkata: &quot;Ya Rasulullah, saya ini baru saja keluar dari masa jahiliyah, dan Allah sungguh-sungguh telah mendatangkan Agama Islam ini. Sesungguhnya diantara kita semua ini ada beberapa orang yang suka mendatangi ahli ramal -perdukunan-.&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Jangan engkau mendatangi mereka.&quot; Saya berkata lagi: &quot;Di antara kita ada pula orang-orang yang merasa akan mendapat nasib buruk.&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Hal itu adalah sesuatu yang mereka dapatkan dalam hati mereka sendiri, maka tentulah tidak dapat menghalang-halangi mereka,&quot; yakni hal itu tidak akan memberikan bekas apapun kepada mereka, baik kemanfaatan atau kemadharatan. (Riwayat Muslim)&nbsp;700. Dari al-'Irbadh bin Sariyah r.a., katanya: &quot;Kita semua diberi nasihat oleh Rasulullah s.a.w. berupa suatu nasihat yang karena mendengarnya itu semua hati menjadi takut dan semua mata dapat mengalirkan air mata.&quot; Lalu ia menyebutkan hadis itu dan sudah lampau keterangan selengkapnya dalam bab &quot;Perintah memelihara sunnah,&quot; dan sudah kami sebutkan pula bahwasanya Imam Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. (HR.riyadhus_shalihin : 91)
No Hadist 92

92 - باب الوقار والسكينة قَالَ الله تَعَالَى: {وَعِبَادُ الرَّحْمانِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلاَمًا} [الفرقان: 63].<br>702 - وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: مَا رَأيْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا حَتَّى تُرَى مِنهُ لَهَوَاتُهُ، إنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ. متفقٌ عَلَيْهِ. «اللَّهْوَاتُ» جَمْعُ لَهَاةٍ: وَهِيَ اللَّحْمَةُ الَّتي في أقْصى سَقْفِ الْفَمِ.

Bab 92. Bersikap Tenang Dan Pelan-pelan&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Pengasih ialah mereka yang berjalan di bumi dengan sikap sopan dan apabila orang-orang bodoh mengucapkan -kata-kata yang tidak baik-, mereka menjawabnya dengan kata-kata 'selamat'.&quot; (al-Furqan: 63)&nbsp;701. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: &quot;Saya sama sekali tidak pernah melihat Rasulullah s.a.w. dalam ketawanya itu berlebihan sehingga terlihat anak tekaknya, sesungguhnya ketawa beliau s.a.w. itu adalah tersenyum. (Muttafaq 'alaih) Allahawat jamaknya lahat yaitu daging yang ada di sudut terakhir dari atap mulut. (HR.riyadhus_shalihin : 92)
No Hadist 93

93 - باب الندب إِلَى إتيان الصلاة والعلم ونحوهما من العبادات بالسكينة والوقار قَالَ الله تَعَالَى: {وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللهِ فَإنَّهَا مِنْ تَقْوَى القُلُوبِ} [الحج: 32].<br>703 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ، فَلاَ تَأتُوهَا وَأَنْتُمْ تَسْعَونَ، وَأتُوهَا وَأَنْتُمْ تَمْشُونَ، وَعَلَيْكُمُ السَّكِينَةُ، فَمَا أدْرَكْتُم فَصَلُّوا، وَمَا فَاتكُمْ فَأَتِمُّوا». متفقٌ عَلَيْهِ. زاد مسلِمٌ في روايةٍ لَهُ: «فَإنَّ أحَدَكُمْ إِذَا كَانَ يَعْمِدُ إِلَى الصَّلاَةِ فَهُوَ في صَلاَةٍ». 704 - وعن ابن عباس رضي الله عنهما: أنَّهُ دَفَعَ مَعَ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - يَوْمَ عَرَفَةَ فَسَمِعَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - وَرَاءهُ زَجْرًا شَديدًا وَضَرْبًا وَصَوْتًا للإِبْلِ، فَأشَارَ بِسَوْطِهِ إلَيْهِمْ، وقال: «يَا أيُّهَا النَّاسُ، عَلَيْكُمْ بالسَّكِينَةِ، فَإنَّ الْبِرَّ لَيْسَ بالإيضَاعِ». رواه البخاري، وروى مسلم بعضه. «الْبِرُّ»: الطَّاعَةُ. وَ «الإيضَاعُ» بِضادٍ معجمةٍ قبلها ياءٌ وهمزةٌ مكسورةٌ، وَهُوَ: الإسْرَاعُ.

Bab 93. Sunnahnya Mendatangi Shalat, Ilmu Pengetahuan Dan Lain-lainnya Dari Berbagai Ibadah Dengan Sikap Pelan-pelan Dan Tenang&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman; &quot;Dan barangsiapa yang mengagungkan peraturan-peraturan suci dari Allah, maka itulah setengah dari ketaqwaan hati.&quot; (al-Haj: 32)&nbsp;702. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: &quot;Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Apabila shalat telah diiqamati -yakni telah dibacakan iqamat-, maka janganlah engkau semua mendatanginya sambil berlari-lari. Tetapi datangilah itu sambil berjalan dan hendaklah engkau semua selalu bersikap pelan-pelan -tidak tergesa-gesa karena takut ketinggalan-. Maka dari itu mana saja rakaat yang engkau semua dapati, ikutlah shalat berjamaah sedang yang terlambat, maka sempurnakanlah -setelah imam bersalam-.&quot; (Muttafaq 'alaih) Imam Muslim dalam suatu riwayatnya menambahkan: &quot;Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya seseorang dari engkau semua itu apabila bersengaja untuk melakukan shalat, maka ia sudah dianggap dalam shalat -yakni sudah memperoleh pahala shalat itu, walau belum shalat-.&quot;&nbsp;703. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya ia bersama Nabi s.a.w. tiba pada hari Arafah, lalu Nabi s.a.w. mendengar suara gertakan keras, pukulan serta suara unta, kemudian beliau s.a.w. memberikan isyarat kepada mereka itu dengan cemetinya dan bersabda: &quot;Hai sekalian manusia, hendaklah engkau semua itu tetap bersikap pelan-pelan, karena sesungguhnya kebajikan itu bukannya dengan bercepat-cepat.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebagainya. (HR.riyadhus_shalihin : 93)
No Hadist 94

94 - باب إكرام الضيف قَالَ الله تَعَالَى: {هَلْ أتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ إذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلاَمًا قَالَ سَلاَمٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ فَرَاغَ إِلَى أهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ فَقَرَّبَهُ إلَيْهِمْ قَالَ ألاَ تَأكُلُونَ} [الذاريات: 24 - 27]، وقال تَعَالَى: {وَجَاءهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَا قَوْمِ هَؤُلاَءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللهَ وَلاَ تُخْزُونِ في ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ} [هود: 78].<br>705 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ». متفقٌ عَلَيْهِ. 706 - وعن أَبي شُرَيْح خُوَيْلِدِ بن عَمرو الخُزَاعِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ جَائِزَتَهُ» قالوا: وَمَا جَائِزَتُهُ؟ يَا رسول الله، قَالَ: «يَوْمُهُ وَلَيْلَتُهُ، وَالضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أيَّامٍ، فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذَلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ عَلَيْهِ». متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية لِمسلمٍ: «لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُقِيمَ عِنْدَ أخِيهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ» قالوا: يَا رسول الله، وَكيْفَ يُؤْثِمُهُ؟ قَالَ: «يُقِيمُ عِنْدَهُ وَلاَ شَيْءَ لَهُ يُقْرِيه بِهِ».

Bab 94. Memuliakan Tamu&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Adakah sudah datang padamu cerita tamu Ibrahim yang dimuliakan? Ketika mereka masuk kepada Ibrahim dan mengucapkan: &quot;Salam -selamat-.&quot; Ibrahim menjawab: &quot;Salam,&quot; sedang dalam hatinya ia mengatakan: &quot;Kaum -atau orang-orang- yang tidak dikenal.&quot; Kemudian ia dengan diam-diam pergi kepada keluarganya, lalu datang dengan membawa daging anak sapi yang gemuk. Selanjutnya makanan itu dihidangkan kepada mereka, ia berkata: &quot;Mengapa tidak engkau semua makan?&quot; (adz-Dzariyat: 24)&nbsp;Allah Ta'ala berfirman lagi: &quot;Dan kaumnya -Luth- datang kepadanya dengan cepat-cepat, karena sejak dulu mereka melakukan perbuatan yang buruk. Luth berkata: &quot;Hai kaumku, ini adalah anak-anakku perempuan, mereka lebih suci untukmu semua, maka bertaqwalah engkau semua kepada Allah dan janganlah engkau semua memberikan kehinaan padaku karena tamuku ini. Tidak adakah diantara engkau semua itu seorang lelaki yang bersikap baik?&quot; (Hud: 78)&nbsp;704. Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah mempereratkan hubungan kekeluargaannya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah mengucapkan yang baik ataupun berdiam diri saja -kalau tidak dapat mengucapkan yang baik-.&quot; (Muttafaq 'alaih)&nbsp;705. Dari Abu Syuraih yaitu Khuwailid bin 'Amr al-Khuza'i r.a., katanya: &quot;Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya, yaitu jaizahnya.&quot; Para sahabat bertanya: &quot;Apakah jaizahnya tamu itu, ya Rasulullah?&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Yaitu pada siang hari dan malamnya. Menjamu tamu -yang disunnahkan secara muakkad atau sungguh-sungguh- ialah selama tiga hari. Apabila lebih dari waktu sekian lamanya itu, maka hal itu adalah sebagai sedekah padanya.&quot; (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Muslim disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Tidak halal bagi seorang Muslim jikalau bermukim di tempat saudaranya -sesama Muslim-, sehingga ia menyebabkan jatuhnya saudara tadi dalam dosa.&quot; Para sahabat bertanya: &quot;Ya Rasulullah, bagaimanakah tamu dapat menyebabkan dosanya tuan rumah.&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Karena tamu itu berdiam di tempat saudaranya sedang tidak ada sesuatu yang dimiliki saudaranya tadi untuk jamuan tamunya itu,&quot; lalu tuan rumah mengumpat tamunya, melakukan dusta dan lain-lain. (HR.riyadhus_shalihin : 94)
No Hadist 95

95 - باب استحباب التبشير والتهنئة بالخير قَالَ الله تَعَالَى: {فَبَشَّرْ عبادِ الذينَ يَسْتَمِعُونَ القَوْلَ فيتَّبِعُونَ أَحْسَنهُ} [الزمر: 17 - 18]، وقال تَعَالَى: {يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ} [التوبة: 21]، وقال تَعَالَى: {وَأَبْشِرُوا بِالجَنَّةِ الَّتي كُنْتُم تُوعَدُونَ} [فصلت: 30]، وقال تَعَالَى: {فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ حَلِيمٍ} [الصافات: 101]، وقال تَعَالَى: {وَلَقدْ جَاءتْ رُسُلُنَا إبْراهِيمَ بِالبُشْرَى} [هود: 69]، وقال تَعَالَى: {وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إسْحَاقَ يَعْقُوبَ} [هود: 71]، وقال تَعَالَى: {فَنَادَتْهُ المَلاَئِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي في المِحْرَابِ أَنَّ اللهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى} [آل عمران: 39]، وقال تَعَالَى: {إِذْ قَالَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَا مَرْيَمُ إنَّ اللهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمسِيحُ} [آل عمران: 45] الآية، والآيات في الباب كثيرة معلومة.<br>وأما الأحاديث فكثيرةٌ جِدًّا وهي مشهورة في الصحيح، مِنْهَا: 707 - عن أَبي إبراهيم، ويقال: أَبُو محمد، ويقال: أَبُو معاوية عبد اللهِ بن أَبي أوفى رضي الله عنهما: أنّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - بَشَّرَ خَدِيجَةَ رضي اللهُ عنها ببَيْتٍ في الجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ، لاَ صَخَبَ فِيهِ، وَلاَ نَصَبَ. متفقٌ عَلَيْهِ. «القَصَبُ»: هُنَا اللُّؤْلُؤُ الْمُجَوَّفُ. وَ «الصَّخَبُ»: الصِّياحُ وَاللَّغَطُ. وَ «النَّصَبُ»: التَّعَبُ. 708 - وعن أَبي موسى الأشعري - رضي الله عنه: أَنَّهُ تَوَضَّأ في بَيْتِهِ، ثُمَّ خَرَجَ، فَقَالَ: لأَلْزَمَنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وَلأَكُونَنَّ مَعَهُ يَوْمِي هَذَا، فَجَاءَ الْمَسْجِدَ، فَسَألَ عَنِ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالُوا وجَّهَ هاهُنَا، قَالَ: فَخَرَجْتُ عَلَى أثَرِهِ أسْألُ عَنْهُ، حَتَّى دَخَلَ بِئْرَ أريسٍ، فَجَلَسْتُ عِندَ البَابِ حتَّى قضى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - حاجتهُ وتوضأ، فقمتُ إليهِ، فإذا هو قد جلسَ على بئرِ أريسٍ وتوَسَّطَ قُفَّهَا، وكشَفَ عنْ ساقيهِ ودلاّهُما في البئرِ، فسلمتُ عَليهِ ثمَّ انصَرَفتُ، فجلستُ عِندَ البابِ، فَقُلْتُ: لأَكُونَنَّ بَوَّابَ رسولِ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - الْيَوْمَ، فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ - رضي الله عنه - فَدَفَعَ الْبَابَ، فقلتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: أَبُو بَكْرٍ، فقُلتُ: عَلَى رِسْلِكَ، ثُمَّ ذَهبْتُ، فقلتُ: يَا رسول الله، هَذَا أَبُو بَكْرٍ يَستَأْذِنُ، فَقَالَ: «ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ» فَأقْبَلْتُ حَتَّى قُلْتُ لأَبي بَكْرٍ: ادْخُلْ وَرسول الله - صلى الله عليه وسلم - يُبَشِّرُكَ بِالجَنَّةِ، فَدَخَلَ أَبُو بَكرٍ حَتَّى جَلَسَ عَنْ يَمينِ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - مَعَهُ في القُفِّ، وَدَلَّى رِجْلَيْهِ في البِئْرِ كَمَا صَنَعَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وَكَشَفَ عَنْ سَاقَيْهِ، ثُمَّ رَجَعْتُ وَجَلَسْتُ، وَقَدْ تَرَكْتُ أخِي يَتَوَضَّأ وَيَلْحَقُنِي، فقلتُ: إنْ يُرِدِ الله بِفُلانٍ - يُريدُ أخَاهُ - خَيْرًا يَأتِ بِهِ. فَإذَا إنْسَانٌ يُحَرِّكُ الْبَاب، فقلتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: عُمَرُ بن الخَطّابِ، فقلتُ: عَلَى رِسْلِكَ، ثُمَّ جِئْتُ إِلَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ وَقُلْتُ: هَذَا عُمَرُ يَسْتَأذِنُ؟ فَقَالَ: «ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بالجَنَّةِ» فَجِئْتُ عُمَرَ، فقلتُ: أَذِنَ وَيُبَشِّرُكَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - بِالجَنَّةِ، فَدَخَلَ فَجَلَسَ مَعَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - في القُفِّ عَنْ يَسَارِهِ وَدَلَّى رِجْلَيْهِ في البِئرِ، ثُمَّ رَجَعْتُ فَجَلَسْتُ، فَقُلتُ: إنْ يُرِدِ اللهُ بِفُلاَنٍ خَيْرًا - يَعْنِي أخَاهُ - يَأْتِ بِهِ، فَجَاءَ إنْسَانٌ فَحَرَّكَ الْبَابَ. فَقُلتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقَالَ: عُثْمَانُ بن عَفَّانَ. فقلتُ: عَلَى رِسْلِكَ، وجِئْتُ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - فأخْبَرْتُهُ، فقالَ: «ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالجَنَّةِ مَعَ بَلْوَى تُصِيبُهُ» فَجِئْتُ، فقلتُ: ادْخُلْ وَيُبَشِّرُكَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بِالجَنَّةِ مَعَ بَلْوَى تُصيبُكَ، فَدَخَلَ فَوجَدَ الْقُفَّ قَدْ مُلِئَ، فجلس وِجَاهَهُمْ مِنَ الشِّقِّ الآخرِ. قَالَ سَعيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ: فَأوَّلْتُهَا قُبُورَهُمْ. متفقٌ عَلَيْهِ. وزاد في رواية: وأمرني رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بحفظِ الباب. وَفيها: أنَّ عُثْمانَ حِيْنَ بَشَّرَهُ حَمِدَ اللهَ تَعَالَى، ثُمَّ قَالَ: اللهُ المُسْتَعانُ. وَقَوْلُه: «وَجَّهَ» بفتحِ الواوِ وتشديد الجيمِ. أيْ: تَوَجَّهَ. وَقَوْلُه: «بِئْر أَرِيْسٍ» هُوَ بفتح الهمزة وكسرِ الراءِ وبعدها ياءٌ مثناة من تحت ساكِنة ثُمَّ سِين مهملة وَهُوَ مصروف ومنهم من منع صرفه، وَ «القُفُّ» بضم القاف وتشديد الفاءِ: وَهُوَ المبنيُّ حول البئر. وَقَوْلُه: «عَلَى رِسْلِك» بكسر الراء عَلَى المشهور، وقيل: بفتحِهَا، أيْ: ارفق. 709 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: كُنَّا قُعُودًا حَوْلَ رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - وَمَعَنَا أَبُو بَكرٍ وَعُمَرُ رضي الله عنهما في نَفَرٍ، فَقَامَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - مِنْ بَيْنِ أظْهُرِنَا فَأبْطَأ عَلَيْنَا، وَخَشِينَا أَنْ يُقْتَطَعَ دُونَنَا وَفَزِعْنَا فَقُمْنَا، فَكُنْتُ أَوَّلَ مَنْ فَزِعَ، فَخَرَجْتُ أبْتَغِي رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - حَتَّى أتَيْتُ حَائِطًا للأنصَارِ لِبَني النَّجَارِ، فَدُرْتُ بِهِ هَلْ أجِدُ لَهُ بَابًا؟ فَلَمْ أجِدْ! فَإذَا رَبيعٌ يَدْخُلُ في جَوْفِ حَائِطٍ مِنْ بِئْرٍ خَارِجَهُ - وَالرَّبِيعُ: الجَدْوَلُ الصَّغِيرُ - فَاحْتَفَرْتُ، فَدَخَلْتُ عَلَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: «أَبُو هُرَيْرَةَ؟» فقلتُ: نَعَمْ، يَا رسول اللهِ، قَالَ: «مَا شأنُكَ؟» قُلْتُ: كُنْتَ بَيْنَ أظْهُرِنَا فَقُمْتَ فَأبْطَأتَ عَلَيْنَا، فَخَشِينَا أَنْ تُقْتَطَعَ دُونَنَا، ففزعنا، فَكُنْتُ أوّلَ مَنْ فَزِعَ، فَأتَيْتُ هَذَا الحَائِطَ، فَاحْتَفَرْتُ كَمَا يَحْتَفِرُ الثَّعْلَبُ، وهؤلاء النَّاسُ وَرَائِي. فَقَالَ: «يَا أَبَا هُرَيرَةَ» وَأعْطَانِي نَعْلَيْهِ، فَقَالَ: «اذْهَبْ بِنَعْلَيَّ هَاتَيْنِ، فَمَنْ لَقِيتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا الحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لا إله إِلاَّ الله مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ، فَبَشِّرْهُ بِالجَنَّةِ ... » وَذَكَرَ الحديثَ بطوله، رواه مسلم. «الرَّبِيعُ»: النَّهْرُ الصَّغَيرُ، وَهُوَ الجَدْوَلُ - بفتح الجيمِ - كَمَا فَسَّرَهُ في الحديث. وَقَوْلُه: «احْتَفَرْتُ» روِي بالراء وبالزاي، ومعناه بالزاي: تَضَامَمْتُ وتَصَاغَرْتُ حَتَّى أمْكَنَنِي الدُّخُولُ. 710 - وعن ابن شِمَاسَة، قَالَ: حَضَرْنَا عَمْرَو بنَ العَاصِ - رضي الله عنه - وَهُوَ في سِيَاقَةِ الْمَوْتِ، فَبَكَى طَوِيلًا، وَحَوَّلَ وَجْهَهُ إِلَى الجِدَارِ، فَجَعَلَ ابْنُهُ، يَقُولُ: يَا أبَتَاهُ، أمَا بَشَّرَكَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بكَذَا؟ أمَا بَشَّرَكَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بِكَذَا؟ فَأقْبَلَ بِوَجْهِهِ، فَقَالَ: إنَّ أفْضَلَ مَا نُعِدُّ شَهَادَةُ أَنْ لا إلهَ إِلاَّ الله، وَأنَّ مُحَمَّدًا رسول اللهِ، إنِّي قَدْ كُنْتُ عَلَى أطْبَاقٍ ثَلاَثٍ: لَقَدْ رَأيْتُنِي وَمَا أحَدٌ أشَدُّ بُغضًا لرسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - مِنِّي، وَلاَ أحَبَّ إليَّ مِنْ أَنْ أكُونَ قدِ اسْتَمكنتُ مِنْهُ فَقَتَلْتُه، فَلَوْ مُتُّ عَلَى تلكَ الحَالِ لَكُنْتُ مِنْ أهْلِ النَّارِ، فَلَمَّا جَعَلَ اللهُ الإسلامَ في قَلْبِي أتَيْتُ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - فقُلْتُ: ابسُطْ يَمِينَكَ فَلأُبَايِعُك، فَبَسَطَ يَمِينَهُ فَقَبَضْتُ يَدِي، فَقَالَ: «مَا لَكَ يَا عَمْرُو؟» قلتُ: أردتُ أَنْ أشْتَرِطَ، قَالَ: «تَشْتَرِط مَاذا؟» قُلْتُ: أَنْ يُغْفَرَ لِي، قَالَ: «أمَا عَلِمْتَ أن الإسلامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ، وَأن الهِجْرَةَ تَهْدِمُ مَا كَانَ قَبلَهَا، وَأنَّ الحَجَّ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ؟» وَمَا كَانَ أحدٌ أحَبَّ إليَّ مِنْ رَسُولِ الله - صلى الله عليه وسلم - وَلاَ أجَلَّ في عَيني مِنْهُ وَمَا كُنْتُ أُطيقُ أن أملأ عَيني مِنْهُ؛ إجلالًا لَهُ، ولو سئلت أن أصفه مَا أطقت، لأني لَمْ أكن أملأ عيني مِنْهُ، ولو مُتُّ عَلَى تِلْكَ الحالِ لَرجَوْتُ أن أكُونَ مِنْ أهْلِ الجَنَّةِ، ثُمَّ وَلِينَا أشْيَاءَ مَا أدْرِي مَا حَالِي فِيهَا؟ فَإذَا أنَا مُتُّ فَلاَ تَصحَبَنِّي نَائِحَةٌ وَلاَ نَارٌ، فَإذا دَفَنْتُمُونِي، فَشُنُّوا عَليَّ التُّرابَ شَنًّا، ثُمَّ أقِيمُوا حَوْلَ قَبْرِي قَدْرَ مَا تُنْحَرُ جَزورٌ، وَيُقْسَمُ لَحْمُهَا، حَتَّى أَسْتَأنِسَ بِكُمْ، وَأنْظُرَ مَا أُرَاجعُ بِهِ رسُلَ رَبّي. رواه مسلم. قَوْله: «شُنُّوا» رُوِي بالشّين المعجمة والمهملةِ، أيْ: صُبُّوه قَليلًا قَليلًا، والله سبحانه أعلم.

Bab 95. Sunnahnya Memberikan Berita Gembira Dan Mengucapkan Ikut Bergembira Dengan Diperolehnya Kebaikan&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Maka berikanlah berita gembira kepada bamba-hambaKu yang suka mendengarkan ucapan, lalu mengikuti mana yang sebaik-baiknya.&quot; (az-Zumar: 17-18)&nbsp;Allah Ta'ala berfirman lagi: &quot;Tuhan mereka memberikan kegembiraan kepada mereka -yakni orang-orang yang beriman dan berjihad dengan memperoleh kerahmatan-, keridhaan dan syurga daripadaNya; didalam syurga itu mereka mendapatkan kenikmatan yang abadi.&quot; (at-Taubah: 21)&nbsp;Juga Allah Ta'ala berfirman: &quot;Bergembiralah engkau semua -hai orang-orang yang bertuhankan Allah dan berpendirian teguh- dengan memperoleh syurga yang telah dijanjikan kepadamu semua.&quot; (Fushshilat: 30)&nbsp;Allah Ta'ala berfirman pula: &quot;Kami memberikan berita gembira padanya -yaitu Ibrahim- bahwa ia akan memperoleh anak yang berhati sabar.&quot; (as-Shaffat: 101)&nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Sesungguhnya benar-benar telah datang utusan-utusan Kami kepada Ibrahim dengan membawa berita gembira.&quot; (Hud: 69)&nbsp;Lagi Allah Ta'ala berfirman: &quot;Dan istrinya -yakni Ibrahim- berdiri dengan tersenyum, lalu Kami sampaikan kepadanya berita gembira dengan kelahiran Ishaq dan sesudah Ishaq lahir pulalah Ya'qub.&quot; (Hud: 71)&nbsp;Allah Ta'ala berfirman pula: &quot;Kemudian malaikat memanggilnya -yakni Zakariya- dan di waktu itu ia sedang berdiri melakukan shalat di Mihrab bahwa Allah memberikan berita gembira kepadamu dengan kelahiran Yahya.&quot; (Ali-Imran: 39)&nbsp;Allah Ta'ala berfirman lagi: &quot;Ketika malaikat berkata: &quot;Hai Maryam, sesungguhnya Allah memberikan berita gembira padamu dengan kalimat dari Tuhan, yaitu kelahiran anak bernama al-Masih Isa anak Maryam sampai habisnya ayat. (Ali-Imran: 45)&nbsp;Ayat-ayat dalam bab ini banyak sekali dan dapat dimaklumi. Adapun Hadis-hadisnya maka banyak sekali dan semuanya itu termasyhur dalam kitab hadis shahih, diantaranya ialah:&nbsp;706. Dari Abu Ibrahim, dikatakan pula bahwa namanya ialah Abu Muhammad dan ada yang mengatakan Abu Mu'awiyah yaitu Abdullah bin Aufa radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah memberikan berita gembira kepada Khadijah -istrinya- dengan memperoleh sebuah rumah di dalam syurga yang terbuat dari mutiara berlobang. Di situ tidak ada teriakan apapun dan tidak pula ada kelelahan. (Muttafaq 'alaih) Al-Qashab di sini artinya ialah mutiara berlobang; as-Shakhab artinya teriakan dan jeritan; an-Nashab yaitu kelelahan.&nbsp;707. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. bahwasanya ia berwudhu' di rumahnya kemudian keluar lalu berkata: &quot;Sesungguhnya saya akan menetap bersama Rasulullah s.a.w. dan selalu berada di sisinya pada hari ini.&quot; Ia mendatangi masjid, lalu menanyakan perihal Nabi s.a.w. Orang-orang sama berkata: &quot;Beliau menuju ke sana.&quot; Abu Musa berkata: &quot;Saya lalu keluar mengikuti jejaknya sambil menanyakan perihal beliau, sehingga masuklah beliau ke perigi -atau sumur- Aris. Saya duduk di sisi pintu sehingga Rasulullah s.a.w. menyelesaikan hajatnya dan berwudhu'. Selanjutnya saya berdiri menuju ke tempatnya, beliau di saat itu sudah duduk di atas perigi Aris dan berada di tengah-tengah dinding perigi tersebut. Beliau membuka kedua betisnya dan melemberehkan keduanya itu di perigi. Saya lalu memberikan salam padanya, kemudian saya kembali terus duduk di sisi pintu. Saya berkata: &quot;Benar-benar saya akan menjadi juru penjaga pintu Rasulullah s.a.w. pada hari ini.&quot; Kemudian datanglah Abu Bakar r.a. lalu menolakkan pintu. Saya bertanya: &quot;Siapakah ini?&quot; Ia menjawab: &quot;Abu Bakar.&quot; Saya berkata: &quot;Tunggu sebentar.&quot; Sayapun pergilah lalu berkata: &quot;Ya Rasulullah. Ini Abu Bakar datang meminta izin.&quot; Beliau s.a.w. menjawab: &quot;Izinkan ia dan sampaikanlah berita gembira padanya bahwa ia akan memperoleh syurga.&quot; Saya menghadap kembali sehingga saya berkata kepada Abu Bakar: &quot;Masuklah dan Rasulullah memberikan berita gembira pada Anda bahwa Anda akan memperoleh syurga.&quot; Abu Bakar lalu masuk, sehingga duduklah ia di sebelah kanan Nabi s.a.w. yakni berjajar dengannya di dinding perigi dan melemberehkan kedua kakinya di perigi itu. Saya telah meninggalkan saudaraku -yaitu Abu Burdah berwudhu' lalu menyusulku lagi-. Saya berkata: &quot;Jikalau Allah itu menghendaki kebaikan pada seseorang -yang dimaksudkan ialah saudaranya itu, maka Allah mendatangkannya- untuk dapat hadir di tempat Nabi s.a.w. Tiba-tiba ada orang lain lagi yang menggerak-gerakkan pintu. Saya bertanya: &quot;Siapakah ini?&quot; Ia menjawab: &quot;Umar bin al-Khaththab.&quot; Saya berkata: &quot;Tunggu sebentar,&quot; lalu saya mendatangi Rasulullah s.a.w., memberikan salam padanya dan saya berkata: &quot;Ini Umar datang meminta izin.&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Izinkanlah ia dan sampaikanlah berita gembira bahwa ia memperoleh syurga.&quot; Kemudian saya mendatangi Umar lalu berkata: &quot;Rasulullah s.a.w. mengizinkan. Masuklah dan Rasulullah s.a.w. menyampaikan berita gembira pada Anda bahwa Anda memperoleh syurga.&quot; Umar masuk lalu duduk bersama Rasulullah s.a.w. di dinding perigi di sebelah kirinya dan melemberehkan pula kedua kakinya di perigi tadi. Seterusnya saja kembali lagi lalu duduk dan berkata: &quot;Jikalau Allah menghendaki kebaikan pada seorang -yang dimaksudkan ialah saudaranya itu, maka Allah mendatangkannya- untuk dapat hadir di tempat Nabi s.a.w. Seterusnya datang pula seorang lagi lalu menggerak-gerakkan pintu, saya berkata: &quot;Siapakah ini?&quot; Ia menjawab: &quot;Usman bin Affan.&quot; Saya berkata: &quot;Tunggu sebentar.&quot; Saya mendatangi Nabi s.a.w. lagi dan memberitahukan padanya kedatangan Usman. Beliau s.a.w. lalu bersabda: &quot;Izinkanlah ia dan sampaikanlah berita gembira padanya bahwa ia akan memperoleh syurga dengan mendapatkan beberapa bencana yang akan mengenai dirinya.&quot; Saya datang lalu berkata: &quot;Masuklah dan Rasulullah s.a.w. menyampaikan berita gembira pada Anda bahwa Anda akan memperoleh syurga dengan adanya beberapa bencana yang akan mengenai Anda.&quot; Usman masuklah dan didapatinya bahwa dinding perigi telah penuh. Maka dari itu ia duduk menghadap beliau-beliau -yang datang lebih dulu itu- di tepi yang sebelah lainnya.&quot; Said bin al-Musayyab berkata: &quot;Kemudian saya mentakwilkan sedemikian itu akan makam-makam beliau-beliau -yakni bahwa Rasulullah s.a.w. beserta kedua sahabatnya yakni Abu Bakar dan Umar radhiallahu 'anhuma menjadi satu dalam sebuah tempat yaitu di bilik Sayyidah Aisyah radhiallahu 'anha-.&quot; (Muttafaq 'alaih) Dalam sebuah riwayat lain ditambahkan; &quot;Rasulullah menyuruh saya -Abu Musa al-Asy'ari- untuk menjaga pintu.&quot; Juga dalam hadis ini disebutkan bahwasanya Usman ketika diberitahu kabar bahwa ia akan memperoleh syurga, ia lalu mengucapkan puji-pujian kepada Allah Ta'ala kemudian berkata: &quot;Allah yang dimohoni pertolongan,&quot; sebab ia tahu akan memperoleh bencana di belakang hari nanti.&nbsp;708. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: &quot;Kita semua duduk-duduk di sekitar Rasulullah s.a.w., beserta kita ada pula Abu Bakar dan Umar radhiallahu 'anhuma yakni dalam sekelompok sahabat. Kemudian Rasulullah s.a.w. berdiri dari hadapan kita lalu lambat benar kembalinya pada kita itu. Kita semua takut kalau-kalau -Beliau saw- mendapatkan suatu bencana tanpa sepengetahuan kita. Kitapun mulai takut lalu kita semua berdiri -untuk mencarinya-. Sayalah pertama-tama orang yang merasa takut itu. Saya keluar mencari Rasulullah s.a.w. sehingga datanglah saya di suatu dinding pagar milik Bani Najjar. Saya berkeliling di sekitar dinding tadi, barangkali saya bisa mendapatkan pintunya, tetapi tidak saya temukan. Tiba-tiba di situ tampaklah suatu rabi' yang masuk ke tengah dari perigi yang ada di luar (rabi' adalah selokan atau saluran air kecil). Sayapun lalu menggali tanah kemudian masuk menemui Rasulullah s.a.w. Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Abu Hurairah?&quot; Saya berkata: &quot;Ya, benar hai Rasulullah.&quot; Beliau bertanya: &quot;Ada apakah engkau ini?&quot; Saya berkata: &quot;Tadi Tuan berada di muka kita semua, lalu Tuan berdiri, kemudian Tuan amat lambat datang kembali pada kita. Kita takut kalau-kalau Tuan mendapat sesuatu bencana tanpa sepengetahuan kita. Sayalah pertama-tama orang yang merasa ketakutan itu. Karena itu saya mendatangi dinding ini lalu saya menggali tanah sebagaimana musang menggalinya. Orang-orang itu semua ada di belakang saya.&quot; Beliau s.a.w. lalu bersabda: &quot;Hai Abu Hurairah,&quot; dan beliau memberikan dua buah terompah -sandal-nya, lalu bersabda lagi: &quot;Pergilah dengan dua buah terompah -sandal-ku ini. Maka barangsiapa yang engkau temui dari balik dinding ini yang menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dengan hati yang meyakinkan benar-benar akan hal itu, hendaklah engkau berikan berita gembira padanya bahwa orang tersebut akan memperoleh syurga.&quot; Selanjutnya Abu Hurairah menyebutkan hadis ini selengkapnya yang panjang. (Riwayat Muslim) Ar-Rabi' ialah sungai kecil yaitu selokan dengan menggunakan fathahnya jim, sebagaimana yang ditafsirkan dalam Hadis. Ucapan Abu Hurairah r.a.: Ihtafartu, diriwayatkan dengan ra' dan dengan zai. Kalau dengan zai maknanya ialah saya menyusutkan diri dan saya mengecil sehingga dapatlah saya masuk ke dalam.&nbsp;709. Dari Abu Syumasah, katanya: &quot;Kita mendatangi 'Amr bin al-'Ash r.a. dan ia sedang dalam keadaan dihadiri oleh kematian -yakni sakaratul maut dan tidak lama lagi akan meninggal dunia-. Ia menangis panjang -yakni lama sekali-. Anaknya berkata: &quot;Hai ayahku, bukankah Rasulullah s.a.w. telah menyampaikan berita gembira kepada Anda, demikian. Bukankah Rasulullah s.a.w. telah menyampaikan berita gembira kepada Anda, demikian.&quot; 'Amr lalu menghadapkan muka kepada anaknya itu, kemudian berkata: &quot;Sesungguhnya seutama-utama apa yang kami sediakan -untuk pulang kembali ke alam akhirat- ialah bersyahadat bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah pesuruh Allah. Sesungguhnya saya ini telah mengalami tiga tingkat. Dahulu sekali saya telah melihat diriku sendiri yaitu bahwa tiada seorangpun yang paling saya benci melebihi kebencian saya kepada Rasulullah s.a.w. dan tiada sesuatu yang lebih saya inginkan daripada sekiranya saya dapat menguasai beliau s.a.w. lalu saya membunuhnya. Maka andaikata saya mati dalam keadaan sedemikian itu, sesungguhnya saya termasuk golongan ahli neraka. Selanjutnya setelah Allah menetapkan Agama Islam dalam hatiku, maka saya mendatangi Nabi s.a.w., lalu saya berkata: &quot;Beberkanlah tangan kanan Tuan, supaya saya dapat berbai'at kepada Tuan.&quot; Beliau s.a.w. membeberkan tangan kanannya lalu saya menangkapkan tanganku -yakni menjabat tangan beliau s.a.w. itu-. Beliau bertanya: &quot;Ada apakah Anda ini, hai 'Amr?&quot; Saya berkata: &quot;Saya menghendaki supaya diberi syarat.&quot; Beliau bertanya: &quot;Dengan syarat apakah yang Anda inginkan?&quot; Saya menjawab: &quot;Yaitu supaya saya diberi pengampunan -segala kesalahan yang lalu-.&quot; Beliau bersabda: &quot;Tidakkah Anda ketahui bahwa Islam itu merusakkan apa-apa yang ada sebelumnya -yakni bahwa dosa-dosa yang dilakukan sebelum masuk Islam akan lenyap setelah seorang itu masuk dalam Agama Islam itu-. Juga bahwasanya hijrah itu merusakkan apa-apa yang sebelumnya dan bahwasanya haji juga merusakkan apa-apa yang sebelumnya.&quot; Sejak saat itu tiada seorangpun yang lebih saya cintai daripada Rasulullah s.a.w. Tidak ada pula seorang yang lebih agung dalam pandangan mataku daripada Beliau itu. Bahkan saya tidak dapat memenuhi kedua mataku dari kebesaran beliau itu, karena sangat menjunjung tinggi padanya. Andaikata saya diminta untuk menguraikan sifat beliau, tentu saya juga tidak dapat melakukannya, karena saya tidak dapat memenuhi kedua mataku daripada kepribadian dirinya itu. Jikalau sekiranya -saya- mati dalam keadaan sedemikian ini, sesungguhnya saya dapat mengharapkan bahwa saya akan termasuk dalam golongan ahli syurga. Tetapi sesudah itu kami diberi kekuasaan untuk mengatur beberapa macam persoalan, yang saya sendiri tidak mengetahui bagaimana keadaanku dalam macam-macam persoalan tadi -yakni apakah saya di pihak yang benar atau salah-. Oleh sebab itu, jikalau saya meninggal dunia, maka janganlah saya disertai oleh tangisan yang keras-keras dan jangan disertai api -sebab mayit akan memperoleh siksa api neraka-, jikalau keluarganya menangis melebihi batas yang dibolehkan dalam syariat Islam. Seterusnya jikalau engkau semua menanam tubuhku, maka tuangkanlah air sedikit demi sedikit di atas tanah. Kemudian beradalah engkau semua di sekitar kuburku sekedar lamanya menyembelih binatang lalu dibagi-bagikan dagingnya -maksudnya jangan terlampau lama di kubur itu-, sehingga dengan demikian saya dapat merasa tenang dalam pertemuanku denganmu tadi dan saya dapat melihat apa yang akan saya berikan sebagai jawaban kepada para utusan Tuhanku -yakni para malaikat yang akan menanyainya dalam kubur-.&quot; (Riwayat Muslim) Ucapannya: syunnu diriwayatkan dengan menggunakan sin mu'jamah -berbunyi syunnu- dan ada yang dengan menggunakan sin muhmalah -berbunyi sunnu-, artinya ialah tuangkanlah air sedikit demi sedikit. Wallahu Subhanahu a'lam. (HR.riyadhus_shalihin : 95)
No Hadist 96

96 - باب وداع الصاحب ووصيته عند فراقه للسفر وغيره والدعاء لَهُ وطلب الدعاء مِنْهُ قَالَ الله تَعَالَى: {وَوَصَّى بِهَا إبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ المَوْتُ إذْ قَالَ لِبَنيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إلهَكَ وَإلهَ آبَائِكَ إبْراهِيمَ وَإسْمَاعِيلَ وَإسْحاقَ إلهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ} [البقرة: 132 - 133].<br>وأما الأحاديث فمنها: 711 - حديث زيد بن أرقم - رضي الله عنه - الَّذِي سبق في بَابِ إكرام أهْلِ بَيْتِ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: قَامَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فِينَا خَطِيبًا، فَحَمِدَ الله، وَأثْنَى عَلَيْهِ، وَوَعَظَ وَذَكَّرَ، ثُمَّ قَالَ: «أمَّا بَعْدُ، ألاَ أيُّهَا النَّاسُ، إنَّمَا أنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأتِيَ رَسُولُ رَبِّي فَأُجِيبَ، وَأنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ، أوَّلَهُمَا: كِتَابُ اللهِ، فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ، فَخُذُوا بِكِتَابِ اللهِ وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ»، فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللهِ، وَرَغَّبَ فِيهِ، ثُمَّ قَالَ: «وَأَهْلُ بَيْتِي، أذَكِّرُكُمُ اللهَ في أهْلِ بَيْتِي». رواه مسلم، وَقَدْ سَبَقَ بِطُولِهِ. 712 - وعن أَبي سليمان مالِك بن الحُوَيْرِثِ - رضي الله عنه - قَالَ: أَتَيْنَا رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ، فَأقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً، وَكَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - رَحِيمًا رَفيقًا، فَظَنَّ أنّا قد اشْتَقْنَا أهْلَنَا، فَسَألَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا مِنْ أهْلِنَا، فَأخْبَرْنَاهُ، فَقَالَ: «ارْجِعُوا إِلَى أهْلِيكُمْ، فَأقِيمُوا فِيهمْ، وَعَلِّمُوهُم وَمُرُوهُمْ، وَصَلُّوا صَلاَةَ كَذَا فِي حِيْنِ كَذَا، وَصَلُّوا كَذَا في حِيْنِ كَذَا، فَإذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أكْبَرُكُمْ». متفقٌ عَلَيْهِ. زاد البخاري في رواية لَهُ: «وَصَلُّوا كَمَا رَأيْتُمُونِي أُصَلِّي». وَقَوْلُه: «رحِيمًا رَفِيقًا» رُوِيَ بِفاءٍ وقافٍ، وَرُوِيَ بقافينِ. 713 - وعن عمرَ بن الخطاب - رضي الله عنه - قَالَ: اسْتأذَنْتُ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - في العُمْرَةِ، فَأذِنَ، وقال: «لاَ تَنْسَانَا يَا أُخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ» فقالَ كَلِمَةً ما يَسُرُّنِي أنَّ لِي بِهَا الدُّنْيَا. وفي رواية قَالَ: «أشْرِكْنَا يَا أُخَيَّ في دُعَائِكَ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 714 - وعن سالم بنِ عبدِ الله بنِ عمر: أنَّ عبدَ اللهِ بن عُمَرَ رضي الله عنهما، كَانَ يَقُولُ للرَّجُلِ إِذَا أرَادَ سَفَرًا: ادْنُ مِنِّي حَتَّى أُوَدِّعَكَ كَمَا كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يُوَدِّعُنَا، فَيَقُولُ: «أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِينَكَ، وَأمَانَتَكَ، وَخَواتِيمَ عَمَلِكَ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 715 - وعن عبدِ الله بن يزيدَ الخطْمِيِّ الصحابيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - إِذَا أرَادَ أَنْ يُوَدِّعَ الجَيشَ، قَالَ: «أسْتَوْدِعُ اللهَ دِينَكُمْ، وَأمَانَتَكُمْ، وَخَواتِيمَ أعْمَالِكُمْ» حديث صحيح، رواه أَبُو داود وغيره بإسناد صحيح. 716 - وعن أنسٍ - رضي الله عنه - قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النبي - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: يَا رسولَ الله، إنّي أُرِيدُ سَفَرًا، فَزَوِّدْنِي، فَقَالَ: «زَوَّدَكَ الله التَّقْوَى» قَالَ: زِدْنِي قَالَ: «وَغَفَرَ ذَنْبَكَ» قَالَ: زِدْنِي، قَالَ: «وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ». رواه الترمذي ، وقال: «حديث حسن».

Bab 96. Mohon Dirinya -Pamitnya- Seorang Sahabat Dan Memberikan Wasiat Padanya Ketika Hendak Berpisah Dengannya Karena Berpergian Atau Lain-lainnya, Mendoakannya Serta Meminta Doa Daripadanya (Supaya Didoakan Olehnya)&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Dan dengan itu pula -yakni supaya menjadi orang yang bulat-bulat menyerahkan diri kepada Allah- Ibrahim berwasiat kepada anak-anaknya dan juga Ya'qub. Kata mereka: &quot;Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu semua maka janganlah engkau semua mati, melainkan engkau semua menetapi Agama Islam. Adakah engkau semua hadir ketika Ya'qub didatangi oleh kematian, ketika ia mengatakan kepada anak-anaknya: &quot;Apakah yang -akan- engkau semua sembah sepeninggalku nanti?&quot; Mereka menjawab: &quot;Kita semua menyembah Tuhanmu dan Tuhannya nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq yakni Tuhan yang Maha Esa dan kita semua menjadi pemeluk Agama Islam -yakni menyerahkan diri bulat-bulat kepada Tuhan-.&quot; (al-Baqarah: 132-133)&nbsp;Adapun Hadis-hadisnya, diantaranya ialah hadis Zaid bin Arqam r.a. yang telah diuraikan lebih dulu dalam bab Memuliakan ahli baitnya Rasulullah s.a.w., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. pernah berdiri berkhutbah kepada kita, beliau bertahmid serta memuji kepada Allah, lalu menasihati dan memberi peringatan, kemudian bersabda: &quot;Amma ba'du, ingatlah wahai sekalian manusia, sesungguhnya saya ini adalah seorang manusia, hampir sekali saya didatangi oleh utusan Tuhanku -yakni malaikat pencabut nyawa-, kemudian saya harus mengabulkan kehendakNya -yakni diwafatkan-. Saya meninggalkan dua benda berat -agung- yaitu pertama Kitabullah yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah -amalkanlah- dengan berpedoman kepada Kitabullah itu dan peganglah ia erat-erat.&quot; Jadi Rasulullah s.a.w. memerintahkan untuk berpegang teguh serta mencintai benar-benar kepada Kitabullah itu. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: &quot;Dan juga ahli baitku -keluargaku-. Saya memperingatkan kepadamu semua untuk bertaqwa kepada Allah dalam memuliakan ahli baitku itu.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Di muka sudah diterangkan selengkapnya yang panjang. Lihat hadis no.345.&nbsp;710. Dari Abu Sulaiman yaitu Malik bin al-Huwairits r.a., katanya: &quot;Kita semua mendatangi Rasulullah s.a.w. dan kita semua adalah para pemuda yang hampir berdekatan saja usianya. Kita semua bermukim di sisi beliau s.a.w. selama dua puluh malam -untuk belajar ilmu pengetahuan agama-. Rasulullah s.a.w. adalah seorang yang kasih sayang serta lemah lembut. Beliau mengira bahwa kita semua telah rindu kepada keluarga kita, lalu bertanya kepada kita tentang siapa-siapa dari keluarga kita itu yang kita tinggalkan. Kitapun memberitahukannya tentang hal itu. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: &quot;Kembalilah kini kepada keluargamu masing-masing, berdiamlah di dalam lingkungan mereka, berilah mereka pelajaran, perintahlah mereka -melakukan ketaatan-, juga bershalatlah engkau semua shalat ini pada waktu begini dan shalat ini pada waktu begini -yakni shalat lima waktu-. Jikalau waktu shalat sudah tiba, maka hendaklah seorang diantara engkau semua itu membunyikan adzan dan hendaklah menjadi imammu semua itu orang yang tertua dari engkau semua.&quot; (Muttafaq 'alaih) Imam Bukhari menambahkan dalam riwayatnya: &quot;Rasulullah juga bersabda lagi: &quot;Dan bershalatlah engkau semua itu sebagaimana engkau semua melihat cara saya bershalat.&quot; Ucapannya: Rahiman rafiqan, diriwayatkan dengan fa' dan qaf -sebagaimana diatas-, juga diriwayatkan dengan dua qaf -lalu berbunyi raqiqan yang artinya halus perasaannya-.&nbsp;711. Dari Umar bin al-Khaththabab r.a., katanya: &quot;Saya meminta izin kepada Nabi s.a.w. untuk melakukan umrah lalu beliau s.a.w. bersabda: &quot;Jangan engkau lupa untuk mendoakan kita, hai saudaraku.&quot; Beliau telah mengucapkan sesuatu kalimat yang saya tidak merasa senang memperoleh seisi dunia ini sebagai gantinya -maksudnya bahwa kalimat yang disabdakan oleh beliau s.a.w. kepada Umar r.a. yakni meminta didoakan dalam umrahnya nanti, dianggap amat besar nilainya melebihi nilai dunia dan seisinya-. Dalam riwayat lain disebutkan: &quot;Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Sertakanlah kita, hai saudaraku dalam doamu itu!&quot; Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. [Baca Status Hadis Disini]&nbsp;712. Dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata kepada seseorang ketika ia hendak berpergian: &quot;Mendekatlah padaku sehingga saya dapat mengamanahkan sesuatu padamu sebagaimana Rasulullah s.a.w. mengamanahkan sesuatu pada kita -kalau kita hendak pergi-. Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Saya menyerahkan kepada Allah akan agama dan amanah saudara serta semua akhir amalan saudara.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.&nbsp;713. Dari Abdullah bin Yazid al-Khathmi as-Shahabi r,a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. itu apabila hendak mengucapkan selamat jalan pada sepasukan tentara, beliau bersabda: &quot;Saya menyerahkan kepada Allah akan agamamu semua, amanatmu serta semua akhir amalanmu.&quot; Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan lain-lain dengan isnad shahih.&nbsp;714. Dari Anas r.a., katanya: &quot;Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: &quot;Ya Rasulullah, saya hendak berpergian, maka berilah bekal kepada saya.&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Semoga Allah memberikan bekal ketaqwaan padamu.&quot; Orang itu berkata lagi: &quot;Tambahkanlah -doa- untukku!&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Dan semoga Allah memberi pengampunan padamu.&quot; Ia berkata lagi: &quot;Tambahkanlah untukku!&quot; Beliau s.a.w. bersabda pula: &quot;Juga semoga Allah memberikan kemudahan padamu untuk memperoleh kebaikan di mana saja engkau berada.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.riyadhus_shalihin : 96)
No Hadist 97

97 - باب الاستِخارة والمشاورة قَالَ الله تَعَالَى: {وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ} [آل عمران: 159]، وقال الله تَعَالَى: {وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ} [الشورى: 38] أيْ: يَتَشَاوَرُونَ بَيْنَهُمْ فِيهِ.<br>717 - وعن جابر - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يُعَلِّمُنَا الاسْتِخَارَةَ في الأمُورِ كُلِّهَا كَالسُّورَةِ مِنَ القُرْآنِ، يَقُولُ: «إِذَا هَمَّ أحَدُكُمْ بِالأمْرِ، فَلْيَركعْ ركْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ ليقل: اللَّهُمَّ إنِّي أسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وأسْألُكَ مِنْ فَضْلِكَ العَظِيْمِ، فَإنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أعْلَمُ، وَأنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ. اللَّهُمَّ إنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أنَّ هَذَا الأمْرَ خَيْرٌ لِي في دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أمْرِي» أَوْ قَالَ: «عَاجِلِ أمْرِي وَآجِلِهِ، فاقْدُرْهُ لي وَيَسِّرْهُ لِي، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ. وَإنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِي في دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي» أَوْ قَالَ: «عَاجِلِ أمْرِي وَآجِلِهِ؛ فَاصْرِفْهُ عَنِّي، وَاصْرِفْنِي عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِيَ الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ، ثُمَّ أرْضِنِي بِهِ» قَالَ: «وَيُسَمِّيْ حَاجَتَهُ». رواه البخاري.

Bab 97. Istikharah -Mohon Pilihan- Dan Bermusyawarah&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Dan bermusyawarahlah dengan mereka -yakni dengan para sahabat- dalam sesuatu perkara.&quot; (Ali-Imran: 159)&nbsp;Allah Ta'ala berfirman pula: &quot;Dan perkara mereka itu dimusyawarahkan antara mereka, yakni mereka itu sama bermusyawarah dalam perkara tersebut.&quot; (as-Syura: 38)&nbsp;715. Dari Jabir r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. mengajarkan kepada kita cara melakukan shalat istikharah -yakni mohon pilihan kepada Allah, mana yang terbaik antara dua perkara atau beberapa perkara- dalam segala macam urusan, sebagaimana beliau s.a.w. mengajarkan surat dari al-Quran. Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Jikalau seorang dari engkau semua berkehendak pada sesuatu perkara, maka hendaklah shalat dua rakaat yang tidak termasuk shalat fardhu, kemudian ucapkanlah -yang artinya-: Ya Allah, saya mohon pilihan kepadaMu dengan ilmuMu dan saya mohon ditakdirkan -untuk mendapatkan yang terbaik antara dua atau beberapa perkara- dengan kekuasaanMu, juga saya mohon kepadaMu akan keutamaanMu yang agung, karena sesungguhnya Engkau adalah Maha Kuasa sedang saya tidak kuasa apa-apa, juga Engkau adalah Maha Mengetahui sedang saya tidak mengetahui dan Engkau adalah Maha Mengetahui segala sesuatu yang ghaib. Ya Allah, jikalau Engkau mengetahui bahwa perkara ini memang baik untuk agamaku, kehidupanku dan akibat perkaraku -atau beliau s.a.w. menyabdakan: baik untuk urusanku sekarang dan urusanku di kemudian hari-, maka takdirkanlah itu untukku dan permudahkanlah mendapatkannya padaku, selanjutnya berilah keberkahan padaku dalam urusan itu. Tetapi jikalau Engkau mengetahui bahwa perkara ini adalah buruk untuk agamaku, kehidupanku dan akibat perkaraku -atau beliau s.a.w. menyabdakan: baik untuk urusanku sekarang dan urusanku di kemudian hari-, maka belokkanlah itu dari diriku dan belokkanlah aku daripadanya, lalu takdirkanlah mana-mana yang baik untukku di mana saja adanya kebaikan itu dan seterusnya berikanlah keridhaan padaku dengan melakukan yang baik tadi.&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Dan orang yang melakukan istikharah itu supaya menyebutkan apa yang menjadi hajat keperluannya.&quot; (Riwayat Bukhari) (HR.riyadhus_shalihin : 97)
No Hadist 98

98 - باب استحباب الذهاب إِلَى العيد وعيادة المريض والحج والغزو والجنازة ونحوها من طريق، والرجوع من طريق آخر لتكثير مواضع العبادة 718 - عن جابر - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ النبي - صلى الله عليه وسلم - إِذَا كَانَ يومُ عيدٍ خَالَفَ الطَّريقَ. رواه البخاري. قَوْله: «خَالَفَ الطَّريقَ» يعني: ذَهَبَ في طريقٍ، وَرَجَعَ في طريقٍ آخَرَ. 719 - وعن ابن عُمَرَ رضي الله عنهما: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَخْرُجُ مِنْ طَريق الشَّجَرَةِ، وَيَدْخُلُ مِنْ طَريقِ الْمُعَرَّسِ ، وَإِذَا دَخَلَ مَكَّةَ، دَخَلَ مِن الثَّنِيَّةِ الْعُلْيَا، وَيَخْرُجُ مِنَ الثَّنِيَّةِ السُّفْلَى. متفقٌ عَلَيْهِ.

Bab 98. Sunnahnya Berpergian Menuju Shalat Hari Raya -Shalat 'Ied-, Meninjau Orang Sakit, Haji, Peperangan, Jenazah, Dan Lain-lain Sebagainya Dari Satu Macam Jalan Dan Kembali Dengan Melalui Jalan Yang Selain Waktu Perginya Itu Karena Memperbanyakkan Tempat Ibadah&nbsp;&nbsp;716. Dari Jabir r.a., katanya: &quot;Nabi s.a.w. itu apabila hari raya -yakni ketika pergi untuk shalat 'ied, maka beliau menyalahi jalan -yakni jalan pulang dengan jalan datang arahnya berbeda-.&quot; (Riwayat Bukhari) Ucapannya: &quot;Khalafath thariqa&quot;: menyalahi jalan artinya ialah bahwa perginya melalui jalan yang satu sedang pulangnya melalui jalan lainnya lagi -bukan jalan waktu perginya tadi-.&nbsp;717. Dari Ibnu Umar radhialiahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu keluar -dari Madinah- dari jalan Asysyajarah -yang di situ ada masjid Dzulhulaifah- dan masuk -yakni pulangnya- dari jalan Almu'arras -yang di situ ada masjid Almu'arras-. Dan jikalau beliau s.a.w. masuk Makkah maka beliau itu masuk dari jalan Tsaniyyah Ulya -yang merupakan suatu jalan sempit antara dua buah bukit- dan keluar dari jalan Tsaniyyah Sufla -atau yang disebut Asysyabikah-.&quot; (Muttafaq 'alaih) (HR.riyadhus_shalihin : 98)
No Hadist 99

99 - باب استحباب تقديم اليمين في كل مَا هو من باب التكريم كالوضوءِ وَالغُسْلِ وَالتَّيَمُّمِ، وَلُبْسِ الثَّوْبِ وَالنَّعْلِ وَالخُفِّ وَالسَّرَاوِيلِ وَدُخولِ الْمَسْجِدِ، وَالسِّوَاكِ، وَالاكْتِحَالِ، وَتقليم الأظْفار، وَقَصِّ الشَّارِبِ، وَنَتْفِ الإبْطِ، وَحلقِ الرَّأسِ، وَالسّلامِ مِنَ الصَّلاَةِ، وَالأكْلِ، والشُّربِ، وَالمُصافحَةِ، وَاسْتِلاَمِ الحَجَرِ الأَسْوَدِ، والخروجِ منَ الخلاءِ، والأخذ والعطاء وغيرِ ذَلِكَ مِمَّا هُوَ في معناه. ويُسْتَحَبُّ تَقديمُ اليسارِ في ضدِ ذَلِكَ، كالامْتِخَاطِ وَالبُصَاقِ عن اليسار، ودخولِ الخَلاءِ، والخروج من المَسْجِدِ، وخَلْعِ الخُفِّ والنَّعْلِ والسراويلِ والثوبِ، والاسْتِنْجَاءِ وفِعلِ المُسْتَقْذرَاتِ وأشْبَاه ذَلِكَ. قَالَ الله تَعَالَى: {فَأَمَّا مَنْ أوتِيَ كِتَابَهُ بيَمينِهِ فَيْقُولُ هَاؤُمُ اقْرَأوا كِتَابِيْه} [الحاقة: 19] الآيات، وقَالَ تَعَالَى: {فَأصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ مَا أصْحَابُ المَيْمَنَةِ وَأَصْحابُ المَشْئَمَةِ مَا أصْحَابُ المَشْئَمَةِ} [الواقعة: 8 - 9].<br>720 - وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ في شَأنِهِ كُلِّهِ: في طُهُورِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَتَنَعُّلِهِ. متفقٌ عَلَيْهِ. 721 - وعنها، قالت: كَانَتْ يَدُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - اليُمْنَى لِطُهُورِهِ وَطَعَامِهِ، وَكَانَتِ الْيُسْرَى لِخَلائِهِ وَمَا كَانَ مِنْ أذَىً. حديث صحيح، رواه أَبُو داود وغيره بإسنادٍ صحيحٍ. 722 - وعن أم عطية رضي الله عنها: أنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ لهن في غَسْلِ ابْنَتِهِ زَيْنَبَ رضي الله عنها: «ابْدَأنَ بِمَيَامِنِهَا، وَمَوَاضِعِ الوُضُوءِ مِنْهَا». متفقٌ عَلَيْهِ. 723 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا انْتَعَلَ أحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيُمْنَى، وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدأْ بِالشِّمَالِ. لِتَكُنْ اليُمْنَى أوَّلَهُمَا تُنْعَلُ، وَآخِرُهُمَا تُنْزَعُ». متفقٌ عَلَيْهِ. 724 - وعن حفصة رضي الله عنها: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يجعل يَمينَهُ لطَعَامِهِ وَشَرَابِهِ وَثِيَابِهِ، وَيَجْعَلُ يَسَارَهُ لِمَا سِوَى ذَلِكَ. رواه أَبُو داود والترمذي وغيره. 725 - وعن أَبي هُريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا لَبِسْتُمْ، وَإِذَا تَوَضَّأتُمْ، فَابْدَأوا بأيَامِنِكُمْ» حديث صحيح، رواه أَبُو داود والترمذي بإسناد صحيح. 726 - وعن أنس - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أتى مِنىً، فَأتَى الْجَمْرَةَ فَرَمَاهَا، ثُمَّ أتَى مَنْزِلَهُ بِمِنَىً ونحر، ثُمَّ قَالَ لِلحَلاَّقِ: «خُذْ» وأشَارَ إِلَى جَانِبهِ الأَيْمَنِ، ثُمَّ الأَيْسَرِ، ثُمَّ جَعَلَ يُعْطِيهِ النَّاسَ. متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية: لما رمَى الجَمْرَةَ، وَنَحَرَ نُسُكَهُ وَحَلَقَ، نَاوَلَ الحَلاَّقَ شِقَّهُ الأَيْمَنَ فَحَلَقَهُ، ثُمَّ دَعَا أَبَا طَلْحَةَ الأنْصَارِيَّ - رضي الله عنه - فَأعْطَاهُ إيَّاهُ، ثُمَّ نَاوَلَهُ الشِّقَّ الأَيْسَرَ، فَقَالَ: «احْلِقْ»، فَحَلَقَهُ فَأعْطَاهُ أَبَا طَلْحَةَ، فَقَالَ: «اقْسِمْهُ بَيْنَ النَّاسِ».

Bab 99. Sunnahnya Mendahulukan Anggota Yang Kanan Dalam Segala Sesuatu Yang Termasuk Dalam Bab Memuliakan (Yakni Karena Mulianya Anggota Kanan Itu) Misalnya Ketika Berwudhu', Mandi, Tayammum, Mengenakan Pakaian, Terompah -Sandal-, Sepatu, Celana, Masuk Masjid, Bersiwak (Bersugi), Bercelak, Memotong Kuku, Mencukur Kumis, Mencabut Rambut Ketiak, Mencukur Kepala, Bersalam Dari Shalat, Makan, Minum, Berjabatan Tangan, Menjabat Hajar Aswad, Keluar Dari Jamban, Mengambil, Memberi Dan lain-lain Yang Semakna Dengan Itu, Juga Disunnahkan Mendahulukan Anggota Yang Kiri Dalam Hal-hal Yang Sebaliknya Di Atas Seperti Beringus, Berludah Di Sebelah Kiri, Masuk Jamban, Keluar Dari Masjid, Melepaskan Sepatu, Terompah -Sandal-, Celana, Pakaian Serta Bercebok Dan Mengerjakan Apa-apa Yang Dianggap Kotor Dan Yang Serupa Dengan Itu&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Maka barangsiapa yang diberi catatan amalnya -lalu diterima- dengan tangan kanannya, maka orang itu berkata: &quot;Nah, coba bacalah olehmu semua akan catatan amalku ini,&quot; sampai habisnya beberapa ayat. (al-Haqqah: 19)&nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Adapun orang-orang golongan kanan. Apakah orang-orang golongan kanan itu? Dan orang-orang golongan kiri. Apakah orang-orang golongan kiri itu?&quot; (al-Waqi'ah: 8-9)&nbsp;718. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. itu gemar sekali mendahulukan anggota kanannya dalam segala hal yang dilakukan olehnya, baik dalam bersucinya, menyisir rambutnya serta mengenakan terompahnya.&quot; (Muttafaq 'alaih)&nbsp;719. Dari Aisyah radhiallahu 'anha juga, katanya: &quot;Tangan Rasulullah s.a.w. yang kanan itu beliau gunakan untuk bersuci dan makan, sedang tangan beliau s.a.w. yang kiri itu untuk sesuatu yang dilakukan dalam jamban -seperti bercebok, mengambil batu dan menghilangkan kotoran- serta apa-apa yang merupakan kotoran -seperti berludah, beringus dan sebagainya-.&quot; Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan lain-lainnya dengan isnad shahih.&nbsp;720. Dari Ummu 'Athiyyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda kepada kaum wanita dalam memandikan puterinya yakni Zainab -atau Ummu Kultsum di waktu wafatnya- radhiallahu 'anha: &quot;Dahulukanlah olehmu semua anggota-anggotanya yang bagian kanan serta tempat-tempat berwudhu' daripada tubuhnya itu.&quot; (Muttafaq 'alaih)&nbsp;721. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Apabila seseorang dari engkau semua mengenakan terompah -sandal-, maka hendaklah mendahulukan yang kanan dan apabila melepaskannya, maka dahulukanlah yang kiri. Hendaklah yang kanan itu yang pertama diantara kedua kaki yang dikenakan terompah -sandal- dan yang terakhir ketika dilepaskan.&quot; (Muttafaq 'alaih)&nbsp;722. Dari Hafshah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. menggunakan anggota kanannya untuk makan, minum dan mengenakan pakaiannya serta menggunakan anggota kirinya untuk yang selain di atas itu.&quot; (Riwayat Abu Dawud dan lain-lain)&nbsp;723. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Apabila engkau semua mengenakan pakaian atau berwudhu', maka dahulukanlah anggota-anggota kananmu.&quot; Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dengan isnad yang shahih.&nbsp;724. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. datang di Mina, lalu mendatangi jamrah, kemudian melemparnya, terus datang di rumahnya di Mina dan menyembelih kurban. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda kepada tukang cukur rambut: &quot;Ambillah -rambut kepala untuk dicukur-.&quot; Beliau s.a.w. menunjukkan ke bagian sebelah kanannya kemudian bagian sebelah kirinya, kemudian diberikan kepada para manusia. (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat lain disebutkan: &quot;Ketika beliau s.a.w. sudah melempar jamrah dan menyembelih kurbannya serta bercukur, beliau memberikan bagian kepala sebelah kanannya, lalu tukang cukur itu mencukurnya. Kemudian beliau mengundang Abu Thalhah al-Anshari r.a. lalu memberikan rambutnya itu kepadanya. Seterusnya beliau memberikan bagian kepala sebelah kirinya dan beliau menyabdakan: &quot;Cukurlah!&quot; Tukang cukur itu mencukurnya, lalu memberikan rambutnya itu kepada Abu Thalhah dan beliau bersabda: &quot;Bagikanlah ini kepada orang banyak.&quot; (HR.riyadhus_shalihin : 99)
No Hadist 100

(2) - كتاب أدب الطعام 100 - باب التسمية في أوله والحمد في آخره 727 - وعن عُمَرَ بنِ أبي سَلمة رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ لي رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «سَمِّ اللهَ، وَكُلْ بِيَمِينكَ، وكُلْ مِمَّا يَليكَ». متفقٌ عَلَيْهِ. 728 - وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «إِذَا أكَلَ أحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللهِ تَعَالَى، فإنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللهِ تَعَالَى في أوَّلِهِ، فَلْيَقُلْ: بِسم اللهِ أوَّلَهُ وَآخِرَهُ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 729 - وعن جابرٍ - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقولُ: «إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللهَ تَعَالَى عِنْدَ دُخُولِهِ، وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ لأَصْحَابِهِ: لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللهَ تَعَالَى عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أدْرَكْتُمُ المَبِيتَ؛ وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللهَ تَعَالَى عِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ: أدْرَكْتُم المَبيتَ وَالعَشَاءَ». رواه مسلم. 730 - وعن حُذَيْفَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: كُنَّا إِذَا حَضَرْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - طَعَامًا، لَمْ نَضَعْ أيدِينَا حَتَّى يَبْدَأَ رَسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم - فَيَضَعَ يَدَهُ، وَإنَّا حَضَرْنَا مَعَهُ مَرَّةً طَعَامًا، فَجَاءَتْ جَارِيَةٌ كَأنَّهَا تُدْفَعُ، فَذَهَبَتْ لِتَضَعَ يَدَهَا في الطَّعَامِ، فَأَخَذَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بِيَدِهَا، ثُمَّ جَاءَ أَعْرَابِيّ كأنَّمَا يُدْفَعُ، فَأخَذَ بِيَدهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ الشَّيْطَانَ يَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ أَنْ لا يُذْكَرَ اسمُ اللهِ تَعَالَى عَلَيْهِ، وَإنَّهُ جَاءَ بهذِهِ الجارية لِيَسْتَحِلَّ بِهَا، فأَخَذْتُ بِيَدِهَا، فَجَاءَ بهذا الأعرَابيّ لِيَسْتَحِلَّ بِهِ، فَأخذْتُ بِيَدِهِ، والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إنَّ يَدَهُ في يَدِي مَعَ يَدَيْهِمَا» ثُمَّ ذَكَرَ اسْمَ اللهِ تَعَالَى وَأكَلَ. رواه مسلم. 731 - وعن أُمَيَّةَ بن مَخْشِيٍّ الصحابيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - جَالِسًا، وَرَجُلٌ يَأكُلُ، فَلَمْ يُسَمِّ اللهَ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ إِلاَّ لُقْمَةٌ، فَلَمَّا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ، قَالَ: بِسْمِ اللهِ أوَّلَهُ وَآخِرَهُ، فَضَحِكَ النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - ثُمَّ قَالَ: «مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأكُلُ مَعَهُ، فَلَمَّا ذَكَرَ اسمَ اللهِ اسْتَقَاءَ مَا فِي بَطْنِهِ». رواه أَبُو داود والنسائي. 732 - وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يَأكُلُ طَعَامًا في سِتَّةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَجَاءَ أعْرَابِيٌّ، فَأكَلَهُ بلُقْمَتَيْنِ. فَقَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «أما إنَّهُ لَوْ سَمَّى لَكَفَاكُمْ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 733 - وعن أَبي أُمَامَة - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا رَفَعَ مَائِدَتَهُ، قَالَ: «الْحَمْدُ للهِ حَمدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَاركًا فِيهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ، وَلاَ مُوَدَّعٍ، وَلاَ مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا». رواه البخاري. 734 - وعن معاذِ بن أنسٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ أكَلَ طَعَامًا، فَقال: الحَمْدُ للهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا، وَرَزَقنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلاَ قُوَّةٍ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن».

Bab 100. Kitab Adab-adab Makanan Mengucapkan Bismillah Pada Permulaan Makan Dan Alhamdulillah Pada Penghabisannya&nbsp;&nbsp;Setiap manusia hidup pasti memerlukan makan minum. Ini sudah menjadi keharusan, sebab tanpa itu tentu mati. Tetapi makan dan minum itupun wajib menurut aturanNya. Jangan asal suka, terus dimasukkan saja, sehingga perut menjadi sesak dan padat, penuh dan tidak ada kelonggarannya sama sekali.&nbsp;Dalam Hadis-hadis di bawah ini Rasulullah s.a.w. memberikan tuntunan kepada kita: Tidak satu wadahpun yang diisi oleh seseorang sampai penuh yang lebih buruk daripada ia mengisi perutnya. Ini adalah sebagai anjuran secara halus bahwa kita kalau makan jangan terlampau penuh dan padat isi perut itu. Oleh sebab itu Nabi s.a.w. pernah bersabda: &quot;Kita -kaum Muslimin- adalah suatu kaum yang tidak akan makan sehingga kita merasa lapar dan apabila kita makan tidak sampai kekenyangan.&quot; Kegemaran makan sampai padat adalah sesuatu yang amat dikhawatirkan oleh Rasulullah s.a.w. atas umatnya, sebagaimana sabdanya: &quot;Yang paling saya takuti diantara hal-hal yang saya takuti atas umatku ialah besarnya perut, gendut karena banyak makan, terus menerus tidur, kegemaran tidur yang melampaui batas, malas-malasan dan lemahnya keyakinan, tidak mempunyai pendirian yang tegas dan mantap.&quot; Makan itu secukupnya saja asalkan tulang dapat berdiri untuk dapat digunakan bekerja, yakni tidak sampai kehilangan semangat sebab lapar. Isi perut hendaklah dibagi tiga macam, yakni sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas serta letak udara yang perlu dikosongkan, sehingga jiwa menjadi baik dan bersih.Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sehubungan dengan urusan makan minum ini, yaitu: Perut besar -karena kebanyakan makan- itu adalah rumah penyakit, sedang menjaga diri sebelum sakit adalah pokok pangkal pengobatan, karena jikalau telah sakit tentu sukar diobati dan tentu makan waktu untuk kesembuhannya. Oleh sebab itu berlaku sederhanalah dalam makan minum. Bukan banyaknya makanan yang menyebabkan kuatnya tubuh, tetapi makan secukupnya itulah yang membuat tubuh menjadi bersemangat dan menyebabkan kecerdikan dan berfikir. Jikalau perut sudah terisi banyak makanan, maka sempitlah jadinya untuk isi minuman. Jikalau sudah di isi terlampau banyak dengan minuman, maka sempitlah jadinya untuk diisi udara. Kalau demikian itu, terjadi, maka kelesuan, kemalasan, kelelahan akan menghinggapi orang yang berbuat semacam itu. Hal ini sangat membahayakan kesehatannya, sebab akhirnya akan sering sakit-sakitan tubuhnya dan jiwanya menjadi pemalas dan gemar menganggur, fikirannya tumpul dan hilanglah semangat kerjanya. Akibatnya timbullah berbagai angan-angan yang buruk dalam fikirannya.Menilik hal-hal di atas itu, maka dapatlah kita menilai, betapa tinggi ajaran yang diberikan oleh Rasulullah s.a.w. itu kepada umatnya. Selanjutnya terserahlah kepada kita sendiri untuk melaksanakan atau mengabaikannya. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita agar kita dapat selalu mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajarannya itu. Amin.&nbsp;Apa yang diuraikan dalam nomor tiga di atas adalah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad s.a.w. kepada seluruh umatnya dan disabdakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam-imam Ahmad, Tirmidzi, Nasa'i serta Ibnu Majah yang oleh Imam Tirmidzi dikatakan sebagai hadis hasan. Hadis ini diterima dari sahabat Almiqdam bin Ma'dikariba r.a.&nbsp;Adapun sabda Rasulullah yang dimaksudkan ialah: &quot;Tiada seorang anak Adam (manusia)pun yang memenuhi sesuatu wadah yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah anak Adam (manusia) itu makan beberapa suap saja yang dapat mendirikan (menguatkan) tulang belakangnya. Oleh sebab itu, apabila perut itu mesti diisi, cukuplah sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga lagi untuk pernafasannya (jiwanya).&quot;&nbsp;725. Dari 'Amr bin Abu Salamah radhiallahu 'anhuma, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: &quot;Ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari makanan yang ada di dekatmu.&quot; (Muttafaq 'alaih)&nbsp;726. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Apabila seorang dari engkau semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama Allah Ta'ala -yakni mengucapkan Bismillah-. Jikalau ia terlupa menyebutkan nama Allah Ta'ala pada permulaan makannya itu, maka hendaklah mengucapkan: &quot;Bismillahi awwalahu wa akhirahu,&quot; artinya: Dengan nama Allah pada permulaan -makan- dan pada penghabisannya. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dari Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih.&nbsp;727. Dari Jabir r.a., katanya: &quot;Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Apabila seorang itu masuk rumahnya, lalu ia berdzikir kepada Allah di waktu masuknya dan ketika makannya, maka syaitan berkata kepada kawan-kawannya: &quot;Engkau semua tidak dapat memperoleh tempat bermalam serta makanan. Tetapi jikalau orang itu masuk lalu tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala ketika masuknya, maka syaitan berkata: &quot;Engkau semua dapat memperoleh tempat bermalam.&quot; Selanjutnya jikalau orang tadi tidak pula berdzikir kepada Allah Ta'ala ketika makannya, maka syaitan tadi berkata: &quot;Engkau semua dapat memperoleh tempat bermalam serta makanan.&quot; (Riwayat Muslim)&nbsp;728. Dari Hudzaifah r.a., katanya: &quot;Kita semua itu apabila mendatangi makanan bersama Rasulullah s.a.w., maka kita tidak akan meletakkan tangan-tangan kita lebih dulu sebelum Rasulullah s.a.w. memulainya, lalu beliau meletakkan tangannya. Sesungguhnya kita semua pernah mendatangi makanan pada suatu ketika bersama beliau s.a.w., lalu datanglah seorang jariah -wanita-, mungkin seorang hamba sahaya atau seorang merdeka, seolah-olah ia dijorokkan -seperti didorong kedepan karena amat cepat jalannya-, lalu ia maju untuk meletakkan tangannya pada makanan, kemudian Rasulullah s.a.w. mengambil tangannya -dilarang makan dulu-. Seterusnya datang pulalah seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab-, seolah-olah ia dijorokkan, lalu tangannya diambil pula oleh beliau s.a.w. Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya syaitan itu mencari halalnya makanan itu apabila tidak disebutkan nama Allah Ta'ala atasnya -yakni tidak dibacakan Bismillah lebih dulu-. Sebenarnya syaitan itu datang dengan membawa jariah ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, tetapi saya telah mengambil -yakni menahan- tangannya. Kemudian datang pulalah syaitan tadi dengan membawa orang A'rab ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, lalu saya ambil pula tangannya. Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya tangan syaitan itu ada di dalam genggaman tanganku ini bersama kedua tangan orang yang kupegang ini.&quot; Sesudah itu beliau s.a.w. menyebutkan nama Allah Ta'ala -yakni membaca Bismillah- lalu makan.&quot; (Riwayat Muslim)&nbsp;729. Dari Umayyah bin Makhsyi as-Shahabi r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika- duduk di situ ada seorang lelaki yang makan lalu tidak mengucapkan Bismillah, sehingga makanannya tidak tertinggal melainkan sesuap saja. Setelah orang itu mengangkatkan sesuatu yang tertinggal tadi di mulutnya, tiba-tiba ia mengucapkan: Bismillahi awwalahu wa akhirahu.&quot; Kemudian Nabi s.a.w. ketawa latu bersabda: &quot;Tidak henti-hentinya syaitan tadi makan bersama orang itu. Tetapi setelah ia ingat untuk mengucapkan nama Allah -yakni setelah membaca Bismillah, maka syaitan tadi memuntahkan seluruh makanan yang telah ada dalam perutnya-. (Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i)&nbsp;730. Dari Aisyah radhiallahu'anha, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika- hendak makan sesuatu makanan bersama enam orang sahabat-sahabatnya. Lalu datanglah seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab-, kemudian makan makanan itu dalam dua kali suap saja. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: &quot;Sesungguhnya saja andaikata orang ini suka membaca Bismillah -sebelum makannya tadi- niscaya makanan itu dapat mencukupi engkau semua pula -karena adanya keberkahan dalam makanan itu-.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih.&nbsp;731. Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya nabi s.a.w. apabila mengangkat hidangannya -yakni setelah selesai makan- beliau s.a.w. mengucapkan -yang artinya-: &quot;Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, makanan yang suci serta diberkahi, tidak diremehkan serta tidak pula dianggap kurang berguna, ya Tuhan kita.&quot; (Riwayat Bukhari)&nbsp;732. Dari Mu'az bin Anas r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang setelah selesai makan sesuatu makanan lalu mengucapkan -yang artinya-: &quot;Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan ini padaku dan memberikan rezeki itu padaku tanpa adanya daya serta kekuatan daripadaku&quot;, maka diampunkanlah untuknya apa-apa yang telah terdahulu dari dosanya.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.riyadhus_shalihin : 100)