Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 971

وعنه، قَالَ: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يَتَخَلَّفُ في المَسير، فَيُزْجِي الضَّعِيف، وَيُرْدِفُ وَيَدْعُو لَهُ. رواه أَبُو داود بإسناد حسن.

Dari Jabir r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. selalu membelakang di waktu dalam perjalanan, maka beliau membimbing orang yang lemah dan menaikkan di belakangnya -dalam kendaraan yang dinaikinya-, juga mendoakan padanya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan. (HR.Riyadhus Shalihin : 971)
No Hadist 972

وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ، كَبَّرَ ثَلاثًا، ثُمَّ قَالَ: «سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ. اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الأَهْلِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالأَهْلِ وَالوَلَدِ». وَإِذَا رَجَعَ قَالَهُنَّ. وَزَادَ فِيهِنَّ «آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ». رواه مسلم. مَعْنَى «مُقْرِنِينَ»: مُطِيقِينَ. وَ «الوَعْثَاءُ» بفتحِ الواوِ وَإسكان العين المهملة وبالثاء المثلثة وبالمد وَهِيَ: الشِّدَّةُ. وَ «الكَآبَةُ» بِالمَدِّ، وَهِيَ: تَغَيُّرُ النَّفْسِ مِنْ حُزْنٍ وَنَحْوهِ. وَ «المُنْقَلَبُ»: المَرْجِعُ.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. apabila berada di atas punggung untanya untuk keluar berpergian, maka beliau s.a.w. itu bertakbir dulu sebanyak tiga kali, kemudian mengucapkan -yang artinya-: "Maha Suci Zat Allah yang menundukkan kendaraan ini pada kita dan kita tidak kuasa rnengendalikannya -melainkan dengan pertolongan Allah- dan sesungguhnya kita akan kembali kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya kita memohonkan kepadaMu dalam berpergian kita ini akan kebajikan dan ketaqwaan, juga apa-apa yang Engkau ridhai dari amal perbuatan. Ya Allah, mudahkanlah segala sesuatu untuk kita dalam berpergian kita ini dan lipatlah -dekatkanlah- mana-mana yang jauh. Engkau adalah kawan dalam perjalanan, pengganti -yang mengawas-awasi- dalam keluarga. Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu dari kesukaran perjalanan, kesedihan pandangan dan buruknya keadaan ketika kembali, baik mengenai harta, keluarga ataupun anak." Selanjutnya apabila beliau s.a.w. kembali lalu mengucapkan kalimat-kalimat di atas itu pula dan menambahkan dengan ucapan -yang artinya-: "Kita telah kembali, kita semua bertaubat -kepada Allah-, menyembah kepada Tuhan kita serta mengucapkan puji-pujian padaNya." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 972)
No Hadist 973

وعن عبد الله بن سَرجِسَ - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إِذَا سَافَرَ يَتَعَوَّذُ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ المُنْقَلَبِ، وَالْحَوْرِ بَعْدَ الكَوْنِ، وَدَعْوَةِ المَظْلُومِ، وَسُوءِ المَنْظَرِ في الأَهْلِ وَالمَالِ. رواه مسلم. هكذا هُوَ في صحيح مسلم: «الحَوْر بَعْدَ الكَوْنِ» بالنون، وكذا رواه الترمذي والنسائي، قَالَ الترمذي: وَيُرْوَى «الكوْرُ» بالراءِ، وَكِلاهما لَهُ وجه. قَالَ العلماءُ: ومعناه بالنون والراءِ جَميعًا: الرُّجُوعُ مِنَ الاسْتِقَامَةِ أَوِ الزِّيَادَةِ إِلَى النَّقْصِ. قالوا: ورِوايةُ الرَّاءِ مَأخُوذَةٌ مِنْ تَكْوِيرِ العِمَامَة وَهُوَ لَفُّهَا وَجَمْعُهَا. ورواية النون، مِنَ الكَوْنِ، مَصْدَرُ كَانَ يَكُونُ كَونًا: إِذَا وُجِدَ وَاسْتَقَرَّ.

Dari Abdullah bin Sarjis r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila berpergian, beliau s.a.w. mohon perlindungan kepada Allah daripada kesukaran perjalanan, kesedihan keadaan waktu kembali, adanya kekurangan sesudah berlebihan, juga dari doa orang yang teraniaya, buruknya pandangan dalam keluarga dan harta." [Riwayat Muslim]Demikianlah yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim, yaitu Alhaur ba'dal kaun dengan nun, demikian pula yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Nasa'i. Imam Tirmidzi mengatakan: "Ada yang meriwayatkan dengan lafaz alkaur dengan ra' dan keduanya itu mempunyai wajah masing-masing." Para alim ulama berkata: "Maknanya dengan nun dan ra' semuanya ialah kembali dari ketetapan dan kelebihan menjadi kekurangan." Mereka mengatakan: "Riwayat ra' -kaur- itu diambil dari kata mentakwirkan sorban artinya ialah melipat dan mengumpulkannya, sedang riwayat nun ialah dari kata kaun, sebagai mashdarnyakana yakunu kaunan, jikalau didapatkan dan menetap." (HR.Riyadhus Shalihin : 973)
No Hadist 974

وعن عَلِي بن ربيعة، قَالَ: شهدت عليَّ بن أَبي طالب - رضي الله عنه - أُتِيَ بِدَابَّةٍ لِيَرْكَبَهَا، فَلَمَّا وَضَعَ رِجْلَهُ في الرِّكَابِ، قَالَ: بِسْمِ اللهِ، فَلَمَّا اسْتَوَى عَلَى ظَهْرِهَا، قَالَ: الحَمْدُ للهِ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنينَ، وَإنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، ثُمَّ قَالَ: الحمْدُ للهِ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: اللهُ أكْبَرُ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: سُبْحَانَكَ إنّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي إنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أنْتَ، ثُمَّ ضَحِكَ، فَقيلَ: يَا أمِيرَ المُؤمِنِينَ، مِنْ أيِّ شَيْءٍ ضَحِكْتَ؟ قَالَ: رَأيتُ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَعَلَ كَمَا فَعَلْتُ ثُمَّ ضَحِكَ، فقُلْتُ: يَا رسول اللهِ، مِنْ أيِّ شَيْءٍ ضَحِكْتَ؟ قَالَ: «إنَّ رَبَّكَ تَعَالَى يَعْجَبُ مِنْ عَبدِهِ إِذَا قَالَ: اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي، يَعْلَمُ أنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ غَيْرِي». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن»، وفي بعض النسخ: «حسن صحيح». وهذا لفظ أَبي داود.

Dari Ali bin Rabi'ah, katanya: "Saya menyaksikan Ali bin Abu Thalib r.a. diberi seekor kendaraan untuk dinaiki olehnya. Ketika ia meletakkan kakinya pada pijakan kaki, ia berkata -yang artinya-: "Dengan nama Allah -Bismillah-." Setelah berada di punggungnya, lalu mengucapkan -yang artinya-: "Segenap puji bagi Allah yang menundukkan kendaraan ini untuk kita dan kita tidak kuasa mengendalikannya tanpa pertolongan Allah. Sesungguhnya kita akan kembali kepadaNya." Selanjutnya ia mengucapkan -yang artinya-: "Segenap puji bagi Allah -Alhamdulillah-," tiga kali. Seterusnya mengucapkan -yang artinya-: "Allah adalah Maha Besar -Allahu Akbar-," tiga kali. Kemudian mengucapkan pula -yang artinya-: "Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya menganiaya diri saya sendiri, maka berikanlah pengampunan kepada saya, sesungguhnya saja tidak ada yang dapat memberikan pengampunan melainkan Engkau." Setelah mengucapkan semua itu lalu Ali r.a. ketawa. Kepadanya ditanyakan: "Ya Amirul mu'minin, mengapa Anda ketawa?" Ia menjawab: "Saya pernah melihat Nabi s.a.w. mengerjakan sebagaimana yang saya kerjakan itu, lalu beliau s.a.w. ketawa. Saya bertanya: "Ya Rasulullah, karena apakah Tuan ketawa?" Beliau s.a.w. menjawab: "Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Suci itu merasa heran terhadap hambaNya apabila ia mengucapkan: "Ampunkanlah untukku dosa-dosaku," ia mengetahui bahwasanya memang tidak ada yang kuasa mengampuni dosa selain daripadaKu." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan, sedang dalam sebagian naskah dianggap hasan shahih. Hadis seperti di atas adalah lafaznya Imam Abu Dawud. (HR.Riyadhus Shalihin : 974)
No Hadist 975

عن جابر - رضي الله عنه - قَالَ: كُنَّا إِذَا صَعِدْنَا كَبَّرْنَا، وَإِذَا نَزَلْنَا سَبَّحْنَا. رواه البخاري.

Dari Jabir r.a., katanya: "Kita semua -di waktu berpergian- apabila naik kita bertakbir dan apabila turun kita bertasbih." [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 975)
No Hadist 976

وعن ابن عمرَ رضي اللهُ عنهما، قَالَ: كَانَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - وجيُوشُهُ إِذَا عَلَوا الثَّنَايَا كَبَّرُوا، وَإِذَا هَبَطُوا سَبَّحُوا. رواه أَبُو داود بإسناد صحيح.

Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma, katanya: "Nabi s.a.w. dan seluruh tentaranya itu apabila mendaki ke gunung-gunung, mereka semuanya bertakbir dan apabila turun mereka bertasbih." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih. (HR.Riyadhus Shalihin : 976)
No Hadist 977

وعنه، قَالَ: كَانَ النَّبي - صلى الله عليه وسلم - إِذَا قَفَلَ مِنَ الحَجِّ أَوْ العُمْرَةِ، كُلَّمَا أوْفَى عَلَى ثَنِيَّةٍ أَوْ فَدْفَدٍ كَبَّرَ ثَلاثًا، ثُمَّ قَالَ: «لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. آيِبُونَ، تَائِبُونَ، عَابِدُونَ، سَاجِدُونَ، لِرَبِّنَا حَامِدُونَ، صَدَقَ اللهُ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ». متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية لمسلم: إِذَا قَفَلَ مِنَ الجيُوشِ أَو السَّرَايَا أَو الحَجِّ أَو العُمْرَةِ. قَوْلهُ: «أوْفَى» أيْ: ارْتَفَعَ، وَقَوْلُه: «فَدْفَدٍ» هُوَ بفتح الفائَينِ بينهما دال مهملة ساكِنة، وَآخِره دال أخرى وَهُوَ: «الغَليظُ المُرْتَفِعُ مِنَ الأرضِ».

Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Nabi s.a.w. itu apabila kembali dari haji atau umrah, setiap kali beliau naik di atas gunung atau tanah tinggi yang keras, beliau tentu bertakbir sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengucapkan -yang artinya-: "Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, juga bagiNyalah segenap kerajaan dan puji-pujian. Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kita semua kembali, kita semua bertaubat -kepada Allah-, menyembah, bersujud kepada Tuhan kita serta mengucapkan puji-pujian. Allah menepati janjiNya, menolong hambaNya dan mengalahkan pasukan-pasukan musuh dengan seorang diri saja." [Muttafaq 'alaih]Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Jikalau beliau s.a.w. kembali dari memimpin pasukan atau tentara -dalam peperangan- atau dari haji atau umrah." (HR.Riyadhus Shalihin : 977)
No Hadist 978

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رجلًا قَالَ: يَا رسول الله، إنّي أُريدُ أَنْ أُسَافِرَ فَأوْصِني، قَالَ: «عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ، وَالتَّكْبِيرِ عَلَى كلِّ شَرَفٍ» فَلَمَّا وَلَّى الرَّجُلُ، قَالَ: «اللَّهُمَّ اطْوِ لَهُ البُعْدَ، وَهَوِّنْ عَلَيْهِ السَّفَرَ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن»

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, saya hendak berpergian, maka berikanlah wasiat pada saya!" Beliau s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau tetap bertaqwa kepada Allah serta bertakbir pada setiap berada di tempat yang tinggi." Setelah orang itu menyingkir, beliau s.a.w. lalu mengucapkan doa -yang artinya-: "Ya Allah, lipatlah -yakni dekatkanlah- yang jauh untuknya dan permudahkanlah untuknya dalam perjalanannya itu." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.Riyadhus Shalihin : 978)
No Hadist 979

وعن أَبي موسى الأشعريِّ - رضي الله عنه - قَالَ: كنّا مَعَ النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - في سَفَرٍ، فَكُنَّا إِذَا أشْرَفْنَا عَلَى وَادٍ هَلَّلْنَا وَكَبَّرْنَا وَارتَفَعَتْ أصْوَاتُنَا، فَقَالَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم: «يَا أيُّهَا النَّاسُ، ارْبَعُوا عَلَى أنْفُسِكُمْ، فَإنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أصَمَّ وَلاَ غَائِبًا، إنَّهُ مَعَكُمْ، إنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ». متفقٌ عَلَيْهِ. «ارْبَعُوا» بفتحِ الباءِ الموحدةِ أيْ: ارْفُقُوا بِأَنْفُسِكُمْ.

Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Kita semua bersama Nabi s.a.w. dalam berpergian, lalu apabila kita semua naik di atas suatu jurang, kita semua bertahlil serta bertakbir dan amat keraslah suara-suara kita itu. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, kasihanilah pada dirimu sendiri -yakni jikalau bersuara tidak perlu keras-keras-, sebab sesungguhnya engkau semua itu bukannya berdoa kepada Tuhan yang bersifat tuli ataupun yang tidak ada Zatnya, sesungguhnya Tuhan itu adalah beserta engkau semua dan Dia Maha Mendengar lagi Dekat." [Muttafaq’alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 979)
No Hadist 980

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «ثلاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَات لاَ شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ المَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ المُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن». وليس في رواية أَبي داود: «عَلَى وَلَدِهِ».

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada tiga macam doa yang mustajab -yakni akan dikabulkan oleh Allah Ta'ala-, yang tiada disangsikan lagi akan terkabulnya, yaitu: doanya orang yang teraniaya, doanya orang yang dalam berpergian dan doanya orang tua terhadap anaknya." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. Tetapi dalam riwayat Imam Abu Dawud tidak terdapat kata-kata: 'ala waladihi yakni atas anaknya. (HR.Riyadhus Shalihin : 980)