Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 141

141 - باب بيان أنَّ السنة إِذَا قيل للمستأذن: من أنت؟ أن يقول: فلان، فيسمي نفسه بما يعرف به من اسم أَوْ كنية وكراهة قوله: «أنا» ونحوها 874 - وعن أنس - رضي الله عنه - في حديثه المشهور في الإسراءِ، قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «ثُمَّ صَعَدَ بي جِبْريلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَاسْتَفْتَحَ، فقِيلَ: مَنْ هذَا؟ قَالَ: جِبْريلُ، قِيلَ: وَمَنْ مَعَكَ؟ قَالَ: مُحَمَّدٌ، ثُمَّ صَعَدَ إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ فاسْتَفْتَحَ، قِيلَ: مَنْ هَذَا؟ قَالَ: جِبْريل، قِيلَ: وَمَنْ مَعَكَ؟ قَالَ: مُحَمَّدٌ وَالثَّالِثَةِ وَالرَّابِعَةِ وَسَائِرِهنَّ وَيُقَالُ فِي بَابِ كُلِّ سَمَاءٍ: مَنْ هَذَا؟ فَيَقُولُ: جِبْريلُ». متفقٌ عَلَيْهِ. 875 - وعن أَبي ذرٍّ - رضي الله عنه - قَالَ: خَرَجْتُ لَيْلَةً مِنَ اللَّيَالِي، فَإذَا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يَمْشِي وَحْدَهُ، فَجَعَلْتُ أمْشِي فِي ظلِّ القمَرِ، فَالْتَفَتَ فَرَآنِي، فَقَالَ: «مَنْ هَذَا؟» فقلتُ: أَبُو ذَرٍّ. متفقٌ عَلَيْهِ. 876 - وعن أُمِّ هانىءٍ رضي الله عنها، قالت: أتيتُ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ يَغْتَسِلُ وَفَاطِمَةُ تَسْتُرُهُ، فَقَالَ: «مَنْ هذِهِ؟» فقلتُ: أنا أُمُّ هَانِىءٍ. متفقٌ عَلَيْهِ. 877 - وعن جابر - رضي الله عنه - قَالَ: أتَيْتُ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَدَقَقْتُ البَابَ، فَقَالَ: «مَنْ هَذَا؟» فَقُلتُ: أَنَا، فَقَالَ: «أنَا، أنَا!» كَأنَّهُ كَرِهَهَا . متفقٌ عَلَيْهِ.

Bab 141. Menerangkan Bahwa Sunnah Hukumnya Apabila Kepada Orang Yang Meminta Izin Ditanyakan: "Siapakah Engkau?" Supaya Mengucapkan "Fulan" Dengan Menyebut Nama Dirinya Yang Mudah Dikenali, Baik Nama Sendiri Atau Nama Panggilannya Dan Makruhnya Mengucapkan: "Saya" Dan Yang Seumpamanya -Yang Sulit Dikenali-  871. Dari Anas r.a. dalam hadisnya yang masyhur mengenai cerita isra', katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kemudian Jibril naik dengan saya ke langit dunia, lalu ia meminta supaya dibukakan pintu. Ia lalu ditanya: "Siapakah ini?" Ia menjawab: "'Jibril." Ditanya: "Siapakah yang beserta Anda?" Ia menjawab: "Muhammad." Selanjutnya ia naik lagi ke langit yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Ia ditanya pada tiap-tiap pintu langit: "Siapakah ini?" Ia menjawab: "Jibril." (Muttafaq 'alaih) 872. Dari Abu Zar r.a., katanya: "Saya keluar pada suatu malam dari beberapa malam, tiba-tiba tampak Rasulullah s.a.w. sedang berjalan sendirian. Saya terus berjalan di bawah bayangan bulan, lalu beliau s.a.w. menoleh lalu bertanya: "Siapakah ini?" Saya menjawab: "Abu Zar." (Muttafaq 'alaih) 873. Dari Ummu Hani' radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendatangi Nabi s.a.w. dan beliau s.a.w. sedang mandi dan Fathimah menutupinya, lalu beliau bertanya: "Siapakah ini?" Saya menjawab: Ummu Hani'. (Muttafaq 'alaih) 874. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendatangi Nabi s.a.w. lalu saya mengetuk pintu, kemudian beliau s.a.w. bertanya: "Siapakah ini?" Lalu saya menjawab: "Saya." Kemudian beliau mengucapkan: "Saya, saya," seolah-olah beliau membenci jawaban yang sedemikian itu." (Muttafaq 'alaih) (HR.riyadhus_shalihin : 141)
No Hadist 142

142 - باب استحباب تشميت العاطس إِذَا حمد الله تَعَالَى وكراهة تشميته إذا لَمْ يحمد الله تَعَالَى وبيان آداب التشميت والعطاس والتثاؤب 878 - عن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إنَّ الله يُحِبُّ العُطَاسَ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ، فَإذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ وَحَمِدَ الله تَعَالَى كَانَ حَقًّا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يَقُولَ لَهُ: يَرْحَمُكَ اللهُ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإذَا تَثَاءبَ أحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإنَّ أحَدَكُمْ إِذَا تَثَاءبَ ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ». رواه البخاري. 879 - وعنه، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا عَطَسَ أحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: الحَمْدُ للهِ، وَلْيَقُلْ لَهُ أخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ: يَرْحَمُكَ الله. فإذَا قَالَ لَهُ: يَرْحَمُكَ اللهُ، فَليَقُلْ: يَهْدِيكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ». رواه البخاري. 880 - وعن أَبي موسى - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقولُ: «إِذَا عَطَسَ أحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتُوهُ ، فَإنْ لَمْ يَحْمَدِ الله فَلاَ تُشَمِّتُوهُ». رواه مسلم. 881 - وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: عَطَسَ رَجُلانِ عِنْدَ النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا وَلَمْ يُشَمِّتِ الآخَرَ، فَقَالَ الَّذِي لَمْ يُشَمِّتْهُ: عَطَسَ فُلانٌ فَشَمَّتَّهُ، وَعَطَسْتُ فَلَمْ تُشَمِّتْنِي؟ فَقَالَ: «هَذَا حَمِدَ الله، وَإنَّكَ لَمْ تَحْمَدِ الله». متفقٌ عَلَيْهِ. 882 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إِذَا عَطَسَ وَضَعَ يَدَهُ أَوْ ثَوْبَهُ عَلَى فِيهِ، وَخَفَضَ - أَوْ غَضَّ - بِهَا صَوْتَهُ. شك الراوي. رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 883 - وعن أَبي موسى - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ اليَهُودُ يَتَعَاطَسُونَ عِنْدَ رسول اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يَرْجُونَ أَنْ يَقُولَ لَهُمْ: يَرْحَمُكُم الله، فَيَقُولُ: «يَهْدِيكُم اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 884 - وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «إِذَا تَثَاءبَ أحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ؛ فَإنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ». رواه مسلم.

Bab 142. Sunnahnya Mentasymitkan -Mendoakan Agar Dikaruniai Kerahmatan Oleh Allah Dengan Mengucapkan: Yarhamukallah- Kepada Orang Yang Bersin, Jikalau Ia Memuji Kepada Allah Ta'ala -Yakni Membaca Alhamdulillah- Dan Makruh Mentasymitkannya Jikalau Ia Tidak Memuji Kepada Allah Ta'ala, Begitu Pula Uraian Tentang Adab-adab Kesopanan Bertasymit, Bersin Dan Menguap  875. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu mencintai bersin dan benci kepada menguap. Maka apabila seseorang diantara engkau semua bersin dan ia memuji kepada Allah Ta'ala -yakni mengucapkan Alhamdulillah- maka menjadi hak atas setiap orang Muslim yang mendengarnya supaya ia mengucapkan padanya: Yarhamukallah, yakni: "Semoga engkau diberi kerahmatan oleh Allah". Adapun menguap, maka sesungguhnya menguap itu dari syaitan. Maka apabila seorang diantara engkau semua menguap, hendaklah menolaknya sekuat mungkin, sebab sesungguhnya seorang diantara engkau semua itu apabila menguap maka ketawalah syaitan daripadanya itu." (Riwayat Bukhari) 876. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Apabila seseorang diantara engkau semua itu bersin, maka hendaklah mengucapkan: "Alhamdulillah" dan hendaklah saudaranya atau kawannya yang mendengarkan itu lalu mengucapkan: "Yarhamukallah". Selanjutnya apabila saudara atau kawannya tadi sudah mengucapkan: "Yarhamukallah", maka hendaklah orang yang bersin tadi mengucapkan: "Yahdikumullah wayush-lihu balakum", artinya: "Semoga Allah memberikan petunjuk pada Anda dan pula membaguskan hati Anda". (Riwayat Bukhari) Keterangan:Menguap itu sudah dimaklumi. Bahasa Arabnya Tatsaub dan isimnya Tsaufaa'. Ia dianggap berasal dari syaitan, sebagai tanda kebencian kita padanya, karena menguap itu hanya terjadi dengan sebab adanya tubuh yang berat, perut yang berisi penuh dan condong sekali pada kemalasan. Hikmahnya adalah kita hendaknya menjauhi dari sesuatu yang dapat mengakibatkan menguap tadi seperti terlampau kenyang, tidak adanya kegiatan, malas-malasan, sehingga berat melakukan ibadah dan ketaatan. 877. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seorang diantara engkau semua itu bersin lalu ia mengucapkan: Alhamdulillah, maka tasymitkanlah ia -yakni doakan ia supaya memperoleh kerahmatan Allah dengan mengucapkan: Yarhamukallah-. Tetapi jikalau ia tidak mengucapkan: Alhamdulillah, maka janganlah engkau semua mentasymitkannya." (Riwayat Muslim) 878. Dari Anas r.a., katanya: "Ada dua orang yang sedang berada disisi Nabi s.a.w., lalu beliau s.a.w. mentasymitkan pada yang seorang diantara keduanya itu -waktu ia bersin-, tetapi tidak mentasymitkan kepada yang lainnya. Lalu berkatalah orang yang tidak ditasymitkan oleh beliau itu: "Si Fulan ini bersin lalu Anda mentasymitkan ia, sedang sayapun bersin, tetapi Anda tidak mentasymitkan saya. Apakah sebabnya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Orang ini setelah bersin mengucapkan Alhamdulillah, sedang engkau tidak mengucapkan Alhamdulillah." (Muttafaq 'alaih) 879. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila bersin, lalu meletakkan tangannya atau bajunya pada mulutnya dan memperlahankan -atau tidak memperdengarkan- suaranya karena bersinnya itu." Orang yang meriwayatkan hadis ini ragu-ragu -apakah dengan kata-kata khafadha atau ghadhdha-, tetapi artinya sama yaitu memperlahankan atau tidak memperdengarkan yakni menutupi suaranya. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. 880. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Orang-orang Yahudi sama-sama bersin di sisi Rasulullah s.a.w. dan mereka mengharapkan hendaknya beliau s.a.w. mengucapkan: Yarhamukumullah, tetapi beliau s.a.w. mengucapkan: Yahdikumullah wayushlihu balakum. Jadi bukan didoakan supaya dirahmati oleh Allah, tetapi didoakan semoga diberi petunjuk dulu oleh Allah dan diperbaguskan hatinya, sehingga suka menganut agama Islam, sebab pada waktu itu mereka belum memeluk agama Islam, sekalipun mengetahui kebenarannya Muhammad s.a.w. sebagai utusan Tuhan. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. 881. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang diantara engkau semua itu menguap, maka hendaklah ia memegangkan tangannya pada mulutnya -menutup mulutnya-, sebab sesungguhnya syaitan itu akan masuk di dalamnya -jikalau mulut tidak ditutup-." (Riwayat Muslim) (HR.riyadhus_shalihin : 142)
No Hadist 143

143 - باب استحباب المصافحة عِنْدَ اللقاء وبشاشة الوجه وتقبيل يد الرجل الصالح وتقبيل ولده شفقة ومعانقة القادم من سفر وكراهية الانحناء 885 - عن أَبي الخطاب قتادة، قَالَ: قُلْتُ لأَنَسٍ: أكَانَتِ المُصَافَحَةُ في أصْحَابِ رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم؟ قَالَ: نَعَمْ. رواه البخاري. 886 - وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: لَمَّا جَاءَ أهْلُ اليَمَنِ، قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «قَدْ جَاءكُمْ أهْلُ اليَمَنِ» وَهُمْ أوَّلُ مَنْ جَاءَ بِالمُصَافَحَةِ . رواه أَبُو داود بإسناد صحيح. 887 - وعن البراءِ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «مَا مِنْ مُسْلِمَينِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا». رواه أَبُو داود. 888 - وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رسولَ اللهِ، الرَّجُلُ مِنَّا يَلْقَى أخَاهُ، أَوْ صَدِيقَهُ، أينحَنِي لَهُ؟ قَالَ: «لاَ». قَالَ: أفَيَلْتَزِمُهُ وَيُقَبِّلُهُ؟ قَالَ: «لاَ» قَالَ: فَيَأخُذُ بِيَدِهِ وَيُصَافِحُهُ؟ قَالَ: «نَعَمْ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن». 889 - وعن صَفْوَانَ بن عَسَّالٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ يَهُودِيٌّ لِصَاحِبِهِ: اذْهَبْ بِنَا إِلَى هَذَا النَّبيِّ، فَأتَيَا رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - فَسَألاهُ عَنْ تِسْعِ آياتٍ بَيِّنَاتٍ ... فَذَكَرَ الْحَدِيث إِلَى قَوْلهِ: فقَبَّلا يَدَهُ وَرِجْلَهُ، وقالا: نَشْهَدُ أنَّكَ نَبِيٌّ. رواه الترمذي وغيره بأسانيد صحيحةٍ. 890 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما قِصَّة، قَالَ فِيهَا: فَدَنَوْنَا مِنَ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَبَّلْنَا يَدَه. رواه أَبُو داود. 891 - وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: قَدِمَ زَيْدُ بْنُ حَارِثَةَ المَدِينَةَ وَرسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - في بَيتِي، فَأتَاهُ فَقَرَعَ البَابَ، فَقَامَ إِلَيْهِ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - يَجُرُّ ثَوْبَهُ، فَاعْتَنَقَهُ وَقَبَّلَهُ. رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن». 892 - وعن أَبي ذَرٍّ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ لي رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «لا تَحقِرَنَّ منَ الْمَعرُوف شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ». رواه مسلم. 893 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَبَّلَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - الحَسَنَ بنَ عَلِيٍّ رضي الله عنهما، فَقَالَ الأقْرَعُ بن حَابِسٍ: إنَّ لِي عَشْرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أحَدًا. فَقَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ!». متفقٌ عَلَيْهِ.

Bab 143. Sunnahnya Berjabatan Tangan Ketika Bertemu Dan Menunjukkan Muka Yang Manis, Juga Mencium Tangan Orang Shalih Dan Mencium Anaknya, Serta Merangkul Orang Yang Baru Datang Dan Berpergian Dan Makruhnya Membungkukkan Badan Dalam Memberi Penghormatan  882. Dari Abul Khaththab yaitu Qatadah, katanya: "Saya berkata kepada Anas r.a.: "Adakah cara saling berjabatan tangan itu di kalangan para sahabatnya Rasulullah s.a.w. itu?" Anas menjawab: "Ya, ada." (Riwayat Bukhari) 883. Dari Anas r.a., katanya; "Ketika ahli Yaman datang, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang-orang Yaman sudah datang padamu semua dan mereka itulah pertama-tama orang yang datang dengan melakukan berjabatan tangan." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih. 884. Dari al-Bara' r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada dua orang Muslimpun yang bertemu lalu keduanya berjabatan tangan, melainkan keduanya itu diampuni dosanya oleh Allah sebelum keduanya itu berpisah." (Riwayat Abu Dawud) 885. Dari Anas r.a., katanya: "Ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, ada seorang diantara kita bertemu dengan saudaranya atau sahabatnya, apakah ia boleh membungkukkan badan untuk menghormatinya itu." Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak boleh." Orang itu bertanya lagi: "Apakah boleh ia merangkulnya dan mencium tubuhnya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak boleh, kecuali kalau baru datang dari berpergian dan lama tidak bertemu, maka boleh merangkul itu, seperti datang dari ibadah haji dan lain-lain." Orang itu berkata lagi: "Apakah boleh ia mengambil tangan saudara atau sahabatnya itu lalu berjabatan tangan dengannya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, boleh." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. 886. Dari Shafwan bin 'Assal r.a., katanya: "Ada seorang Yahudi berkata kepada sahabatnya: "Marilah bersama kami pergi ketempat Nabi ini," yang dimaksudkan ialah Nabi Muhammad s.a.w. Keduanya mendatangi Rasulullah s.a.w. lalu menanyakan perihal sembilan ayat-ayat yang terang." Shafwan seterusnya menguraikan hadis ini sampai ucapannya: "Lalu orang-orang -yakni dua orang Yahudi serta para hadirin yang ada di situ- sama mencium tangan dan kaki beliau s.a.w. dan keduanya berkata: "Kita semua menyaksikan bahwa Anda adalah seorang Nabi." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan lain-lainnya dengan isnad-isnad shahih. [Baca Status Hadis Disini] 887. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia menyebutkan sesuatu cerita yang di dalamnya ia mengatakan: "Lalu kita semua mendekat kepada Nabi s.a.w. kemudian kita mencium tangan beliau itu." (Riwayat Abu Dawud) [Baca Status Hadis Disini] 888. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Zaid bin Haritsah datang di Madinah dan beliau s.a.w. sedang ada dalam rumahku. Zaid mendatanginya lalu mengetuk pintu, kemudian Nabi s.a.w. berdiri untuk menyambutnya -karena Zaid baru datang dari berpergian- lalu beliau s.a.w. menarik bajunya terus merangkul serta menciumnya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. [Baca Status Hadis Disini] 889. Dari Abu Zar r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau menghinakan -meremehkan- sesuatu dari perbuatan baik sekalipun jikalau engkau sewaktu bertemu dengan saudaramu itu lalu menunjukkan muka yang manis berseri-seri." (Riwayat Muslim) 890. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. mencium Hasan bin Ali, lalu al-Aqra' bin Habis berkata: "Sesungguhnya saya ini mempunyai sepuluh orang anak, tetapi saya tidak pernah mencium seorangpun dari mereka itu." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Barangsiapa yang tidak berbelas kasihan, maka ia tidak dibelas kasihani oleh Allah." (Muttafaq 'alaih) (HR.riyadhus_shalihin : 143)
No Hadist 144

(6) - كتاب عيَادة المريض وَتشييع المَيّت والصّلاة عليه وَحضور دَفنهِ وَالمكث عِنْدَ قبرهِ بَعدَ دَفنه 144 - باب عيادة المريض 894 - عن البَرَاءِ بن عازِبٍ رضي الله عنهما، قَالَ: أمَرَنَا رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بعِيَادَةِ الْمَريضِ، وَاتِّبَاعِ الجَنَازَةِ، وَتَشْمِيتِ العَاطِسِ، وَإبْرَارِ الْمُقْسِمِ، وَنَصْرِ المَظْلُومِ، وَإجَابَةِ الدَّاعِي، وَإفْشَاءِ السَّلاَمِ. متفقٌ عَلَيْهِ. 895 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «حَقُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ خَمْسٌ: رَدُّ السَّلاَمِ، وَعِيَادَةُ المَرِيضِ، وَاتِّبَاعُ الجَنَائِزِ، وَإجَابَةُ الدَّعْوَةِ، وَتَشْمِيتُ العَاطِسِ». متفقٌ عَلَيْهِ. 896 - وعنه، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ اللهَ - عز وجل - يَقُولُ يَومَ القِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدنِي! قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ؟! قَالَ: أمَا عَلِمْتَ أنَّ عَبْدِي فُلاَنًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَني عِنْدَهُ! يَا ابْنَ آدَمَ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمنِي! قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أطْعِمُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ؟! قَالَ: أمَا عَلِمْتَ أنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ أطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي! يَا ابْنَ آدَمَ، اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي! قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أسْقِيكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمينَ؟! قَالَ: اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلاَنٌ فَلَمْ تَسْقِهِ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي!». رواه مسلم. 897 - وعن أَبي موسى - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «عُودُوا المَريضَ، وَأطْعِمُوا الجَائِعَ، وَفُكُّوا العَانِي». رواه البخاري. «العاَنِي»: الأسيرُ. 898 - وعن ثوبان - رضي الله عنه - عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إنَّ المُسْلِمَ إِذَا عَادَ أخَاهُ المُسْلِمَ، لَمْ يَزَلْ في خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ» قِيلَ: يَا رَسولَ الله، وَمَا خُرْفَةُ الجَنَّةِ؟ قَالَ: «جَنَاهَا». رواه مسلم. 899 - وعن عليّ - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ: «مَا مِنْ مُسْلِم يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ ألْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبحَ، وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ في الْجَنَّةِ». رواه الترمذي ، وقال: «حديث حسن». «الخَريفُ»: الثَّمرُ الْمَخْرُوفُ، أيْ: الْمُجْتَنَى. 900 - وعن أنسٍ - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ غُلاَمٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَمَرِضَ، فَأتَاهُ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأسِهِ، فَقَالَ لَهُ: «أسْلِمْ» فَنَظَرَ إِلَى أبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ؟ فَقَالَ: أَطِعْ أَبَا القَاسِمِ، فَأسْلَمَ، فَخَرَجَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ يَقُولُ: «الحَمْدُ للهِ الَّذِي أنْقَذَهُ منَ النَّارِ». رواه البخاري.

Bab 144. Kitab Perihal Menjenguk Orang Sakit, Mengiringi Jenazah, Menshalatinya, Menghadiri Pemakamannya dan Berdiam Sementara Di Sisi Kuburnya Sesudah Dikuburkan  891. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kita supaya menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah -yang akan dibawa ke kubur-, mentasymitkan orang bersin -yakni mendoakan supaya ia memperoleh kerahmatan Allah dengan mengucapkan: Yarhamukallah-, jikalau orang yang bersin itu mengucapkan: Alhamdulillah, melaksanakan sumpah, menolong orang yang dianiaya, mengabulkan undangan orang yang mengundang dan menyebarkan salam." (Muttafaq 'alaih) 892. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya itu ada lima perkara yaitu menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah-jenazah -yang akan dimakamkan-, mengabulkan undangan dan mentasymitkan orang yang bersin." (Muttafaq 'alaih) 893. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla itu akan berfirman nanti pada hari kiamat: "Hai anak Adam -yakni manusia-, Aku sakit, tetapi engkau tidak suka menjengukKu." Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat menjengukMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Adakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu sakit, tetapi engkau tidak suka menjenguknya. Tidakkah engkau mengetahui, bahwasanya apabila engkau menjenguknya, tentulah engkau akan mendapatkan Aku di sisinya? Hai anak Adam, Aku meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padaKu. Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat memberikan makanan padaMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Tidakkah engkau mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padanya. Adakah engkau tidak mengetahui, bahwasanya apabila engkau memberikan makanan padanya, tentulah engkau akan mendapatkan yang sedemikian itu di sisiKu. Hai anak Adam, Aku meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padaKu." Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat memberikan minuman padaMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Ada seorang hambaKu, si Fulan itu meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padanya. Andaikata saja engkau suka memberikan minuman padanya, tentulah engkau akan mendapatkan yang sedemikian itu di sisiKu." (Riwayat Muslim) 894. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tengoklah orang sakit, berikanlah makanan pada orang yang lapar dan merdekakanlah tawanan." (Riwayat Bukhari) At'aanii ialah orang yang tertawan. 895. Dari Tsauban r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya orang Islam itu apabila menjenguk saudaranya sesama Muslimnya -yang sakit-, maka tidak henti-hentinya ia berada di dalam tempat penuaian syurga sehingga ia kembali." Beliau s.a.w. ditanya: "Ya Rasulullah, apakah khurfah atau penuaian syurga itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu tempat di syurga yang -buah-buahannya- tinggal dipetik saja." (Riwayat Muslim) 896. Dari Ali r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang Muslimpun yang menjenguk saudaranya Muslim -yang sakit- di waktu pagi, melainkan ada tujuh puluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu petang dan jikalau ia menjenguknya itu di waktu petang, maka ada tujuh puluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya ia memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu pagi. Juga orang tersebut akan memperoleh tempat buah-buahan yang sudah waktunya dituai di dalam syurga." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Alkharif artinya ialah buah-buahan yang sudah waktunya dituai atau dipetik. 897. Dari Anas r,a., katanya: "Ada seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi s.a.w, lalu ia sakit. Ia didatangi oleh Nabi s.a.w. untuk menjenguknya. Beliau s.a.w. lalu duduk di dekat kepalanya, lalu bersabda padanya: "Masuklah agama Islam!" Anak itu lalu melihat kepada ayahnya yang ketika itu sudah ada di sisinya -seolah-olah anak tadi meminta pertimbangan pada ayahnya-. Ayahnya berkata: "Taatilah kehendak Abul Qasim" -yaitu Nabi s.a.w-. Anak itu lalu menyatakan masuk Islam, setelah itu Nabi s.a.w. keluar dan beliau bersabda: "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan anak itu dari siksa api neraka." (Riwayat Imam Bukhari) (HR.riyadhus_shalihin : 144)
No Hadist 145

145 - باب مَا يُدعى به للمريض 901 - عن عائشة رضي الله عنها: أنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا اشْتَكى الإنْسَانُ الشَّيْءَ مِنْهُ، أَوْ كَانَتْ بِهِ قَرْحَةٌ أَوْ جُرْحٌ، قَالَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - بِأُصْبُعِهِ هكَذا - وَوَضَعَ سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَة الرَّاوي سَبَّابَتَهُ بِالأَرْضِ ثُمَّ رَفَعَها - وقال: «بِسمِ اللهِ، تُرْبَةُ أرْضِنَا، بِرِيقَةِ بَعْضِنَا، يُشْفَى بِهِ سَقِيمُنَا، بإذْنِ رَبِّنَا ». متفقٌ عَلَيْهِ. 902 - وعنها: أنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَعُودُ بَعْضَ أهْلِهِ يَمْسَحُ بِيدِهِ اليُمْنَى، ويقولُ: «اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِب البَأْسَ، اشْفِ أنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفاؤكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقمًا». متفقٌ عَلَيْهِ. 903 - وعن أنسٍ - رضي الله عنه - أنه قَالَ لِثابِتٍ رحمه اللهُ: ألاَ أرْقِيكَ بِرُقْيَةِ رسول الله - صلى الله عليه وسلم؟ قَالَ: بَلَى، قَالَ: «اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، مُذْهِبَ البَأسِ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لاَ شَافِيَ إِلاَّ أَنْتَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقمًا». رواه البخاري. 904 - وعن سعدِ بن أَبي وقاصٍ - رضي الله عنه - قَالَ: عَادَنِي رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: «اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا». رواه مسلم. 905 - وعن أَبي عبدِ الله عثمان بنِ أَبي العاصِ - رضي الله عنه: أنّه شَكَا إِلَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وَجَعًا، يَجِدُهُ في جَسَدِهِ، فَقَالَ لَهُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي يَألَم مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ: بسم اللهِ ثَلاثًا، وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أعُوذُ بِعِزَّةِ الله وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أجِدُ وَأُحَاذِرُ». رواه مسلم. 906 - وعن ابن عباسٍ رضي الله عنهما، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَحْضُرْهُ أجَلُهُ، فقالَ عِنْدَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أسْأَلُ اللهَ العَظيمَ، رَبَّ العَرْشِ العَظيمِ، أَنْ يَشْفِيَكَ، إِلاَّ عَافَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ المَرَضِ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن»، وقال الحاكم: «حديث صحيح عَلَى شرط البخاري». 907 - وعنه: أنَّ النبي - صلى الله عليه وسلم - دَخَلَ عَلَى أعْرَابِيٍّ يَعُودُهُ، وَكَانَ إِذَا دَخَلَ عَلَى مَنْ يَعُودُهُ، قَالَ: «لاَ بَأسَ؛ طَهُورٌ إنْ شَاءَ اللهُ». رواه البخاري. 908 - وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه: أن جِبريلَ أتَى النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، اشْتَكَيْتَ؟ قَالَ: «نَعَمْ» قَالَ: بِسْمِ الله أرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيكَ، بِسمِ اللهِ أُرقِيكَ. رواه مسلم. 909 - وعن أَبي سعيد الخدري وأبي هريرة رضي الله عنهما: أنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أنّه قَالَ: «مَنْ قَالَ: لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أكْبَرُ، صَدَّقَهُ رَبُّهُ، فَقَالَ: لاَ إلهَ إِلاَّ أنَا وأنَا أكْبَرُ. وَإِذَا قَالَ: لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، قَالَ: يقول: لاَ إلهَ إلاَّ أنَا وَحْدِي لا شَريكَ لِي. وَإِذَا قَالَ: لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، قَالَ: لاَ إلهَ إِلاَّ أنَا لِيَ المُلْكُ وَلِيَ الحَمْدُ. وَإِذَا قَالَ: لاَ إله إِلاَّ اللهُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ باللهِ، قَالَ: لاَ إلهَ إِلاَّ أنَا وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بي» وَكَانَ يقُولُ: «مَنْ قَالَهَا في مَرَضِهِ ثُمَّ مَاتَ لَمْ تَطْعَمْهُ النَّارُ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن».

Bab 145. Ucapan Yang Dapat Digunakan Untuk Mendoakan Orang Sakit  898. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. itu apabila ada seorang yang mengeluh karena ada sesuatu yang dirasa sakit pada dirinya atau ada luka, baik kecil ataupun besar, maka Nabi s.a.w. berdoa dengan menggunakan jari tangannya sedemikian. Sufyan bin 'Uyainah yang meriwayatkan hadis ini menunjukkan cara menggunakan jari itu, yakni telunjuknya diletakkan di bumi lalu diangkat dan di waktu meletakkan itu mengucapkan -yang artinya-: ''Dengan menyebut nama Allah, ini adalah tanah bumi kita, dicampur dengan ludah sebagian dari kita, dengannya dapat disembuhkan orang sakit diantara kita, dengan izin Tuhan kita." 899. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula bahwasanya Nabi s.a.w. pada suatu waktu menjenguk setengah dari keluarganya yang sakit. Beliau s.a.w. mengusap dengan tangannya yang kanan dan mengucapkan -yang artinya-: "Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah kesukaran -yakni penyakit- ini. Sembuhkanlah, Engkau sajalah yang dapat menyembuhkan. Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan daripadaMu, yakni kesembuhan yang tidak lagi meninggalkan penyakit." (Muttafaq 'alaih) 900. Dari Anas r.a. bahwasanya ia berkata kepada Tsabit rahimahullah: "Sukakah engkau saya beri ucapan mantera-mantera dengan mantera-mantera yang diberikan oleh Rasulullah s.a.w.?" Ia menjawab: "Baiklah." Anas mengucapkan -yang artinya-: "Ya Allah, Tuhan sekalian manusia, yang dapat melenyapkan kesukaran -penyakit-. Sembuhkanlah, Engkau sajalah yang dapat menyembuhkan. Tiada yang kuasa menyembuhkan kecuali Engkau, suatu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit." (Riwayat Bukhari) 901. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Saya dijenguk oleh Rasulullah s.a.w. -waktu ia menderita sakit- lalu beliau s.a.w. mengucapkan -yang artinya-: "Ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad, ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad, ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad." (Riwayat Muslim) 902. Dari Abu Abdillah yaitu Usman bin Abul 'Ash r.a. bahwasanya ia mengadu kepada Rasulullah s.a.w. karena adanya suatu penyakit yang diderita dalam tubuhnya, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda padanya: "Letakkanlah tanganmu pada tempat yang engkau rasa sakit dari tubuhmu itu, kemudian ucapkanlah "Bismillah" tiga kali, lalu ucapkanlah pula sebanyak tujuh kali -yang artinya-: "Saya mohon perlindungan dengan kemuliaan Allah dan kekuasaanNya dari keburukannya sesuatu yang saya peroleh dan saya takutkan." (Riwayat Muslim) 903. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum waktunya untuk didatangi oleh ajal kematiannya, lalu orang yang menjenguk tadi mengucapkan untuk yang sakit itu sebanyak tujuh kali, yaitu ucapan -yang artinya-: "Saya mohon kepada Allah yang Maha Agung, yang menguasai 'arasy yang agung, semoga Allah menyembuhkan penyakitmu", melainkan Allah akan menyembuhkan orang tadi dari penyakit yang dideritainya. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. Imam Hakim berkata bahwa hadis ini adalah shahih menurut syaratnya Imam Bukhari. 904. Dari Ibnu Abbas r.a. pula bahwasanya Nabi s.a.w. masuk ke tempat A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab- untuk menjenguknya -karena sakit- dan Nabi s.a.w. itu apabila masuk ke tempat orang sakit untuk menjenguknya, maka beliau mengucapkan -yang artinya-: "Tidak ada halangan apa-apa. Ini sebagai pencuci dosa-dosamu, Insya Allah." (Riwayat Bukhari) 905. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Jibril mendatangi Nabi s.a.w. lalu berkata: "Hai Muhammad, adakah Anda sakit?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya." Jibril lalu mengucapkan -yang artinya-: "Dengan nama Allah, saya memberikan mantera-mantera padamu, dari segala macam bahaya yang menyakitkan dirimu, juga dari semua hati dan mata yang mendengki. Allah akan menyembuhkan penyakitmu. Dengan nama Allah, saya memberikan mantera-mantera padamu." (Riwayat Muslim) 906. Dari Abu Said dan Abu Hurairah radhiallahu 'anhuma bahwasanya keduanya itu menyaksikan Rasulullah s.a.w. bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan -yang artinya-: "Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar," maka ucapannya itu akan dibenarkan oleh Tuhannya dan Tuhan berfirman: "Tiada tuhan selain Aku dan Aku adalah Maha Besar." Kemudian jikalau orang itu mengucapkan -yang artinya-: "Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutuNya," maka Tuhan berfirman: "Tiada Tuhan melainkan Aku yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiKu." Seterusnya apabila orang itu mengucapkan -yang artinya-: "Tiada Tuhan melainkan Allah, bagiNya adalah segenap kerajaan dan baginya pula segala puji-pujian," maka Allah berfirman: "Tiada Tuhan melainkan Aku, bagiKu segenap kerajaan dan bagiKu pula segala puji-pujian." Dan jikalau orang itu mengucapkan -yang artinya-: "Tiada Tuhan melainkan Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah," maka Allah berfirman: "Tiada Tuhan melainkan Aku dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolonganKu." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan semua di atas itu di waktu sakitnya lalu ia meninggal dunia, maka ia tidak akan dapat dimakan oleh api neraka." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.riyadhus_shalihin : 145)
No Hadist 146

146 - باب استحباب سؤال أهل المريض عن حاله 910 - عن ابن عباسٍ رضي الله عنهما: أنَّ عليَّ بْنَ أَبي طالب - رضي الله عنه - خَرَجَ مِنْ عِنْدِ رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - في وَجَعِهِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ، فقالَ النَّاسُ: يَا أَبَا الحَسَنِ، كَيْفَ أصْبَحَ رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم؟ قَالَ: أصْبَحَ بِحَمْدِ اللهِ بَارئًا. رواه البخاري.

Bab 146. Sunnahnya Menanyakan Kepada Keluarga Orang Yang Sakit Tentang Keadaan Orang Yang Sakit Itu   907. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Ali bin Abu Thalib r.a. keluar dari sisi Rasulullah s.a.w. di waktu sakit beliau s.a.w. yang menyebabkan kematiannya, lalu orang-orang sama bertanya: "Hai Abul Hasan -Abul Hasan adalah ayahnya Hasan, sebab Ali r.a. mempunyai anak yang namanya al-Hasan-, bagaimanakah keadaan Rasulullah s.a.w.?" Kemudian Ali r.a. menjawab: "Beliau sembuh dengan puji-pujian Allah." Ali r.a. selalu ditanya, sebab memang keluarganya yaitu sebagai saudara sepupu dan juga menjadi menantu beliau s.a.w. Adapun ucapannya: "sembuh" itu hanyalah menurut perkiraannya sendiri saja dan juga untuk menggembirakan hati para sahabat, padahal sebenarnya itulah sakit yang membawa kematian beliau s.a.w. (Riwayat Bukhari) (HR.riyadhus_shalihin : 146)
No Hadist 147

147 - باب مَا يقوله مَن أيس من حياته 911 - عن عائشة رضي الله عنها، قالت: سَمِعْتُ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ مُسْتَنِدٌ إلَيَّ، يَقُولُ: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وارْحَمْنِي، وأَلْحِقْنِي بالرَّفِيقِ الأَعْلَى». متفقٌ عَلَيْهِ. 912 - وعنها، قالت: رَأيتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ بِالْمَوْتِ، عِنْدَهُ قَدَحٌ فِيهِ مَاءٌ، وَهُوَ يُدْخِلُ يَدَهُ في القَدَحِ، ثُمَّ يَمْسَحُ وَجْهَهُ بالماءِ، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ أعِنِّي عَلَى غَمَرَاتِ المَوْتِ أَوْ سَكَرَاتِ المَوْتِ». رواه الترمذي.

Bab 147. Apa yang Diucapkan Oleh Orang Yang Sudah Putus Harapan Dari Hidupnya Karena Sakitnya Sudah Dirasa Sangat Parah Sekali Dan Tidak Akan Sembuh Lagi  908. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Nabi s.a.w. dan beliau s.a.w. sambil menyandarkan dirinya kepadaku, mengucapkan doa -yang artinya-: "Ya Allah, berilah pengampunan padaku, belas kasihanilah aku dan pertemukanlah aku dengan kawan yang tertinggi -yakni malaikat dan hamba-hamba yang shalih-." (Muttafaq 'alaih) 909. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Saya melihat Rasulullah Saw. dan beliau ketika itu sedang menghadapi sakaratulmaut. Di sisinya ada sebuah gelas yang berisi air. Beliau s.a.w. memasukkan tangannya ke dalam gelas kemudian mengusap wajahnya dengan air tadi, lalu mengucap -yang artinya-: "Ya Allah, berilah aku pertolongan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran hendak meninggal dan juga sakaratulmaut ini." (Riwayat Tirmidzi) [Baca Status Hadis Disini] (HR.riyadhus_shalihin : 147)
No Hadist 148

148 - باب استحباب وصية أهل المريض ومن يخدمه بالإحسان إليه واحتماله والصبر عَلَى مَا يشق من أمره وكذا الوصية بمن قرب سبب موته بحد أَوْ قصاص ونحوهما 913 - عن عِمْران بن الحُصَيْنِ رضي الله عنهما: أنَّ أمْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ أتَت النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - وَهِيَ حُبْلَى مِنَ الزِّنَا، فَقَالَتْ: يَا رسول الله، أصَبْتُ حَدًّا فَأقِمْهُ عَلَيَّ، فَدَعَا رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - وَلِيَّهَا، فَقَالَ: «أحْسِنْ إِلَيْهَا، فَإذَا وَضَعَتْ فَأتِنِي بِهَا» فَفَعَلَ، فَأمَرَ بِهَا النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - فَشُدَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا، ثُمَّ أمَرَ بِهَا فَرُجِمَت، ثُمَّ صَلَّى عَلَيْهَا. رواه مسلم.

Bab 148. Sunnahnya Berwasiat Kepada Keluarga Orang Yang Sakit Dan Orang Yang Melayani Orang Yang Sakit Itu Supaya Berbuat Baik Padanya, Menahan Diri Dan Sabar Pada Apa Yang Menyukarkan Perkaranya, Juga Berwasiat Untuk Kepentingan Orang Yang Sudah Dekat Sebab Kematiannya Dengan Adanya Had Atau Qishash Dan Lain-Lain Sebagainya  910. Dari Imran bin al-Hushain radhiallahu 'anhuma, bahwasanya ada seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi s.a.w. dan ia sedang hamil karena zina. Wanita itu lalu berkata: "Ya Rasulullah, saya mengerjakan sesuatu yang menyebabkan saya harus diberi had -yakni hukuman-. Maka dari itu, laksanakanlah hukuman itu pada diriku." Nabiyullah s.a.w. lalu mengundang wali wanita tadi, lalu bersabda: "Berbuat baiklah pada wanita ini. Jikalau nanti ia telah melahirkan kandungannya, maka datanglah kepadaku dengan membawa orang ini." Orang itu melaksanakan semua kehendak beliau s.a.w. -yakni diperlakukan dengan baik dan setelah bayinya lahir lalu dibawa kepadanya-. Nabi s.a.w. lalu memerintahkan untuk menghukum orang tadi lalu diikatkanlah pakaiannya pada tubuhnya, seterusnya menyuruh supaya dirajam dan dirajamlah ia. Kemudian beliau s.a.w. menshalati jenazahnya. (Riwayat Muslim) (HR.riyadhus_shalihin : 148)
No Hadist 149

149 - باب جواز قول المريض: أنَا وجع، أَوْ شديد الوجع أَوْ مَوْعُوكٌ أَوْ وارأساه ونحو ذلك. وبيان أنَّه لا كراهة في ذلك إِذَا لَمْ يكن عَلَى سبيل التسخط وإظهار الجزع 914 - عن ابن مسعود - رضي الله عنه - قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ يُوعَكُ، فَمَسَسْتُهُ، فَقلتُ: إنَّكَ لَتُوعَكُ وَعَكًا شَديدًا، فَقَالَ: «أجَلْ، إنِّي أُوعَكُ كَمَا يُوعَكُ رَجُلانِ مِنْكُمْ». متفقٌ عَلَيْهِ . 915 - وعن سعدِ بن أَبي وقاصٍ - رضي الله عنه - قَالَ: جَاءني رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يَعُودُنِي مِنْ وَجَعٍ اشْتَدَّ بِي، فقلتُ: بَلَغَ بِي مَا تَرَى، وَأنَا ذُو مَالٍ، وَلاَ يَرِثُنِي إِلاَّ ابْنَتِي .. وذَكر الحديث. متفقٌ عَلَيْهِ. 916 - وعن القاسم بن محمد، قَالَ: قالت عائشةُ رضي الله عنها: وَارَأسَاهُ! فَقَالَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم: «بَلْ أنَا، وَارَأسَاهُ!» ... وذكر الحديث. رواه البخاري.

Bab 149. Bolehnya Seorang Yang Sakit Mengatakan: "Saya Sakit" Atau "Sangat Sakit" Atau "Panas" Atau "Aduh Kepalaku" Dan Lain Sebagainya Dan Uraian Bahwasanya Tidak Ada Kemakruhan Mengatakan Sedemikian Tadi, Asalkan Tidak Karena Timbulnya Kemarahan Dan Menunjukkan Kegelisahan Sebab Sakitnya Tadi  911. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya masuk ke tempat Nabi s.a.w. dan beliau di kala itu menderita penyakit panas, lalu saya memegangnya, kemudian saya berkata: "Sesungguhnya Tuan ini benar-benar sakit panas yang sangat." Lalu beliau s.a.w. bersabda: "Benar, sesungguhnya penyakit panas saya ini adalah seperti sakit panasnya dua orang diantara engkau semua -yang dijadikan satu-." (Muttafaq 'alaih) 912. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. datang ke tempatku untuk meninjau sewaktu saya menderita sesuatu penyakit yang sangat parah. Kemudian saya berkata: "Telah sampai padaku penyakit sebagaimana yang Tuan maklumi ini, sedang saya adalah seorang yang berharta dan tidak ada yang akan mewarisi harta itu melainkan anak perempuan saya," selanjutnya disebutkanlah hadis ini sampai selengkapnya. (Muttafaq 'alaih) 913. Dari Alqasim bin Muhammad, katanya: "Aisyah radhiallahu 'anha berkata: "Aduh kepalaku." Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Bahkan sayalah -yang lebih sangat sakitnya-. Aduh kepalaku," selanjutnya disebutkanlah hadis ini sampai selengkapnya. (Riwayat Bukhari) (HR.riyadhus_shalihin : 149)
No Hadist 150

150 - باب تلقين المحتضر: لا إله إِلاَّ اللهُ 917 - عن معاذ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ كَانَ آخِرَ كَلامِهِ لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ». رواه أَبُو داود والحاكم، وقال: «صحيح الإسناد». 918 - وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ». رواه مسلم.

Bab 150. Mengajarkan (Mentalqin) Orang Yang Sudah Hampir Didatangi Oleh Ajal Kematiannya Dengan Ucapan "La ilaha illallah"  914. Dari Mu'az r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang akhir percakapannya itu La ilaha illallah, maka ia akan masuk syurga." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Hakim dan Hakim mengatakan bahwa ini adalah shahih isnadnya. 915. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ajarkanlah kepada orang-orang yang hendak mati diantara engkau semua itu dengan bacaan La ilaha illallah." (Riwayat Muslim) (HR.riyadhus_shalihin : 150)