Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 1831

وعن جابر - رضي الله عنه - قال: كَانَ جِذْعٌ يَقُومُ إلَيْهِ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - يَعْنِي فِي الخُطْبَةِ - فَلَمَّا وُضِعَ المِنْبَرُ سَمِعْنَا لِلجِذْعِ مِثْلَ صَوْتِ العِشَارِ، حَتَّى نَزَلَ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - فَوضَعَ يَدَهُ عَلَيهِ فَسَكَنَ. وَفِي روايةٍ: فَلَمَّا كَانَ يَومُ الجُمُعَةِ قَعَدَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - عَلَى المِنْبَرِ، فَصَاحَتِ النَّخْلَةُ الَّتِي كَانَ يَخْطُبُ عِنْدَهَا حَتَّى كَادَتْ أَنْ تَنْشَقَّ. وفي رواية: فصَاحَتْ صِيَاحَ الصَّبيِّ، فَنَزَلَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - حَتَّى أَخَذَهَا فَضَمَّهَا إلَيهِ، فَجَعَلَتْ تَئِنُّ أَنِينَ الصَّبي الَّذِي يُسَكَّتُ حَتَّى اسْتَقَرَّتْ، قال: «بَكَتْ عَلَى مَا كَانَتْ تَسْمَعُ مِنَ الذَّكْرِ». رواه البخاري.

Dari Jabir r.a., katanya: "Ada sesuatu batang pohon kurma yang digunakan oleh Nabi s.a.w. untuk berdiri (yakni di waktu berkhutbah). Setelah mimbar sudah diletakkan -sebagai ganti batang pohon tersebut dan batang itu tidak digunakan lagi-, kita semua mendengar dari arah batang tadi seperti suara unta yang sakit karena akan mengeluarkan kandungannya, sehingga Nabi s.a.w. turun lalu meletakkan tangannya di atas batang tersebut, kemudian berdiamlah ia." Dalam riwayat lain disebutkan: "Ketika datang hari Jum'at, Nabi s.a.w. duduk di atas mimbar lalu berteriaklah batang pohon yang biasa digunakan oleh Nabi s.a.w. untuk berdiri waktu berkhutbah, sehingga hampir-hampir ia belah." Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Batang pohon kurma itu lalu menjerit bagaikan jeritan anak kecil, lalu Nabi s.a.w. turun sehingga dapat memegangnya kemudian memeluknya. Ia merintih bagaikan rintihan anak kecil yang perlu didiamkan, sehingga akhirnya tenanglah ia." Nabi s.a.w. lalu bersabda: Ia menangis karena mendengar peringatan -dalam khutbah itu." [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 1831)
No Hadist 1832

وعن أبي ثعلبة الخُشَنِيِّ جُرثومِ بنِ ناشر - رضي الله عنه - عن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال: «إنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوهَا، وَحَدَّ حُدُودًا فَلاَ تَعْتَدُوهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوهَا، وَسَكَتَ عَنْ أشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا» حديث حسن. رواه الدارقطني وغيره.

Dari Abu Tsa'labah al-Khusyani yaitu Jurtsum bin Nasyir r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mewajibkan kepadamu semua akan beberapa kewajiban, maka janganlah engkau semua menyia-nyiakannya dan memberikan batas akan beberapa ketentuan batas, maka janganlah engkau semua melampauinya, juga mengharamkan beberapa hal, maka janganlah engkau semua melanggarnya dan mendiamkan -yakni tidak menyebutkan akan halal atau haramnya, beberapa hal karena belas kasihan padamu, bukannya yang sedemikian itu karena kelupaan, maka dari itu janganlah engkau semua mempertajam pembahasannya mengenai hal-hal itu." Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Daraquthni dan lain-lainnya. (HR.Riyadhus Shalihin : 1832)
No Hadist 1833

وعن عبد الله بن أبي أَوْفَى رَضِيَ اللهُ عَنهما، قالَ: غَزَوْنَا مَعَ رَسولِ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - سَبْعَ غَزَوَاتٍ نَأكُلُ الجَرَادَ. وَفِي رِوَايةٍ: نَأكُلُ مَعَهُ الجَرَادَ. متفق عليه.

Dari Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua berperang bersama Rasulullah s.a.w. sebanyak tujuh kali peperangan dan kita makan belalang." Dalam riwayat lain disebutkan: "Kita semua bersama Nabi s.a.w. juga, sama makan belalang." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1833)
No Hadist 1834

وعن أبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قال: «لاَ يُلْدَغُ المُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ». متفق عليه.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Janganlah seorang mu'min itu disengat dari lobang satu sampai dua kali." Maksudnya janganlah tertipu dari satu orang sampai dua kali. [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1834)
No Hadist 1835

وعنه، قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَومَ القِيَامَةِ، وَلاَ يَنْظُرُ إلَيْهِمْ، وَلاَ يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ ألِيمٌ: رَجُلٌ عَلَى فَضْلِ مَاءٍ بِالفَلاَةِ يَمْنَعُهُ مِنِ ابْنِ السَّبِيلِ، وَرَجُلٌ بَايَعَ رَجُلًا سِلْعَةً بَعْدَ العَصْرِ فَحَلَفَ بِاللهِ لأَخَذَهَا بِكذَا وَكَذَا فَصَدَّقَهُ وَهُوَ عَلَى غَيْرِ ذلِكَ، وَرَجُلٌ بَايَعَ إمَامًا لاَ يُبَايِعُهُ إلاَّ لِدُنْيَا فَإنْ أَعْطَاهُ مِنْهَا وَفَى وَإنْ لَمْ يُعْطِهِ مِنْهَا لَمْ يَفِ». متفق عليه.

Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada tiga macam orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat -dengan pembicaraan yang menunjukkan keridhaan-, tidak pula mereka itu dilihat olehNya -dengan pandangan kerahmatan- dan mereka akan memperoleh siksa yang pedih sekali, yaitu: seorang yang mempunyai kelebihan air di suatu padang tandus, lalu ia menolak memberikannya itu kepada ibnus sabil -yakni orang yang sedang mengadakan perjalanan. Juga seorang yang menjual kepada seorang dengan sesuatu benda dagangan sesudah shalat Ashar, lalu ia bersumpah dengan menyebutkan nama Allah bahwa ia sesungguhnya mengambil dagangan. (HR.Riyadhus Shalihin : 1835)
No Hadist 1836

وعنه، عن النبيّ - صلى الله عليه وسلم - قال: «بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أرْبَعُونَ» قالوا: يَا أبَا هُرَيْرَةَ أرْبَعُونَ يَوْمًا؟ قالَ: أبَيْتُ، قَالُوا: أرْبَعُونَ سَنَةً؟ قال: أبَيْتُ. قالُوا: أرْبَعُونَ شَهْرًا؟ قالَ: أبَيْتُ. «وَيَبْلَى كُلُّ شَيْءٍ مِنَ الإنْسَانٍ إلاَّ عَجْبَ الذَّنَبِ ، فِيهِ يُرَكَّبُ الخَلْقُ، ثُمَّ يُنَزِّلُ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ البَقْلُ». متفق عليه.

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala itu adalah selama empat puluh." Orang-orang sama bertanya kepada Abu Hurairah: "Apakah empat puluh hari?" Abu Hurairah menjawab: "Saya tidak dapat menentukan." Mereka bertanya lagi: "Apakah empat puluh tahun?" Ia menjawab: "Saya tidak dapat menentukan." Mereka sekali lagi bertanya: "Apakah empat puluh bulan?" Ia menjawab: "Saya tidak dapat menentukan." Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda: "Semua anggota tubuh manusia itu rusak binasa, kecuali tulang punggung yang terbawah sekali -atau 'ajbadz dzanab-. Di situlah nanti tumbuhnya kejadian manusia -setelah diba'ats -dibangkitkan- dari kubur. Kemudian Allah menurunkan air dari langit, lalu tumbuhlah para manusia itu bagaikan tumbuhnya sayur mayur." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1836)
No Hadist 1837

وعنه، قال: بَيْنَمَا النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - في مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ القَومَ، جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يُحَدِّثُ، فَقالَ بَعْضُ القَومِ: سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَا قَالَ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ لَمْ يَسْمَعْ، حَتَّى إذَا قَضَى حَدِيثَهُ قالَ: «أيْنَ السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ؟» قال: هَا أنا يَا رسُولَ اللهِ. قال: «إذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ». قال: كَيفَ إضَاعَتُهَا؟ قال: «إذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إلى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ». رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Pada suatu ketika Nabi s.a.w. dalam sesuatu majlis, sedang memberikan pembicaraan kepada kaum -yakni orang banyak-, lalu datanglah seorang A'rab -yaitu penduduk negeri Arab bagian pedalaman-, kemudian orang ini bertanya: "Kapankah tibanya hari kiamat." Rasulullah s.a.w. terus saja dalam berbicara itu, sehingga sementara kaum ada yang berkata: "Beliau s.a.w. sebenarnya mendengar ucapan orang itu, tetapi beliau benci kepada isi pembicaraannya." Sementara kaum -yang lain- lagi berkata: "Ah, beliau s.a.w. tidak mendengarnya." Selanjutnya setelah beliau s.a.w. selesai pembicaraannya lalu bertanya: "Manakah orang yang menanyakan perihal hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "Ya, sayalah itu ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu apabila amanat sudah disia-siakan, maka nantikan sajalah tibanya hari kiamat." Orang itu bertanya lagi: "Bagaimanakah cara menyia-nyiakan amanat itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Jikalau sesuatu perkara -pekerjaan/tugas- sudah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka nantikanlah tibanya hari kiamat itu -ada yang menafsiri: Maka nantikanlah saat kehancurannya sesuatu perkara yang diserahkan tadi." [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 1837)
No Hadist 1838

وعنه: أنَّ رسُولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قال: «يُصَلُّونَ لَكُمْ، فَإنْ أَصَابُوا فَلَكُمْ، وإنْ أَخْطَئُوا فَلَكُمْ وَعَلَيْهِمْ» . رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah r.a. pula, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Para imam itu bershalat sebagai imammu semua. Maka jikalau amalan mereka itu benar, maka pahalanya adalah untukmu -dan untuk mereka pula, tetapi jikalau amalan mereka itu salah, maka pahalanya adalah untukmu semua dan dosanya atas mereka sendiri." [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 1838)
No Hadist 1839

وعنه - رضي الله عنه: {كُنْتُمْ خَيْرَ أمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ} [البقرة: 110] قالَ: خَيْرُ النَّاسِ للنَّاسِ يَأتُونَ بِهِمْ في السَّلاسِلِ فِي أعْنَاقِهِمْ حَتَّى يَدْخُلُوا فِي الإسْلاَمِ.

Dari Abu Hurairah r.a. dalam menafsiri ayat yang artinya: "Adalah engkau semua itu sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk para manusia," ia berkata: "Sebaik-baik para manusia untuk umat manusia ialah mereka yang datang membawa para manusia itu dalam keadaan tertawan, dengan diikatkan rantai-rantai pada leher mereka, sehingga orang-orang yang tertawan itu dengan senang hati masuk dalam Agama Islam." (HR.Riyadhus Shalihin : 1839)
No Hadist 1840

وعنه، عن النبيّ - صلى الله عليه وسلم - قال: «عَجِبَ اللهُ - عز وجل - مِنْ قَومٍ يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ فِي السَّلاسِلِ». رواهما البخاري. معناه: يُؤْسَرُونَ وَيُقَيَّدُونَ ثُمَّ يُسْلِمُونَ فَيَدْخُلُونَ الجَنَّةَ.

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Allah 'Azzawajalla merasa heran dari sesuatu kaum yang sama masuk syurga dalam keadaan mereka itu terbelenggu dengan rantai-rantai." Kedua hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Maknanya ialah bahwa mereka itu asalnya menjadi tawanan dalam peperangan, lalu diikat, tetapi kemudian mereka masuk Agama Islam dan akhirnya masuk syurga -sebab sampai matinya tetap sebagai seorang Muslim. (HR.Riyadhus Shalihin : 1840)