Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 381

وعن معاذ - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «قَالَ الله - عز وجل: المُتَحَابُّونَ فِي جَلالِي، لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ يَغْبِطُهُمُ النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ». رواه الترمذي، وَقالَ: «حديث حسن صحيح».

Dari Mu'az r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah 'Azzawajalla berfirman: "Orang-orang yang saling cinta-mencintai karena keagunganKu, maka mereka itu akan memiliki mimbar-mimbar dari cahaya yang diinginkan pula oleh para nabi dan para syahid -mati dalam peperangan untuk membela agama Allah-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. (HR.Riyadhus Shalihin : 381)
No Hadist 382

وعن أَبي إدريس الخولاني رحمه الله، قَالَ: دخَلْتُ مَسْجِدَ دِمَشْقَ، فَإذَا فَتًى بَرَّاق الثَّنَايَا وَإِذَا النَّاسُ مَعَهُ، فَإِذَا اخْتَلَفُوا في شَيْءٍ، أَسْنَدُوهُ إِلَيْه، وَصَدَرُوا عَنْ رَأيِهِ، فَسَأَلْتُ عَنْهُ، فَقيلَ: هَذَا مُعَاذُ بْنُ جَبَل - رضي الله عنه. فَلَمَّا كَانَ مِنَ الغَدِ، هَجَّرْتُ، فَوَجَدْتُهُ قَدْ سَبَقَنِي بالتَّهْجِيرِ، ووَجَدْتُهُ يُصَلِّي، فانْتَظَرتُهُ حَتَّى قَضَى صَلاتَهُ، ثُمَّ جِئْتُهُ مِنْ قِبَلِ وَجْهِهِ، فَسَلَّمْتُ عَلَيهِ، ثُمَّ قُلْتُ: وَاللهِ إنّي لأَحِبُّكَ لِله، فَقَالَ: آلله؟ فَقُلْتُ: اللهِ، فَقَالَ: آللهِ؟ فَقُلْتُ: اللهِ، فَأَخَذَنِي بِحَبْوَةِ رِدَائِي، فجبذني إِلَيْهِ، فَقَالَ: أَبْشِرْ! فإنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «قَالَ الله تَعَالَى: وَجَبَتْ مَحَبَّتي لِلْمُتَحابِّين فِيَّ، وَالمُتَجَالِسينَ فيَّ، وَالمُتَزَاوِرِينَ فيَّ، وَالمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ». حديث صحيح رواه مالك في الموطأ بإسناده الصحيح. قوله: «هَجَّرْتُ» أيْ بَكَّرْتُ، وَهُوَ بتشديد الجيم قوله: «آلله فَقُلْت: الله» الأول بهمزة ممدودة للاستفهام، والثاني بلا مد.

Dari Abu Idris al-Khawlani rahimahullah, katanya: "Saya memasuki masjid Damsyik, tiba-tiba di situ ada seorang pemuda yang bercahaya giginya -yakni suka sekali tersenyum- dan sekalian manusia besertanya. Jikalau orang-orang itu berselisih mengenai sesuatu hal, mereka lalu menyerahkan persoalan itu kepadanya dan mereka mengeluarkan uraian dari pendapatnya, kemudian saya bertanya mengenai dirinya, lalu menerima jawaban: "Ini adalah Mu'az bin Jabal. Setelah hari esoknya, saya datang pagi-pagi sekali, lalu saya dapati Mu'az sudah mendahului saya datang paginya. Ia saya temui sedang bershalat. Kemudian saya menantikannya sehingga ia menyelesaikan shalatnya. Seterusnya sayapun mendatanginya dari arah mukanya, lalu saya mengucapkan salam padanya, kemudian saya berkata: "Demi Allah, sesungguhnya saya ini mencintaimu karena Allah." Ia berkata: "Karena Allahkah?" Saya menjawab: "Ya, karena Allah." Ia berkata: "Karena Allah?" Saya menjawab: "Ya, karena Allah." Mu'az lalu mengambil belitan selendangku, kemudian menarik tubuhku kepadanya, terus berkata: "Bergembiralah engkau, karena sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman -dalam hadis Qudsi: "Wajiblah kecintaanKu itu kepada orang-orang yang saling cinta mencintai karena Aku, saling duduk-duduk bersama karena Aku, saling ziarah menziarahi karena Aku dan saling hadiah menghadiahi karena Aku." Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Almuwaththa' dengan isnadnya yang shahih.Hajartu artinya berpagi-pagi sekali mendatangi, ini adalah dengan syaddahnya jim. Aallahi, faqultu: Allah. Yang pertama dengan hamzah mamdudah untuk istifham -pertanyaan-, sedang yang kedua tanpa mad. (HR.Riyadhus Shalihin : 382)
No Hadist 383

وعن أَبي كَرِيمَةَ المقداد بن معد يكرب - رضي الله عنه - عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ، فَليُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ». رواه أَبُو داود والترمذي، وَقالَ: «حديث صحيح».

Dari Abu Karimah yaitu al-Miqdad -di sebagian naskah disebut al-Miqdam- bin Ma'dikariba r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau seorang itu mencintai saudaranya, maka hendaklah memberitahukan pada saudaranya itu bahwa ia mencintainya." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. (HR.Riyadhus Shalihin : 383)
No Hadist 384

وعن معاذ - رضي الله عنه: أن رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - أخذ بيدهِ، وَقالَ: «يَا مُعَاذُ، وَاللهِ، إنِّي لأُحِبُّكَ، ثُمَّ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ، لاَ تَدَعَنَّ في دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ: اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ». حديث صحيح، رواه أَبُو داود والنسائي بإسناد صحيح.

Dari Mu'az r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengambil tangannya dan bersabda: "Hai Mu'az, demi Allah, sesungguhnya saya ini mencintaimu. Kemudian saya hendak berwasiat padamu hai Mu'az, yaitu: Janganlah setiap selesai shalat meninggalkan bacaan -yang artinya: Ya Allah, berilah saya pertolongan untuk tetap mengingatMu serta bersyukur padaMu, juga berilah saya pertolongan untuk beribadah yang sebaik-baiknya padaMu." Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Nasa'i dengan isnad shahih. (HR.Riyadhus Shalihin : 384)
No Hadist 385

وعن أنس - رضي الله عنه: أنَّ رَجُلًا كَانَ عِنْدَ النَّبيِّ، - صلى الله عليه وسلم - فَمَرَّ رَجُلٌ بِهِ، فَقَالَ: يَا رَسُول الله، أنِّي لأُحِبُّ هَذَا، فَقَالَ لَهُ النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم: «أأعْلَمْتَهُ؟» قَالَ: لاَ. قَالَ: «أَعْلِمْهُ»، فَلَحِقَهُ، فَقَالَ: إنِّي أُحِبُّكَ في الله، فَقَالَ: أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي لَهُ. رواه أَبُو داود بإسناد صحيح.

Dari Anas r.a. bahwasanya ada seorang lelaki yang berada di sisi Nabi s.a.w., lalu ada seorang lelaki lain berjalan melaluinya, lalu orang yang di dekat beliau berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang ini." Nabi s.a.w. bertanya: "Adakah engkau sudah memberitahukan padanya tentang itu?" Ia menjawab: "Tidak -belum saya beritahukan." Nabi s.a.w. bersabda: "Beritahukanlah padanya." Orang yang bersama beliau s.a.w. lalu menyusul orang yang melaluinya tadi, lalu berkata: "Sesungguhnya saya mencintaimu." Orang itu lalu menjawab: "Engkau juga dicintai oleh Allah yang karena Allah itulah engkau mencintai aku." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih. (HR.Riyadhus Shalihin : 385)
No Hadist 386

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ الله تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا، فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ، كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ بِهَا، وَرجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإنْ سَألَنِي أعْطَيْتُهُ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لأعِيذَنَّهُ». رواه البخاري.<br>معنى «آذنته»: أعلمته بأني محارِب لَهُ. وقوله: «استعاذني» روي بالباءِ وروي بالنون.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman -dalam hadis Qudsi: "Barangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia akan Kuperangi -Kumusuhi. Tidaklah seorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya. Tidaklah seorang hambaKu itu mendekat padaKu dengan melakukan hal-hal yang sunnah, sehingga akhirnya Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Akulah telinganya yang ia pakai untuk mendengarkan, Akulah matanya yang ia pakai untuk melihat, Akulah tangannya yang ia pakai untuk mengambil dan Aku pulalah kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Jikalau ia meminta sesuatu padaKu, pasti Kuberi dan jikalau ia mohon perlindungan padaKu, pasti Kulindungi." [Riwayat Imam Bukhari]Makna lafaz Aadzantuhu artinya: "Aku {Tuhan} memberitahukan kepadanya {yakni orang yang mengganggu kekasihKu itu} bahwa aku memerangi atau memusuhinya, sedang lafaz Ista'aadzanii, artinya "Ia memohonkan perlindungan padaKu." Ada yang meriwayatkan dengan ba', lalu berbunyi Ista-aadza bii dan ada yang meriwayatkan dengan nun, lalu berbunyi Ista-aadzanii. (HR.Riyadhus Shalihin : 386)
No Hadist 387

وعنه، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا أَحَبَّ اللهُ تَعَالَى العَبْدَ، نَادَى جِبْريلَ: إنَّ الله تَعَالَى يُحِبُّ فُلانًا، فَأَحْبِبْهُ، فَيُحِبُّهُ جِبريلُ، فَيُنَادِي في أَهْلِ السَّمَاءِ: إنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلانًا، فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ القَبُولُ في الأرْضِ». متفق عليه.<br>وفي رواية لمسلم: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ الله تعالى إذا أحَبَّ عبدًا دَعَا جِبريلَ، فقال: إِنّي أُحِبُّ فُلانًا فأَحببهُ، فيُحبُّهُ جبريلُ، ثمَّ يُنادي في السماءِ، فيقول: إنَّ اللهَ يحبُّ فلانًا فأَحبُّوهُ، فيحبُّهُ أهلُ السماءِ، ثُمَّ يُوضعُ لَهُ القَبولُ في الأرضِ، وَإِذَا أَبْغَضَ عَبْدًا دَعَا جِبْريلَ، فَيَقُولُ: إنّي أُبْغِضُ فُلانًا فَأَبْغِضْهُ. فَيُبغِضُهُ جِبريلُ، ثُمَّ يُنَادِي في أَهْلِ السَّمَاءِ: إنَّ الله يُبْغِضُ فُلانًا فَأَبْغِضُوهُ، ثُمَّ تُوضَعُ لَهُ البَغْضَاءُ في الأَرْضِ».

Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau Allah Ta'ala itu mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril untuk memberitahukan bahwa Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu -hai Jibril- si Fulan itu. Jibril lalu mencintainya, kemudian ia mengundang kepada seluruh penghuni langit memberitahukan bahwa Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua -hai penghuni-penghuni langit- si Fulan itu. Para penghuni langitpun lalu mencintainya. Setelah itu diletakkanlah penerimaan baginya -yang dimaksudkan ialah kecintaan padanya- di kalangan penghuni bumi." [Muttafaq 'alaih]Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala apabila mencintai seorang hamba, lalu memanggil Jibril kemudian berfirman: "Sesungguhnya Saya mencintai si Fulan, maka cintailah ia." Jibril lalu mencintainya. Seterusnya Jibril memanggil pada seluruh penghuni langit lalu berkata: "Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua si Fulan itu." Orang itupun lalu dicintai oleh para penghuni langit. Selanjutnya diletakkanlah penerimaan -kecintaan- itu baginya dalam hati para penghuni bumi. Dan jikalau Allah membenci seorang hamba, maka dipanggillah Jibril lalu berfirman: "Sesungguhnya Saya membenci si Fulan itu, maka bencilah engkau padanya." Jibril lalu membencinya, kemudian ia memanggil semua penghuni langit sambil berkata: "Sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka bencilah engkau semua padanya." Selanjutnya diletakkanlah rasa kebencian itu dalam hati para penghuni bumi." (HR.Riyadhus Shalihin : 387)
No Hadist 388

وعن عائشة رضي الله عنها: أنَّ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - بعثَ رجلًا عَلَى سَريَّةٍ، فَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ في صَلاَتِهِمْ فَيَخْتِمُ بـ {قُل هُوَ اللهُ أَحَدٌ}، فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذلِكَ لرسول الله - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: «سَلُوهُ، لأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذلِكَ؟»، فَسَألُوهُ، فَقَالَ: لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمنِ، فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأ بِهَا. فَقَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم: «أَخْبِرُوهُ أنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّهُ». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengirimkan seorang untuk memimpin sepasukan tentara ke medan peperangan. Orang itu suka benar membaca untuk kawan-kawannya dalam shalat mereka dengan Qulhu wallahu ahad -surat Al-Ikhlash- sebagai penghabisan bacaannya. Setelah mereka kembali, hal itu mereka sampaikan kepada Rasulullah s.a.w., lalu beliau bersabda: "Coba tanyakanlah pada orang itu, mengapa melakukan yang semacam itu?" Mereka sama bertanya padanya, kemudian orang itu menjawab: "Sebab itu adalah sifatnya Allah yang Maha Penyayang, maka dari itu saya senang sekali membacanya." Maka bersabdalah Rasulullah s.a.w. -setelah diberitahu jawaban orang itu-: "Beritahukanlah padanya bahwasanya Allah Ta'ala mencintainya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 388)
No Hadist 389

وعن جندب بن عبد الله - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ، فَهُوَ في ذِمَّةِ اللهِ، فَلاَ يَطْلُبَنَّكُمُ اللهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ، فَإنَّهُ مَنْ يَطْلُبُهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ، ثُمَّ يَكُبُّهُ عَلَى وَجْهِهِ في نَارِ جَهَنَّمَ». رواه مسلم.

Dari Jundub bin Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa shalat Subuh, maka ia adalah dalam tanggungan Allah, maka itu janganlah sampai Allah itu menuntut kepadamu semua dengan sesuatu dari tanggunganNya -maksudnya jangan sampai meninggalkan shalat Subuh-, sebab kalau demikian, lenyaplah ikatan janji untuk memberikan tanggungan keamanan dan lain-lain antara engkau dengan Tuhanmu itu. Sebab sesungguhnya barangsiapa yang dituntut oleh Allah dari sesuatu tanggungannya, tentu akan dicapainya -yakni tidak mungkin terlepas-, kemudian Allah akan melemparkannya atas mukanya dalam neraka Jahanam." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 389)
No Hadist 390

وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إلهَ إلاَّ الله، وَأنَّ مُحَمَّدًا رَسُول الله، وَيُقيمُوا الصَّلاةَ، وَيُؤتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إلاَّ بحَقِّ الإسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى الله تَعَالَى». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya diperintah untuk memerangi semua manusia, sehingga mereka suka menyaksikan bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah pesuruh Allah dan mendirikan shalat serta menunaikah zakat. Maka jikalau mereka telah melakukan yang sedemikian itu, terpeliharalah daripadaku darah serta harta benda mereka, melainkan dengan haknya Islam, sedang hisab -perhitungan amal- mereka adalah terserah kepada Allah Ta'ala. [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 390)