Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 421

وعنه، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - فيما يحكِي عن ربهِ تبارك وتعالى، قَالَ: «أذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا، فَقَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، فَقَالَ الله تَبَاركَ وَتَعَالَى: أذنَبَ عبدي ذَنبًا، فَعَلِمَ أنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ، وَيَأْخُذُ بالذَّنْبِ، ثُمَّ عَادَ فَأذْنَبَ، فَقَالَ: أيْ رَبِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبي، فَقَالَ تبارك وتعالى: أذنَبَ عَبدِي ذَنبًا، فَعَلِمَ أنَّ لَهُ رَبًّا، يَغْفِرُ الذَّنْبَ، وَيَأْخُذُ بالذَّنْبِ، قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي فَلْيَفْعَلْ مَا شَاءَ». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.<br>وقوله تَعَالَى: «فَلْيَفْعَلْ مَا شَاءَ» أيْ: مَا دَامَ يَفْعَلُ هكذا، يُذْنِبُ وَيَتُوبُ أغفِرُ لَهُ، فَإنَّ التَّوْبَةَ تَهْدِمُ مَا قَبْلَهَا.

Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w. dalam suatu riwayat yang diceritakannya dari Tuhannya yakni Allah Ta'ala sabdanya: "Jikalau seorang hamba itu melakukan suatu dosa lalu ia berkata: "Ya Allah, ampunilah dosaku," maka berfirmanlah Allah Tabaraka wa Ta'ala: "HambaKu melakukan sesuatu yang berdosa, lalu ia mengerti bahwa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu." Kemudian apabila hamba itu mengulangi untuk berbuat dosa lagi, lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku," maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "HambaKu melakukan sesuatu yang berdosa lagi, tetapi ia tetap mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu." Seterusnya apabila hamba mengulangi dosa lagi lalu berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku," maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "HambaKu berbuat dosa lagi, tetapi ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa dan dapat pula memberikan hukuman sebab adanya dosa itu. Aku telah mengampuni dosa hambaKu itu, maka hendaklah ia berbuat sekehendak hatinya." [Muttafaq 'alaih]Firman Allah Ta'ala: Falyaf'al ma-sya'a yakni bolehlah ia mengerjakan sekehendak hatinya itu maksudnya ialah selama melakukan yang sedemikian itu yakni melakukan dosa lalu segera bertaubat, maka Aku -Allah- mengampuninya, sebab sesungguhnya taubat itu dapat melenyapkan dosa-dosa yang sebelumnya. (HR.Riyadhus Shalihin : 421)
No Hadist 422

وعنه، قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم: «والَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا، لَذَهَبَ الله بِكُمْ، وَجَاءَ بِقَومٍ يُذْنِبُونَ، فَيَسْتَغْفِرُونَ الله تَعَالَى، فَيَغْفِرُ لَهُمْ». رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, andaikata engkau semua tidak ada yang melakukan dosa, sesungguhnya Allah akan melenyapkan engkau semua, lalu mendatangkan suatu kaum lain yang melakukan dosa kemudian mereka meminta pengampunan kepada Allah Ta'ala, lalu Allah mengampuni mereka itu." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 422)
No Hadist 423

وعن أَبي أيوب خالد بن زيد - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «لَوْلاَ أنَّكُمْ تُذْنِبُونَ، لَخَلَقَ الله خَلْقًا يُذْنِبُونَ، فَيَسْتَغْفِرونَ، فَيَغْفِرُ لَهُمْ». رواه مسلم.

Dari Abu Ayyub, yaitu Khalid bin Zaid r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Andaikata engkau semua tidak ada yang melakukan dosa, sesungguhnya Allah akan menciptakan suatu makhluk baru yang melakukan dosa, lalu mereka memohonkan pengampunan padaNya, kemudian Allah mengampuni mereka itu." [Riwayat Imam Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 423)
No Hadist 424

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: كُنَّا قُعُودًا مَعَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - مَعَنَا أَبُو بَكْرٍ وَعُمْرُ رضي الله عنهما، في نَفَرٍ فَقَامَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - مِنْ بَيْنِ أظْهُرِنَا، فَأبْطَأَ عَلَيْنَا فَخَشِينَا أَنْ يُقتطَعَ دُونَنَا، فَفَزِعْنَا فَقُمْنَا فَكُنْتُ أوَّلَ مَنْ فَزِعَ فَخَرَجْتُ أبْتَغِي رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - حَتَّى أتَيْتُ حَائِطًا لِلأَنْصَارِ ... وَذَكَرَ الحَدِيثَ بِطُولِهِ إِلَى قوله: فَقَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم: «اذهَبْ فَمَن لَقِيتَ وَرَاءَ هَذَا الحَائِطِ يَشْهَدُ أَنْ لا إله إلاَّ الله، مُسْتَيقِنًا بِهَا قَلبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالجَنَّةِ». رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Kita semua pada suatu ketika duduk-duduk bersama-sama Rasulullah s.a.w., juga menyertai kita Abu Bakar dan Umar radhiallahu 'anhuma dalam suatu kelompok -antara tiga sampai sembilan orang. Kemudian berdirilah Rasulullah s.a.w. meninggalkan kita semua, tetapi agak lambat datangnya kembali. Kita semua takut kalau-kalau akan terputuskan dari kita -maksudnya takut kalau-kalau Beliau memperoleh bahaya-, maka dari itu kita semua menjadi takut dan kitapun berdiri. Saya -yakni Abu Hurairah r.a.- adalah pertama-tama orang yang merasa takut itu. Maka keluarlah saya untuk mencari Rasulullah s.a.w., sehingga sampailah saya di suatu dinding milik orang Anshar -Abu Hurairah lalu menceritakan Hadis ini yang agak panjang, sehingga pada sabda Nabi s.a.w., yaitu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pergilah, maka setiap orang yang engkau temui di balik dinding ini, asalkan ia menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dengan hatinya yang benar-benar meyakinkan sedemikian itu, maka berilah kabar gembira bahwa ia akan masuk syurga." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 424)
No Hadist 425

وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما: أنَّ النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - تَلاَ قَولَ الله - عز وجل - في إبراهيم - صلى الله عليه وسلم: {رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي} [إبراهيم: 36] الآية، وقَولَ عِيسَى - صلى الله عليه وسلم: {إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ} [المائدة: 118] فَرَفَعَ يَدَيهِ وَقالَ: «اللَّهُمَّ أُمّتي أُمّتي» وبَكَى، فَقَالَ الله - عز وجل: «يَا جِبْريلُ، اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ -وَرَبُّكَ أعْلَمُ - فَسَلْهُ مَا يُبْكِيهِ؟» فَأتَاهُ جبريلُ، فَأخْبَرَهُ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بِمَا قَالَ - وَهُوَ أعْلَمُ - فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: «يَا جِبريلُ، اذْهَبْ إِلَى مُحَمّدٍ، فَقُلْ: إنَّا سَنُرْضِيكَ في أُمّتِكَ وَلاَ نَسُوءكَ». رواه مسلم.

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. membaca firman Allah Azzawajalla mengenai riwayat Nabi Ibrahim a.s., yaitu -yang artinya-: "Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu menyesatkan sebagian besar manusia, maka barangsiapa yang mengikuti aku, maka sesungguhnya ia adalah termasuk dalam golonganku," sampai akhirnya ayat Nabi Isa a.s. -juga diceritakan dalam firman Allah yang artinya-: "Jikalau Engkau -ya Tuhan- menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hambaMu sendiri dan jikalau Engkau memberi pengampunan kepada mereka, maka sesungguhnya Engkau adalah Maha Mulia lagi Bijaksana. Beliau s.a.w. lalu mengangkat kedua tangannya dan berdoa: "Ya Allah, umatku, umatku," dan terus menangis. Kemudian Allah Azzawajalla berfirman: "Hai Jibril, pergilah ke Muhammad -dan Tuhanmu sebenarnya adalah lebih mengetahui sebabnya- lalu tanyakanlah padanya, apa yang menyebabkan ia menangis?" Nabi s.a.w. didatangi oleh Jibril lalu Rasulullah s.a.w. memberitahukan apa yang telah diucapkannya, sedangkan Allah adalah lebih Maha Mengetahui. Kemudian Allah Ta'ala berfirman: "Hai Jibril, pergilah ke Muhammad dan katakanlah: "Sesungguhnya Kami akan memberikan keridhaan pada umatmu dan Kami tidak akan membuat keburukan padamu -yakni membuat engkau menjadi susah -sedih-." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 425)
No Hadist 426

وعن معاذ بن جبل - رضي الله عنه - قَالَ: كُنْتُ رِدْفَ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - عَلَى حِمَارٍ، فَقَالَ: «يَا مُعَاذُ، هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ الله عَلَى عِبَادِهِ؟ وَمَا حَقُّ العِبَادِ عَلَى الله؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أعْلَمُ. قَالَ: «فإنَّ حَقَّ اللهِ عَلَى العِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ، وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيئًا، وَحَقَّ العِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لا يُشْرِكُ بِهِ شَيئًا» فقلتُ: يَا رَسُول الله، أفَلا أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: «لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Mu'az bin Jabal r.a., katanya: "Saya ada di belakang Nabi s.a.w. ketika menaiki seekor keledai, lalu beliau s.a.w. bertanya: "Hai Mu'az, adakah engkau tahu, apakah haknya Allah atas sekalian hambaNya dan apakah haknya hamba-hamba itu atas Allah?" Saya menjawab: "Allah dan RasulNya adalah lebih mengetahui." Beliau lalu bersabda: "Sesungguhnya haknya Allah atas semua hamba-hambaNya ialah supaya mereka itu menyembahNya dan tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, sedang haknya hamba-hamba atas Allah ialah Allah tidak akan menyiksa siapa saja yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah itu." Saya lalu berkata: "Bukankah baik sekali jikalau berita gembira ini saya beritahukan kepada seluruh manusia?" Beliau s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau memberitakan ini kepada mereka sebab mereka nantinya akan menyerah bulat-bulat -tanpa suka beramal." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 426)
No Hadist 427

وعن البراءِ بن عازب رضي الله عنهما، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «المُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ في القَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاَّ الله، وَأنّ مُحَمّدًا رَسُول الله، فذلك قوله تَعَالَى: {يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَة} [إبراهيم: 27]». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Albara' bin 'Azib radhiallahu'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Seorang Muslim itu apabila ditanya dalam kubur, maka ia akan menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah. Yang sedemikian itu adalah sesuai dengan firmannya Allah Ta'ala -yang artinya: "Allah memberikan ketetapan -keteguhan- kepada orang-orang yang beriman dengan ucapan yang mantap, baik di dalam kehidupan dunia ini, maupun dalam akhirat." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 427)
No Hadist 428

وعن أنس - رضي الله عنه - عن رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إنّ الكَافِرَ إِذَا عَمِلَ حَسَنَةً، أُطعِمَ بِهَا طُعْمَةً مِنَ الدُّنْيَا، وَأَمَّا المُؤْمِنُ فَإنَّ الله تَعَالَى يَدَّخِرُ لَهُ حَسَنَاتِهِ في الآخِرَةِ، وَيُعْقِبُهُ رِزْقًا في الدُّنْيَا عَلَى طَاعَتِهِ». وفي رواية: «إنَّ الله لاَ يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسنَةً يُعْطَى بِهَا في الدُّنْيَا، وَيُجْزَى بِهَا في الآخِرَةِ. وَأَمَّا الكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ للهِ تَعَالَى في الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا أفْضَى إِلَى الآخرَةِ، لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا». رواه مسلم.

Dari Anas r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya orang kafir itu apabila melakukan sesuatu amal kebaikan, maka dengannya itu ditujukan untuk didapatkannya sesuatu makanan di dunia -yakni tujuannya semata untuk memperoleh rezeki di dunia saja, sedangkan orang mu'min, maka sesungguhnya Allah Ta'ala memberikan simpanan untuknya berupa beberapa kebajikan di akhirat dan diikutkan pula dengan memperoleh rezeki di dunia dengan sebab ketaatannya." Dalam riwayat lain disebutkan: "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seorang mu'min akan kebaikannya, dengannya itu akan diberikan rezeki di dunia dan dengannya pula akan diberi balasan baik di akhirat. Adapun orang kafir, maka ia akan diberi makan -yakni rezeki- dengan kebaikan-kebaikan yang merupakan hasil amalannya karena Allah Ta'ala di dunia, sehingga apabila ia telah menjadi -yakni memasuki- ke akhirat, maka sama sekali tidak ada lagi kebaikan baginya yang dapat diberikan balasannya." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 428)
No Hadist 429

وعن جابر - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْم خَمْسَ مَرَّات». رواه مسلم. «الغَمْرُ»: الكَثِيرُ.

Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Perumpamaan shalat-shalat lima waktu itu adalah seperti sungai yang mengalir secara melimpah ruah pada pintu rumah seorang dari engkau semua. Ia mandi di situ setiap hari lima kali." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 429)
No Hadist 430

وعن ابن عباس رضي الله عنهما، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ، فَيقُومُ عَلَى جَنَازَتهِ أرْبَعونَ رَجُلًا لاَ يُشْرِكُونَ بِاللهِ شَيئًا، إلاَّ شَفَّعَهُمُ اللهُ فِيهِ». رواه مسلم.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang muslimpun yang meninggal dunia, kemudian berdiri untuk menyembahyangi jenazahnya itu sebanyak empat puluh orang yang semuanya tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, melainkan Allah akan mengaruniakan syafaat kepada orang yang mati tadi." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 430)