Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 1001

وعن عبد اللهِ بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آية تَقْرَؤُهَا». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح».

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Dikatakanlah -nanti ketika akan masuk syurga- kepada orang yang mempunyai al-Quran -yakni gemar membaca, mengingat-ingat kandungannya serta mengamalkan isinya-: "Bacalah dan naikilah derajatmu -dalam syurga- serta tartilkanlah -yakni membaca perlahan-lahan- sebagaimana engkau mentartilkannya dulu ketika di dunia, sebab sesungguhnya tempat kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca," maksudnya kalau membaca seluruhnya adalah tertinggi kedudukannya dan kalau tidak, tentulah di bawahnya itu menurut kadar banyak sedikitnya bacaan. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. (HR.Riyadhus Shalihin : 1001)
No Hadist 1002

عن أَبي موسى - رضي الله عنه - عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «تعاهدوا هَذَا القُرْآنَ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ الإبلِ فِي عُقُلِهَا». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Berta'ahudlah kepada al-Quran -yakni peliharalah untuk selalu membaca al-Quran itu secara tetap waktunya-, sebab demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya al-Quran itu lebih sangat mudah terlepasnya daripada seekor unta yang ada di dalam ikatan talinya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1002)
No Hadist 1003

وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إنَّمَا مَثَلُ صَاحبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ الإِبِلِ المُعَقَّلَةِ، إنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أمْسَكَهَا، وَإنْ أطْلَقَهَا ذَهَبَتْ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal al-Quran -di luar kepala- adalah sebagaimana perumpamaan seekor unta yang diikat. Jikalau ia terus -senantiasa- mengikatnya, dapatlah ia menahannya -tidak sampai lepas dan lari- dan jikalau ia melepaskannya, maka diapun pergilah." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1003)
No Hadist 1004

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «مَا أَذِنَ اللهُ لِشَيءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ يَتَغَنَّى بِالقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ». متفقٌ عَلَيْهِ. مَعْنَى «أَذِنَ الله»: أي اسْتَمَعَ، وَهُوَ إشَارَةٌ إِلَى الرِّضَا والقَبولِ.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah tidak pernah mendengarkan pada sesuatu -dengan penuh perhatian dan rasa ridha serta menerima- sebagaimana mendengarnya kepada seorang Nabi yang bagus suaranya, ia bertaghanni dengan al-Quran itu yakni mengeraskan suaranya." [Muttafaq 'alaih]Dikatakan oleh para alim ulama: "Bahwasanya sabda Nabi s.a.w.: Yajharu bihi -artinya-: Memperkeraskan suara dalam membaca al-Quran, ini adalah sebagai penjelasan dari sabdanya: yataghanna -yakni bertaghanni dari kata ghina'-." Makna: adzinallahu yakni mendengarkan. Ini sebagai tanda keridhaan dan diterima. (HR.Riyadhus Shalihin : 1004)
No Hadist 1005

وعن أَبي موسى الأَشعري - رضي الله عنه: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ لَهُ: «لَقدْ أُوتِيتَ مِزْمَارًا مِنْ مَزَامِيرِ آلِ دَاوُدَ». متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية لمسلمٍ: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ لَهُ: «لَوْ رَأيْتَنِي وَأنَا أسْتَمِعُ لِقِراءتِكَ الْبَارِحَةَ».

Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya: "Sesungguhnya engkau telah dikarunia -oleh Allah- mizmar -yakni seruling- dari mizmar-mizmarnya keluarga Dawud." [Muttafaq 'alaih]Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya: "Alangkah gembiranya hatimu, jikalau engkau melihat bahwa saya mendengarkan bacaanmu -akan al-Quran- tadi malam." Imam as-Syafi'i rahimahullah berkata: Artinya bertaghanni ialah memperbaguskan suara dan melemah-lembutkannya atau mengiramakan bacaan al-Quran itu." Uraian sedemikian ini disaksikan pula dengan hadis lain, yaitu: Hiasilah al-Quran itu dengan suara-suaramu. Menurut bangsa Arab, setiap orang yang mengeraskan suaranya dan mengiramakannya, maka suaranya itu dapat disebut ghina'. Maksudnya bahwa bacaan Abu Musa r.a. itu amat indah dan baik sekali. Kata mizmar atau seruling dijadikan sebagai perumpamaan untuk bagusnya suara dan kemanisan iramanya, jadi diserupakan dengan suara seruling. Dawud adalah seorang Nabi 'alaihis-salam dan beliau ini adalah sebagai puncak dalam kebagusan suaranya di dalam membaca. (HR.Riyadhus Shalihin : 1005)
No Hadist 1006

وعن البَراءِ بنِ عازِبٍ رضي اللهُ عنهما، قَالَ: سَمِعْتُ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَرَأَ فِي الْعِشَاءِ بالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ، فَمَا سَمِعْتُ أحَدًا أحْسَنَ صَوْتًا مِنْهُ. متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Saya mendengar Nabi s.a.w. membaca dalam shalat Isya' dengan surat Attin wazzaitun -dalam salah satu dari kedua rakaatnya yang dibaca keras-. Maka saya tidak pernah mendengar seorangpun yang lebih indah bacaannya dari beliau s.a.w. itu." [Muttafaq'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1006)
No Hadist 1007

وعن أَبي لُبَابَةَ بشير بن عبد المنذر - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالقُرْآنِ فَلَيْسَ مِنَّا». رواه أَبُو داود بإسنادٍ جيدٍ. معنى «يَتَغَنَّى»: يُحَسِّنُ صَوْتَهُ بِالقُرْآنِ.

Dari Abu Lubabah yaitu Basyir bin Abdul Mundzir r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang tidak bertaghanni dengan al-Quran -yakni di waktu membacanya-, maka ia bukanlah termasuk golongan kita." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik. Makna: yataghanna atau bertaghanni ialah memperbaguskan suaranya ketika membaca al-Quran. (HR.Riyadhus Shalihin : 1007)
No Hadist 1008

وعن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ لِي النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم: «اقْرَأْ عَلَيَّ القُرْآنَ»، فقلتُ: يَا رسولَ الله، أَقْرَأُ عَلَيْكَ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ؟! قَالَ: «إنِّي أُحِبُّ أَنْ أسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي» فَقَرَأْتُ عَلَيْهِ سُورَةَ النِّسَاءِ، حَتَّى جِئْتُ إِلَى هذِهِ الآية: {فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيدًا} قَالَ: «حَسْبُكَ الآنَ» فَالْتَفَتُّ إِلَيْهِ، فَإذَا عَيْنَاهُ تَذْرِفَانِ. متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepadaku: "Bacakanlah al-Quran padaku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, adakah saya akan membaca al-Quran untuk Tuan, sedangkan al-Quran itu kepada Tuanlah diturunkannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya senang sekali kalau mendengar al-Quran itu dari orang lain." Saya lalu membacanya untuk beliau s.a.w. itu surat an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat ini -yang artinya-: "Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap umat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas umat ini" -an-Nisa' 42-. Setelah itu beliau s.a.w. lalu bersabda: "Cukuplah sudah bacaanmu sekarang." Saya menoleh pada beliau s.a.w. dan kedua matanya meneteskan airmata." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1008)
No Hadist 1009

عن أَبي سَعِيدٍ رَافِعِ بن الْمُعَلَّى - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ لي رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «أَلاَ أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ في القُرْآن قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنَ الْمَسْجِدِ؟» فَأخَذَ بِيَدِي، فَلَمَّا أرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، إنَّكَ قُلْتَ: لأُعَلِّمَنَّكَ أعْظَمَ سُورَةٍ في القُرْآنِ؟ قَالَ: «الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ، هِيَ السَّبْعُ المَثَانِي وَالقُرْآنُ العَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ». رواه البخاري.

Dari Abu Said, yaitu Rafi' bin al-Mu'alla r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: "Tidakkah engkau suka jikalau saya mengajarkan padamu akan seagung-agung surat dalam al-Quran sebelum engkau keluar dari masjid?" Kemudian beliau s.a.w. mengambil tanganku. Setelah kita hendak keluar, sayapun berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan tadi bersabda: "Sungguh-sungguh saya akan mengajarkan padamu seagung-agung surat dalam al-Quran." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Seagung-agung surat ialah Alhamdulillahi rabbil 'alamin -dan seterusnya sampai Waladh dhollin-. Itulah yang disebut Assab'ul matsani -yakni tujuh ayat banyaknya dan diulang-ulangi dua kali atau surat Alfatihah-. Juga itulah yang disebut al-Quran al-'Azhim yang diberikan padaku." [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 1009)
No Hadist 1010

وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ في: {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ}: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ القُرْآنِ». وفي روايةٍ: أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ لأَصْحَابِهِ: «أَيَعْجِزُ أحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ بِثُلُثِ القُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ» فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ، وَقَالُوا: أيُّنَا يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رسولَ الله؟ فَقَالَ: «{قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ}: ثُلُثُ الْقُرْآنِ». رواه البخاري.

Dari Abu Said al-Khudri r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda mengenai surat Qulhuwallahuahad -yakni surat al-lkhlas-, yaitu: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya surat al-Ikhlas itu sesungguhnya menyamai sepertiga al-Quran -mengenai pahala membacanya-." Dalam riwayat lain disebutkan: Bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepada sahabat-sahabatnya: "Apakah seorang diantara engkau semua itu akan merasa lemah -tidak kuat- untuk membaca sepertiga al-Quran dalam satu malam?" Tentu saja hal itu dirasakan berat oleh mereka dan mereka berkata: "Siapakah diantara kita semua yang kuat melakukan itu, ya Rasulullah?" Kemudian beliau s.a.w. bersabda: Qul huwallahu ahad Allahush shamad adalah sepertiga al-Quran -yakni pahala membacanya menyamai membaca sepertiga al-Quran itu-." [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 1010)