Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 831

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ جَلَسَ في مَجْلِسٍ، فَكَثُرَ فِيهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُومَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذَلِكَ: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ في مَجْلِسِهِ ذَلِكَ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح».

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang duduk di dalam suatu majelis, lalu banyak senda guraunya yang tidak bermanfaat dalam majelis tadi, lalu ia mengucapkan sebelum berdiri meninggalkan majelis itu, demikian -yang artinya-: "Maha Suci Engkau, ya Allah dan saya mengucapkan puji-pujian padaMu. Saya menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Engkau, saya mohon ampun serta bertaubat padaMu", melainkan orang tersebut pasti diampunkan untuknya apa-apa -yakni dosa- yang diperolehnya dari majelis yang sedemikian tadi." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih (HR.Riyadhus Shalihin : 831)
No Hadist 832

وعن أَبي بَرْزَة - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقولُ بأَخَرَةٍ إِذَا أرَادَ أَنْ يَقُومَ مِنَ الْمَجْلِسِ: «سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ، أشْهَدُ أَنْ لا إلهَ إِلاَّ أنتَ أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إليكَ» فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رسولَ الله، إنَّكَ لَتَقُولُ قَوْلًا مَا كُنْتَ تَقُولُهُ فِيمَا مَضَى؟ قَالَ: «ذَلِكَ كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ في المَجْلِسِ». رواه أَبُو داود، ورواه الحاكم أَبُو عبد الله في «المستدرك» من رواية عائشة رضي الله عنها وقال: «صحيح الإسناد» .

Dari Abu Barzah r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda pada penghabisannya jikalau beliau s.a.w. hendak berdiri dari majelis -yang artinya-: "Maha Suci Engkau ya Allah dan saya mengucapkan pujian-pujian padaMu. Saya menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Engkau, saya mohon ampun serta bertaubat padaMu." Kemudian ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan mengucapkan sesuatu ucapan yang tidak pernah Tuan ucapkan sebelum ini?" Beliau s.a.w. bersabda: "Yang sedemikian itu adalah sebagai penebus dari apa saja -yakni kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan- yang ada di dalam majelis itu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, juga diriwayatkan oleh Imam Hakim yaitu Abu Abdillah dalam kitab Al-Mustadrak dari riwayat Aisyah radhiallahu 'anha dan ia mengatakan bahwa hadis ini adalah shahih isnadnya. (HR.Riyadhus Shalihin : 832)
No Hadist 833

وعن ابن عمر رضي الله عنهما، قَالَ: قَلَّمَا كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يَقُومُ مِنْ مَجْلِسٍ حَتَّى يَدْعُوَ بِهؤلاء الدَّعَواتِ: «اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا، اللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بأسْمَاعِنا، وَأَبْصَارِنَا، وقُوَّتِنَا مَا أحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الوارثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن».

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Jarang sekali Rasulullah s.a.w. itu berdiri meninggalkan sesuatu majelis, sehingga lebih dulu beliau s.a.w. berdoa dengan doa-doa di bawah ini -yang artinya-: "Ya Allah, bagikanlah kepada kita dari takut kita padaMu sesuatu yang menghalang-halangi antara kita dengan bermaksiat padaMu. juga dari taat kita padaMu sesuatu yang dapat menyampaikan kita kepada syurgaMu. Demikian pula dari keyakinan yang dapat meringankan kita menghadapi bencana-bencana di dunia ini. Ya Allah, berikanlah kenikmatan kepada kita dengan adanya pendengaran, penglihatan dan kekuatan kita, selama Engkau masih menghidupkan kita dan jadikanlah semua itu sebagai yang tertinggal dari kita -yakni sampai di akhir hayat hendaklah masih dapat digunakan sebaik-baiknya-. Jadikanlah pembalasan kita itu tertuju kepada orang yang menganiaya kepada kita. Berilah kita pertolongan kepada orang yang memusuhi kita dan janganlah dijadikan bencana kita ini menimpa agama kita. Jangan pula menjadikan dunia ini sebagai sebesar-besar perhatian yang kita menuju padanya atau puncak dari ilmu pengetahuan kita -sehingga tidak memberikan kemanfaatan sama sekali untuk urusan akhirat-. Demikian pula janganlah memberikan kekuasaan untuk memerintah kita kepada orang yang tidak belas kasihan kepada kita." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.Riyadhus Shalihin : 833)
No Hadist 834

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُومُونَ مِنْ مَجْلِسٍ لاَ يَذْكُرُونَ الله تَعَالَى فِيهِ، إِلاَّ قَامُوا عَنْ مِثْل جِيفَةِ حِمَارٍ، وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةٌ». رواه أَبُو داود بإسنادٍ صحيح.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada sesuatu kaum pun yang berdiri meninggalkan sesuatu majelis dan tidak sama-sama berdzikir kepada Allah Ta'ala dalam majelis itu, melainkan semua orang itu berdiri bagaikan bangkai keledai dan mereka semuanya memperoleh penyesalan." [Riwayat Abu Dawud dengan isnad shahih] (HR.Riyadhus Shalihin : 834)
No Hadist 835

وعنه، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا الله تَعَالَى فِيهِ، وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى نَبِيِّهِمْ فِيهِ، إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ؛ فَإنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ، وَإنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن».

Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Tiada sesuatu kaumpun yang duduk di suatu majelis yang mereka itu tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala dalam majelis tadi, juga tidak mengucapkan bacaan shalawat kepada Nabi mereka didalamnya, melainkan atas mereka itu ada kekurangannya. Jikalau Allah berkehendak, maka Allah akan menyiksa kepada mereka dan jikalau Allah berkehendak, maka Allah akan mengampunkan pada mereka." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.Riyadhus Shalihin : 835)
No Hadist 836

وعنه، عن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُر الله تَعَالَى فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ، وَمَنْ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لاَ يَذْكُرُ الله تَعَالَى فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنَ اللهِ تِرَةٌ». رواه أَبُو داود. وَقَدْ سبق قريبًا، وشَرَحْنَا «التِّرَة» فِيهِ.

Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: Barangsiapa yang duduk di suatu tempat duduk dan ia tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala dalam duduknya itu, maka atasnya adalah kekurangan dari Allah dan barangsiapa yang berbaring di suatu tempat pembaringan dan ia tidak berdzikir kepada Allah Ta'ala dalam berbaringnya itu, maka atasnya adalah kekurangan dari Allah." [Riwayat Abu Dawud] Sudah terdahulu uraian perihal arti Attirah baru-baru ini -yakni dalam Hadis no.813-. (HR.Riyadhus Shalihin : 836)
No Hadist 837

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «لَمْ يَبْقَ مِنَ النُّبوَّةِ إِلاَّ المُبَشِّرَاتِ» قالوا: وَمَا المُبَشِّرَاتُ؟ قَالَ: «الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ». رواه البخاري .

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak ada yang tertinggal dari kenubuwatan itu melainkan hal-hal yang menggembirakan." Para sahabat sama bertanya: "Apakah hal-hal yang menggembirakan itu?" Beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu impian yang baik." [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 837)
No Hadist 838

وعنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤيَا المُؤْمِنِ تَكْذِبُ، وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ». متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية: «أصْدَقُكُمْ رُؤْيَا، أصْدَقُكُمْ حَدِيثًا».

Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Jikalau zaman sudah dekat -yakni dekat dengan datangnya hari kiamat-, maka impian seorang mu'min itu hampir tidak dusta dan impian seorang mu'min itu adalah sebagian dari empat puluh enam bagian dari kenubuwatan." [Muttafaq 'alaih]Dalam riwayat lain disebutkan: "Nabi s.a.w. bersabda: "Dan yang terbenar diantara engkau semua tentang impiannya ialah yang terbenar pembicaraannya." (HR.Riyadhus Shalihin : 838)
No Hadist 839

وعنه، قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ رَآنِي في المَنَامِ فَسَيَرَانِي في اليَقَظَةِ - أَوْ كَأنَّما رَآنِي في اليَقَظَةِ - لاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah r.a. puta, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang bermimpi melihat saya dalam tidur, maka ia akan melihat saya di waktu jaga -yakni melek, dan ini ditakwilkan sewaktu di akhirat nanti- atau seolah-olah ia melihat saya di waktu jaga, karena syaitan itu tidak dapat menyerupakan dirinya dengan diriku," maksudnya tidak dapat menjelmakan diri seperti beliau s.a.w. itu." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 839)
No Hadist 840

وعن أَبي سعيدٍ الخدرِيِّ - رضي الله عنه: أنَّه سَمِعَ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «إِذَا رَأى أحَدُكُمْ رُؤيَا يُحِبُّهَا، فَإنَّمَا هِيَ مِنَ اللهِ تَعَالَى، فَلْيَحْمَدِ اللهَ عَلَيْهَا، وَلْيُحَدِّثْ بِهَا - وفي رواية: فَلاَ يُحَدِّثْ بِهَا إِلاَّ مَنْ يُحِبُّ - وَإِذَا رَأَى غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يَكْرَهُ، فإنَّمَا هِيَ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَلْيَسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهَا، وَلاَ يَذْكُرْهَا لأَحَدٍ؛ فَإنَّهَا لا تَضُرُّهُ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Jikalau seorang diantara engkau semua bermimpi melihat sesuatu impian yang ia menyukainya maka sesungguhnya impian itu adalah dari Allah Ta'ala. Maka dari itu hendaklah mengucapkan pujian kepada Allah atas impian tadi -yakni membaca Alhamdulillah- dan hendaklah memberitahukan impiannya itu -pada orang lain-." Dalam suatu riwayat lain disebutkan: "Maka janganlah memberitahukan impiannya tersebut, kecuali kepada orang yang ia mencintainya. Tetapi jikalau bermimpi melihat impian yang selain demikian -yaitu impian buruk dan tidak disukai-, maka sesungguhnya impian tadi adalah dari syaitan. Oleh karena itu hendaklah ia memohonkan perlindungan kepada Allah daripada keburukannya -yakni membaca ta'awwudz- dan janganlah menyebut-nyebutkannya kepada orang lain, sebab sesungguhnya impian sedemikian itu tidak akan membahayakan dirinya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 840)