Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 1161

وعن علي - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - طَرَقَهُ وَفَاطِمَةَ لَيْلًا، فَقَالَ: «أَلاَ تُصَلِّيَانِ؟». متفقٌ عَلَيْهِ. «طَرَقَهُ»: أتَاهُ لَيْلًا.

Dari Ali r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. mendatanginya dan Fathimah di waktu malam, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Apakah engkau berdua tidak shalat?" [Muttafaq 'alaih] Tharaqahu artinya mendatangi di waktu malam. (HR.Riyadhus Shalihin : 1161)
No Hadist 1162

وعن سالم بن عبدِ الله بن عمر بن الخطاب - رضي الله عنهم - عن أبيِهِ: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ، لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيلِ» قَالَ سالِم: فَكَانَ عَبدُ اللهِ بَعْدَ ذَلِكَ لاَ يَنامُ مِنَ اللَّيلِ إِلاَّ قَلِيلًا. متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Salim bin Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiallhu 'anhum dari ayahnya bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sebagus-bagus lelaki ialah Abdullah, andaikata ia suka shalat di waktu malam." Salim berkata: "Sejak saat itu Abdullah tidak tidur di waktu malam, kecuali sebentar sekali." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1162)
No Hadist 1163

وعن عبد الله بن عَمرو بن العاصِ رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «يَا عَبدَ اللهِ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلانٍ؛ كَانَ يَقُومُ اللَّيلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيلِ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si Fulan itu. Dulu ia suka sekali bangun shalat di waktu malam, tetapi kini meninggalkan bangun shalat waktu malam itu." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1163)
No Hadist 1164

وعن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه - قَالَ: ذُكِرَ عِنْدَ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - رَجُلٌ نَامَ لَيْلَةً حَتَّى أصْبَحَ، قَالَ: «ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيطَانُ في أُذُنَيْهِ - أَوْ قَالَ: في أُذُنِهِ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Ada seorang lelaki yang disebut-sebut di sisi Nabi s.a.w., yaitu bahwa orang tersebut tidur di waktu malam sampai pagi -yakni tidak bangun untuk shalat malam-, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Orang itu sudah dikencingi oleh syaitan dalam kedua telinganya" atau beliau s.a.w. bersabda: "ditelinganya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1164)
No Hadist 1165

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «يَعْقِدُ الشَّيطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأسِ أحَدِكُمْ، إِذَا هُوَ نَامَ، ثَلاَثَ عُقَدٍ، يَضْرِبُ عَلَى كُلِّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَويلٌ فَارْقُدْ، فَإن اسْتَيقَظَ، فَذَكَرَ اللهَ تَعَالَى انحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإنْ تَوَضّأ، انْحَلّتْ عُقدَةٌ، فَإنْ صَلَّى، انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا، فَأصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإلاَّ أصْبحَ خَبيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ». متفقٌ عَلَيْهِ. «قافية الرَّأس»: آخِرُهُ.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Syaitan itu memberikan ikatan pada ujung kepala seorang diantara engkau semua sebanyak tiga buah, jikalau ia tidur. Ia membuat ketentuan pada setiap ikatan itu dengan kata-kata yang berbunyi: "Engkau memperoleh malam panjang, maka tidurlah terus!" Jikalau orang itu bangun lalu berdzikir kepada Allah Ta'ala maka terurailah sebuah ikatan dari dirinya, selanjutnya jikalau ia terus berwudhu', lalu terurai pulalah ikatan satunya lagi dan seterusnya, jikalau ia bershalat, maka terurailah ikatan seluruhnya, sehingga berpagi-pagi ia telah menjadi bersemangat serta berhati gembira. Tetapi jikalau tidak sebagaimana yang tersebut di atas, maka ia berpagi-pagi menjadi orang yang berhati buruk serta pemalas." [Muttafaq 'alaih]Qafiyatur ra'si yaitu ujung penghabisan dari kepala. (HR.Riyadhus Shalihin : 1165)
No Hadist 1166

وعن عبد الله بن سلام - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «أيُّهَا النَّاسُ: أفْشُوا السَّلامَ، وَأطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلاَمٍ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح».

Dari Abdullah bin Salam r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, ratakanlah -sebarkanlah- salam, berikanlah makanan, shalatlah diwaktu malam dimana para manusia sedang tidur, maka engkau semua akan dapat memasuki syurga dengan selamat." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. (HR.Riyadhus Shalihin : 1166)
No Hadist 1167

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «أفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ: شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ: صَلاَةُ اللَّيْلِ». رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama puasa bulan Ramadhan ialah bulan Allah yang dimuliakan -yakni berpuasa dalam bulan Muharram-, sedang seutama-utamanya shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat di waktu malam."[Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1167)
No Hadist 1168

وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «صَلاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، فَإذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Shalat sunnah di waktu malam itu dua rakaat dua rakaat, maka jikalau engkau takut masuknya shalat Subuh, maka berwitirlah dengan serakaat." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1168)
No Hadist 1169

وعنه، قَالَ: كَانَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى، وَيُوتِرُ بِرَكْعَةٍ. متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Nabi s.a.w. itu shalat di waktu malam dua rakaat dan berwitir dengan serakaat." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1169)
No Hadist 1170

وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يُفْطِرُ مِنَ الشَّهْرِ حَتَّى نَظُنَّ أَنْ لاَ يَصُومَ مِنْهُ، وَيَصُومُ حَتَّى نَظُنَّ أَنْ لاَ يُفْطِرَ مِنْهُ شَيْئًا، وَكَانَ لاَ تَشَاءُ أَنْ تَرَاهُ مِنَ اللَّيلِ مُصَلِّيًا إِلاَّ رَأيْتَهُ، وَلاَ نَائِمًا إِلاَّ رَأيْتَهُ. رواه البخاري.

Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. berbuka -tidak berpuasa- pada sebulan penuh, sehingga kita menyangka bahwa beliau s.a.w. tidak pernah berpuasa dalam bulan itu, tetapi kadang-kadang beliau s.a.w. berpuasa pada sebulan penuh, sehingga kita menyangka bahwa beliau s.a.w. tidak pernah berbuka sedikitpun dalam bulan itu. Tidaklah engkau menginginkan hendak melihat beliau shalat dari waktu malam, melainkan engkau akan dapat melihat beliau s.a.w. bershalat, tetapi tidaklah engkau menginginkan beliau s.a.w. tidur, melainkan engkau akan dapat melihat beliau s.a.w. sedang tidur." Maksudnya antara shalat malam dengan tidurnya itu demikian teratur waktunya, juga dilakukan tanpa berlebih-lebihan antara keduanya itu yakni sedang. [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 1170)