Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 161

161 - باب الدعاء للميت بعد دفنه والقعود عند قبره ساعة للدعاء لَهُ والاستغفار والقراءة 946 - وعن أَبي عمرو - وقيل: أَبُو عبد الله، وقيل: أَبُو ليلى - عثمان بن عفان رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا فُرِغَ مِن دَفْنِ المَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ، وقال: «اسْتَغْفِرُوا لأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ التَّثْبِيتَ، فَإنَّهُ الآنَ يُسألُ». رواه أَبُو داود. 947 - وعن عمرو بن العاص - رضي الله عنه - قَالَ: إِذَا دَفَنْتُمُونِي، فَأقِيمُوا حَوْلَ قَبْرِي قَدْرَ مَا تُنْحَرُ جَزُورٌ، وَيُقَسَّمُ لَحمُهَا حَتَّى أَسْتَأنِسَ بِكُمْ، وَأعْلَمَ مَاذَا أُرَاجِعُ بِهِ رُسُلَ رَبِّي. رواه مسلم. وَقَدْ سبق بطوله. قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ: وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يُقْرَأَ عِنْدَهُ شَيْءٌ مِنَ القُرآنِ، وَإنْ خَتَمُوا القُرآنَ عِنْدَهُ كَانَ حَسَنًا .

Bab 161. Berdoa Untuk Mayit Sesudah Dikuburkan Dan Duduk Di Sisi Kuburnya Sebentar Untuk Mendoakannya Serta Memohonkan Pengampunan Untuknya Dan Untuk Membaca Al-Quran   943. Dari Abu 'Amr, ada yang mengatakan Abu Abdillah dan ada pula yang mengatakan Abu Laila, yaitu Usman bin Affan r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila telah selesai dari mengubur mayit, lalu beliau berdiri atas kuburnya dan bersabda: "Mohonkanlah pengampunan untuk saudaramu semua ini dan mohonkanlah untuknya supaya dikarunia ketetapan -keteguhan hati dalam menjawab pertanyaan ketika ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir nanti-. Sebab sesungguhnya ia sekarang ini ditanya -oleh dua malaikat itu-."(Riwayat Abu Dawud) 944. Dari 'Amr bin al-'Ash r.a., katanya: "Jikalau engkau semua telah memakamkan saya, maka berdirilah di sekitar kuburku sekedar selama waktu menyembelih seekor unta lalu dibagi-bagikan dagingnya, sehingga saya dapat merasa tenang bertemu dengan engkau semua dan saya dapat memikirkan apa-apa yang akan saya jawabkan kepada utusan-utusan Tuhanku -yakni malaikat yang akan menanyakan sesuatu-." Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hadis ini sudah diuraikan selengkapnya yang panjang di muka -lihat hadis no.709-. Imam as-Syafi'i rahimahullah berkata: "Disunnahkan kalau di sisi mayit yang sudah dikuburkan itu dibacakan sesuatu dari ayat-ayat al-Quran dan jikalau dapat dikhatamkan al-Quran itu seluruhnya, maka hal itu adalah baik." (HR.riyadhus_shalihin : 161)
No Hadist 162

162 - باب الصدقة عن الميت والدعاء لَهُ قَالَ الله تَعَالَى: {وَالَّذِينَ جَاءوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ} [الحشر: 10].<br>948 - وعن عائشة رضي الله عنها: أنَّ رجلًا قَالَ للنبيِّ - صلى الله عليه وسلم: إنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَأُرَاهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ». متفقٌ عَلَيْهِ. 949 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا مَاتَ الإنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاثٍ: صَدَقةٍ جَاريَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ». رواه مسلم.

Bab 162. Bersedekah Atas Nama Si Mayit Dan Mendoakan Padanya&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Dan orang-orang yang datang sesudah mereka itu -yakni yang datang sesudah orang-orang yang dahulu- sama mengucapkan: &quot;Ya Tuhan kita, ampunilah kita semua serta saudara-saudara kita yang telah mendahului kita dengan keimanan.&quot; (al-Hasyr:10)&nbsp;945. Dari Aisyah radhiallahu anha bahwasanya ada seorang lelaki berkata kepada Nabi s.a.w.: &quot;Sesungguhnya ibuku itu meninggal dunia secara mendadak dan saya mengira andaikata ia dapat berbicara tentu ia akan bersedekah. Adakah ibuku akan memperoleh pahala jikalau saya bersedekah untuknya?&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Ya.&quot; (Muttafaq 'alaih)&nbsp;946. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Jikalau seorang manusia itu meninggal dunia, maka terputuslah amalannya melainkan dari tiga perkara, yaitu sedekah yang mengalir atau ilmu pengetahuan yang dapat diambil kemanfaatannya atau anak yang shalih yang mendoakan padanya.&quot; (Riwayat Muslim) (HR.riyadhus_shalihin : 162)
No Hadist 163

163 - باب ثناء الناس عَلَى الميت 950 - عن أنسٍ - رضي الله عنه - قَالَ: مَرُّوا بِجَنَازَةٍ، فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا، فَقَالَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم: «وَجَبَتْ» ثُمَّ مَرُّوا بِأُخْرَى، فَأثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا، فَقَالَ النبي - صلى الله عليه وسلم: «وَجَبَتْ»، فَقَالَ عمر بن الخطاب - رضي الله عنه: مَا وَجَبَت؟ فَقَالَ: «هَذَا أثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبتْ لَهُ الجَنَّةُ، وهَذَا أثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّار، أنْتُمْ شُهَدَاءُ اللهِ في الأَرضِ». متفقٌ عَلَيْهِ. 951 - وعن أَبي الأسْوَدِ، قَالَ: قَدِمْتُ المَدِينَةَ، فَجَلَسْتُ إِلَى عُمَرَ بنِ الخَطَّاب - رضي الله عنه - فَمَرَّتْ بِهمْ جَنَازَةٌ، فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرًا، فَقَالَ عُمَرُ: وَجَبَتْ، ثُمَّ مُرَّ بَأُخْرَى فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا خَيْرًا، فَقَالَ عُمرُ: وَجَبَتْ، ثُمَّ مُرَّ بِالثَّالِثَةِ، فَأُثْنِيَ عَلَى صَاحِبِهَا شَرًّا، فَقَالَ عُمر: وَجَبَتْ، قَالَ أَبُو الأسودِ: فقلتُ: وَمَا وَجَبَتْ يَا أمْيرَ المُؤمِنينَ؟ قَالَ: قُلْتُ كما قَالَ النبي - صلى الله عليه وسلم: «أيُّمَا مُسْلِمٍ شَهِدَ لَهُ أرْبَعَةٌ بِخَيرٍ، أدْخَلَهُ اللهُ الجَنَّةَ» فقُلْنَا: وَثَلاثَةٌ؟ قَالَ: «وَثَلاثَةٌ» فقلنا: وَاثْنَانِ؟ قَالَ: «وَاثْنَانِ» ثُمَّ لَمْ نَسْأَلْهُ عَن الواحِدِ. رواه البخاري.

Bab 163. Pujian Orang-Orang Pada Mayit&nbsp;&nbsp;947. Dari Anas r.a., katanya: "Orang-orangberjalan melalui Nabi s.a.w. dengan membawa seorang jenazah dan merekaitu memuji-muji kebaikan jenazah tadi, lalu Nabi s.a.w. bersabda:"Wajiblah." Tidak lama kemudian ada lagi orang-orang yang berjalandengan membawa seorang jenazah yang lain dan mereka menyebutkankeburukan jenazah itu jalu Nabi s.a.w. bersabda lagi: "Wajiblah." "Umarbin al-Khaththab r.a. lalu bertanya: "Apakah yang wajib?" Beliau s.a.w.menjawab: "Yang itu tadi engkau semua puji-puji kebaikannya, makawajiblah jenazah itu mendapatkan syurga, sedang yang ini tadi engkausemua sebut-sebutkan keburukannya, maka wajiblah ia mendapatkan neraka.Engkau semua adalah saksi-saksi Allah di bumi." (Muttafaq'alaih)&nbsp;948. Dari Abul Aswad, katanya: "Saya datangdi Madinah lalu saya duduk di tempat Umar bin al-Khaththab r.a.,kemudian berlalulah seorang jenazah di muka orang banyak, laludipujilah kebaikan orang yang mati itu. Umar r.a. berkata: "Wajiblah."Seterusnya ada pula jenazah lain yang melaluinya, mayit inipundipuji-puji juga kebaikannya, maka berkatalah Umar r.a.: "Wajiblah."Selanjutnya berlalulah untuk ketiga kalinya seorang jenazah dandisebut-sebutkanlah keburukannya, maka berkatalah Umar r.a.:"Wajiblah." Abul Aswad berkata: "Saya lalu bertanya: "Apakah yangwajib, ya Amirul Mu'minin?" Umar r.a. berkata: "Saya mengatakansebagaimana yang disabdakan oleh Nabi s.a.w.: "Mana saja orang Muslimyang disaksikan oleh empat orang tentang kebaikannya, maka Allah akanmemasukkannya dalam syurga." Kami bertanya: "Jikalau yang menyaksikantiga orang?" Ia berkata: "Tiga orangpun demikian pula." Kami bertanyalagi: "Jikalau hanya dua orang, bagaimanakah?" Ia menjawab: "Duaorangpun dapat pula." Selanjutnya kami tidak menanyakannya bagaimanakalau yang menyaksikan itu hanya seorang saja." (Riwayat Bukhari) (HR.riyadhus_shalihin : 163)
No Hadist 164

164 - باب فضل من مات لَهُ أولاد صغار 952 - وعن أنسٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ لَهُ ثَلاَثَةٌ لَمْ يَبْلُغوا الحِنْثَ إِلاَّ أدْخَلَهُ اللهُ الجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إيَّاهُمْ». متفقٌ عَلَيْهِ. 953 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «لاَ يَمُوتُ لأَحَدٍ مِنَ المُسْلِمينَ ثَلاَثَةٌ مِنَ الوَلَدِ لاَ تَمسُّهُ النَّارُ إِلاَّ تَحِلَّةَ القَسَمِ». متفقٌ عَلَيْهِ. وَ «تَحِلَّةُ القَسَمِ» قول الله تَعَالَى: {وَإنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا} وَالوُرُودُ: هُوَ العُبُورُ عَلَى الصِّرَاطِ، وَهُوَ جِسْرٌ مَنْصُوبٌ عَلَى ظَهْرِ جَهَنَّمَ، عَافَانَا اللهُ مِنْهَا. 954 - وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - قَالَ: جَاءتِ امْرأةٌ إِلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَتْ: يَا رسولَ الله، ذَهبَ الرِّجَالُ بِحَدِيثكَ، فَاجْعَلْ لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَأتِيكَ فِيهِ تُعَلِّمُنَا مِمَّا عَلَّمَكَ اللهُ، قَالَ: «اجْتَمِعْنَ يَوْمَ كَذَا وَكَذَا» فَاجْتَمَعْنَ، فَأَتَاهُنَّ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم فَعَلَّمَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ، ثُمَّ قَالَ: «مَا مِنْكُنَّ مِنِ امْرَأةٍ تُقَدِّمُ ثَلاَثَةً مِنَ الوَلَدِ إِلاَّ كَانُوا لَهَا حِجَابًا مِنَ النَّارِ» فقالتِ امْرَأةٌ: وَاثْنَينِ؟ فَقَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «وَاثْنَيْنِ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Bab 164. Keutamaan Orang Yang Ditinggal MatiOleh Anak-anaknya Yang Masih Kecil &nbsp;&nbsp;949. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullahs.a.w. bersabda: "Tiada seorang Muslimpun yang ditinggal mati oleh tigaorang anaknya dan mereka itu belum mencapai usia dewasa -yakni belumbaligh-, melainkan Allah akan memasukkannya dalam syurga dengankeutamaan kerahmatan Allah kepada anak-anak itu." (Muttafaq 'alaih)&nbsp;950. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Tiada seorangpun dari golongan kaum Muslimin yang ditinggal mati olehtiga orang anaknya, yang akan disentuh oleh api neraka [1], melainkansekedar menebus persumpahan -tahillatul qasam-." (Muttafaq 'alaih)Tahillatul qasam ialah firman Allah Ta'ala: "Dan tiada seorangpundari engkau semua, melainkan pasti akan mendatangi neraka itu."(Maryam: 71). Maksudnya mendatangi neraka itu ialah menyeberang di atasjembatan -ashshirath- yakni sebuah jembatan yang diletakkan di ataspunggung neraka Jahanam. Semoga Allah menyelamatkan kita semua darisiksa api neraka Jahanam ini.951. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Ada seorang wanita datangkepada Rasulullah s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, orang-oranglelaki sudah sama pergi dengan memperoleh hadis Tuan, maka dari ituberikanlah untuk kita dengan penetapan dari Tuan sendiri yaitu suatuhari yang kita -kaum wanita- akan mendatanginya, perlunya supaya Tuanmengajarkan kepada kita dari apa saja yang diajarkan oleh Allah kepadaTuan. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Berkumpullah engkau semua -hai kaumwanita- pada hari ini." Mereka lalu berkumpul, kemudian didatangilahmereka itu oleh Nabi s.a.w., lalu beliau s.a.w. mengajarkan kepadamereka itu dari apa-apa yang diajarkan oleh Allah padanya danselanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Tiada seorang dari engkau semuayang mempersembahkan tiga orang anak -maksudnya yang ditinggal matioleh tiga orang anaknya-, melainkan anak-anak itulah yang akan menjadi sebagai tabir bagi wanita itu dari siksa api neraka.&quot; Ada seorang wanita bertanya: &quot;Dan kalau hanya dua anak, apakah dapat menjadi tabir.&quot; Rasulullah s.a.w. menjawab: &quot;Dua orang anakpun dapat pula.&quot; (Muttafaq 'alaih)Catatan Kaki:&nbsp; [1] Maksudnya bahwa orang itu tidak akan disentuh oleh neraka, melainkan dalam waktu yang amat sebentar sekali. Inipun kalau ada dosa yang mengharuskan ia perlu disiksa dalam neraka di akhirat nanti.&nbsp; (HR.riyadhus_shalihin : 164)
No Hadist 165

165 - باب البكاء والخوف عِنْدَ المرور بقبور الظالمين ومصارعهم وإظهار الافتقار إِلَى الله تَعَالَى والتحذير من الغفلة عن ذلك 955 - عن ابن عمرَ رضي الله عنهما: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ لأصْحَابِهِ - يعْني لَمَّا وَصَلُوا الحِجْرَ - دِيَارَ ثَمُودَ -: «لاَ تَدْخُلُوا عَلَى هَؤُلاَءِ المُعَذَّبِينَ إِلاَّ أَنْ تَكُونُوا بَاكِينَ، فَإنْ لَمْ تَكُونُوا بَاكِينَ، فَلاَ تَدْخُلُوا عَلَيْهِمْ، لاَ يُصِيبُكُمْ مَا أصَابَهُمْ». متفقٌ عَلَيْهِ. وفي روايةٍ قَالَ: لَمَّا مَرَّ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بِالحِجْرِ، قَالَ: «لاَ تَدْخُلُوا مَسَاكِنَ الَّذِينَ ظَلَمُوا أنْفُسَهُمْ، أَنْ يُصِيبَكُمْ مَا أصَابَهُمْ، إِلاَّ أَنْ تَكُونُوا بَاكِينَ» ثُمَّ قَنَّع رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - رَأسَهُ وأسْرَعَ السَّيْرَ حَتَّى أجَازَ الوَادِي.

Bab 165. Menangis Serta Takut Di Waktu Melalui Kubur-kuburnya Orang-orang Yang Menganiaya Dirinya Karena Enggan Mengikuti Kebenaran, Dan Tempat Turunnya Siksa Pada Mereka Itu Serta Menunjukkan Iftiqar Kita Kepada Allah -Yakni Bahwa Kita Amat Memerlukan Bantuan Dan PertolonganNya- Dan Pula Menakut-nakuti Dari Melalaikan Yang Tersebut Di Atas Itu&nbsp;&nbsp;952. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepada sahabat-sahabatnya, yaitu sewaktu mereka sampai di Hijir yakni perumahan kaum Tsamud dahulu: Janganlah engkau semua memasuki tempat orang-orang yang disiksa itu, melainkan engkau semua menangis. Jikalau engkau semua tidak dapat menangis disitu, maka janganlah memasuki tempat mereka, sehingga tidak akan mengenai kepadamu semua apa yang pernah mengenai diri mereka itu.&quot; (Muttafaq 'alaih) Dalam sebuah riwayat lain, disebutkan: Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma berkata: &quot;Ketika Rasulullah s.a.w. berjalan melalui Hijir, lalu beliau s.a.w. bersabda: &quot;Janganlah engkau semua memasuki tempat kediamannya orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri itu, kalau-kalau akan mengenai kepadamu semua sebagaimana apa yang pernah mengenai diri mereka -yakni siksa Allah Ta'ala-, melainkan jikalau engkau semua dapat menangis.&quot; Seterusnya beliau s.a.w. menutupi kepalanya dengan kain penutup dan mempercepat jalannya sehingga beliau s.a.w. melewati lembah Hijir tadi. (HR.riyadhus_shalihin : 165)
No Hadist 166

(7) - كتَاب آداب السَّفَر 166 - باب استحباب الخروج يوم الخميس، واستحبابه أول النهار 956 - عن كعب بن مالك - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - خَرَجَ في غَزْوَةِ تَبُوكَ يَوْمَ الخَمِيس، وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَميسِ. متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية في الصحيحين: لقَلَّمَا كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - يَخْرُجُ إِلاَّ في يَوْمِ الخَمِيسِ. 957 - وعن صخر بن وَداعَةَ الغامِدِيِّ الصحابيِّ - رضي الله عنه: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِي في بُكُورِهَا » وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أوَّلِ النَّهَارِ. وَكَانَ صَخْرٌ تَاجِرًا، وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ أوَّلَ النَّهَار، فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ. رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن».

Bab 166. Kitab Adab-adab Kesopanan Berpergian, Sunnahnya Keluar Pada Hari Kamis Dan Sunnahnya Pergi Di Permulaan Siang Hari&nbsp;&nbsp;953. Dari Ka'ab bin Malik r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. keluar pada hari peperangan Tabuk pada hari Kamis. Beliau s.a.w. itu memang suka sekali keluar berpergian pada hari Kamis. (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat kedua kitab shahih Bukhari dan Muslim disebutkan: &quot;Sesungguhnya sedikit sekali -yakni jarang benar- Rasulullah s.a.w. itu keluar berpergian, melainkan pada hari Kamis.&quot;&nbsp;954. Dari Shakhr bin Wada'ah al-Ghamidi as-Shahabi r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada umatku pada waktu pagi harinya.&quot; Rasulullah s.a.w. apabila hendak mengirimkan suatu pasukan -yang beliau s.a.w. sendiri tidak menyertainya- atau hendak mengirimkan tentara -untuk peperangan-, maka beliau s.a.w. mengiririmkannya -yakni diberangkatkan- di permulaan siang hari -jadi pagi-pagi sekali-. Shakhr adalah seorang pedagang. Ia mengirimkan dagangannya itu selalu di permulaan siang hari, maka menjadi kayalah ia dan meluaplah serta banyaklah hartanya. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.riyadhus_shalihin : 166)
No Hadist 167

167 - باب استحباب طلب الرفقة وتأميرهم عَلَى أنفسهم واحدًا يطيعونه 958 - عن ابن عمرَ رضي اللهُ عنهما، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «لَوْ أنَّ النَّاسَ يَعْلَمُونَ مِنَ الوَحدَةِ مَا أَعْلَمُ، مَا سَارَ رَاكبٌ بِلَيْلٍ وَحْدَهُ!». رواه البخاري. 959 - وعن عمرِو بن شُعَيْبٍ، عن أبيه، عن جَدهِ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «الرَّاكِبُ شَيْطَانٌ، وَالرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ، وَالثَّلاَثَةُ رَكْبٌ». رواه أَبُو داود والترمذي والنسائي بأسانيد صحيحةٍ، وقال الترمذي: «حديث حسن» . 960 - وعن أَبي سعيد وأبي هُريرة رضي اللهُ تَعَالَى عنهما، قالا: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «إِذَا خَرَجَ ثَلاَثَةٌ في سَفَرٍ فَليُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ» حديث حسن، رواه أَبُو داود بإسنادٍ حسن. 961 - وعن ابن عبّاسٍ رضي الله عنهما، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «خَيْرُ الصَّحَابَةِ أرْبَعَةٌ، وَخَيْرُ السَّرَايَا أرْبَعُمِائَةٍ، وَخَيْرُ الجُيُوشِ أرْبَعَةُ آلاَفٍ، وَلَنْ يُغْلَبَ اثْنَا عَشَرَ ألْفًا مِنْ قِلةٍ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن».

Bab 167. Sunnahnya Mencari Kawan Dalam Berpergian Dan Mengangkat Seseorang Di Antara Yang Sama-sama Pergi Itu Sebagai Pemimpin Mereka Yang Harus Diikuti Oleh Peserta-peserta Perjalanan Itu&nbsp;&nbsp;955. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Andaikata para manusia itu mengetahui -bencana-bencana keduniaan dan keakhiratan- dengan sebab berpergian sendirian sebagaimana yang dapat saya ketahui, sesungguhnya tidak akan ada seorang pengendara yang pergi di waktu malam sendirian saja.&quot; (Riwayat Bukhari)&nbsp;956. Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari nenek lelakinya r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Seorang yang berkendaraan sendirian -maksudnya pergi seorang diri tanpa kawan- adalah seperti cara perginya syaitan, dua orang yang berkendaraan -yakni pergi berduaan- adalah seperti cara perginya dua syaitan, sedang tiga orang yang sama-sama berpergian adalah sepasukan dalam perjalanan,&quot; yang dapat bantu-membantu dan ini adalah baik serta tidak seperti cara perginya syaitan. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i dengan isnad-isnad shahih dan Imam Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan.&nbsp;Keterangan:Orang yang berkendaraan atau bahasa Arabnya Arrakib, menurut asalnya berarti orang yang menaiki unta, tetapi lalu digunakan secara umum untuk setiap orang yang pergi berkendaraan. Maksud hadis ini ialah bahwasanya menyendiri di waktu berpergian itu adalah termasuk kelakuan syaitan atau merupakan sesuatu yang menyebabkan mudah digoda oleh syaitan itu. Jadi hadis ini adalah sebagai anjuran, agar dalam berpergian itu senantiasa berkawan dengan orang lain, sedikitnya berjumlah tiga orang.&nbsp;957. Dari Abu Said dan Abu Hurairah radhiallahu 'anhuma, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Jikalau ada tiga orang yang keluar dalam berpergian, maka hendaklah mereka mengangkat seorang di kalangan mereka sendiri itu untuk menjadi pemimpinnya.&quot; Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.&nbsp;958. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: &quot;Sebaik-baik sahabat itu empat orang, sebaik-baik pasukan itu ialah empat ratus orang, sebaik-baik tentara -induk pasukan- itu ialah empat ribu orang dan jumlah dua belas ribu orang itu tidak akan terkalahkan dengan sebab sedikitnya.&quot; Jadi kalau kalah, tentulah karena sebab yang lain-lain, seperti timbulnya kesombongan, lembeknya semangat atau sebab-sebab lain lagi. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.riyadhus_shalihin : 167)
No Hadist 168

168 - باب آداب السير والنزول والمبيت والنوم في السفر واستحباب السُّرَى والرفق بالدواب ومراعاة مصلحتها وأمر من قصّر في حقها بالقيام بحقها وجواز الإرداف عَلَى الدابة إِذَا كانت تطيق ذلك 962 - عن أَبي هُريرةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «إِذَا سَافَرْتُمْ فِي الخِصْبِ، فَأعْطُوا الإبلَ حَظَّهَا مِنَ الأَرْضِ، وَإِذَا سَافَرْتُمْ في الجدْبِ، فَأسْرِعُوا عَلَيْهَا السَّيْرَ، وَبَادِرُوا بِهَا نِقْيَهَا، وَإِذَا عَرَّسْتُمْ، فَاجْتَنِبُوا الطَّرِيقَ؛ فَإنَّهَا طُرُقُ الدَّوَابِّ، وَمَأوَى الهَوَامِّ بِاللَّيْلِ». رواه مسلم. مَعنَى «أعْطُوا الإبِلَ حَظَّهَا مِنَ الأرْضِ» أيْ: ارْفُقُوا بِهَا في السَّيْرِ لِتَرْعَى في حَالِ سَيرِهَا، وَقوله: «نِقْيَهَا» هُوَ بكسر النون وإسكان القاف وبالياءِ المثناة من تَحْت وَهُوَ: المُخُّ، معناه: أسْرِعُوا بِهَا حَتَّى تَصِلُوا المَقصِدَ قَبْلَ أَنْ يَذْهَبَ مُخُّهَا مِنْ ضَنْك السَّيْرِ. وَ «التَّعْرِيسُ»: النُزولُ في اللَّيلِ. 963 - وعن أَبي قتادة - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - إِذَا كَانَ فِي سَفَرٍ، فَعَرَّسَ بِلَيْلٍ اضْطَجَعَ عَلَى يَمِينهِ، وَإِذَا عَرَّسَ قُبَيلَ الصُّبْحِ نَصَبَ ذِرَاعَهُ، وَوَضَعَ رَأسَهُ عَلَى كَفِّهِ. رواه مسلم. قَالَ العلماءُ: إنَّمَا نَصَبَ ذِرَاعَهُ لِئَلاَّ يَسْتَغْرِقَ في النَّومِ، فَتَفُوتَ صَلاَةُ الصُّبْحِ عَنْ وَقْتِهَا أَوْ عَنْ أوَّلِ وَقْتِهَا. 964 - وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «عَلَيْكُمْ بِالدُّلْجَةِ، فَإنَّ الأرْضَ تُطْوَى بِاللَّيْلِ». رواه أَبُو داود بإسناد حسن. «الدُّلْجَةُ»: السَّيْرُ في اللَّيْلِ. 965 - وعن أَبي ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ النَّاسُ إِذَا نَزَلُوا مَنْزِلًا تَفَرَّقُوا في الشِّعَابِ وَالأوْدِيَةِ. فَقَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ تَفَرُّقكُمْ فِي هذِهِ الشِّعَابِ وَالأوْدِيَةِ إنَّمَا ذلِكُمْ مِنَ الشَّيْطَانِ!» فَلَمْ يَنْزِلُوا بَعْدَ ذَلِكَ مَنْزِلًا إِلاَّ انْضَمَّ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ. رواه أَبُو داود بإسناد حسن. 966 - وعن سهل بن عمرو - وقيل: سهل بن الربيع بن عمرو الأنصاري المعروف بابن الحنظلِيَّة، وَهُوَ من أهل بيعة الرِّضْوَانِ - رضي الله عنه - قَالَ: مَرَّ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - بِبَعِيرٍ قَدْ لَحِقَ ظَهْرُهُ بِبَطْنِهِ، فَقَالَ: «اتَّقُوا الله في هذِهِ البَهَائِمِ المُعجَمَةِ، فَارْكَبُوهَا صَالِحَةً، وَكُلُوهَا صَالِحَةً». رواه أَبُو داود بإسناد صحيح. 967 - وعن أَبي جعفر عبد الله بن جعفر رضي الله عنهما، قَالَ: أردفني رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - ذَاتَ يَوْمٍ خَلْفَهُ، وَأسَرَّ إليَّ حَدِيثًا لا أُحَدِّثُ بِهِ أحَدًا مِنَ النَّاسِ، وَكَانَ أحَبَّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - لِحاجَتِهِ هَدَفٌ أَوْ حَائِشُ نَخْلٍ. يَعنِي: حَائِطَ نَخْلٍ. رواه مسلم هكَذَا مُختصرًا. وزادَ فِيهِ البَرْقاني بإسناد مسلم - بعد قَوْله: حَائِشُ نَخْلٍ - فَدَخَلَ حَائِطًا لِرَجُلٍ مِنَ الأنْصَارِ، فَإذا فِيهِ جَمَلٌ، فَلَمَّا رَأى رَسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - جَرْجَرَ وذَرَفَتْ عَيْنَاهُ، فَأتَاهُ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - فَمَسَحَ سَرَاتَهُ - أيْ: سِنَامَهُ - وَذِفْرَاهُ فَسَكَنَ، فَقَالَ: «مَنْ رَبُّ هَذَا الجَمَلِ؟ لِمَنْ هَذَا الجَمَلُ؟» فَجَاءَ فَتَىً مِنَ الأنْصَارِ، فَقَالَ: هَذَا لِي يَا رسولَ الله. قَالَ: «أفَلاَ تَتَّقِي اللهَ في هذِهِ البَهِيمَةِ الَّتي مَلَّكَكَ اللهُ إيَّاهَا؟ فَإنَّهُ يَشْكُو إلَيَّ أنَّكَ تُجِيعُهُ وتُدْئِبُهُ». رواه أَبُو داود كرواية البرقاني. قَوْله «ذِفْرَاهُ»: هُوَ بكسر الذال المعجمة وإسكان الفاءِ، وَهُوَ لفظ مفرد مؤنث. قَالَ أهل اللغة: الذِّفْرى: الموضع الَّذِي يَعْرَقُ مِن البَعِيرِ خَلف الأُذُنِ، وَقوله: «تُدْئِبهُ» أيْ: تتعِبه. 968 - وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: كُنَّا إِذَا نَزَلْنَا مَنْزِلًا، لاَ نُسَبِّحُ حَتَّى نَحُلَّ الرِّحَال. رواه أَبُو داود بإسناد عَلَى شرط مسلم. وَقَوْلُه: «لا نُسَبِّحُ»: أيْ لاَ نُصَلِّي النَّافِلَةَ، ومعناه: أنَّا - مَعَ حِرْصِنَا عَلَى الصَّلاَةِ - لا نُقَدِّمُهَا عَلَى حَطِّ الرِّحَالِ وَإرَاحَةِ الدَّوَابِّ.

Bab 168. Adab-adab Kesopanan Perjalanan, Turun, Menginap Dan Tidur Dalam Berpergian, Juga Sunnahnya Berjalan Malam, Belas Kasihan Pada Binatang-binatang, Menjaga Kemaslahatan-kemaslahatan Binatang-binatang Tadi Serta Menyuruh Orang Yang Teledor Memberikan Hak Binatang-binatang Tadi Supaya Memberikan Haknya Dan Bolehnya Naik Di Belakang Dan Di Depan Punggung Binatang Kendaraan, Jikalau Binatang itu Kuat Dinaiki Sampai Dua Orang&nbsp;&nbsp;959. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Jikalau engkau semua berpergian melalui tempat yang subur, maka berikanlah pada unta itu akan haknya dari bumi -yakni berikanlah ia kesempatan makan secukupnya-. Tetapi jikalau engkau semua berpergian melalui tempat yang tandus, maka percepatkanlah binatang-binatang itu untuk segera dapat sampai di tempat tujuannya sebelum kehabisan sumsumnya -yakni sebelum kehabisan tenaga karena sukarnya perjalanan-. Jikalau engkau semua bermalam di jalanan, maka jauhilah menempati tempat lalu lintas, sebab tempat-tempat itu memang untuk jalannya segala macam binatang dan juga tempat tinggalnya binatang-binatang yang merayap di waktu malam.&quot; (Riwayat Muslim) Makna A'thul ibila hazhzhaha minal ardhi ialah belas kasihani unta itu dalam perjalanannya supaya dapat pula sambil makan-makan di kala melakukan perjalanannya. Sabdanya niqyaha, dengan kasrahnya nun dan sukunnya qaf dan dengan ya' mutsannat di bawah -titik dua di bawah- artinya ialah sumsum. Adapun maksudnya ialah: &quot;Percepatkanlah berjalan dengan binatang itu sehingga segera sampai di tempat yang dituju sebelum lenyap sumsumnya -yakni sebelum kehabisan tenaga- karena sukarnya perjalanan yang ditempuh. Adapun Atta'ris artinya ialah turun menginap di waktu malam.&nbsp;960. Dari Abu Qatadah r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. itu apabila berpergian lalu menginap di waktu malam, beliau s.a.w. berbaring pada sebelah kanan tubuhnya dan jikalau tidur sebelum hampir waktu subuh, maka beliau s.a.w. menegakkan lengan tangan dan meletakkan kepalanya di atas tapak tangannya itu.&quot; (Riwayat Muslim) Para alim ulama berkata: &quot;Sesungguhnya beliau s.a.w. itu menegakkan lengan tangannya tadi agar supaya tidak tenggelam dalam tidurnya -yakni terlampau nyenyak- sehingga akan terlambat bangun untuk shalat subuh melewati waktunya atau melewati permulaan waktunya.&quot;&nbsp;961. Dari Anas r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Hendaklah engkau semua berpergian di waktu malam, sebab sesungguhnya bumi itu dilipat di waktu malam itu.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan. Adduljah ialah berjalan di waktu malam.&nbsp;962. Dari Abu Tsa'labah r.a., katanya: &quot;Orang-orang itu apabila turun di suatu tempat berhenti, mereka suka berpisah-pisah di lereng-lereng dan lembah-lembah. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya berpisah-pisahmu di lereng-lereng dan lembah-lembah ini, sesungguhnya itu adalah dari cara yang dilakukan syaitan. Maka tidak lagi sesudah itu mereka turun berhenti di sesuatu tempat melainkan yang sebagian berkumpul dengan sebagian yang lain. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.&nbsp;963. Dari Sahl bin 'Amr, ada yang mengatakan Sahl bin ar-Rabi' 'Amral-Anshari yang terkenal dengan nama Ibnul Hanzaliyah. Ia adalah golongan orang-orang yang ikut menyertai Bai'atur Ridhwan r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. berjalan melalui seekor unta yang punggungnya telah menempel dengan perutnya -yakni sudah lelah dan tampak lapar serta kurus sekali-, lalu beliau s.a.w. bersabda: &quot;Takutlah engkau semua kepada Allah dalam memelihara binatang-binatang yang bisu ini. Naikilah ia dengan baik-baik dan beri makanlah ia dengan baik-baik pula.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.&nbsp;964. Dari Abu Ja'far yaitu Abdullah bin Ja'far radhiallahu 'anhuma, katanya: &quot;Saya dinaikkan oleh Rasulullah s.a.w. di belakangnya -di atas punggung seekor binatang kendaraan- pada suatu hari dan beliau memberitahukan sesuatu pembicaraan kepada saya secara rahasia yang tidak akan saya beritahukan kepada siapapun juga diantara seluruh manusia ini. Sesuatu yang paling disenangi oleh Rasulullah s.a.w. untuk dijadikan sebagai tabirnya di waktu membuang hajatnya ialah sesuatu yang tinggi -tanah ataupun pasir- juga kumpulan pohon kurma yang rimbun. Jadi semacam dinding yang terdiri dari pohon-pohon kurma.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Muslim demikian ini secara ikhtisar. Al-Barqani menambahkan di situ, dengan isnad Imam Muslim sebagaimana yang di belakang ini sesudah ucapannya kumpulan pohon-pohon kurma: &quot;Lalu beliau s.a.w. memasuki dinding milik seorang lelaki dari golongan sahabat Anshar, tiba-tiba di situ ada seekor unta. Setelah Rasulullah s.a.w, melihatnya, maka unta itupun meringik -atau merintih- dan kedua matanya melelehkan airmata. Ia lalu didatangi oleh Nabi s.a.w. kemudian diusaplah puncak punggungnya -yakni punuknya- dan pula tengkuknya -yang dekat telinganya-, selanjutnya unta itupun berdiamlah. Setelah itu beliau s.a.w. bertanya: &quot;Siapakah yang memiliki unta ini? Siapakah yang mempunyai unta ini?&quot; Lalu datanglah seorang pemuda dari golongan sahabat Anshar dan ia berkata: &quot;Ini adalah kepunyaan saya, ya Rasulullah.&quot; Beliau s.a.w. lalu bersabda: &quot;Tidakkah engkau takut kepada Allah dalam memelihara binatang ini yang telah diserahkan oleh Allah untuk menjadi milikmu. Unta itu mengadu kepada saya bahwa engkau membiarkannya ia lapar dan membuat ia amat lelah.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud sebagaimana riwayatnya al-Barqani. Ucapannya: dzifrahu, dengan kasrahnya dzal mu'jamah dan Sukunnya fa', ini adalah lafaz mufrad muannats. Ahlul lughah berkata: Adzdzifra ialah tempat yang berpeluh dari unta yang terletak di belakang telinga. Adapun tud-ibuhu artinya ialah engkau membuatnya sangat lelah.&nbsp;965. Dari Anas r.a., katanya: &quot;Kita semua apabila turun di suatu tempat pemberhentian, maka kita tidak akan bertasbih dulu -maksudnya tidak melakukan shalat sunnah dulu- sehingga kita lepaskan beban-beban itu -dari punggung unta-.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam Muslim. Ucapannya: Ia nusabbihu artinya ialah kita tidak shalat sunnah dulu, sedang maksudnya ialah bahwa sekalipun kita gemar sekali melakukan shalat, namun demikian kita tidak akan mendahulukan melakukannya sebelum menurunkan beban-beban itu dari punggung binatang serta meng-istirahatkannya. (HR.riyadhus_shalihin : 168)
No Hadist 169

169 - باب إعانة الرفيق في الباب أحاديث كثيرة تقدمت كحديث: «وَاللهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ في عَوْنِ أخِيهِ» . وحديث: «كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَة» وَأشْبَاهِهِما. 969 - وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ في سَفَرٍ إذْ جَاءَ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَةٍ لَهُ، فَجَعَلَ يَصْرِفُ بَصَرَهُ يَمِينًا وَشِمَالًا، فَقَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ كَانَ مَعَهُ فَضْلُ ظَهْرٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لاَ ظَهْرَ لَهُ، وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلُ زَادٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لاَ زَادَ لَهُ»، فَذَكَرَ مِنْ أصْنَافِ المَالِ مَا ذَكَرَهُ، حَتَّى رَأيْنَا، أنَّهُ لاَ حَقَّ لأَحَدٍ مِنَّا فِي فَضْلٍ. رواه مسلم. 970 - وعن جابر - رضي الله عنه - عن رسول الله - صلى الله عليه وسلم: أنَّهُ أرَادَ أَنْ يَغْزُوَ، فَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ المُهَاجِرِينَ وَالأَنْصَارِ، إنَّ مِنْ إخْوَانِكُمْ قَوْمًا لَيْسَ لَهُمْ مَالٌ، وَلاَ عَشِيرةٌ، فَلْيَضُمَّ أحَدُكُمْ إِلَيْهِ الرَّجُلَيْنِ أَو الثَّلاَثَةَ، فَمَا لأَحَدِنَا مِنْ ظَهْرٍ يَحْمِلُهُ إِلاَّ عُقْبةٌ كَعُقْبَةٍ» يَعْني أحَدهِمْ، قَالَ: فَضَمَمْتُ إلَيَّ اثْنَيْنِ أَوْ ثَلاَثَةً مَا لِي إِلاَّ عُقْبَةٌ كَعقبة أحَدِهِمْ مِنْ جَمَلِي. رواه أَبُو داود. 971 - وعنه، قَالَ: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يَتَخَلَّفُ في المَسير، فَيُزْجِي الضَّعِيف، وَيُرْدِفُ وَيَدْعُو لَهُ. رواه أَبُو داود بإسناد حسن.

Bab 169. Menolong Kawan&nbsp;&nbsp;Dalam bab ini ada beberapa hadis yang banyak sekali dan sudah terdahulu uraiannya, seperti hadis -yang artinya-: &quot;Dan Allah itu selalu memberikan pertolongan kepada hambaNya, selama hamba itu memberikan pertolongan kepada saudaranya,&quot; lihat hadis no.245 -dan juga seperti hadis yang artinya-: &quot;Setiap perbuatan baik itu adalah sedekah,&quot; lihat hadis no.134, dan hadis lainnya yang menyerupainya.&nbsp;966. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: &quot;Pada suatu ketika kita sedang berpergian, tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang naik di atas kendaraannya, lalu ia menolehkan pandangannya kesebelah kanan dan kiri. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang kelebihan kendaraan, maka hendaklah mempereratkan persaudaraan kepada orang yang tidak mempunyai kendaraan dan barangsiapa yang mempunyai kelebihan bekal, maka hendaklah ia mempereratkan persaudaraan kepada orang yang tidak mempunyai bekal lagi.&quot; Selanjutnya beliau s.a.w. menyebutkan berbagai macam harta sekehendak yang beliau sebutkan, sehingga kita semua meyakinkan bahwasanya siapapun juga di kalangan kita itu tidak mempunyai hak terhadap apa-apa yang sudah kelebihan dari yang diperlukan. (Riwayat Muslim)&nbsp;967. Dari Jabir r.a. dari Rasulullah s.a.w. bahwasanya beliau sa.w. hendak berangkat berperang, lalu bersabda: Hai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, sesungguhnya diantara saudara-saudaramu ini ada suatu kaum yang mereka itu tidak mempunyai harta dan pula tidak mempunyai keluarga, maka dari itu seorang diantara engkau semua hendaklah menggabungkan pada dirinya dua orang atau tiga orang lagi -maksudnya yang tidak mampu itu diberi segala pembiayaannya dalam peperangan-. Maka tiada seorangpun dari kita yang mempunyai kendaraan yang dapat digunakan untuk membawanya -yakni untuk dinaikinya dalam perjalanan-, melainkan sama gilirannya seperti giliran yang lain -jadi kalau yang mempunyai kendaraan itu naik selama sejam, maka orang miskin yang digabungkan itupun dapat menaiki selama sejam pula-. Jabir berkata: &quot;Saya menggabungkan pada diriku sebanyak dua atau tiga orang. Jadi gilirannya naik untaku tiada lain kecuali sama antara giliran yang satu dengan orang lain. (Riwayat Abu Dawud)&nbsp;968. Dari Jabir r.a. pula, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. selalu membelakang di waktu dalam perjalanan, maka beliau membimbing orang yang lemah dan menaikkan di belakangnya -dalam kendaraan yang dinaikinya-, juga mendoakan padanya.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan. (HR.riyadhus_shalihin : 169)
No Hadist 170

170 - باب مَا يقول إذا ركب دَابَّة للسفر قَالَ الله تَعَالَى: {وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الفُلْكِ وَالأنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ} [الزخرف: 12 - 13].<br>972 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ، كَبَّرَ ثَلاثًا، ثُمَّ قَالَ: «سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ. اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الأَهْلِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالأَهْلِ وَالوَلَدِ». وَإِذَا رَجَعَ قَالَهُنَّ. وَزَادَ فِيهِنَّ «آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِدُونَ لِرَبِّنَا حَامِدُونَ». رواه مسلم. مَعْنَى «مُقْرِنِينَ»: مُطِيقِينَ. وَ «الوَعْثَاءُ» بفتحِ الواوِ وَإسكان العين المهملة وبالثاء المثلثة وبالمد وَهِيَ: الشِّدَّةُ. وَ «الكَآبَةُ» بِالمَدِّ، وَهِيَ: تَغَيُّرُ النَّفْسِ مِنْ حُزْنٍ وَنَحْوهِ. وَ «المُنْقَلَبُ»: المَرْجِعُ. 973 - وعن عبد الله بن سَرجِسَ - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إِذَا سَافَرَ يَتَعَوَّذُ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ المُنْقَلَبِ، وَالْحَوْرِ بَعْدَ الكَوْنِ، وَدَعْوَةِ المَظْلُومِ، وَسُوءِ المَنْظَرِ في الأَهْلِ وَالمَالِ. رواه مسلم. هكذا هُوَ في صحيح مسلم: «الحَوْر بَعْدَ الكَوْنِ» بالنون، وكذا رواه الترمذي والنسائي، قَالَ الترمذي: وَيُرْوَى «الكوْرُ» بالراءِ، وَكِلاهما لَهُ وجه. قَالَ العلماءُ: ومعناه بالنون والراءِ جَميعًا: الرُّجُوعُ مِنَ الاسْتِقَامَةِ أَوِ الزِّيَادَةِ إِلَى النَّقْصِ. قالوا: ورِوايةُ الرَّاءِ مَأخُوذَةٌ مِنْ تَكْوِيرِ العِمَامَة وَهُوَ لَفُّهَا وَجَمْعُهَا. ورواية النون، مِنَ الكَوْنِ، مَصْدَرُ كَانَ يَكُونُ كَونًا: إِذَا وُجِدَ وَاسْتَقَرَّ. 974 - وعن عَلِي بن ربيعة، قَالَ: شهدت عليَّ بن أَبي طالب - رضي الله عنه - أُتِيَ بِدَابَّةٍ لِيَرْكَبَهَا، فَلَمَّا وَضَعَ رِجْلَهُ في الرِّكَابِ، قَالَ: بِسْمِ اللهِ، فَلَمَّا اسْتَوَى عَلَى ظَهْرِهَا، قَالَ: الحَمْدُ للهِ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنينَ، وَإنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، ثُمَّ قَالَ: الحمْدُ للهِ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: اللهُ أكْبَرُ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: سُبْحَانَكَ إنّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي إنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أنْتَ، ثُمَّ ضَحِكَ، فَقيلَ: يَا أمِيرَ المُؤمِنِينَ، مِنْ أيِّ شَيْءٍ ضَحِكْتَ؟ قَالَ: رَأيتُ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَعَلَ كَمَا فَعَلْتُ ثُمَّ ضَحِكَ، فقُلْتُ: يَا رسول اللهِ، مِنْ أيِّ شَيْءٍ ضَحِكْتَ؟ قَالَ: «إنَّ رَبَّكَ تَعَالَى يَعْجَبُ مِنْ عَبدِهِ إِذَا قَالَ: اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي، يَعْلَمُ أنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ غَيْرِي». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن»، وفي بعض النسخ: «حسن صحيح». وهذا لفظ أَبي داود.

Bab 170. Apa-Apa Yang Diucapkan Apabila Seseorang Itu Menaiki Kendaraannya Untuk Berpergian&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Allah menjadikan untukmu semua kapal dan binatang ternak itu sebagai kendaraan untukmu, agar engkau semua dapat duduk di atas punggungnya, kemudian ingatlah akan kenikmatan Tuhanmu, ketika engkau semua telah tetap di atasnya dan supaya engkau mengucapkan -yang artinya-: &quot;Maha Suci Zat Allah yang telah menundukkan semua ini untuk kita dan kita semua tidak dapat mengendalikannya -kecuali dengan pertolongan Tuhan-. Dan sesungguhnya kita semua akan kembali kepada Tuhan kita.&quot; (az-Zukhruf: 12-14)&nbsp;969. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. apabila berada di atas punggung untanya untuk keluar berpergian, maka beliau s.a.w. itu bertakbir dulu sebanyak tiga kali, kemudian mengucapkan -yang artinya-: &quot;Maha Suci Zat Allah yang menundukkan kendaraan ini pada kita dan kita tidak kuasa rnengendalikannya -melainkan dengan pertolongan Allah- dan sesungguhnya kita akan kembali kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya kita memohonkan kepadaMu dalam berpergian kita ini akan kebajikan dan ketaqwaan, juga apa-apa yang Engkau ridhai dari amal perbuatan. Ya Allah, mudahkanlah segala sesuatu untuk kita dalam berpergian kita ini dan lipatlah -dekatkanlah- mana-mana yang jauh. Engkau adalah kawan dalam perjalanan, pengganti -yang mengawas-awasi- dalam keluarga. Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu dari kesukaran perjalanan, kesedihan pandangan dan buruknya keadaan ketika kembali, baik mengenai harta, keluarga ataupun anak.&quot; Selanjutnya apabila beliau s.a.w. kembali lalu mengucapkan kalimat-kalimat di atas itu pula dan menambahkan dengan ucapan -yang artinya-: &quot;Kita telah kembali, kita semua bertaubat -kepada Allah-, menyembah kepada Tuhan kita serta mengucapkan puji-pujian padaNya.&quot; (Riwayat Muslim)&nbsp;970. Dari Abdullah bin Sarjis r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. itu apabila berpergian, beliau s.a.w. mohon perlindungan kepada Allah daripada kesukaran perjalanan, kesedihan keadaan waktu kembali, adanya kekurangan sesudah berlebihan, juga dari doa orang yang teraniaya, buruknya pandangan dalam keluarga dan harta.&quot; (Riwayat Muslim) Demikianlah yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim, yaitu Alhaur ba'dal kaun dengan nun, demikian pula yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Nasa'i. Imam Tirmidzi mengatakan: &quot;Ada yang meriwayatkan dengan lafaz alkaur dengan ra' dan keduanya itu mempunyai wajah masing-masing.&quot; Para alim ulama berkata: &quot;Maknanya dengan nun dan ra' semuanya ialah kembali dari ketetapan dan kelebihan menjadi kekurangan.&quot; Mereka mengatakan: &quot;Riwayat ra' -kaur- itu diambil dari kata mentakwirkan sorban artinya ialah melipat dan mengumpulkannya, sedang riwayat nun ialah dari kata kaun, sebagai mashdarnyakana yakunu kaunan, jikalau didapatkan dan menetap.&quot;&nbsp;971. Dari Ali bin Rabi'ah, katanya: &quot;Saya menyaksikan Ali bin Abu Thalib r.a. diberi seekor kendaraan untuk dinaiki olehnya. Ketika ia meletakkan kakinya pada pijakan kaki, ia berkata -yang artinya-: &quot;Dengan nama Allah -Bismillah-.&quot; Setelah berada di punggungnya, lalu mengucapkan -yang artinya-: &quot;Segenap puji bagi Allah yang menundukkan kendaraan ini untuk kita dan kita tidak kuasa mengendalikannya tanpa pertolongan Allah. Sesungguhnya kita akan kembali kepadaNya.&quot; Selanjutnya ia mengucapkan -yang artinya-: &quot;Segenap puji bagi Allah -Alhamdulillah-,&quot; tiga kali. Seterusnya mengucapkan -yang artinya-: &quot;Allah adalah Maha Besar -Allahu Akbar-,&quot; tiga kali. Kemudian mengucapkan pula -yang artinya-: &quot;Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya menganiaya diri saya sendiri, maka berikanlah pengampunan kepada saya, sesungguhnya saja tidak ada yang dapat memberikan pengampunan melainkan Engkau.&quot; Setelah mengucapkan semua itu lalu Ali r.a. ketawa. Kepadanya ditanyakan: &quot;Ya Amirul mu'minin, mengapa Anda ketawa?&quot; Ia menjawab: &quot;Saya pernah melihat Nabi s.a.w. mengerjakan sebagaimana yang saya kerjakan itu, lalu beliau s.a.w. ketawa. Saya bertanya: &quot;Ya Rasulullah, karena apakah Tuan ketawa?&quot; Beliau s.a.w. menjawab: &quot;Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Suci itu merasa heran terhadap hambaNya apabila ia mengucapkan: &quot;Ampunkanlah untukku dosa-dosaku,&quot; ia mengetahui bahwasanya memang tidak ada yang kuasa mengampuni dosa selain daripadaKu.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan, sedang dalam sebagian naskah dianggap hasan shahih. Hadis seperti di atas adalah lafaznya Imam Abu Dawud. (HR.riyadhus_shalihin : 170)