Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 281

281 - باب النهي عن تناجي اثنين دون الثالث بغير إذنه إِلاَّ لحاجةٍ وَهُوَ أن يتحدثا سرًا بحيث لا يسمعهما وفي معناه مَا إِذَا تحدثا بلسان لا يفهمه قَالَ الله تَعَالَى: {إنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ} [المجادلة: 10]<br>1598 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا كانُوا ثَلاثَةً، فَلاَ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الثَّالِثِ». متفق عَلَيْهِ. ورواه أَبُو داود وزاد: قَالَ أَبُو صالح: قُلْتُ لابنِ عُمرَ: فَأرْبَعَةً؟ قَالَ: لا يَضُرُّكَ . ورواه مالك في "الموطأ" : عن عبد الله بن دينارٍ، قَالَ: كُنْتُ أنَا وابْنُ عُمَرَ عِنْدَ دَارِ خَالِدِ بنُ عُقْبَةَ الَّتي في السُّوقِ، فَجَاءَ رَجُلٌ يُريدُ أَنْ يُنَاجِيَهُ، وَلَيْسَ مَعَ ابْنِ عُمَرَ أَحَدٌ غَيْرِي، فَدَعَا ابْنُ عُمَرَ رَجُلًا آخَرَ حَتَّى كُنَّا أَرْبَعَةً، فَقَالَ لِي وَللرَّجُلِ الثَّالِثِ الَّذِي دَعَا: اسْتَأْخِرَا شَيْئًا، فَإنِّي سَمِعْتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - يقُولُ: «لا يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ وَاحِدٍ». 1599 - وعن ابن مسعود - رضي الله عنه: أنَّ رسول اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا كُنْتُمْ ثَلاَثَةً، فَلاَ يَتَنَاجَى اثْنَانِ دُونَ الآخَرِ حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ، مِنْ أجْلِ أنَّ ذَلِكَ يُحْزِنُهُ». متفق عَلَيْهِ.

Bab 281. Larangan Saling Berbisik Antara Dua Orang Tanpa Mengajak Orang Yang Ketiga Dan Tanpa Izinnya Yang Ketiga Ini, Melainkan Karena Adanya Keperluan, Yaitu Kalau Kedua Orang Itu Bercakap-cakap Secara Rahasia Sekiranya Orang Yang Ketiga Itu Tidak Dapat Mendengarkannya Atau Yang Semakna Dengan Itu, Umpamanya Keduanya Bercakap-cakap Dengan Sesuatu Bahasa Yang Tidak Dimengerti Oleh Orang Yang Ketiga Tadi&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Sesungguhnya berbisik-bisik itu adalah dari tipu daya syaitan.&quot; (al-Mujadalah: 10) &nbsp;1595. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Jikalau mereka -yakni yang sedang berada dalam majelis- itu bertiga orang, maka janganlah yang dua orang berbisik-bisik, meninggalkan orang yang ketiga -diajak pula-.&quot; (Muttafaq 'alaih) Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan ia menambahkan: Abu Shalih berkata kepada Ibnu Umar: &quot;Jikalau berempat orang, bagaimanakah?&quot; Ia menjawab: &quot;Tidak membahayakan engkau -yakni kalau orang yang ada di situ empat jumlahnya, maka kalau yang dua orang berbisik-bisik tidak ada halangannya yakni boleh saja-. Juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa' dari Abdullah bin Dinar, katanya: &quot;Saya bersama Abdullah bin Umar berada di rumah Khalid bin 'Uqbah yang ada di pasar, lalu ada seorang lelaki datang hendak mengajak Abdullah bin Umar berbicara secara berbisik-bisik, sedangkan yang bersama Abdullah bin Umar itu tidak ada orang lain kecuali saya -yakni Abdullah bin Dina-. Abdullah bin Umar lalu memanggil seorang lelaki lain, sehingga jumlah kita adalah empat orang. Abdullah bin Umar lalu berkata kepada saya dan juga kepada orang ketiga yang baru dipanggilnya tadi: &quot;Mundurlah engkau berdua -maksudnya tetap berdiamlah engkau berdua- disini sementara waktu, sebab sesungguhnya saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Janganlah dua orang itu berbisik-bisik dengan meninggalkan seorang yang lain.&quot; &nbsp;1596. Dari Ibnu Mas'ud bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Jikalau engkau semua bertiga orang, maka janganlah yang dua orang itu berbisik-bisik dengan meninggalkan seorang yang lain, sehingga engkau semua bercampur dengan orang banyak -yakni jumlah yang hadir itu ada empat orang atau lebih- supaya tidak menyebabkan kesedihan kepada orang yang tidak ikut diajak berbisik-bisik itu.&quot; (Muttafaq 'alaih) (HR.riyadhus_shalihin : 281)
No Hadist 282

282 - باب النهي عن تعذيب العبد والدابة والمرأة والولد بغير سبب شرعي أَوْ زائد عَلَى قدر الأدب قَالَ الله تَعَالَى: {وَبِالوَالِدَيْنِ إحْسانًا وَبِذي القُرْبَى واليَتَامَى وَالمَسَاكِينِ وَالجَارِ ذِي القُرْبَى وَالجَارِ الجُنُبِ والصَّاحِبِ بالجَنْبِ وابْنِ السَّبيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمانُكُمْ إنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتالًا فَخُورًا} [النساء الآية: 36].<br>1600 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ في هِرَّةٍ سَجَنَتْها حَتَّى مَاتَتْ، فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ، لاَ هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَسَقَتْهَا، إذْ حَبَسَتْهَا، وَلاَ هِيَ تَرَكَتْهَا تَأكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ». متفق عَلَيْهِ. «خَشَاشُ الأرضِ» بفتح الخاءِ المعجمة وبالشينِ المعجمة المكررة، وهي: هَوَامُّها وَحَشَرَاتُهَا. 1601 - وَعَنْهُ: أنَّهُ مَرَّ بِفِتْيَانٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَدْ نَصَبُوا طَيرًا وَهُمْ يَرْمُونَهُ، وَقَدْ جَعَلُوا لِصَاحِبِ الطَّيْرِ كُلَّ خَاطِئَةٍ مِنْ نَبْلِهمْ، فَلَمَّا رَأَوْا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوا، فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: مَنْ فَعَلَ هَذَا؟ لَعَنَ اللهُ مَنْ فَعَلَ هَذَا، إنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - لَعَنَ مَنِ اتَّخَذَ شَيْئًا فِيهِ الرُّوحُ غَرَضًا. متفق عَلَيْهِ. «الغَرَضُ» بفتحِ الغَين المعجمة والراءِ وَهُوَ الهَدَفُ وَالشَّيءُ الَّذِي يُرْمَى إِلَيْهِ. 1602 - وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: نهى رسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم - أن تُصْبَرَ البَهَائِمُ. متفق عَلَيْهِ. ومعناه: تُحْبَسُ لِلقَتْلِ. 1603 - وعن أَبي عليٍّ سويدِ بن مُقَرِّنٍ - رضي الله عنه - قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُنِي سَابِعَ سَبْعَةٍ مِنْ بَنِي مُقَرِّنٍ مَا لَنَا خَادِمٌ إِلاَّ وَاحِدَةٌ لَطَمَهَا أصْغَرُنَا فَأَمَرَنَا رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - أَنْ نُعْتِقَهَا. رواه مسلم. وفي روايةٍ: «سَابعَ إخْوَةٍ لِي». 1604 - وعن أَبي مسعودٍ البدْرِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: كُنْتُ أضْرِبُ غُلامًا لِي بالسَّوْطِ، فَسَمِعْتُ صَوْتًا مِنْ خَلْفِي: «اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ» فَلَمْ أفْهَمِ الصَّوْتِ مِنَ الغَضَبِ، فَلَمَّا دَنَا مِنِّي إِذَا هُوَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - فإذا هُوَ يَقُولُ: «اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ أنَّ اللهَ أقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَى هَذَا الغُلامِ». فَقُلتُ: لا أضْرِبُ مَمْلُوكًا بَعْدَهُ أَبَدًا. وَفِي روايةٍ: فَسَقَطَ السَّوْطُ مِنْ يَدِي مِنْ هَيْبَتِهِ. وفي روايةٍ: فَقُلتُ: يَا رسولَ الله، هُوَ حُرٌّ لِوَجْهِ اللهِ تَعَالَى، فَقَالَ: «أمَا لَوْ لَمْ تَفْعَلْ، لَلَفَحَتْكَ النَّارُ، أَوْ لَمَسَّتْكَ النَّارُ». رواه مسلم بهذه الروايات. 1605 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنْ ضَرَبَ غُلاَمًا لَهُ حَدًّا لَمْ يَأتِهِ، أَوْ لَطَمَهُ، فإنَّ كَفَارَتَهُ أَنْ يُعْتِقَهُ». رواه مسلم. 1606 - وعن هِشام بن حكيمِ بن حِزَامٍ رضي الله عنهما: أنَّه مَرَّ بالشَّامِ عَلَى أُنَاسٍ مِنَ الأَنْبَاطِ، وَقَدْ أُقيِمُوا في الشَّمْسِ، وَصُبَّ عَلَى رُؤُوسِهِمُ الزَّيْتُ! فَقَالَ: مَا هَذَا؟ قيل: يُعَذَّبُونَ في الخَرَاجِ - وفي رواية: حُبِسُوا في الجِزْيَةِ - فَقَالَ هِشَامٌ: أشهدُ لَسَمِعْتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - يقولُ: «إنَّ اللهَ يُعَذِّبُ الَّذِينَ يُعَذِّبُونَ النَّاس في الدُّنْيَا». فَدَخَلَ عَلَى الأمِيرِ، فَحَدَّثَهُ، فَأَمَرَ بِهِمْ فَخُلُّوا. رواه مسلم. «الأنباط» الفلاحون مِنَ العَجَمِ. 1607 - وعن ابن عباس رضي الله عنهما، قَالَ: رأى رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - حِمَارًا مَوْسُومَ الوَجْهِ، فَأَنْكَرَ ذَلِكَ؟ فَقَالَ: «واللهِ لا أسِمُهُ إِلاَّ أقْصَى شَيْءٍ مِنَ الوَجْهِ» وأمَرَ بِحِمَارِهِ فَكُوِيَ في جَاعِرَتَيْهِ، فَهُوَ أوَّلُ مَنْ كَوَى الجَاعِرَتَيْنِ. رواه مسلم. «الجَاعِرَتَانِ»: نَاحِيَةُ الوَرِكَيْنِ حَوْلَ الدُّبُرِ. 1608 - وعنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - مَرَّ عَلَيْهِ حِمَارٌ قَدْ وُسِمَ في وَجْهِهِ، فَقَالَ: «لَعَنَ اللهُ الَّذِي وَسَمَهُ». رواه مسلم. وفي رواية لمسلم أَيضًا: نهى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - عَنِ الضَّرْبِ في الوَجْهِ، وَعَنِ الوَسْمِ في الوَجْهِ .

Bab 282. Larangan Menyiksa Hamba Sahaya, Binatang, Wanita Dan Anak Tanpa Adanya Sebab Yang Dibenarkan Oleh Syara' Ataupun Dengan Cara Yang Melebihi Kadar Kesopanan -Meskipun Dibenarkan Oleh Syara'-&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang menjadi kerabat, tetangga yang bukan kerabat, teman dalam perjalanan, orang yang dalam perjalanan dan apa-apa yang menjadi milik tangan kananmu -yakni hamba sahaya-. Sesungguhnya Allah itu tidak menyukai orang-orang yang sombong serta membanggakan diri.&quot; (an-Nisa': 36) &nbsp;1597. Dari Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Ada seorang wanita yang disiksa -oleh Allah- dengan sebab seekor kucing. Ia penjarakan binatang itu sehingga mati lalu masuklah ia dalam neraka. Wanita itu tidak suka memberinya makan dan minum ketika ia memenjarakannya itu, juga tidak dibiarkannya makan dari binatang-binatang kecil yang merayap di bumi.&quot; (Muttafaq 'alaih) Khasyasyul ardhi dengan fathahnya kha' mu'jamah dan dengan syin mu'jamah yang didobelkan, artinya ialah binatang-binatang merayap serta yang kecil-kecil yang ada di bumi. &nbsp;1598. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma pula bahwasanya ia berjalan melalui beberapa pemuda dari golongan Quraisy. Mereka itu menjadikan seekor burung yang hidup -guna dipakai sebagai sasaran- dan mereka melemparnya kepada burung itu, mereka memberikan setiap anak panah mereka yang tidak mengenai sasarannya. Setelah mereka melihat Ibnu Umar, merekapun lalu berpisah-pisah -yakni buyar-. Kemudian Ibnu Umar berkata: &quot;Siapakah yang melakukan ini? Allah melaknat orang yang mengerjakan sedemikian ini. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. melaknat kepada orang yang menjadikan sesuatu benda yang ada ruhnya -yakni yang hidup- untuk dijadikan sebagai sasaran -misalnya untuk lempar-lemparan atau tembak-tembakan-.&quot; (Muttafaq 'alaih) Algharadhu dengan fathahnya ghain mu'jamah dan ra', yaitu suatu yang dituju atau benda yang dijadikan tujuan yakni sasaran. &nbsp;1599. Dari Anas r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. melarang kalau binatang-binatang itu dipenjarakan untuk dibunuh.&quot; (Muttafaq 'alaih) Maknanya ialah dipenjarakan dengan tujuan supaya mati dengan cara itu -yakni mati kehausan dan kelaparan-. &nbsp;1600. Dari Abu 'Ali, yaitu Suwaid bin Muqarrin r.a., katanya: &quot;Saya telah mengetahui bahwa saya adalah orang ketujuh dari tujuh orang bersaudara dari golongan anak-anak Muqarrin. Kita tidak mempunyai seorang pelayan pun melainkan seorang saja, kemudian pelayan -hamba sahaya- kita itu dipukul oleh saudara kita yang terkecil -diantara saudara-saudara yang lain-lain-. Selanjutnya Rasulullah s.a.w. menyuruh kepada kita supaya pelayan tersebut kita merdekakan.&quot; (Riwayat Muslim) Dalam riwayat lain disebutkan: &quot;Saya adalah orang ketujuh dari semua saudaraku.&quot; &nbsp;1601. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a., katanya: &quot;Saya pernah memukul bujang -pembantu yang berupa hamba sahaya- saya dengan cemeti, lalu saya mendengar suara dari belakang saya berkata: &quot;Ketahuilah hai Abu Mas'ud.&quot; Saya tidak memahami benar-benar isi suara yang diucapkan karena kemarahan. Setelah mendekat kepada saya, tiba-tiba yang bersuara itu adalah Rasulullah s.a.w. dan selanjutnya bersabda: &quot;Ketahuilah hai Abu Mas'ud bahwasanya Allah itu lebih kuasa untuk berbuat semacam itu padamu daripada engkau berbuat sedemikian tadi pada bujang ini.&quot; Saya lalu berkata: &quot;Saya tidak akan memukul seorang hamba sahayapun sehabis peristiwa ini untuk selama-lamanya.&quot; Dalam riwayat lain disebutkan: Lalu cemeti itu jatuh dari tanganku karena kewibawaan beliau s.a.w. Dalam riwayat lain lagi disebutkan: Saya lalu berkata: &quot;Ya Rasulullah, ia saya nyatakan merdeka karena mengharapkan keridhaan Allah.&quot; Kemudian beliau s.a.w. bersabda: &quot;Andaikata engkau tidak berbuat sedemikian ini -yakni memerdekakan hamba sahaya yang sudah dipukuli tadi- sesungguhnya engkau akan dijilat oleh api neraka atau akan disentuh api neraka itu.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan semua riwayat di atas itu. &nbsp;1602. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang memukul bujangnya dan ia tidak diterapi hukuman had -sebagai balasan pukulannya- atau menempeleng bujangnya, maka kaffarah -yakni dendanya- ialah memerdekakan hamba sahayanya itu.&quot; (Riwayat Muslim) &nbsp;1603. Dari Hisyam bin Hakim bin Hizam radhiallahu 'anhuma bahwasanya ia berjalan di negeri Syam melalui beberapa orang dari Anbath. Mereka itu diberdirikan di bawah matahari -yakni dijemur di panas matahari- dan dituangkanlah minyak di atas kepala mereka. Ia berkata: &quot;Ada peristiwa apakah ini?&quot; Ia memperoleh jawaban bahwa mereka itu disiksa karena belum memenuhi pembayaran pajak -kepada negara-. Dalam riwayat lain disebutkan: &quot;Mereka itu ditahan dengan sebab urusan pajak.&quot; Hisyam lalu berkata: &quot;Saya menyaksikan sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya Allah akan menyiksa orang yang menyiksa para manusia ketika ada di dunia.&quot; Selanjutnya ia masuk ke tempat amir -yakni gubernur- lalu ia diberitahu tentang hal itu, kemudian amir itu menyuruh supaya orang-orang yang disiksa tadi didatangkan di mukanya lalu mereka dilepaskan semuanya. (Riwayat Muslim) Al-Anbath ialah para petani dari golongan orang-orang 'ajam -yakni bukan orang Arab yang terdapat di Syam-. &nbsp;1604. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: Rasulullah s.a.w. melihat seekor keledai yang ditandai di mukanya -dengan menggunakan pengicisan dengan api- lalu beliau mengingkari yang sedemikian itu -yakni menganggapnya sebagai suatu kemungkaran atau hal yang dosa-. Kemudian Ibnu Abbas berkata: &quot;Demi Allah, saya tidak akan menandai keledai itu melainkan di bagian tubuh yang jauh sekali dari mukanya.&quot; Ia lalu menyuruh mendatangkan keledainya lalu diciskanlah -disetrikakanlah- pada kedua pantatnya. Ibnu Abbas adalah pertama-tama orang yang mengeciskan pada kedua pantat binatang. (Riwayat Muslim) Alja'iratani ialah ujung pantat yang ada di sekitar buritan -yakni dubur-. &nbsp;1605. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma pula bahwasanya Nabi s.a.w. dilalui oleh seekor keledai yang telah diberi tanda ciscisan -dengan api- di mukanya, lalu beliau s.a.w. bersabda: &quot;Allah melaknat kepada orang yang menandai sedemikian ini.&quot; (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan pula: Rasulullah s.a.w. melarang memukul di muka dan memberi tanda cis-cisan di muka. (HR.riyadhus_shalihin : 282)
No Hadist 283

283 - باب تحريم التعذيب بالنار في كل حيوان حَتَّى النملة ونحوها 1609 - عن أَبي هريرةَ - رضي الله عنه - قَالَ: بعثنا رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - في بَعْثٍ، فَقَالَ: «إنْ وَجَدْتُمْ فُلاَنًا وَفُلانًا» لِرَجُلَيْنِ مِنْ قُرَيْشٍ سَمَّاهُمَا «فَأَحْرِقُوهُمَا بالنَّارِ» ثُمَّ قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - حِيْنَ أرَدْنَا الخرُوجَ: «إنِّي كُنْتُ أَمَرْتُكُمْ أَنْ تُحْرِقُوا فُلانًا وفُلانًا، وإنَّ النَّارَ لا يُعَذِّبُ بِهَا إِلاَّ الله، فإنْ وَجَدْتُمُوهُما فاقْتُلُوهُما». رواه البخاري. 1610 - وعن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه - قَالَ: كنَّا مَعَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - في سَفَرٍ، فانْطَلَقَ لحَاجَتِهِ، فَرَأيْنَا حُمَّرَةً مَعَهَا فَرْخَانِ، فَأَخَذْنَا فَرْخَيْهَا، فَجَاءتِ الحُمَّرَةُ فَجَعَلَتْ تَعْرِشُ فَجَاءَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: «مَنْ فَجَعَ هذِهِ بِوَلَدِهَا؟، رُدُّوا وَلَدَهَا إِلَيْها». ورأَى قَرْيَةَ نَمْلٍ قَدْ حَرَّقْنَاهَا، فَقَالَ: «مَنْ حَرَّقَ هذِهِ؟» قُلْنَا: نَحْنُ قَالَ: «إنَّهُ لا يَنْبَغِي أَنْ يُعَذِّبَ بالنَّارِ إِلاَّ رَبُّ النَّارِ». رواه أَبُو داود بإسناد صحيح . قَوْله: «قَرْيَةُ نَمْلٍ» مَعْنَاهُ: مَوضْعُ النَّمْلِ مَعَ النَّمْلِ.

Bab 283. Haramnya Menyiksa Dengan Api Pada Semua Binatang, Sampai Pun Kutu Pada Kulit Kepala Dan Sebagainya&nbsp;&nbsp;1606. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. mengirimkan kita -beberapa orang- sebagai perutusan, lalu beliau s.a.w. bersabda: &quot;Jikalau engkau semua dapat menemukan si Fulan dan si Fulan,&quot; yakni dua orang dari golongan kaum Quraisy yang juga disebutkan namanya oleh beliau s.a.w. itu. Selanjutnya beliau bersabda: &quot;Kalau dapat menemukan keduanya itu, maka bakar sajalah keduanya itu dengan api.&quot; Setelah kita hendak keluar -yakni berangkat menjalankan tugas-, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda lagi: &quot;Sesungguhnya saya tadi telah menyuruh engkau semua untuk membakar kedua orang itu, yakni si Fulan dan si Fulan, tetapi sesungguhnya tidak akan menyiksa dengan menggunakan api itu, melainkan Allah belaka. Jadi jikalau engkau berdua menemukan keduanya tersebut, maka bunuh sajalah mereka -dengan alat selain api-.&quot; (Riwayat Bukhari) &nbsp;1607. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: &quot;Kita semua bersama Rasulullah s.a.w. dalam suatu perjalanan, lalu beliau berangkat untuk menyelesaikan hajatnya. Kemudian kita melihat seekor burung kecil bersama dua ekor anaknya. Kita lalu mengambil kedua anak burung tersebut. Selanjutnya burung induknya itu datanglah sambil menaungkan sayapnya -seolah-olah mencari sesuatu- Nabi s.a.w. datang kembali kemudian bersabda: &quot;Siapakah yang mengejutkan burung itu dengan mengambil anaknya? Kembalikanlah anaknya itu kepadanya!&quot; Seterusnya beliau s.a.w. juga melihat perkampungan semut yang telah kita bakar, lalu bersabda: &quot;Siapakah yang membakar ini?&quot; Kita menjawab: &quot;Kita semua yang membakar.&quot; Kemudian bersabda lagi: &quot;Sesungguhnya saja tidak patutlah menyiksa dengan menggunakan api itu melainkan Tuhan yang menguasai api neraka itu.&quot; Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad shahih. Ucapannya Qaryatu namlin maknanya ialah tempat semut bersama dengan semut-semut lain yakni perkampungan semut. (HR.riyadhus_shalihin : 283)
No Hadist 284

284 - باب تحريم مطل الغني بحقٍّ طلبه صاحبه قَالَ الله تَعَالَى: {إنَّ اللهَ يَأمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأمَانَاتِ إِلَى أهْلِهَا} [النساء: 58]، وقال تَعَالَى: {فَإن أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أمَانَتَهُ} [البقرة: 283].<br>1611 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ، وَإِذَا أُتْبعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيءٍ فَلْيَتْبَع». متفق عَلَيْهِ. معنى «أُتبع»: أُحِيل .

Bab 284. Haramnya Menunda-nundanya Seorang Yang Kaya Pada Sesuatu Hak Yang Diminta Oleh Orang Yang Berhak Memperolehnya&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Sesungguhnya Allah menyuruh kepadamu semua supaya engkau semua memberikan semua amanat itu kepada para ahlinya -yakni yang berhak menerima amanat-amanat itu-.&quot; (an-Nisa': 58) &nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Tetapi jikalau yang salah seorang mempercayai kepada yang lainnya, maka hendaklah yang dipercaya itu memberikan -yakni mengembalikan- barang yang diamanatkan padanya.&quot; (al-Baqarah: 283) &nbsp;1608. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Menunda-nundanya seorang yang kaya -dalam memberikan pembayaran atau mengembalikan hutang- adalah suatu penganiayaan. Dan jikalau seorang diantara engkau semua dihiwalahkan-dipertukarkan hutangnya- atas seorang yang kaya, maka hendaknya suka dihiwalahkan itu.&quot; (Muttafaq 'alaih) Makna utbi'a ialah dihiwalahkan atau dipertukarkan. Misalnya A mempunyai hutang pada B dan B mempunyai hutang pada C. Lalu B berkata kepada A: &quot;Hutangmu kepadaku itu saya hiwalahkan kepada C. Jadi mengembalikannya juga kepada C sebanyak jumlah hutangmu kepadaku itu.&quot; A yang diminta demikian itu hendaklah suka menerima, sebab pokoknya ia berhutang dan wajib mengembalikan. Jikalau hutang B kepada C lebih banyak daripada hutang A kepada B, tentulah sisanya itu tetap menjadi urusan antara B dan C saja, setelah sebagian hutang itu dihiwalahkan kepada A. (HR.riyadhus_shalihin : 284)
No Hadist 285

285 - باب كراهة عود الإنسان في هبة لَمْ يُسلِّمها إِلَى الموهوب لَهُ وفي هبة وهبها لولده وسلمها أَوْ لَمْ يسلمها وكراهة شرائه شَيْئًا تصدّق بِهِ من الَّذِي تصدق عَلَيْهِ أَوْ أخرجه عن زكاة أَوْ كفارة ونحوها وَلاَ بأس بشرائه من شخص آخر قَدْ انتقل إِلَيْهِ 1612 - وعن ابن عباس رضي الله عنهما: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «الَّذِي يَعُودُ في هِبَتِهِ كَالكَلْبِ يَرْجِعُ في قَيْئِهِ». متفق عَلَيْهِ. وفي رواية: «مَثَلُ الَّذِي يَرْجِعُ في صَدَقَتِهِ، كَمَثَلِ الكَلْبِ يَقِيءُ، ثُمَّ يَعُودُ في قَيْئِهِ فَيَأكُلُهُ». وفي روايةٍ: «العائِدُ في هِبَتِهِ كالعائِدِ في قَيْئِهِ». 1613 - وعن عمر بن الخطاب - رضي الله عنه - قَالَ: حَمَلْتُ عَلَى فَرَسٍ في سَبيلِ اللهِ فَأَضَاعَهُ الَّذِي كَانَ عِندَهُ، فَأَرَدْتُ أن أشْتَرِيَهُ، وَظَنَنْتُ أنَّهُ يَبِيعُهُ بِرُخْصٍ، فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: «لاَ تَشْتَرِهِ وَلاَ تَعُدْ فِي صَدَقَتِكَ وإنْ أعْطَاكَهُ بِدِرْهَمٍ؛ فَإنَّ العَائِدَ في صَدَقَتِهِ كَالعَائِدِ في قَيْئِهِ». متفق عَلَيْهِ. قَوْله: «حَمَلْتُ عَلَى فَرَسٍ فِي سَبيلِ الله» مَعنَاهُ: تَصَدَّقْتُ بِهِ عَلَى بَعْضِ المُجَاهِدِينَ.

Bab 285. Makruhnya Seseorang Yang Menarik Kembali Hibah -Yakni Pemberiannya- Kepada Orang Yang Akan Dihibahi, Sebelum Diterimakan Kepada Yang Akan Dihibahi Itu Atau Hibah Yang Akan Diberikan Kepada Anaknya Dan Sudah Diterimakan Atau Belum Diterimakan Padanya, Juga Makruhnya seorang Membeli Sesuatu Benda Yang Disedekahkan Dari Orang Yang Disedekahi Atau Yang Dikeluarkan Sebagai Zakat Atau Kaffarah -Denda- Dan Lain-lain Sebagainya, Tetapi Tidak Mengapa Kalau Membelinya Itu Dari Orang Lain -Bukan Yang Disedekahi Atau Dizakati Dan Sebagainya- Karena Sudah Berpindah Milik Dari Orang Ini Ke Orang Lain Itu&nbsp;&nbsp;1609. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Orang yang mengambil kembali dari hibahnya -yakni menarik kembali apa yang sudah diberikannya itu- adalah seperti anjing yang memakan kembali muntahannya.&quot; (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat lain disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Perumpamaan orang yang mengambil kembali sedekahnya adalah seperti seekor anjing yang muntah-muntah lalu ia kembali kepada muntahannya itu, kemudian memakannya.&quot; Dalam riwayat lain disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Orang yang kembali pada hibahnya -yakni menarik kembali pemberiannya- adalah seperti orang yang kembali makan muntahannya .&quot; &nbsp;1610. Dari Umar bin al-Khaththab r.a., katanya: &quot;Saya menyedekahkan seekor kuda -kepada sebagian orang-orang yang berjihad- fisabilillah, lalu orang yang diberi ini menyia-nyiakannya -yakni kurang mengurusi makan minumnya dan lain-lain- lalu saya ingin membelinya dan saya mengira bahwa ia akan menjualnya dengan harga murah. Kemudian saya bertanya kepada Nabi s.a.w., lalu beliau bersabda: &quot;Jangan engkau membeli kuda itu -yakni yang sudah engkau sedekahkan itu dari orang yang menerimanya sendiri- dan janganlah engkau menarik kembali apa-apa yang telah engkau sedekahkan, sekalipun ia akan menjualnya itu padamu dengan harga sedirham saja, sebab sesungguhnya orang yang menarik kembali sedekahnya adalah seperti orang yang kembali makan muntahannya.&quot; (Muttafaq 'alaih) Hamaltu 'ala farasin fisabilillah maknanya ialah saya bersedekah seekor kuda kepada sebagian orang yang melakukan jihad fisabilillah. (HR.riyadhus_shalihin : 285)
No Hadist 286

286 - باب تأكيد تحريم مال اليتيم قَالَ الله تَعَالَى: {إنَّ الَّذِينَ يَأكُلُونَ أمْوَالَ اليَتَامَى ظُلْمًا إنَّمَا يَأكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَونَ سَعِيرًا} [النساء: 10]، وقال تَعَالَى: {وَلاَ تَقْرَبُوا مَالَ اليَتِيمِ إِلاَّ بالَّتِي هِيَ أحْسَنُ} [الأنعام: 152]، وقال تَعَالَى: {وَيَسْألُونَكَ عَنِ اليَتَامَى قُلْ إصْلاَحٌ لَهُمْ خَيْرٌ وَإنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإخْوَانُكُمْ واللهُ يَعْلَمُ المُفْسِدَ مِنَ المُصْلِحِ} [البقرة: 220].<br>1614 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ!» قالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: «الشِّرْكُ باللهِ، والسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بالحَقِّ، وأكلُ الرِّبَا، وأكْلُ مَالِ اليَتِيمِ، والتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ». متفق عَلَيْهِ. «المُوبِقَاتِ»: المُهْلِكات.

Bab 286. Haramnya Memakan Harta Anak Yatim&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Sesungguhnya orang-orang yang makan harta-harta anak yatim dengan cara penganiayaan, maka sesungguhnya yang mereka makan dalam perut mereka itu adalah api neraka dan mereka akan masuk dalam neraka Sa'ir.&quot; (an-Nisa': 10) &nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Dan janganlah engkau mendekat kepada harta-harta anak yatim, melainkan dengan cara penggunaan yang lebih baik -seperti menjaga dan memperkembangkannya-.&quot; (al-An'am: 152) &nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: Dan mereka sama menanyakan tentang anak-anak yatim. Katakanlah: &quot;Berbuat baik kepada mereka itu adalah yang terbaik dan jikalau engkau semua bergaul baik-baik dengan mereka, maka mereka itupun saudara-saudaramu dan Allah mengetahui siapa orang yang membuat kerusakan dari orang yang berbuat kebaikan.&quot; (al-Baqarah: 220) &nbsp;1611. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., bersabda: &quot;Jauhilah tujuh macam hal yang merusak.&quot; Para sahabat bertanya: &quot;Ya Rasulullah, apakah tujuh macam hal -yang merusak- itu?&quot; Beliau s.a.w bersabda: &quot;Yaitu menyekutukan sesuatu dengan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, melainkan dengan hak -yakni berdasarkan kebenaran menurut syariat Agama Islam-, makan harta riba, makan harta anak yatim, mundur pada hari berkecamuknya peperangan serta menuduh zina wanita mukmin yang telah bersuami. (Muttafaq 'alaih) Almubiqat artinya hal-hal yang merusak. (HR.riyadhus_shalihin : 286)
No Hadist 287

287 - باب تغليظ تحريم الربا قَالَ اللهُ تَعَالَى: {الَّذِينَ يَأكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ المَسِّ ذَلِكَ بأنَّهُمْ قَالُوا إنَّمَا البَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأحَلَّ اللهُ البَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللهِ وَمَنْ عَادَ فَأولئِكَ أصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ يَمْحَقُ اللهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ} - إِلَى قَوْله تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا} [البقرة: 275 - 278]. وأما الأحاديث فكثيرة في الصحيح مشهورة، مِنْهَا حديث أَبي هريرة السابق في الباب قبله . 1615 - وعن ابن مسعود - رضي الله عنه - قَالَ: لَعَنَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ. رواهُ مسلم، زاد الترمذي وغيره: وَشَاهِدَيْهِ وَكَاتِبَهُ.

Bab 287. Haramnya Memakan Harta Riba&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Orang-orang yang makan riba itu tidak dapat berdiri tegak, melainkan sebagaimana berdirinya orang yang kemasukan syaitan. Yang sedemikian itu disebabkan karena mereka mengatakan: &quot;Sesungguhnya berjual beli itu sama dengan riba.&quot; Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba dan barangsiapa yang memperoleh nasihat dari Tuhannya, lalu ia berhenti sesudah itu, maka apa-apa yang dilakukan dahulu sebelum itu habislah sudah dosanya, sedang perkaranya diserahkan kepada Allah. Tetapi barangsiapa yang kembali lagi mengerjakannya -walau sudah diberitahu keharamannya-, maka itulah orang-orang yang akan mendapatkan neraka dan mereka di dalamnya itu kekal selama-lamanya. Allah menghapuskan keberkahan harta riba itu dan memperkembangkan pahala sedekah-sedekah.&quot; sampai kepada firmanNya: &quot;Hai sekalian orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa-sisa riba,&quot; sampai habisnya ayat. Adapun hadis-hadisnya yang berhubungan dengan ini, maka banyak sekali dalam kitab shahih lagi termasyhur, diantaranya ialah hadisnya Abu Hurairah yang sudah lampau uraiannya dalam bab sebelum ini -lihat hadis no.1609-&nbsp;1612. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. itu melaknatkan kepada orang yang makan harta riba dan orang yang menyerahkan harta riba itu kepada orang lain -sebagai hibah, hadiah dan sebagainya-.&quot; (Riwayat Muslim) Imam Tirmizi dan lain-lain menambahkan: &quot;Juga dilaknat kedua orang saksinya serta juru tulisnya.&quot; (HR.riyadhus_shalihin : 287)
No Hadist 288

288 - باب تحريم الرياء قَالَ الله تَعَالَى: {وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ} [البينة: 5]، وقال تَعَالَى: {لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالمَنِّ وَالأَذَى كالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ} [البقرة: 264]، وقال تَعَالَى: {يُرَاءونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللهَ إِلاَّ قَلِيلًا} [النساء: 142].<br>1616 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقولُ: «قَالَ الله تَعَالَى: أنَا أغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ». رواه مسلم. 1617 - وعنه، قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «إنَّ أَولَ النَّاسِ يُقْضَى يَومَ القِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ، فَعَرَّفَهُ نِعْمَتَهُ، فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ! فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ في النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ العِلْمَ وَعَلَّمَهُ، وَقَرَأَ القُرآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ العِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ، وَقَرَأتُ فِيكَ القُرآنَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ! وَقَرَأتَ القُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ؛ فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ في النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ، وَأعْطاهُ مِنْ أصْنَافِ المَالِ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ، فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، ولكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: جَوَادٌ! فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ في النَّارِ». رواه مسلم. «جَرِيءٌ» بفتح الجيم وكسر الراء والمد: أيْ شُجَاعٌ حَاذِقٌ. 1618 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أن نَاسًا قَالُوا لَهُ: إنَّا نَدْخُلُ عَلَى سَلاَطِيننَا فَنَقُولُ لَهُمْ بِخِلاَفِ مَا نَتَكَلَّمُ إِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِندِهِمْ؟ قَالَ ابنُ عُمَرَ - رضي الله عنهما: كُنَّا نَعُدُّ هَذَا نِفاقًا عَلَى عَهْدِ رسول الله - صلى الله عليه وسلم. رواه البخاري. 1619 - وعن جُندب بن عبد اللهِ بن سفيان - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ الله بِهِ، وَمَنْ يُرائِي يُرائِي اللهُ بِهِ». متفق عَلَيْهِ. ورواه مسلم أَيضًا من رواية ابن عباس رضي الله عنهما. «سَمَّعَ» بتشديد الميم، ومعناه: أظهر عمله للناس رِياءً. «سَمَّعَ اللهُ بِهِ» أيْ: فَضَحَهُ يَومَ القِيَامَةِ. ومعنى: «مَنْ رَاءى» أيْ: مَنْ أظْهَرَ لِلنَّاسِ العَمَلَ الصَّالِحَ لِيَعْظُمَ عِنْدَهُمْ. «رَاءى اللهُ بِهِ» أيْ: أظْهَرَ سَرِيرَتَهُ عَلَى رُؤُوسِ الخَلائِقِ. 1620 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ - عز وجل - لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الجَنَّةِ يَوْمَ القِيَامَةِ». يَعْنِي: رِيحَهَا. رواه أَبُو داود بإسنادٍ صحيحٍ والأحاديث في الباب كثيرةٌ مشهورةٌ.

Bab 288. Haramnya Riya' -Pamer- Atau Memperlihatkan Kebaikan Diri Sendiri&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (al-Bayyinah: 5) &nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Janganlah engkau semua membatalkan sedekah-sedekahmu semua -yakni menghapuskan pahala sedekah-sedekah itu- dengan sebab mengungkit-ngungkit -membanggakan kebaikan daripada orang yang diberi- serta menyakiti hati. Orang sedemikian ini adalah sama dengan orang yang menafkahkan hartanya semata-mata karena hendak berbuat riya' kepada para manusia,&quot; sampai habisnya ayat. (al-Baqarah: 214) &nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Mereka itu suka melakukan riya' kepada para manusia dan tidak berdzikir -yakni ingat- kepada Allah, melainkan hanya sedikit sekali.&quot; (an-Nisa': 142)&nbsp;1613. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: &quot;Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Aku adalah -Dzat- yang paling tidak membutuhkan kepada serikat -yakni sekutu- diantara orang-orang yang memerlukan serikat -yakni sekutu- itu. Barangsiapa yang mengerjakan sesuatu amalan dan ia memperserikatkan -menyekutukan- besertaKu dengan yang selain Aku untuk mendapatkan pahalanya amalan tadi, maka Kutinggalkanlah orang itu -yakni tidak Kuperdulikan- dan pula apa yang diserikatkan itu.&quot; (Riwayat Muslim) &nbsp;1614. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: &quot;Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya pertama-tama orang yang diputuskan -diperiksa ketika diadakan hisab- pada hari kiamat ialah seorang lelaki yang mati syahid -mati dalam peperangan fisabilillah-. Orang itu didatangkan, lalu diperlihatkanlah kepadanya akan kenikmatan -yang akan dimilikinya-, kemudian iapun dapat melihatnya pula. Allah berfirman: &quot;Apakah yang engkau amalkan sehingga dapat memperoleh kenikmatan-kenikmatan itu?&quot; Orang itu menjawab: &quot;Saya berperang untuk membela agamaMu -ya Tuhan- sehingga saya terbunuh dan mati syahid.&quot; Allah berfirman: &quot;Engkau berdusta tetapi sebenarnya engkau berperang itu ialah supaya engkau dikatakan sebagai seorang yang berani dan memang engkau sudah dikatakan sedemikian itu.&quot; Orang itu lalu disuruh minggir, kemudian diseret atas mukanya sehingga dilemparkan ke dalam api neraka. Selanjutnya ialah seorang lelaki yang belajar sesuatu ilmu agama dan mengajarkannya serta membaca al-Quran, ia didatangkan, lalu diperlihatkanlah padanya kenikmatan-kenikmatan yang dapat diperolehnya dan ia juga dapat melihatnya. Allah berfirman: &quot;Apakah amalan yang sudah engkau kerjakan sehingga engkau dapat memperoleh kenikmatan-kenikmatan itu?&quot; Orang itu menjawab: &quot;Saya belajar sesuatu ilmu dan sayapun mengajarkannya, juga saya membaca al-Quran untuk mengharapkan keridhaanMu.&quot; Kemudian Allah berfirman: &quot;Engkau berdusta, tetapi sesungguhnya engkau belajar ilmu itu supaya engkau dikatakan sebagai seorang yang alim, juga engkau membaca al-Quran itu supaya engkau dikatakan sebagai seorang pandai dalam membaca al-Quran dan memang engkau telah dikatakan sedemikian itu. Selanjutnya orang itu disuruh minggir dan diseret atas mukanya sehingga dilemparkanlah ia ke dalam api neraka. Ada pula seorang lelaki yang telah dikaruniai kelapangan hidup oleh Allah dan pula diberi berbagai macam harta benda. Ia didatangkan lalu diperlihatkanlah padanya kenikmatan-kenikmatan yang dapat diperolehnya dan ia juga dapat melihatnya itu. Allah berfirman: &quot;Apakah amalan yang sudah engkau lakukan sehingga dapat memperoleh kenikmatan-kenikmatan itu?&quot; Ia menjawab: &quot;Tiada suatu jalanpun yang Engkau cinta kalau jalan itu diberikan nafkah, melainkan sayapun menafkahkan harta saya untuk jalan tadi karena mengharapkan keridhaanMu.&quot; Allah berfirman: &quot;Engkau berdusta, tetapi engkau telah mengerjakan yang sedemikian itu supaya dikatakan: &quot;Orang itu amat dermawan sekali&quot; dan memang sudah dikatakan sedemikian itu.&quot; Orang itu lalu disuruh minggir terus diseret atas mukanya sehingga dilemparkanlah ia ke dalam api neraka.&quot; (Riwayat Muslim) Jariun dengan fathahnya jim dan kasrahnya ra' serta mad, artinya ialah seorang yang berani lagi cerdas berfikir. &nbsp;1615. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya ada beberapa orang yang berkata padanya: &quot;Sesungguhnya kita ini kalau masuk ke tempat sultan-sultan kita, lalu kita mengatakan kepada mereka itu dengan kata-kata yang berlainan dengan apa yang kita bicarakan jikalau kita sudah keluar dari sisi sultan-sultan itu.&quot; Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma lalu berkata: &quot;Kita semua menganggap yang sedemikian itu sebagai suatu kemunafikan di zaman Rasulullah s.a.w. dahulu.&quot; (Riwayat Bukhari) &nbsp;1616. Dari Jundub bin Abdullah bin Sufyan r.a., katanya: &quot;Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang memperlihatkan amalannya karena riya', maka Allah akan memperlihatkan -ketidak ikhlasannya itu- dan barangsiapa yang berbuat riya', maka Allah akan menampakkan keriya'annya itu.&quot; (Muttafaq 'alaih). Diriwayatkan pula oleh Imam Muslim dari riwayat Ibnu Abbas. Samma'a dengan tasydidnya mim, artinya ialah mempertontonkan amalannya kepada para manusia dengan tujuan riya'. Samma'al lahu bihi, artinya Allah akan membuka kedoknya itu pada hari kiamat. Adapun makna Man raa'aa raa'allahu bihi ialah barangsiapa yang memperlihatkan kepada para manusia akan amal shalihnya, supaya ia dianggap sebagai orang yang agung atau tinggi dipandangan mereka, padahal sebenarnya ia tidak sebagaimana yang diperlihatkan itu, maka Allah akan mempertontonkan rahasia hatinya itu kepada seluruh makhluk pada hari kiamat. &nbsp;1617. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan yang semestinya dapat digunakan untuk memperoleh keridhaan Allah 'Azzawajalla dengan ilmunya tadi, tetapi ia mempelajarinya itu tidak ada maksud lain kecuali untuk memperoleh sesuatu kebendaan dari harta dunia, maka orang tersebut tidak akan dapat menemukan bau harumnya syurga pada hari kiamat,&quot; yakni bau harum yang ada dalam syurga. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih. Hadis-hadis lain yang berhubungan dengan bab ini amat banyak sekali lagi masyhur-masyhur. (HR.riyadhus_shalihin : 288)
No Hadist 289

289 - باب مَا يتوهم أنَّه رياء وليس هُوَ رياء 1621 - وعن أَبي ذرٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قِيلَ لِرسولِ الله - صلى الله عليه وسلم: أرَأيْتَ الرَّجُلَ الَّذِي يَعْمَلُ العَمَلَ مِنَ الخَيْرِ، وَيَحْمَدُهُ النَّاسُ عَلَيْهِ؟ قَالَ: «تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى المُؤْمِنِ» . رواه مسلم.

Bab 289. Sesuatu Yang Disangka Sebagai Riya', Tetapi Sebenarnya Bukan Riya'&nbsp;&nbsp;1618. Dari Abu Zar r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. ditanya: &quot;Bagaimanakah pendapat Tuan perihal seorang lelaki yang mengerjakan suatu amalan yang baik dan ia mendapatkan pujian dari orang banyak karena amalannya itu?&quot; Beliau s.a.w. lalu bersabda: &quot;Yang sedemikian itulah kegembiraan seorang mu'min yang diterima secara segera -yakni semasih di dunia sudah dapat merasakan kenikmatannya-. (Riwayat Muslim) (HR.riyadhus_shalihin : 289)
No Hadist 290

290 - باب تحريم النظر إِلَى المرأة الأجنبية والأمرد الحسن لغير حاجة شرعية قَالَ الله تَعَالَى: {قُلْ لِلمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أبْصَارِهِمْ} [النور: 30]، وقال تَعَالَى: {إنَّ السَّمْعَ وَالبَصَرَ والفُؤادَ كُلُّ أُولئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا} [الإسراء: 36]، وقال تَعَالَى: {يَعْلَمُ خَائِنةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ} [غافر: 19]، وقال تَعَالَى: {إنَّ رَبكَ لَبِالمِرْصَادِ} [الفجر: 14].<br>1622 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «كُتِبَ عَلَى ابْن آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا مُدْرِكُ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ: العَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِناهُ الكَلاَمُ، وَاليَدُ زِنَاهَا البَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الخُطَا، والقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الفَرْجُ أَوْ يُكَذِّبُهُ». متفق عَلَيْهِ. هَذَا لفظ مسلمٍ، ورواية البخاري مختصرَةٌ. 1623 - وعن أَبي سعيد الخُدريِّ - رضي الله عنه - عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إيّاكُمْ والجُلُوس فِي الطُّرُقَاتِ!» قالوا: يَا رسولَ الله، مَا لَنَا مِنْ مَجَالِسِنَا بُدٌّ، نَتَحَدَّثُ فِيهَا. فَقَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «فَإذَا أبَيْتُمْ إِلاَّ المَجْلِسَ، فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ» قَالُوا: وَمَا حَقُّ الطَّريقِ يَا رسولَ اللهِ؟ قَالَ: «غَضُّ البَصَرِ، وَكَفُّ الأَذَى، وَرَدُّ السَّلاَمِ، والأَمرُ بِالمَعْرُوفِ، والنَّهيُ عنِ المُنْكَرِ» متفق عَلَيْهِ. 1624 - وعن أَبي طلحة زيد بن سهل - رضي الله عنه - قَالَ: كُنَّا قُعُودًا بالأفْنِيَةِ نَتَحَدَّثُ فِيهَا فَجَاءَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - فَقَامَ عَلَيْنَا، فَقَالَ: «مَا لَكُمْ وَلِمَجَالسِ الصُّعُدَاتِ؟ اجْتَنِبُوا مَجَالِسَ الصُّعُدَاتِ». فقُلْنَا: إنَّمَا قَعَدْنَا لِغَيْرِ مَا بَأسٍ، قَعَدْنَا نَتَذَاكَرُ، وَنَتَحَدَّثُ. قَالَ: «إمَّا لاَ فَأَدُّوا حَقَّهَا: غَضُّ البَصَرِ، وَرَدُّ السَّلاَمِ، وَحُسْنُ الكَلاَمِ». رواه مسلم. «الصُّعُدات» بضمِ الصاد والعين: أيْ الطُّرقَاتِ. 1625 - وعن جرير - رضي الله عنه - قَالَ: سألت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - عن نَظَرِ الفَجْأَةِ فَقَالَ: «اصْرِفْ بَصَرَكَ». رواه مسلم. 1626 - وعن أُم سَلَمَة رَضِيَ اللهُ عنها، قالت: كنتُ عِنْدَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وعِندَهُ مَيْمُونَة، فَأقْبَلَ ابنُ أُمِّ مَكْتُومٍ، وَذَلِكَ بَعْدَ أَنْ أُمِرْنَا بِالحِجَابِ فَقَالَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم: «احْتَجِبَا مِنْهُ» فَقُلْنَا: يَا رسولَ اللهِ، ألَيْسَ هُوَ أعْمَى! لاَ يُبْصِرُنَا، وَلاَ يَعْرِفُنَا؟ فَقَالَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم: «أفَعَمْيَاوَانِ أنتُمَا أَلَسْتُمَا تُبْصِرَانِهِ!؟». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 1627 - وعن أَبي سعيد - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لاَ يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ، وَلاَ المَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ المَرْأَةِ، وَلاَ يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ في ثَوْبٍ وَاحِدٍ ، وَلاَ تُفْضي المَرْأةُ إِلَى المَرْأَةِ في الثَّوْبِ الواحِدِ». رواه مسلم.

Bab 290. Haramnya Melihat Kepada Wanita Ajnabiyah -Yang Bukan Mahramnya Dan Kepada Orang Banci Yang Bagus Parasnya- Tanpa Ada Keperluan Yang Dibenarkan Menurut Syara'&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Katakanlah kepada orang-orang yang beriman itu, supaya mereka memejamkan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka.&quot; (an-Nur: 30)&nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati itu seluruhnya akan ditanyakan -perihal perbuatannya masing-masing-.&quot; (al-Isra': 36) &nbsp;Allah Ta'ala berfirman pula: &quot;Allah Maha Mengetahui akan kekhianatan mata serta apa yang tersembunyi dalam hati.&quot; (Ghafir: 19) Kekhianatan mata maksudnya ialah pandangan mata kepada sesuatu yang terlarang menurut agama, juga kedipan atau kerlingan mata untuk mengejek dan membawa kepada jalan yang salah.&nbsp;Allah Ta'ala berfirman lagi: &quot;Sesungguhnya Tuhanmu itu senantiasa mengawasi.&quot; (al-Fajr: 14) &nbsp;1619. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: &quot;Sudah ditentukan atas anak Adam -manusia- perihal bagiannya dari zina, ia akan mendapatkannya itu dengan pasti. Adapun kedua mata, maka zinanya ialah melihat, kedua telinga, zinanya ialah mendengarkan, lisan, zinanya iaiah berbicara, tangan, zinanya ialah mengambil, kaki, zinanya iaiah melangkah, hati bernafsu dan menginginkan dan yang sedemikian itu akan dibenarkan oleh kemaluan atau didustakannya.&quot; (Muttafaq 'alaih) Ini adalah lafaznya Imam Muslim, sedang riwayatnya Imam Bukhari adalah diringkaskan. &nbsp;1620. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: &quot;Takutlah engkau semua duduk di jalan-jalan.&quot; Para sahabat berkata: &quot;Ya Rasulullah, kita tidak mempunyai tempat lain untuk tempat kita duduk-duduk, kitapun bercakap-cakap di jalan-jalan itu.&quot; Beliau s.a.w. lalu bersabda: &quot;Jikalau engkau semua enggan, melainkan akan tetap duduk-duduk di situ, maka berilah pada jalan-jalan itu akan haknya.&quot; Mereka bertanya: &quot;Apakah haknya jalan itu, ya Rasulullah?&quot; Beliau s.a.w. menjawab: &quot;Yaitu memejamkan mata, menahan diri dari berbuat yang menyakiti -yakni berbahaya-, membalas salam, memerintah kepada kebaikan dan melarang kejahatan.&quot; (Muttafaq 'alaih) &nbsp;1621. Dari Abu Thalhah, yaitu Zaid bin Sahl r.a., katanya: &quot;Kita semua pernah duduk-duduk di halaman rumah, lalu datanglah Rasulullah s.a.w. Beliau s.a.w. berhenti di muka kita, kemudian bersabda: &quot;Bagaimanakah engkau semua ini, duduk-duduk di tempat kenaikan -yakni di tangga tempat naik turunnya orang yang memiliki rumah tersebut-. Jauhilah duduk di tempat kenaikan rumah itu.&quot; Kita semua berkata: &quot;Kita ini hanyalah duduk untuk sesuatu yang tidak dilarang -oleh agama-. Kita duduk-duduk di sini untuk mengingat-ingatkan -soal-soal ilmu agama- serta untuk bercakap-cakap.&quot; Beliau s.a.w. lalu bersabda: &quot;Adapun kalau engkau semua enggan dilarang, maka tunaikanlah haknya, yaitu memejamkan mata, membalas salam dan berbicara yang baik.&quot; (Riwayat Muslim) Ash-shu'udaat dengan dhammahnya shad dan 'ain, artinya ialah beberapa jalan -dari luar menuju ke rumah-. &nbsp;1622. Dari Jarir r.a., katanya: &quot;Saya bertanya kepada Rasulullah s.a.w. perihal melihat dengan tiba-tiba -kepada sesuatu yang diharamkan-, lalu beliau s.a.w. menjawab: &quot;Palingkanlah segera akan penglihatanmu.&quot; (Riwayat Muslim) &nbsp;1623. Dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha, katanya: &quot;Saya pernah berada di sisi Rasulullah s.a.w. dan di dekatnya ada Maimunah, kemudian datanglah Ibnu Ummi Maktum -seorang sahabat Nabi s.a.w. yang buta-. Peristiwa ini terjadi sesudah kita diperintah untuk meletakkan tabir -yakni antara lelaki dan perempuan yang bukan mahramnya harus diberi tabir jikalau hendak bertemu-. Nabi s.a.w. lalu bersabda: &quot;Bersembunyilah engkau berdua -Ummu Salamah dan Maimunah- dari Ibnu Ummi Maktum ini.&quot; Kita berkata: &quot;Ya Rasulullah, bukankah ia seorang buta yang tidak dapat melihat serta tidak dapat pula mengenal kita.&quot; Lalu Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Apakah engkau berdua itu juga buta. Bukankah engkau berdua dapat melihatnya.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih.[Baca Status Hadis Disini]&nbsp;1624. Dari Abu Said r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Janganlah seorang lelaki itu melihat kepada auratnya lelaki lain, jangan pula seorang wanita melihat auratnya wanita lain. Jangan pula seorang lelaki itu berkumpul tidur dengan lelaki lain dalam satu pakaian -selimut- dan jangan pula seorang wanita itu berkumpul tidur dengan orang wanita lain dalam satu pakaian -selimut-.&quot; (Riwayat Muslim) (HR.riyadhus_shalihin : 290)