Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 111

111 - باب أدب الشرب واستحباب التنفس ثلاثًا خارج الإناء وكراهة التَّنَفُّس في الإناء واستحباب إدارة الإناء عَلَى الأيمن فالأيمن بعد المبتدئ 756 - عن أنس - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَتَنَفَّسُ في الشَّرابِ ثَلاثًا. متفق عَلَيْهِ. يعني: يتنفس خارجَ الإناءِ. 757 - وعن ابن عباس رضي الله عنهما، قَالَ: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «لاَ تَشْرَبُوا وَاحِدًا كَشُرْبِ البَعِيرِ، وَلَكِنِ اشْرَبُوا مَثْنَى وَثُلاَثَ، وَسَمُّوا إِذَا أنْتُمْ شَرِبْتُمْ، وَاحْمَدُوا إِذَا أنْتُمْ رَفَعْتُمْ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن». 758 - وعن أَبي قَتَادَة - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ في الإناءِ. متفق عَلَيْهِ. يعني: يتنفس في نفس الإناءِ. 759 - وعن أنس - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أُتِيَ بِلَبَنٍ قَدْ شِيبَ بماءٍ، وَعَنْ يَمِينهِ أعْرَابيٌّ، وَعَنْ يَسَارِهِ أَبُو بَكْر - رضي الله عنه - فَشَرِبَ، ثُمَّ أعْطَى الأعْرابيَّ، وقال: «الأيْمَنَ فالأيْمَنَ» متفق عَلَيْهِ. قَوْله: «شِيب» أيْ: خُلِطَ. 760 - وعن سهلِ بن سعدٍ - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أُتِيَ بِشرابٍ، فَشَرِبَ مِنْهُ وَعَنْ يَمِينِهِ غُلامٌ، وَعَنْ يَسَارِهِ أشْيَاخٌ، فَقَالَ للغُلامِ: «أتَأْذَنُ لِي أَنْ أُعْطِيَ هؤُلاَءِ؟» فَقَالَ الغُلامُ: لاَ واللهِ، لاَ أُوثِرُ بنَصيبي مِنْكَ أَحَدًا. فَتَلَّهُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - في يَدِهِ. متفقٌ عَلَيْهِ. قَوْله: «تَلَّهُ» أيْ وَضَعَهُ. وهذا الغلامُ هُوَ ابْنُ عباس رضي الله عنهما.

Bab 111. Kesopanan-kesopanan Minum Dan Sunnahnya Bernafas Tiga Kali Di Luar Wadah Serta Makruhnya Bernafas Di Dalam Wadah Dan Sunnahnya Memutarkan Wadah Pada Orang Yang Sebelah Kanan Lalu Yang Sebelah Kanan Lagi Sesudah Orang Yang Memulai Minum Itu  754. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu bernafas ketika minum sebanyak tiga kali." Muttafaq 'alaih. Yakni bernafas di luar wadah. 755. Dari Ibnu Abbas raaniailahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua minum sekaligus seperti minumnya unta, tetapi minumlah dua kali atau tiga kali. Bacalah Bismillah jikalau engkau semua memulai minum dan bacalah Alhamdulillah jikalau engkau semua angkat -yakni selesai minum-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. [Baca Status Hadis Disini] 756. Dari Abu Qatadah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. melarang jikalau ditarik nafas dalam wadah -yakni bernafas didalam wadah-." Muttafaq 'alaih. Yakni ditariknya nafas dalam wadah tempat seseorang itu minum. 757. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. diberi susu yang telah dicampur dengan air. Di sebelah kanannya ada seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab- dan di sebelah kirinya ialah Abu Bakar r.a. Beliau s.a.w. lalu minum, kemudian memberikan -wadah isi susu itu- kepada orang A'rab dan beliau s.a.w. bersabda: "Dahulukanlah yang kanan dulu lalu yang sebelah kanannya." (Muttafaq 'alaih) 758. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. diberi minuman lalu beliau meminumnya dan di sebelah kanannya ada anak kecil sedang di sebelah kirinya ada beberapa orang tua. Beliau s.a.w. lalu berkata kepada anak -yang di sebelah kanannya-: "Adakah engkau izinkan jikalau saya memberikan kepada orang-orang tua ini?" Anak itu berkata: "Tidak, demi Allah, saya tidak mau mengalahkan diri sendiri kepada seorangpun akan bagianku dari Tuan itu." Kemudian Rasulullah s.a.w. meletakkannya di tangan anak tersebut. (Muttafaq 'alaih) Ucapannya: Tallahu artinya meletakkannya. Adapun anak kecil itu ialah Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma -sewaktu masih kecilnya-. (HR.riyadhus_shalihin : 111)
No Hadist 112

112 - باب كراهة الشرب من فم القربة ونحوها وبيان أنه كراهة تنزيه لا تحريم 761 - عن أَبي سعيدٍ الْخُدْريِّ - رضي الله عنه - قَالَ: نَهَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - عن اخْتِنَاثِ الأَسْقِيَةِ. يعني: أن تُكْسَرَ أفْواهُها، وَيُشْرَبَ مِنْهَا. متفق عَلَيْهِ. 762 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: نَهَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أن يُشْرَبَ مِنْ فِيِّ السِّقَاءِ أَوْ القِرْبَةِ. متفق عَلَيْهِ. 763 - وعن أم ثابتٍ كَبْشَةَ بنتِ ثابتٍ أُختِ حَسَّانَ بن ثابتٍ رضي الله عنهما، قالت: دخل عَلَيَّ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - فَشَرِبَ مِنْ فيِّ قِرْبَةٍ مُعَلَّقَةٍ قَائِمًا، فَقُمْتُ إِلَى فِيهَا فَقَطَعْتُهُ. رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». وإنّما قَطَعَتْهَا: لِتَحْفَظَ مَوْضِع فَمِ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وَتَتَبَرَّكَ بِهِ، وتَصُونَهُ عَن الابْتِذَال. وهذا الحديث محمولٌ عَلَى بيان الجواز، والحديثان السابقان لبيان الأفضل والأكمل، والله أعلم.

Bab 112. Makruhnya Minum Dari Mulut Girbah -Tempat Air Dari Kulit- Dan Lain-lainnya Dan Uraian Bahwasanya Hal Itu Adalah Makruh Tanzih Dan Bukan Haram  759. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. melarang memecahkan mulutnya tempat-tempat minum." Yakni memecahkan mulutnya lalu minum daripada tempat itu." (Muttafaq 'alaih) 760. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. melarang diminumnya sesuatu dari mulut tempat minum itu atau dari mulut girbah -tempat minum dari kulit-." (Muttafaq 'alaih) Keterangan:Girbah bila di Indonesia ini namanya Teko, Kendi, Galon, Dispenser, dan wadah-wadah minum lainnya. Jadi kita tidak dianjurkan -makruh- minum langsung dari mulut teko, dari keran dispenser, dll. Karena orang umum banyak menggunakannya, apalagi bila ada yang sakit menular, bila langsung minum dari teko bisa menularkan penyakit kepada orang lain yang mengambil air minum dari teko tersebut. Yang utama adalah sebaiknya minum dari gelas saja. 761. Dari Ummu Tsabit yaitu Kabasyah binti Tsabit, saudarinya Hassan bin Tsabit radhiallahu 'anhu wa 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat saya lalu minum dari mulut girbah yang digantungkan sambil beliau itu berdiri. Kemudian saya berdiri menuju mulut girbah tadi dan saya memotongnya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. Sebabnya wanita itu memotong mulut girbah tadi hanyalah karena dengan maksud hendak menyimpan tempat yang terkena mulutnya Rasulullah s.a.w. dan hendak mengharapkan keberkahan daripadanya serta hendak menjaganya dari penghinaan. Hadis ini -no.761- ditanggungkan atas adanya keterangan yang membolehkan -minum dari mulut girbah dan lain-lain- sedang dua hadis yang di mukanya untuk menerangkan hal yang lebih utama serta lebih sempurna. Wallahu a'lam. (HR.riyadhus_shalihin : 112)
No Hadist 113

113 - باب كراهة النفخ في الشراب 764 - عن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه: أنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - نَهَى عَن النَّفْخ في الشَّرَاب، فَقَالَ رَجُلٌ: القَذَاةُ أراها في الإناءِ؟ فَقَالَ: «أهرقها». قَالَ: إنِّي لا أرْوَى مِنْ نَفَسٍ وَاحدٍ؟ قَالَ: «فَأَبِنِ القَدَحَ إِذًا عَنْ فِيكَ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 765 - وعن ابن عباس رضي الله عنهما: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - نهى أن يُتَنَفَّسَ في الإناءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ. رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح».

Bab 113. Makruhnya Meniup Dalam Minuman  762. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. melarang meniup dalam minuman. Ada seorang lelaki berkata: "Ada kotoran mata yang saya lihat di dalam wadah itu." Beliau s.a.w. bersabda: "Alirkanlah -sehingga kotoran itu hilang-." Orang itu berkata lagi: "Sesungguhnya saya ini belum merasa puas minum dari sekali nafas." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Kalau begitu singkirkanlah dulu wadahnya itu dari mulutmu -dan bernafaslah di luar wadah-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. 763. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. melarang kalau ditarik nafas dalam wadah -waktu minum- atau ditiupkan di dalamnya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. Jadi kita dilarang menarik napas dan mengeluarkan napas, baik dari hidung maupun dari mulut ke dalam gelas yang kita gunakan untuk minum. Rasulullah s.a.w adalah utusan Allah s.w.t, tentu yang Beliau sampaikan ada manfaatnya untuk umatnya. Terbukti sekarang, setelah diteliti dari segi ilmu pengetahuan modern, ternyata napas kita mengeluarkan CO2 -gas karbon dioksida-, sedangkan kita bernapas memerlukan O2 -gas oksigen-, maka dalam wadah yang tertutup oleh mulut, hidung dan muka kita tersebut, kita akan menghirup kembali gas CO2. Apalagi secara reaksi kimia, bila CO2 digabung dengan air -H2O-, maka akan membentuk senyawa kimia H2CO3, sehingga lebih berbahaya lagi baik untuk diminum, maupun dihirup. Seringkali ada orang yang meniup air minum dalam keadaan panas, padahal itu berbahaya buat kesehatan, karena H2O tersebut dalam keadaan menguap, tentu saja langsung bereaksi, dan senyawa bentukannya ini bersifat korosif -karena asam karbonat membuat besi dan logam menjadi berkarat-. Lebih baik air minum itu ditunggu dingin saja, atau dikipas-kipas, jangan ditiup oleh mulut kita. Subhanallah, kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa harus membuktikannya. (HR.riyadhus_shalihin : 113)
No Hadist 114

114 - باب بيان جواز الشرب قائمًا وبيان أنَّ الأكمل والأفضل الشرب قاعدًا فِيهِ حديث كبشة السابق . 766 - وعن ابن عباس رضي الله عنهما، قَالَ: سَقَيْتُ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - مِنْ زَمْزَمَ، فَشَربَ وَهُوَ قَائِمٌ. متفق عَلَيْهِ . 767 - وعن النَّزَّالِ بن سَبْرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: أَتَى عَلِيٌّ - رضي الله عنه - بَابَ الرَّحْبَةِ، فَشَربَ قائِمًا، وقال: إنِّي رَأَيْتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - فَعَلَ كما رَأَيْتُمُوني فَعَلْتُ. رواه البخاري. 768 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما، قَالَ: كُنَّا عَلَى عهدِ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - نَأكُلُ وَنَحْنُ نَمْشِي، وَنَشْرَبُ ونَحْنُ قِيامٌ. رواه الترمذي ، وقال: «حديث حسن صحيح». 769 - وعن عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جَدِّهِ - رضي الله عنه - قَالَ: رأيتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يَشْرَبُ قَائِمًا وقَاعِدًا. رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 770 - وعن أنس - رضي الله عنه - عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم: أنه نَهى أن يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِمًا. قَالَ قتادة: فَقُلْنَا لأَنَسٍ: فالأَكْلُ؟ قَالَ: ذَلِكَ أَشَرُّ - أَوْ أخْبَثُ. رواه مسلم. وفي رواية لَهُ: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - زَجَرَ عَن الشُّرْب قائِمًا. 771 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «لاَ يَشْرَبَنَّ أحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا، فَمَنْ نَسِيَ فَلْيَسْتَقِيء». رواه مسلم.

Bab 114. Uraian Tentang Bolehnya Minum Sambil Berdiri Dan Uraian Bahwa Yang Tersempurna Dan Termulia Ialah Minum Sambil Duduk  Dalam bab ini termasuk di dalamnya hadis Kabasyah yang lalu -lihat hadis no.761-. 764. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya memberikan minuman kepada Nabi s.a.w. dari air zamzam, beliau minum sambil berdiri." (Muttafaq 'alaih) 765. Dari Annazzal bin Sabrah r.a., katanya: "Ali r.a. datang di pintu Rahabah -salah satu halaman masjid- lalu ia minum sambil berdiri dan ia berkata: "Sesungguhnya saya pernah melihat Rasulullah s.a.w. melakukan sebagaimana yang engkau semua melihat saya melakukan ini -yakni minum sambil berdiri-." (Riwayat Bukhari) 766. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua dahulu di zaman Rasulullah s.a.w. pernah makan sambil berjalan dan minum sambil berdiri." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. 767. Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari neneknya lelaki r.a., katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. minum sambil berdiri dan duduk." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. 768. Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w. bahwasanya beliau s.a.w. melarang kalau seorang itu minum sambil berdiri. Qatadah berkata: "Lalu kita bertanya kepada Anas: "Kalau makan, bagaimanakah?" Anas menjawab: "Yang sedemikian itu -yakni yang makan sambil berdiri- adalah lebih buruk atau lebih jelek." (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim yang lain disebutkan bahwa Nabi s.a.w. melarang minum sambil berdiri. Keterangan:Secara medis, dalam tubuh kita terdapat penyaring yg bernama sfringer, dimana saringan itu membuka otomatis ketika kita duduk dan menutup otomatis  ketika berdiri. Jika kita minum sambil berdiri maka air yang kita minum menjadi tidak disaring lagi karena sfringer tertutup. Jika air yg tidak disaring itu kurang bersih, maka air yang masuk ke kandung kemih menjadi tidak disaring lagi, bisa menyebabkan penyakit ginjal bila diminum dalam jangka panjang. Selain itu, bisa mengakibatkan terjadi pengendapan kotoran di saluran ureter. 769. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah sekali-kali seseorang dari engkau semua itu minum sambil berdiri, maka barangsiapa yang lupa, maka hendaklah memuntahkannya." (Riwayat Muslim) (HR.riyadhus_shalihin : 114)
No Hadist 115

115 - باب استحباب كون ساقي القوم آخرهم شربًا 772 - عن أَبي قتادة - رضي الله عنه - عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «سَاقِي القَومِ آخِرُهُمْ شُرْبًا». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح».

Bab 115. Sunnahnya Orang Yang Memberi Minum Orang Banyak Supaya Ia Minum Terakhir Sekali  770. Dari Abu Qatadah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Orang yang memberi minum pada kaum -yakni orang banyak-, maka itulah yang terakhir diantara mereka itu," yakni yang terakhir tentang minumnya. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. (HR.riyadhus_shalihin : 115)
No Hadist 116

116 - باب جواز الشرب من جميع الأواني الطاهرة غير الذهب والفضة وجواز الكرع - وَهُوَ الشرب بالفم من النهر وغيره بغير إناء ولا يد - وتحريم استعمال إناء الذهب والفضة في الشرب والأكل والطهارة وسائر وجوه الاستعمال 773 - وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فقامَ مَن كَانَ قَريبَ الدَّارِ إِلَى أهْلِهِ، وبَقِيَ قَوْمٌ، فأُتِيَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - بِمَخْضَبٍ مِنْ حِجَارَةٍ، فَصَغُرَ المخْضَبُ أَنْ يَبْسُطَ فِيهِ كَفَّهُ، فَتَوَضَّأَ القَوْمُ كُلُّهُمْ. قالوا: كَمْ كُنْتُمْ؟ قَالَ: ثَمَانِينَ وزيادة. متفق عَلَيْهِ، هذه رواية البخاري. وفي رواية لَهُ ولمسلم: أنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - دَعَا بإناءٍ مِنْ ماءٍ، فَأُتِيَ بقَدَحٍ رَحْرَاحٍ فِيهِ شَيْءٌ مِنْ ماءٍ، فَوَضَعَ أصابعَهُ فِيهِ. قَالَ أنسٌ: فَجَعلْتُ أنْظُرُ إِلَى الماءِ يَنْبُعُ مِنْ بَيْن أصَابِعِهِ، فَحَزَرْتُ مَنْ تَوضَّأ مَا بَيْنَ السَّبْعِينَ إِلَى الثَّمَانينَ. 774 - وعن عبد الله بن زيد - رضي الله عنه - قَالَ: أتَانَا النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - فَأَخْرَجْنَا لَهُ مَاءً في تَوْرٍ مِنْ صُفْر فَتَوَضَّأَ. رواه البخاري. «الصُّفْر»: بضم الصاد، ويجوز كسرها، وَهُوَ النُّحاس، و «التَّوْر»: كالقدح، وَهُوَ بالتاء المثناة من فوق. 775 - وعن جابر - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - دَخَلَ عَلَى رَجُلٍ مِن الأَنْصَارِ، وَمَعَهُ صَاحِبٌ لَهُ، فَقَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «إنْ كَانَ عِنْدَكَ مَاءٌ بَاتَ هذِهِ اللَّيْلَةَ في شَنَّةٍ وَإلاَّ كَرَعْنَا ». رواه البخاري. «الشنّ»: القِربة. 776 - وعن حذيفة - رضي الله عنه - قَالَ: إنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - نَهَانَا عَن الحَرِير، وَالدِّيباجِ، والشُّربِ في آنِيَة الذَّهَب والفِضَّةِ، وقال: «هي لَهُمْ في الدُّنْيَا، وهِيَ لَكُمْ في الآخِرَةِ». متفقٌ عَلَيْهِ. 777 - وعن أُمِّ سلمة رضي الله عنها: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «الَّذِي يَشْرَبُ في آنِيَةِ الفِضَّةِ، إنَّمَا يُجَرْجِرُ في بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ». متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية لمسلم: «إنَّ الَّذِي يَأكُلُ أَوْ يَشْرَبُ في آنِيَةِ الفِضَّةِ وَالذَّهَبِ». وفي رواية لَهُ: «مَنْ شَرِبَ في إناءٍ مِنْ ذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ، فَإنَّمَا يُجَرْجِرُ في بَطْنِهِ نَارًا مِنْ جَهَنَّم».

Bab 116. Bolehnya Minum Dari Segala Macam Wadah Yang Suci Selain Yang Terbuat Dan Emas Dan Perak Dan Bolehnya Mengokop Yaitu Minum Langsung Dengan Mulut Dan Sungai Atau Lain-lain Tanpa Menggunakan Wadah Atau Tangan, Juga Haramnya Menggunakan Wadah Yang Terbuat Dari Emas Atau Perak Di Waktu Minum, Makan, Bersuci Dan Penggunaan Lainnya  771. Dari Anas r.a., katanya: "Waktu shalat sudah datang, lalu berdirilah orang-orang yang dekat rumahnya ke keluarganya masing-masing -untuk mengambil air wudhu'- dan masih tertinggallah beberapa orang -beserta Nabi s.a.w-. Kemudian Rasulullah s.a.w. diberi sebuah wadah yang terbuat dari batu. Maka wadah itu terlampau kecil kalau di dalamnya itu dibeberkan tapak tangan beliau s.a.w. dan keluarlah air dari jari-jari beliau s.a.w. itu. Orang-orang itu lalu berwudhu' semuanya. Orang-orang sama berkata; "Berapa jumlahmu tadi?" Jawabnya: "Delapan puluh orang dan ada lebihnya." (Muttafaq 'alaih) Ini adalah riwayat Imam Bukhari. Dalam riwayat Imam Bukhari dan juga Imam Muslim disebutkan demikian: Bahwasanya Nabi s.a.w. meminta wadah berisi air, kemudian diberi suatu gelas yang dangkal dasarnya -semacam mangkok- di dalamnya ada sedikit air, lalu beliau s.a.w. meletakkan jari-jarinya itu dalam wadah tadi. Anas berkata: "Saya mulai melihat pada air yang menyumbar dari jari-jari beliau s.a.w. itu. Saya menerka jumlah orang yang berwudhu' itu antara tujuh puluh sampai delapan puluh orang banyaknya. 772. Dari Abdullah bin Zaid r.a., katanya: "Kita didatangi oleh Nabi s.a.w. lalu kita mengeluarkan air untuknya yang di tempatkan dalam wadah mangkok yang terbuat dari tembaga, lalu beliau s.a.w. berwudhu'." (Riwayat Bukhari) Ashshufr dengan dhammahnya shad dan boleh pula dengan kasrahnya shad, yaitu tembaga. Attaur adalah seperti gelas, kata ini dengan ta' mutsannat di atas. 773. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. memasuki seorang Anshar dan disertai oleh seorang sahabatnya -yakni Abu Bakar as-Shiddiq-, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau engkau mempunyai, bolehlah memberikan air yang ada di dalam girbah yang sedang menginap semalam -maksudnya yang dingin-, tetapi jikalau tidak ada, kita akan mengokop saja," yakni minum dengan mulut tanpa menggunakan wadah atau tangan. (Riwayat Bukhari) 774. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Sesungguhnya Nabi s.a.w. melarang kita mengenakan pakaian dari sutera halus ataupun sutera kasar -untuk lelaki-, juga melarang kita minum dari wadah yang terbuat dari emas atau perak -untuk lelaki dan wanita- dan beliau s.a.w. bersabda: "Semua itu adalah untuk mereka -orang-orang kafir- di dunia, tetapi untukmu semua -kaum Muslimin- di akhirat." (Muttafaq'alaih) 775. Dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang yang minum dari wadah perak itu, sebenarnya ia meletakkan api neraka jahanam dalam perutnya." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya orang yang makan atau minum dari wadah perak atau emas," juga dalam riwayat Imam Muslim yang lain lagi disebutkan: Beliau s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang minum dari wadah emas atau perak, maka sebenarnya saja ia meletakkan api dari neraka Jahanam dalam perutnya." (HR.riyadhus_shalihin : 116)
No Hadist 117

(3) - كتَاب اللّبَاس 117 - باب استحباب الثوب الأبيض، وجواز الأحمر والأخضر والأصفر والأسود، وجوازه من قطن وكتان وشعر وصوف وغيرها إِلاَّ الحرير قَالَ الله تَعَالَى: {يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَاري سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ} [الأعراف: 26]، وقال تَعَالَى: {وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأسَكُمْ} [النحل: 81].<br>778 - وعن ابن عباس رضي الله عنهما: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «الْبَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمْ البَيَاضَ؛ فَإنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثِيَابِكُمْ، وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 779 - وعن سَمُرَة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «الْبَسُوا البَيَاضَ؛ فَإنَّهَا أَطْهَرُ وَأَطْيَبُ، وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ». رواه النسائي والحاكم، وقال: «حديث صحيح». 780 - وعن البراءِ - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - مَرْبُوعًا ، وَلَقَدْ رَأيْتُهُ في حُلَّةٍ حَمْرَاءَ مَا رَأيْتُ شَيْئًا قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهُ. متفقٌ عَلَيْهِ. 781 - وعن أَبي جُحَيفَةَ وَهْب بن عبد الله - رضي الله عنه - قَالَ: رَأيتُ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - بِمكّةَ وَهُوَ بالأبْطَحِ في قُبَّةٍ لَهُ حَمْرَاءَ مِنْ أَدمِ، فَخَرَجَ بِلاَلٌ بِوَضُوئِهِ، فَمِنْ نَاضِحٍ وَنَائِلٍ، فَخَرَجَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - وعليه حُلَّةٌ حَمْرَاءُ، كَأنِّي أنْظُرُ إِلَى بَيَاضِ سَاقَيْهِ، فَتَوَضّأ وَأذَّنَ بِلاَلٌ، فَجَعَلْتُ أتَتَبَّعُ فَاهُ هاهُنَا وَهَاهُنَا، يقولُ يَمِينًا وَشِمَالًا: حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ، حَيَّ عَلَى الفَلاَحِ، ثُمَّ رُكِزَتْ لَهُ عَنَزَةٌ، فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ الْكَلْبُ وَالْحِمَارُ لاَ يُمْنَعُ. متفقٌ عَلَيْهِ. «العنَزة» بفتح النون: نحو العُكازَة. 782 - وعن أَبي رمْثَة رفَاعَةَ التَّيْمِيِّ - رضي الله عنه - قَالَ: رأيتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - وعليه ثوبانِ أخْضَرَان. رواه أَبُو داود والترمذي بإسناد صحيح. 783 - وعن جابر - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - دَخَلَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاء. رواه مسلم. 784 - وعن أَبي سعيد عمرو بن حُرَيْثٍ - رضي الله عنه - قَالَ: كأنّي أنْظُرُ إِلَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وعليه عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ، قَدْ أرْخَى طَرَفَيْهَا بَيْنَ كَتِفَيْهِ. رواه مسلم. وفي روايةٍ لَهُ: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - خَطَبَ النَّاسَ، وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ. 785 - وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: كُفِّنَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - في ثلاثةِ أثْوَاب بيضٍ سَحُولِيَّةٍ مِنْ كُرْسُفٍ، لَيْسَ فِيهَا قَمِيصٌ وَلاَ عِمَامَةٌ. متفقٌ عَلَيْهِ. «السَّحُولِيَّة» بفتح السين وضمها وضم الحاء المهملتين: ثيابٌ تُنْسَبُ إِلَى سَحُول: قَرْيَة باليَمنِ «وَالكُرْسُف»: القُطْنُ. 786 - وعنها، قالت: خرج رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ذات غَدَاةٍ، وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مرَحَّلٌ مِنْ شَعرٍ أسْوَد. رواه مسلم. «المِرْط» بكسر الميم: وَهُوَ كساءٌ وَ «المُرَحَّلُ» بالحاء المهملة: هُوَ الَّذِي فِيهِ صورةُ رحال الإبل، وهِيَ الأَكْوَارُ. 787 - وعن المغيرة بن شُعْبَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: كُنْتُ مَعَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ذاتَ لَيْلَةٍ في مسير، فَقَالَ لي: «أمَعَكَ مَاءٌ؟» قلتُ: نَعَمْ، فَنَزَلَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَمَشَى حَتَّى تَوَارَى في سَوَادِ اللَّيْلِ، ثُمَّ جَاءَ فَأفْرَغْتُ عَلَيْهِ مِنَ الإدَاوَةِ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَعَلَيْهِ جُبَّةٌ مِنْ صُوفٍ، فَلَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يُخْرِجَ ذِرَاعَيْهِ مِنْهَا حَتَّى أخْرَجَهُمَا مِنْ أسْفَلِ الْجُبَّةِ، فَغَسَلَ ذِرَاعَيْهِ وَمَسَحَ بِرَأسِهِ، ثُمَّ أهْوَيْتُ لأَنْزَعَ خُفَّيْهِ، فَقَالَ: «دَعْهُمَا فَإنِّي أَدْخَلْتُهُمَا طَاهِرَتَيْنِ» وَمَسحَ عَلَيْهِمَا. متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية: وَعَلَيْهِ جُبَّةٌ شَامِيَّةٌ ضَيِّقَةُ الكُمَّيْنِ. وفي رواية: أنَّ هذِهِ القَضِيَّةَ كَانَتْ في غَزْوَةِ تَبُوكَ.

Bab 117. Kitab Pakaian Sunnahnya Mengenakan Pakaian Putih Dan Bolehnya Mengenakan Pakaian Berwarna Merah, Hijau, Kuning, Hitam, juga Bolehnya Mengambil Pakaian Dari Kapuk, Katun, Rambut, Bulu Dan Lain-lain Lagi Kecuali Sutera&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: Hai anak Adam -yakni manusia-, Kami telah menurunkan untukmu semua pakaian-pakaian yang dapat engkau semua gunakan untuk menutupi aurat-auratmu dan pula pakaian untuk hiasan dan pakaian ketaqwaan adalah yang terbaik.&quot; (al-A'raf: 26)&nbsp;Allah Ta'ala berfirman lagi: &quot;Dan Allah membuat untukmu semua pakaian-pakaian untuk memelihara engkau semua dari panas, juga pakaian-pakaian -baju besi- untuk melindungi engkau semua dalam peperangan.&quot; (an-Nahl: 81)&nbsp;776. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Kenakanlah yang berwarna putih dari pakaian-pakaianmu itu karena sesungguhnya yang putih itu adalah yang terbaik diantara pakaian-pakaianmu, juga berikanlah kafan orang-orang yang mati dari engkau semua dengan kain yang berwarna putih.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi, dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih.&nbsp;777. Dari Samurah r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Kenakanlah pakaian-pakaian yang putih, sebab yang sedemikian itu adalah lebih suci dan lebih bagus serta berilah kafan orang-orang yang mati dari engkau semua dengan kain putih.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Nasa'i dan Hakim dan Hakim mengatakan bahwa ini adalah hadis shahih.&nbsp;778. Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. itu adalah seorang yang sedang tingginya -yakni tinggi tubuhnya itu sedang-, sungguh-sungguh saya telah melihat beliau s.a.w. mengenakan pakaian yang berwarna merah. Tidak pernah sama sekali saya melihat sesuatu apapun yang tampaknya lebih indah dari beliau s.a.w. itu.&quot; (Muttafaq 'alaih)&nbsp;779. Dari Abu Juhaifah yaitu Wahab bin Abdullah r.a., katanya: &quot;Saya melihat Nabi s.a.w. di Makkah. Beliau ada di Abthah dalam kubbahnya -kemahnya- yang berwarna merah yang terbuat dari kulit yang sudah dimasak. Bilal lalu keluar dengan membawa air wudhu' yang disediakan untuk Nabi s.a.w. Di antara orang-orang itu ada yang terpercik airnya dan ada pula yang terkena air itu banyak-banyak. Selanjutnya keluarlah Nabi s.a.w. mengenakan pakaian berwarna merah, seolah-olah saya masih dapat melihat pada keputihan kedua betisnya. Beliau s.a.w. lalu berwudhu' dan Bilalpun beradzan. Saya selalu mengikuti saja gerak mulut Bilal yang bergerak ke sini dan ke situ sambil mengucapkan adzan itu menoleh ke kanan ke kiri yakni ketika mengucapkan: &quot;Hayya 'alash shalah -menoleh ke kanan- dan Hayya 'alal falah -menoleh ke kiri-.&quot; Kemudian ditancapkanlah sebuah tongkat -di muka beliau saw sebagai tanda batas yang tidak boleh dilalui-. Beliau s.a.w. lalu maju ke muka terus bershalat. Di muka beliau s.a.w. itu berlalulah seekor anjing dan seekor keledai, tetapi tidak dicegah -sebab ada di luar batas tongkat di atas-.&quot; (Muttafaq 'alaih) Alanazah dengan fathahnya nun ialah seperti tongkat.&nbsp;780. Dari Abu Rimtsah yaitu Rifa'ah at-Taimi r.a., katanya: &quot;Saya melihat Rasulullah s.a.w. dan beliau mengenakan dua baju yang berwarna hijau.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dengan isnad yang shahih.&nbsp;781. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. memasuki -kota Makkah- pada waktu membebaskan Makkah dan beliau s.a.w. mengenakan sorban hitam.&quot; (Riwayat Muslim)&nbsp;782. Dari Abu Said yaitu 'Amr bin Huraits r.a., katanya: &quot;Seolah-olah saya masih dapat melihat kepada Rasulullah s.a.w. dan beliau s.a.w. pada waktu itu mengenakan sorban hitam. Beliau melemberehkan ujungnya diantara kedua bahunya.&quot; (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim lain disebutkan bahwasanya Rasulullah s.a.w.berkhutbah di muka para manusia dan beliau s.a.w. mengenakan sorban hitam.&nbsp;783. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. dikafani -ketika wafatnya- dengan tiga buah baju yang berwarna putih, buatan negeri Sahul yaitu terbuat dari kapuk. Di dalam kafan itu tidak terdapat gamis dan tidak ada pula sorbannya.&quot; (Muttafaq 'alaih) Assabuliyah dengan fathahnya sin dan boleh pula dengan dhammahnya ha', sin dan ha' itu muhmalah, artinya ialah baju atau pakaian yang dinisbatkan kepada negeri Sahul yaitu sebuah desa di daerah Yaman. Alkursuf artinya kapuk.&nbsp;784. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. pada suatu pagi keluar dan beliau s.a.w. mengenakan baju yang digambari dengan gambar pelana dan terbuat dari rambut hitam&quot; (Riwayat Muslim) Almirth dengan kasrahnya mim ialah pakaian dan Almurahhat dengan ha' muhmalah, yaitu yang bergambar pelana unta dan itulah yang disebut Alakwaar (yakni jamaknya Akkuur, artinya pelana unta).&nbsp;785. Dari al-Mughirah bin Syu'bah r.a., katanya: &quot;Saya berada dalam perjalanan bersama Nabi s.a.w. pada suatu malam. Kemudian beliau bertanya: &quot;Adakah engkau membawa air?&quot; Saya menjawab: &quot;Ya.&quot; Beliau lalu turun dari kendaraannya lalu berjalan sehingga tertutup dalam kegelapan waktu malam. Selanjutnya beliau datang kembali. Seterusnya saya menuangkan air pada beliau untuk bersuci. Beliau s.a.w. lalu membasuh wajahnya dan beliau mengenakan jubah -baju panjang sampai ke lutut- yang terbuat dari bulu, kemudian beliau tidak dapat mengeluarkan kedua lengannya dari baju itu -karena sempitnya lobang tangan- sehingga dikeluarkanlah kedua lengannya itu dari bawah jubah. Selanjutnya beliau s.a.w. membasuh kedua lengannya dan mengusap kepalanya. Sesudah tu saya turun ke bawah hendak melepaskan kedua sepatu khufnya, tetapi beliau s.a.w. bersabda: &quot;Biarkan sajalah kedua sepatu itu, sebab sesungguhnya saya memasukkannya itu dalam keadaan suci, seterusnya beliau s.a.w. mengusap di atas kedua sepatunya itu.&quot; (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat lain disebutkan: &quot;Beliau s.a.w. mengenakan jubah buatan negeri Syam -yakni Palestina- yang sempit kedua lobang tangannya. Dalam riwayat lain lagi disebutkan bahwasanya peristiwa ini -yakni sebagaimana yang diuraikan di atas- adalah terjadi dalam perang Tabuk. (HR.riyadhus_shalihin : 117)
No Hadist 118

118 - باب استحباب القميص 788 - عن أُمِّ سَلَمَة رضي الله عنها، قالت: كَانَ أحَبُّ الثِّيَابِ إِلَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - الْقَمِيص. رواه أَبُو داود والترمذي ، وقال: «حديث حسن».

Bab 118. Sunnahnya Mengenakan Baju Gamis&nbsp;&nbsp;786. Dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha, katanya: &quot;Pakaian yang amat dicintai oleh Rasulullah s.a.w. ialah baju gamis.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.riyadhus_shalihin : 118)
No Hadist 119

119 - باب صفة طول القميص والكُم والإزار وطرف العمامة وتحريم إسبال شيء من ذلك على سبيل الخيلاء وكراهته من غير خيلاء 789 - عن أسماءَ بنتِ يزيد الأنصاريَّةِ رَضِيَ الله عنها، قالت: كَانَ كُمُّ قَمِيص رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إِلَى الرُّسْغِ. رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن». 790 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ القِيَامَةِ» فَقَالَ أَبُو بكر: يَا رسول الله، إنَّ إزاري يَسْتَرْخِي إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَهُ، فَقَالَ لَهُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «إنَّكَ لَسْتَ مِمَّنْ يَفْعَلُهُ خُيَلاءَ». رواه البخاري وروى مسلم بعضه. 791 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لا يَنْظُرُ اللهُ يَوْمَ القِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إزارَه بَطَرًا». متفقٌ عَلَيْهِ. 792 - وعنه، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَا أَسْفَل مِنَ الكَعْبَيْنِ مِنَ الإزْارِ فَفِي النار». رواه البخاري. 793 - وعن أَبي ذر - رضي الله عنه - عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «ثلاثةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ القِيَامَةِ، وَلاَ يَنْظُرُ إلَيْهِمْ، وَلاَ يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ» قَالَ: فقَرأها رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ثلاثَ مِرار، قَالَ أَبُو ذرٍّ: خَابُوا وَخَسِرُوا! مَنْ هُمْ يَا رسول الله؟ قَالَ: «المُسْبِلُ ، وَالمنَّانُ ، وَالمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بِالحَلِفِ الكاذِبِ». رواه مسلم. وفي رواية لَهُ: «المُسْبِلُ إزَارَهُ». 794 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «الإسْبَالُ في الإزار، وَالقَمِيصِ، وَالعِمَامةِ، مَنْ جَرَّ شَيْئًا خُيَلاءَ لَمْ ينْظُرِ الله إِلَيْهِ يَوْمَ القِيَامَةِ». رواه أَبُو داود والنسائي بإسناد صحيح. 795 - وعن أَبي جُرَيٍّ جابر بن سُلَيْم - رضي الله عنه - قَالَ: رَأَيْتُ رَجُلًا يَصْدُرُ النَّاسُ عَنْ رَأْيهِ، لا يَقُولُ شَيْئًا إِلاَّ صَدَرُوا عَنْهُ، قُلْتُ: مَنْ هَذَا؟ قالوا: رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم. قُلْتُ: عَلَيْكَ السَّلامُ يَا رسول الله - مرّتين - قَالَ: «لاَ تَقُلْ: عَلَيْكَ السَّلامُ، عَلَيْكَ السَّلامُ تَحِيَّةُ المَوْتَى، قُلْ: السَّلامُ عَلَيْكَ» قَالَ: قُلْتُ: أنْتَ رسول اللهِ؟ قَالَ: «أنَا رسول الله الَّذِي إِذَا أصَابَكَ ضُرٌّ فَدَعَوْتَهُ كَشَفَهُ عَنْكَ، وَإِذَا أصَابَكَ عَامُ سَنَةٍ فَدَعَوْتَهُ أَنْبَتَهَا لَكَ، وَإِذَا كُنْتَ بِأَرْضٍ قَفْرٍ أَوْ فَلاَةٍ فَضَلَّتْ رَاحِلَتُكَ، فَدَعَوْتَهُ رَدَّهَا عَلَيْكَ» قَالَ: قُلْتُ: اعْهَدْ إِلَيَّ. قَالَ: «لاَ تَسُبَّنَ أحَدًا» قَالَ: فَمَا سَبَبْتُ بَعْدَهُ حُرًّا، وَلاَ عَبْدًا، وَلاَ بَعِيرًا، وَلاَ شَاةً، «ولاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ المَعْرُوفِ شَيْئًا، وأَنْ تُكَلِّمَ أخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ، إنَّ ذَلِكَ مِنَ المَعْرُوفِ، وَارْفَعْ إزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ، فَإنْ أبَيْتَ فَإلَى الكَعْبَينِ، وَإيَّاكَ وَإسْبَالَ الإزَار، فَإنَّهَا مِنَ المَخِيلَةِ. وَإنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ المَخِيلَةَ؛ وَإن امْرُؤٌ شَتَمَكَ وعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ، فَإنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ». رواه أَبُو داود والترمذي بإسناد صحيح، وقال الترمذي: «حديث حسن صحيح». 796 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: بينما رَجُلٌ يُصَلَّي مسبلٌ إزَارَهُ، قَالَ لَهُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «اذْهَبْ فَتَوَضَّأ» فَذَهَبَ فَتَوَضّأَ، ثُمَّ جَاءَ، فَقَالَ: «اذْهَبْ فَتَوَضّأ» فَقَالَ لَهُ رجُلٌ: يَا رسولَ اللهِ، مَا لَكَ أمَرْتَهُ أَنْ يَتَوَضّأَ ثُمَّ سَكَتَّ عَنْهُ؟ قَالَ: «إنّهُ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ مُسْبِلٌ إزَارَهُ، وَإنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ صَلاَةَ رَجُلٍ مُسْبلٍ». رواه أَبُو داود بإسناد صحيح عَلَى شرط مسلم. 797 - وعن قيس بن بشر التَّغْلِبيِّ، قَالَ: أخْبَرَني أَبي - وكان جَلِيسًا لأَبِي الدرداء - قَالَ: كَانَ بِدمَشْق رَجُلٌ مِنْ أصْحَابِ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - يقال لَهُ سهل بن الْحَنْظَلِيَّةِ، وَكَانَ رَجُلًا مُتَوَحِّدًا قَلَّمَا يُجَالِسُ النَّاسَ، إنَّمَا هُوَ صَلاَةٌ، فإذا فَرَغَ فَإنَّمَا هُوَ تَسْبِيحٌ وَتَكْبيرٌ حَتَّى يَأتي أهْلَهُ، فَمَرَّ بنا وَنَحْنُ عِنْدَ أَبي الدَّرداء، فَقَالَ لَهُ أَبُو الدرداءِ: كَلِمَةً تَنْفَعُنَا وَلاَ تَضُرُّكَ. قَالَ: بَعَثَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - سَرِيَّةً فَقَدِمَتْ، فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْهُمْ فَجَلَسَ في المَجْلِسِ الَّذِي يَجْلِسُ فِيهِ رسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ لِرَجُلٍ إِلَى جَنْبِهِ: لَوْ رَأيْتَنَا حِيْنَ التَقَيْنَا نَحْنُ وَالعَدُوُّ، فَحَمَلَ فُلانٌ وَطَعَنَ، فَقَالَ: خُذْهَا مِنِّي، وَأنَا الغُلاَمُ الغِفَاريُّ، كَيْفَ تَرَى في قَوْلِهِ؟ قَالَ: مَا أرَاهُ إِلاَّ قَدْ بَطَلَ أجْرُهُ. فَسَمِعَ بِذلِكَ آخَرُ، فَقَالَ: مَا أرَى بِذلِكَ بَأسًا، فَتَنَازَعَا حَتَّى سَمِعَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: «سُبْحَانَ الله؟ لاَ بَأسَ أَنْ يُؤجَرَ وَيُحْمَدَ» فَرَأَيْتُ أَبَا الدَّرْدَاء سُرَّ بِذلِكَ، وَجَعَلَ يَرْفَعُ رَأسَهُ إِلَيْهِ، وَيَقُولُ: أأنْتَ سَمِعْتَ ذَلِكَ مِنْ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم؟ فيقول: نَعَمْ، فما زال يُعِيدُ عَلَيْهِ حَتَّى إنّي لأَقُولُ لَيَبْرُكَنَّ عَلَى رُكْبَتَيْهِ، قَالَ: فَمَرَّ بِنَا يَوْمًا آخَرَ، فَقَالَ لَهُ أَبُو الدَّرْداء: كَلِمَةً تَنْفَعُنَا وَلاَ تَضُرُّكَ، قَالَ: قَالَ لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم: «المُنْفِقُ عَلَى الخَيْلِ، كَالبَاسِطِ يَدَهُ بالصَّدَقَةِ لاَ يَقْبضُهَا»، ثُمَّ مَرَّ بِنَا يَومًا آخَرَ، فَقَالَ لَهُ أَبُو الدَّرْداء: كَلِمَةً تَنْفَعنَا وَلاَ تَضُرُّكَ، قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «نِعْمَ الرَّجُلُ خُرَيمٌ الأسَديُّ! لولا طُولُ جُمَّتِهِ وَإسْبَالُ إزَارِهِ!» فَبَلَغَ ذَلِكَ خُرَيْمًا فَعَجَّلَ، فَأَخَذَ شَفْرَةً فَقَطَعَ بِهَا جُمَّتَهُ إِلَى أُذُنَيْهِ، وَرَفَعَ إزارَهُ إِلَى أنْصَافِ سَاقَيْهِ. ثُمَّ مَرَّ بِنَا يَوْمًا آخَرَ فَقَالَ لَهُ أَبُو الدَّرْداء: كَلِمَةً تَنْفَعُنَا وَلاَ تَضُرُّكَ، قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «إنَّكُمْ قَادِمُونَ عَلَى إخْوانِكُمْ، فَأصْلِحُوا رِحَالكُمْ، وَأصْلِحُوا لِبَاسَكُمْ حَتَّى تَكُونُوا كَأنَّكُمْ شَامَةٌ في النَّاسِ؛ فإِنَّ الله لاَ يُحِبُّ الفُحْشَ وَلاَ التَّفَحُّش». رواه أَبُو داود بإسنادٍ حسنٍ، إِلاَّ قيس بن بشر فاختلفوا في توثِيقِهِ وَتَضْعِيفِهِ ، وَقَدْ روى لَهُ مسلم . 798 - وعن أَبي سعيد الخدريِّ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «إزْرَةُ المُسْلِمِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ، وَلاَ حَرَجَ - أَوْ لاَ جُنَاحَ - فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الكَعْبَيْنِ، فمَا كَانَ أسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ فَهُوَ في النَّارِ، وَمَنْ جَرَّ إزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ». رواه أَبُو داود بإسنادٍ صحيحٍ. 799 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما، قَالَ: مررتُ عَلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - وفي إزَارِي استرخاءٌ، فَقَالَ: «يَا عَبدَ اللهِ، ارْفَعْ إزَارَكَ» فَرَفَعْتُهُ ثُمَّ قَالَ: «زِدْ» فَزِدْتُ، فَمَا زِلْتُ أتَحَرَّاهَا بَعْدُ. فَقَالَ بَعْضُ القَوْم: إِلَى أينَ؟ فَقَالَ: إِلَى أنْصَافِ السَّاقَيْنِ. رواه مسلم. 800 - وعنه، قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ القِيَامَةِ» فَقَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: فَكَيْفَ تَصْنَعُ النِّسَاءُ بذُيُولِهِنَّ؟ قَالَ: «يُرْخِينَ شِبْرًا» قالت: إِذًا تَنْكَشِفُ أقْدَامُهُنَّ. قَالَ: «فَيرخِينَهُ ذِرَاعًا لاَ يَزِدْنَ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح».

Bab 119. Sifat Panjangnya Gamis, Lubang Tangan Baju, Sarung, Ujung Sorban Dan Haramnya Memanjangkan Sesuatu Dari Yang Tersebut Di Atas Karena Maksud Kesombongan Dan Kemakruhannya Jikalau Tidak Karena Maksud Kesombongan&nbsp;&nbsp;787. Dari Asma' binti Yazid al-Anshari radhiallahu 'anha, katanya: &quot;-Ujung- Lubang tangan gamisnya Rasulullah s.a.w. itu sampai pada pergelangan tangan.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. [Baca Status Hadis Disini]&nbsp;788. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang menarik bajunya -yakni memanjangkan sampai menyentuh tanah-, baik yang berupa baju, sarung dan lain-lain -karena maksud kesombongan-, maka ia tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat -maksudnya tidak akan dilihat dengan rasa keridhaan dan kerahmatan-.&quot; Abu Bakar lalu berkata: &quot;Ya Rasulullah, sesungguhnya sarungku itu selalu memanjang saja -karena kurusnya badan-, kecuali kalau saya membenarkan lagi letaknya, misalnya dengan diikat keras-keras atau diangkat ke atas.&quot; -Maksudnya, apakah diancam dengan tindakan sebagaimana di atas itu-. Rasulullah s.a.w. lalu menjawab: &quot;Sesungguhnya Anda tidak termasuk golongan orang yang melakukan semacam itu dengan maksud kesombongan,&quot; -jadi tidak apa-apa hukumnya-. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebagiannya.&nbsp;789. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Allah tidak akan melihat -dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan- kepada orang yang menarik sarungnya -yakni memanjangkannya sampai menyentuh tanah- karena maksud kecongkakan.&quot; (Muttafaq 'alaih)&nbsp;790. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w. sabdanya: &quot;Apa yang ada di bagian bawah dari kedua mata kaki, maka akan dimasukkan dalam neraka.&quot; (Riwayat Bukhari)&nbsp;791. Dari Abu Zar r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: &quot;Ada tiga macam orang yang tidak diajak bicara oleh Allah -dengan pembicaraan keridhaan-, tetapi dibicarai dengan nada kemarahan pada hari kiamat dan tidak pula dilihat olehNya -dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan-, serta tidak pula disucikan olehNya -yakni dosa-dosanya tidak diampuni- dan mereka itu akan mendapatkan siksa yang menyakitkan sekali.&quot; Katanya: Rasulullah s.a.w. membacakan kalimat di atas itu sampai tiga kali banyaknya. Abu Zar kemudian berkata: &quot;Mereka itu merugi serta menyesal sekali. Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?&quot; Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Yaitu orang yang memanjangkan -pakaiannya sampai menyentuh tanah-, orang yang mengundat-undat -yakni yang mengungkit-ungkit pemberian setelah memberikan sesuatu seperti sedekah dan lain-lain lalu menyebut-nyebutkan kebaikannya pada orang yang diberi itu dengan maksud mengejek orang tadi- serta orang yang melakukan -menjual- barangnya -maksudnya membuat barang dagangan menjadi laku atau terjual- dengan jalan bersumpah dusta -seperti mengatakan bahwa barangnya itu amat baik sekali atau tidak ada duanya lagi, padahal sebenarnya tidaklah demikian-.&quot; (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Almusbilu izarahu yakni yang pertama ialah orang yang memanjangkan sarungnya -sampai menyentuh tanah-.&nbsp;792. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: &quot;Memanjangkan itu ada pada sarung, gamis dan sorban. Barangsiapa yang menarik sesuatu -yakni memanjangkan sarung, gamis atau sorban- dengan maksud kesombongan, maka Allah tidak akan melihatnya -dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan- pada hari kiamat.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Nasa'i dengan isnad yang baik.&nbsp;793. Dari Abu Juraij yaitu Jabir bin Sulaim r.a., katanya: &quot;Saya melihat ada seorang lelaki yang orang-orang semuanya sama mengeluarkan uraiannya berpokok pangkal -bersumber- dari pendapat orang tersebut. Orang itu tidak mengucapkan sesuatu, melainkan orang-orang sama mengeluarkan uraiannya dengan berpedoman dari ucapan orang tersebut. Saya bertanya: &quot;Siapakah orang itu?&quot; Orang-orang sama menjawab: &quot;Itu adalah Rasulullah s.a.w.&quot; Saya lalu mengucapkan &quot;'Alaikas salam, ya Rasulullah,&quot; sampai dua kali. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: &quot;Jangan mengucapkan: 'Alaikas-salam, sebab 'Alaikas-salam adalah sebagai penghormatan kepada orang-orang mati. Ucapkanlah: Assalamu 'alaik.&quot; Jabir berkata: &quot;Saya lalu bertanya: &quot;Apakah Anda itu Rasulullah.&quot; Beliau s.a.w. menjawab: &quot;Ya, saya adalah Rasulullah yakni utusan Allah. Allah ialah yang apabila engkau ditimpa oleh sesuatu bahaya, kemudian engkau berdoa padanya -supaya bahaya itu dilenyapkan-, maka Allah pasti melapangkan engkau dari bahaya tadi. Juga jikalau engkau ditimpa oleh tahun paceklik -bahaya kelaparan- lalu engkau berdoa padaNya, maka Allah akan menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu dan jikalau engkau berada di suatu tanah gersang atau di daerah yang tandus, kemudian engkau kehilangan kendaraanmu, kemudian engkau berdoa padaNya -mohon supaya diselamatkan-, maka Allah akan mengembalikan kendaraanmu itu padamu.&quot; Jabir berkata: &quot;Saya lalu berkata: &quot;Berilah saya suatu perjanjian yang wajib saya penuhi!&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Jangan sekali-kali engkau mencaci-maki kepada seorangpun.&quot; Jabir berkata: &quot;Sesudah saat itu saya tidak pernah lagi mencaci-maki kepada siapapun, baik ia orang merdeka atau hamba sahaya, ataupun kepada unta dan kambing.&quot; Beliau s.a.w. melanjutkan sabdanya: &quot;Janganlah engkau meremehkan sedikitpun dari perbuatan yang baik -yakni sekalipun tampaknya tidak berarti dan kurang berharga-, tetapi lakukanlah itu. Hendaklah engkau berbicara dengan saudaramu dan engkau senantiasa menunjukkan muka yang manis padanya, karena sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk perbuatan yang baik. Angkatlah sarungmu sampai kepertengahan betis, tetapi jikalau engkau enggan berbuat semacam itu, maka bolehlah sampai pada kedua mata kaki. Takutlah pada perbuatan memanjangkan sarung, sebab sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk kesombongan dan sesungguhnya Allah itu tidak suka kepada kesombongan. Jikalau ada seorang yang mencaci-maki padamu atau mencela dirimu dengan sesuatu yang ia tahu bahwa cela tadi memang ada dalam dirimu, maka janganlah engkau membalas mencela padanya dengan sesuatu yang engkau tahu bahwa cela itu memang ada dalam dirinya, sebab sesungguhnya tanggungan -yakni dosa- perbuatan itu adalah pada diri orang yang mencela saja.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dengan isnad yang shahih dan Imam Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih.&nbsp;794. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: &quot;Pada suatu ketika ada seorang lelaki shalat dengan memanjangkan sarungnya lalu Rasulullah s.a.w. bersabda padanya: &quot;Pergilah dulu dan berwudhu'lah.&quot; Kemudian orang tersebut lalu pergi dan berwudhu'. Setelah itu ia datang lagi, lalu beliau s.a.w. bersabda pula: &quot;Pergilah dan berwudhu'lah!&quot; Selanjutnya ada seorang lelaki lain berkata: &quot;Ya Rasulullah, mengapakah Tuan memerintahkan orang itu berwudhu' kemudian Tuan berdiam saja padanya -yakni tidak menyuruh apa-apa lagi padanya-. Beliau s.a.w. lalu bersabda: &quot;Sesungguhnya orang itu shalat dan ia memanjangkan sarungnya dan sesungguhnya Allah itu tidak akan menerima shalatnya seorang yang memanjangkan sarungnya itu.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang shahih atas syarat Imam Muslim. [Baca Status Hadis Disini]&nbsp;795. Dari Qais bin Bisyr at-Taghlibi, katanya: &quot;Saya diberitahu oleh ayahku dan ia adalah kawan erat pada Abuddarda', katanya: &quot;Di Damsyik ada seorang lelaki dari golongan para sahabat Nabi s.a.w. yang bernama Ibnul Handhaliyah. Ia adalah seorang yang suka menyendiri dan jarang sekali duduk-duduk bersama dengan orang-orang banyak. Sesungguhnya kerjanya ialah shalat dan jikalau selesai, maka kerjanya lagi hanyalah bertasbih dan bertakbir, sehingga ia mendatangi tempat keluarganya lagi. Pada suatu ketika ia berjalan melalui kita dan kita di saat itu berada di tempat Abuddarda', kemudian Abuddarda' berkata padanya: &quot;Berikanlah kepada kita sesuatu uraian yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula menyebabkan bahaya bagi Anda.&quot; Orang itu lalu berkata: &quot;Pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. mengirimkan sepasukan tentara, lalu datang. Ada seorang lelaki yang termasuk juga dalam kalangan pasukan tadi datang terus duduk di tempat duduk yang diduduki oleh Rasulullah s.a.w. kemudian orang itu berkata kepada orang yang ada di dekatnya: &quot;Andaikata Anda mengetahui keadaan ketika kita bertemu muka, yakni kita semua dan musuh, maka ada seseorang yang menyerang musuhnya lalu menusuknya. Kemudian orang itu berkata: &quot;Ambillah ini daripadaku. Saya adalah anak keturunan al-Ghifari. Bagaimanakah pendapat Anda dalam hal ucapannya itu?&quot; Orang yang ada di dekatnya itu menjawab: &quot;Saya tidak mempunyai pendapat lain, kecuali bahwa pahala orang itu sudah batal&quot; -yakni musnah karena kesombongannya dengan ucapannya tadi-. Ada orang lain yang juga mendengarkannya lalu ia berkata: &quot;Saya tidak menganggap bahwa ada sesuatu yang tidak baik karena adanya ucapannya yang sedemikian tadi.&quot; Kedua orang -yakni yang berpendapat bahwa orang yang membunuh itu lenyap pahalanya dan yang mengatakan tidak apa-apa -saling bertengkar faham -berdebat-, sehingga Rasulullah s.a.w. mendengar persoalan tadi, kemudian bersabda: &quot;Maha Suci Allah! Tidak ada halangannya jikalau ia diberi pahala dan dipuji.&quot; Saya -Bisyr- melihat pada Abuddarda' dan ia merasa gembira dengan keterangan orang tersebut -yakni Ibnul Handhaliyah-. Abuddarda' lalu mengangkat kepalanya melihat orang itu dan bertanya: &quot;Anda mendengar sendirikah yang sedemikian itu dari Rasulullah s.a.w.?&quot; Ia menjawab: &quot;Ya.&quot; Abuddarda' mengulang-ulangi kata-katanya itu, sehingga saya pasti akan berkata: &quot;Hendaklah ia duduk saja pada kedua lututnya.&quot; Bisyr -ayah Qais yang meriwayatkan hadis ini- berkata: &quot;Ibnul Handhaliyah lalu berjalan melalui kita lagi pada suatu hari yang lain. Abuddarda' berkata padanya: &quot;Sudilah kiranya Anda memberikan kepada kita suatu uraian yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak menyebabkan bahaya kepada Anda.&quot; Orang itu berkata: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda kepada kita: &quot;Orang yang memberikan perbelanjaan kepada kuda -untuk perang yaitu dengan jalan menggembalanya, memberi minurn, makan dan segala yang diperlukan dalam perawatannya- adalah sebagai orang yang membeberkan tangannya dengan mengeluarkan sedekah tanpa menggenggamnya sama sekali.&quot; Selanjutnya pada hari yang lain lagi orang itu berjalan pula melalui kita, lalu Abuddarda' berkata padanya: &quot;Sudilah kiranya Anda menguraikan suatu uraian yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula membahayakan Anda.&quot; Orang itu berkata: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sebaik-baik lelaki ialah Khuraim al-Usaidi, andaikata tidak panjang rambut kepalanya dan tidak pula memanjangkan sarungnya.&quot; Sabda beliau s.a.w. sampailah pada Khuraim, lalu cepat-cepat ia mengambil pisau kemudian ia memotong rambut kepalanya dengan pisau tadi sampai pada kedua telinganya serta mengangkat sarungnya sampai di pertengahan kedua betisnya. Pada suatu hari yang lain lagi orang itu berjalan melalui kita pula, lalu Abuddarda' berkata padanya: &quot;Sudilah kiranya Anda memberikan sebuah uraian kepada kita yang dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula membahayakan Anda.&quot; Orang itu berkata: &quot;Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya engkau semua itu akan mendatangi saudara-saudaramu -yakni sesama kaum mu'minin- maka perbaguskanlah kendaraan-kendaraanmu serta perbaguskan pulalah pakaian-pakaianmu, sehingga engkau semua itu seolah-olah bagaikan tahi lalat -bagikan hiasan diwajah, yakni menonjol tentang keindahan tubuh dan pakaiannya- dikalangan para manusia, karena sesungguhnya Allah itu tidak menyukai kepada keburukan -baik dalam ucapan, pakaian, tingkah laku dan lain-lain- juga tidak menyukai sesuatu yang sengaja dimaksudkan untuk mengakibatkan keburukan.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan, kecuali Qais bin Bisyr, maka para ahli hadis berselisih pendapat tentang dapat tidaknya ia dipercaya atau tentang kelemahannya dalam membawakan Hadis. Imam Muslim pernah meriwayatkan orang ini.&nbsp;796. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Cara bersarungnya seorang Muslim itu ialah sampai pertengahan betis dan tidak ada halangan serta tidak ada dosa untuk bersarung diantara pertengahan betis itu sampai kepada kedua mata kaki. Apa yang ada di bagian bawah dari kedua mata kaki, maka itulah yang akan dimasukkan dalam neraka. Juga barangsiapa yang menarik -yakni memanjangkan sarungnya sampai menyentuh tanah- dengan maksud kesombongan, maka ia tidak akan dilihat oleh Allah -dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan-.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.&nbsp;797. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: &quot;Saya berjalan melalui Rasulullah s.a.w. dan sarungku ada yang memanjang, lalu beliau s.a.w. bersabda: &quot;Hai Abdullah, angkatlah sarungmu itu!&quot; kemudian saya mengangkatnya. Kemudian beliau bersabda lagi: &quot;Tambahkanlah -dalam mengangkatnya-!&quot; Lalu saya menambahkannya. Maka tidak henti-hentinya saya membenarkan letaknya sesudah itu.&quot; Sebagian orang-orang sama berkata: &quot;Sampai dimanakah mengangkatnya?&quot; Ibnu Umar menjawab: &quot;Sampai pada pertengahan kedua betis.&quot; (Riwayat Muslim)&nbsp;798. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma pula, katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang menarik pakaiannya -yakni memanjangkannya- karena maksud kesombongan, maka Allah tidak akan melihatnya -dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan- padanya pada hari kiamat.&quot; Ummu Salamah bertanya: &quot;Bagaimanakah kaum wanita berbuat dengan ujung pakaiannya,&quot; maksudnya bahwa oleh sebab kaum wanita itu diperintah menutupi seluruh tubuhnya karena merupakan aurat, maka apakah memanjangkan pakaian untuk kaum wanita itu juga berdosa? Beliau s.a.w. menjawab: &quot;Yaitu kalau mereka memanjangkannya itu sejengkal.&quot; Ia berkata: &quot;Kalau begitu masih dapat terbuka kaki mereka itu.&quot; Beliau s.a.w. bersabda: &quot;Bolehlah memanjangkannya sampai sehasta dan jangan menambahkan lagi.&quot; Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. (HR.riyadhus_shalihin : 119)
No Hadist 120

120 - باب استحباب ترك الترفع في اللباس تواضعًا قَدْ سَبَقَ في بَابِ فَضْل الجُوعِ وَخشُونَةِ العَيْشِ جُمَلٌ تَتَعَلَّقُ بهذا الباب. 801 - وعن معاذ بن أنسٍ - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنْ تَرَكَ اللِّبَاس تَوَاضُعًا للهِ، وَهُوَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ، دَعَاهُ اللهُ يَومَ القِيَامَةِ عَلَى رُؤوسِ الخَلائِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنْ أيِّ حُلَلِ الإيمَانِ شَاءَ يَلْبَسُهَا». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن».

Bab 120. Sunnahnya Meninggalkan Yang Tinggi-tinggi -Yakni Yang Terlampau Indah- Dalam Hal Pakaian Karena Maksud Merendahkan Diri&nbsp;&nbsp;Dalam bab Keutamaan lapar dan mengenakan yang kasar-kasar dalam kehidupan sudah diuraikan lebih dulu beberapa keterangan yang berhubungan dengan bab ini.&nbsp;799. Dari Mu'az bin Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang meninggalkan -keindahan- pakaian karena maksud merendahkan diri kepada Allah, padahal ia kuasa untuk menggunakannya, maka ia akan dipanggil oleh Allah pada hari kiamat dengan disaksikan oleh kepala sekalian makhluk -yakni di hadapan orang banyak-, sehingga Allah akan menyuruhnya supaya memilih pakaian apa saja yang ia ingin mengenakannya dari berbagai pakaian keimanan.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. (HR.riyadhus_shalihin : 120)