Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 171

171 - باب تكبير المسافر إِذَا صعد الثنايا وشبهها، وتسبيحه إِذَا هبط الأودية ونحوها، والنهي عن المبالغة برفع الصوتِ بالتكبير ونحوه 975 - عن جابر - رضي الله عنه - قَالَ: كُنَّا إِذَا صَعِدْنَا كَبَّرْنَا، وَإِذَا نَزَلْنَا سَبَّحْنَا. رواه البخاري. 976 - وعن ابن عمرَ رضي اللهُ عنهما، قَالَ: كَانَ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - وجيُوشُهُ إِذَا عَلَوا الثَّنَايَا كَبَّرُوا، وَإِذَا هَبَطُوا سَبَّحُوا. رواه أَبُو داود بإسناد صحيح. 977 - وعنه، قَالَ: كَانَ النَّبي - صلى الله عليه وسلم - إِذَا قَفَلَ مِنَ الحَجِّ أَوْ العُمْرَةِ، كُلَّمَا أوْفَى عَلَى ثَنِيَّةٍ أَوْ فَدْفَدٍ كَبَّرَ ثَلاثًا، ثُمَّ قَالَ: «لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. آيِبُونَ، تَائِبُونَ، عَابِدُونَ، سَاجِدُونَ، لِرَبِّنَا حَامِدُونَ، صَدَقَ اللهُ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ». متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية لمسلم: إِذَا قَفَلَ مِنَ الجيُوشِ أَو السَّرَايَا أَو الحَجِّ أَو العُمْرَةِ. قَوْلهُ: «أوْفَى» أيْ: ارْتَفَعَ، وَقَوْلُه: «فَدْفَدٍ» هُوَ بفتح الفائَينِ بينهما دال مهملة ساكِنة، وَآخِره دال أخرى وَهُوَ: «الغَليظُ المُرْتَفِعُ مِنَ الأرضِ». 978 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رجلًا قَالَ: يَا رسول الله، إنّي أُريدُ أَنْ أُسَافِرَ فَأوْصِني، قَالَ: «عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ، وَالتَّكْبِيرِ عَلَى كلِّ شَرَفٍ» فَلَمَّا وَلَّى الرَّجُلُ، قَالَ: «اللَّهُمَّ اطْوِ لَهُ البُعْدَ، وَهَوِّنْ عَلَيْهِ السَّفَرَ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن». 979 - وعن أَبي موسى الأشعريِّ - رضي الله عنه - قَالَ: كنّا مَعَ النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - في سَفَرٍ، فَكُنَّا إِذَا أشْرَفْنَا عَلَى وَادٍ هَلَّلْنَا وَكَبَّرْنَا وَارتَفَعَتْ أصْوَاتُنَا، فَقَالَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم: «يَا أيُّهَا النَّاسُ، ارْبَعُوا عَلَى أنْفُسِكُمْ، فَإنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أصَمَّ وَلاَ غَائِبًا، إنَّهُ مَعَكُمْ، إنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ». متفقٌ عَلَيْهِ. «ارْبَعُوا» بفتحِ الباءِ الموحدةِ أيْ: ارْفُقُوا بِأَنْفُسِكُمْ.

Bab 171. Takbirnya Seorang Musafir Jikalau Menaiki Tempat Tinggi -Gunung-gunung- Dan Sebagainya Dan Bertasbih Jikalau Turun Ke Jurang -Ke Bawah- Dan Sebagainya Serta Larangan Terlampau Sangat -Keras- Dalam Mengeraskan Suara Takbir Dan Lain-lain  972. Dari Jabir r.a., katanya: "Kita semua -di waktu berpergian- apabila naik kita bertakbir dan apabila turun kita bertasbih." (Riwayat Bukhari) 973. Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma, katanya: "Nabi s.a.w. dan seluruh tentaranya itu apabila mendaki ke gunung-gunung, mereka semuanya bertakbir dan apabila turun mereka bertasbih." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih. 974. Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Nabi s.a.w. itu apabila kembali dari haji atau umrah, setiap kali beliau naik di atas gunung atau tanah tinggi yang keras, beliau tentu bertakbir sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengucapkan -yang artinya-: "Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, juga bagiNyalah segenap kerajaan dan puji-pujian. Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kita semua kembali, kita semua bertaubat -kepada Allah-, menyembah, bersujud kepada Tuhan kita serta mengucapkan puji-pujian. Allah menepati janjiNya, menolong hambaNya dan mengalahkan pasukan-pasukan musuh dengan seorang diri saja." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Jikalau beliau s.a.w. kembali dari memimpin pasukan atau tentara -dalam peperangan- atau dari haji atau umrah." 975. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, saya hendak berpergian, maka berikanlah wasiat pada saya!" Beliau s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau tetap bertaqwa kepada Allah serta bertakbir pada setiap berada di tempat yang tinggi." Setelah orang itu menyingkir, beliau s.a.w. lalu mengucapkan doa -yang artinya-: "Ya Allah, lipatlah -yakni dekatkanlah- yang jauh untuknya dan permudahkanlah untuknya dalam perjalanannya itu." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. 976. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Kita semua bersama Nabi s.a.w. dalam berpergian, lalu apabila kita semua naik di atas suatu jurang, kita semua bertahlil serta bertakbir dan amat keraslah suara-suara kita itu. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, kasihanilah pada dirimu sendiri -yakni jikalau bersuara tidak perlu keras-keras-, sebab sesungguhnya engkau semua itu bukannya berdoa kepada Tuhan yang bersifat tuli ataupun yang tidak ada Zatnya, sesungguhnya Tuhan itu adalah beserta engkau semua dan Dia Maha Mendengar lagi Dekat." (Muttafaq’alaih) (HR.riyadhus_shalihin : 171)
No Hadist 172

172 - باب استحباب الدعاء في السفر 980 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «ثلاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَات لاَ شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ المَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ المُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن». وليس في رواية أَبي داود: «عَلَى وَلَدِهِ».

Bab 172. Sunnahnya Berdoa Dalam Berpergian  977. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada tiga macam doa yang mustajab -yakni akan dikabulkan oleh Allah Ta'ala-, yang tiada disangsikan lagi akan terkabulnya, yaitu: doanya orang yang teraniaya, doanya orang yang dalam berpergian dan doanya orang tua terhadap anaknya." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. Tetapi dalam riwayat Imam Abu Dawud tidak terdapat kata-kata: 'ala waladihi yakni atas anaknya. (HR.riyadhus_shalihin : 172)
No Hadist 173

173 - باب مَا يدعو بِهِ إِذَا خاف ناسًا أَوْ غيرهم 981 - عن أَبي موسى الأشعريِّ - رضي الله عنه: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا خَافَ قَوْمًا، قَالَ: «اللَّهُمَّ إنَّا نَجْعَلُكَ في نُحُورِهِمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ». رواه أَبُو داود والنسائي بإسنادٍ صحيحٍ.

Bab 173. Apa Yang Diucapkan Sebagai Doa Apabila Seseorang Itu Takut Kepada Orang-orang Atau Lain-lainnya  978. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila takut kepada sesuatu kaum -yakni golongan-, maka beliau s.a.w. mengucapkan -yang artinya-: "Ya Allah, sesungguhnya kita menjadikan Engkau -yakni menjadikan perlindungan dan penjagaanMu- dalam leher-leher mereka -sehingga mereka tidak kuasa memperdayakan kita- dan kita mohon perlindungan kepadaMu dari kejahatan-kejahatan mereka." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Nasa'i dengan isnad shahih. (HR.riyadhus_shalihin : 173)
No Hadist 174

174 - باب مَا يقول إِذَا نزل منْزلًا 982 - عن خولة بنتِ حَكِيمٍ رضي الله عنها، قالت: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ: «مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ: أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ، لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ». رواه مسلم. 983 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما، قَالَ: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إِذَا سَافَرَ فَأقْبَلَ اللَّيْلُ، قَالَ: «يَا أرْضُ، رَبِّي وَرَبُّكِ اللهُ، أعُوذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّ مَا فِيكِ، وَشَرِّ مَا خُلِقَ فِيكِ، وَشَرِّ مَا يَدِبُّ عَلَيْكِ، وَأعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ أسَدٍ وَأسْوَدٍ، وَمِنَ الحَيَّةِ وَالعَقْرَبِ، وَمِنْ سَاكِنِ البَلَدِ، وَمِنْ وَالِدٍ وَمَا وَلَدَ». رواه أَبُو داود. وَ «الأَسْوَدُ»: الشَّخْصُ، قَالَ الخَطَّابِيُّ: وَ «سَاكِنُ البَلَدِ»: هُمُ الجِنُّ الَّذِينَ هُمْ سُكَّانُ الأرْضِ. قَالَ: وَالبَلَد مِنَ الأرْضِ: مَا كَانَ مَأْوَى الحَيَوانِ، وَإنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ بِنَاءٌ وَمَنَازلُ. قَالَ: وَيَحْتَمِلُ أنَّ المُرَادَ: «بِالوَالِدِ» إبليسُ: «وَمَا وَلَدَ»: الشَّيَاطِينُ .

Bab 174. Apa Yang Diucapkan Jikalau seorang Itu Menempati Suatu Pondok Penginapan  979. Dari Khaulah binti Hakim radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang turun -berdiam- di suatu tempat pemondokan lalu mengucapkan -yang artinya-: "Saya mohon perlindungan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatannya apa saja yang diciptakan olehNya," maka orang itu tidak akan terkena bahaya sesuatu apapun, sehingga ia pergi dari tempat pemondokannya yang sedemikian itu." (Riwayat Muslim) 980. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila pergi lalu datang waktu malam, beliau s.a.w. mengucapkan -yang artinya-: "Hai bumi, Tuhanku dan Tuhanmu itu adalah Allah, saya mohon perlindungan kepada Allah dari kejahatanmu dan kejahatannya apa saja yang ada di dalam dirimu, juga kejahatannya apa saja yang diciptakan dalam tubuhmu, bahkan kejahatannya segala sesuatu merayap di atasmu. Saya juga mohon perlindungan denganMu -ya Allah- dari kejahatannya singa dan manusia, ular dan kalajengking serta dari penduduk negeri ini -yang dimaksudkan ialah jin- serta dari yang melahirkan -maksudnya iblis yang melahirkan semua syaitan- dan pula dari apa yang diperanakkan olehnya -yakni syaitan-syaitan anak iblis-. (Riwayat Abu Dawud) Al-Aswad artinya orang. At-Khathabi berkata: wa sakinul balad yaitu jin yang mendiami bumi ini. Ia berkata: "Al-balad yakni negeri dari bumi ialah yang digunakan sebagai tempat tinggalnya binatang dan sekalipun di situ tidak ada bangunan atau rumah-rumah." Ia berkata lagi: "Dapat diperkirakan bahwa maksudnya Al-walid -yang melahirkan- ialah iblis, sedang mawalad adalah apa-apa yang dilahirkan olehnya, yakni syaitan-syaitan. [Baca Status Hadis Disini] (HR.riyadhus_shalihin : 174)
No Hadist 175

175 - باب استحباب تعجيل المسافر الرجوع إِلَى أهله إِذَا قضى حاجته 984 - عن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ العَذَابِ، يَمْنَعُ أحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرابَهُ وَنَوْمَهُ، فَإذَا قَضَى أحَدُكُمْ نَهْمَتَهُ مِنْ سَفَرِهِ، فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أهْلِهِ». متفقٌ عَلَيْهِ. «نَهْمَتهُ»: مَقْصُودهُ.

Bab 175. Sunnahnya Seorang Musafir Untuk Segera Pulang Ke Tempat Keluarganya, Jikalau Sudah Menyelesaikan Keperluannya  981. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Berpergian itu sepotong -yakni sebagian- dari siksaan. Seseorang akan terhalang untuk makannya, minumnya serta tidurnya -sebab tidak dapat tertib dan mudah seperti di rumah-. Maka dari itu, apabila seseorang diantara engkau semua telah menyelesaikan maksud tujuannya, hendaklah segera kembali ke tempat keluarganya." (Muttafaq 'alaih) (HR.riyadhus_shalihin : 175)
No Hadist 176

176 - باب استحباب القدوم عَلَى أهله نهارًا وكراهته في الليل لغير حاجة 985 - عن جابر - رضي الله عنه: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا أطال أحَدُكُمُ الغَيْبَةَ فَلاَ يَطْرُقَنَّ أهْلَهُ لَيْلًا». وفي روايةٍ: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - نَهَى أَنْ يَطْرُقَ الرَّجُلُ أهْلَهُ لَيْلًا. متفقٌ عَلَيْهِ. 986 - وعن أنسٍ - رضي الله عنه - قَالَ: كَانَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - لا يَطْرُقُ أهْلَهُ لَيْلًا، وَكَانَ يَأتِيهمْ غُدْوَةً أَوْ عَشِيَّةً. متفقٌ عَلَيْهِ. «الطُّرُوقُ»: المَجيءُ فِي اللَّيْلِ.

Bab 176. Sunnahnya Datang Di Tempat Keluarganya Di Waktu Siang Dan Makruhnya Datang Di Waktu Malam, Jikalau Tidak Ada Keperluan Penting  982. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seorang diantara engkau semua itu telah lama tidak ada -yakni lama dalam berpergian-, maka janganlah datang di tempat keluarganya di waktu malam." Dalam riwayat lain disebutkan: "Bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu melarang kalau seorang lelaki itu datang di tempat keluarganya -dari berpergian- di waktu malam." (Muttafaq 'alaih) 983. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu tidak pernah datang di tempat keluarganya di waktu malam. Beliau s.a.w. datang di tempat mereka di waktu pagi atau petang." (Muttafaq 'alaih) Aththuruq ialah datang di waktu malam. (HR.riyadhus_shalihin : 176)
No Hadist 177

177 - باب مَا يقول إِذَا رجع وإذا رأى بلدته فِيهِ حَدِيثُ ابنِ عمرَ السَّابِقُ في باب تكبيرِ المسافِر إِذَا صَعِدَ الثَّنَايَا. 987 - وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: أقْبَلْنَا مَعَ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - حَتَّى إِذَا كُنَّا بِظَهْرِ الْمَدِينَةِ، قَالَ: «آيِبُونَ، تَائِبُونَ، عَابِدُونَ، لِرَبِّنَا حَامِدُونَ» فَلَمْ يَزَلْ يَقُولُ ذَلِكَ حَتَّى قَدِمْنَا المَدِينَةَ. رواه مسلم.

Bab 177. Apa Yang Diucapkan Apabila seorang Musafir Itu Telah Kembali Dan Telah Melihat Negerinya  Dalam bab ini termasuklah hadis Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma yang terdahulu mengenai bab takbirnya seorang musafir jikalau menaiki gunung-gunung atau tempat-tempat yang tinggi. 984. Dari Anas r.a., katanya: "Kita datang -dari perjalanan- bersama Nabi s.a.w., sehingga di waktu kita sudah berada di luar kota Madinah, lalu beliau s.a.w. mengucapkan -yang artinya-: "Kita semua telah kembali, kita semua bertaubat -kepada Allah-, menyembah serta mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan kita." Beliau s.a.w. tidak henti-hentinya mengucapkan sedemikian itu, sehingga kita datang di Madinah."(Riwayat Muslim) (HR.riyadhus_shalihin : 177)
No Hadist 178

178 - باب استحباب ابتداء القادم بالمسجد الذي في جواره وصلاته فيه ركعتين 988 - عن كعب بن مالِك - رضي الله عنه: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ، بَدَأ بِالْمَسْجِدِ فَرَكَعَ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ. متفقٌ عَلَيْهِ.

Bab 178. Sunnahnya Orang Yang Baru Datang Dari Berpergian Supaya Masuk Masjid Yang Berdekatan Dengan Tempatnya Lalu Bershalat Dua Rakaat Di Dalam Masjid Itu  985. Dari Ka'ab bin Malik r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila datang dari berpergian lalu memulai dengan memasuki masjid, kemudian shalat dua rakaat di dalamnya." (Muttafaq 'alaih) (HR.riyadhus_shalihin : 178)
No Hadist 179

179 - باب تحريم سفر المرأة وحدها 989 - عن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «لاَ يَحِلُّ لامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَومِ الآخِرِ تُسَافِرُ مَسِيرَةَ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ عَلَيْهَا». متفقٌ عَلَيْهِ. 990 - وعن ابن عباس رضي الله عنهما: أنَّهُ سَمِعَ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ، وَلاَ تُسَافِرُ المَرْأةُ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ» فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: يَا رسولَ الله، إنَّ امْرَأتِي خَرَجَتْ حَاجَّةً، وَإنِّي اكْتُتِبْتُ في غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا؟ قَالَ: «انْطَلِقْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Bab 179. Haramnya Wanita Berpergian Sendirian  986. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak halal -yakni haram- bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari penghabisan, kalau ia berpergian sejauh jarak sehari semalam, melainkan wajib disertai orang yang menjadi mahramnya." (Muttafaq 'alaih) 987. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Janganlah seorang lelaki itu menyendiri dengan seorang wanita, melainkan wanita itu wajiblah disertai oleh orang yang menjadi mahramnya, juga janganlah seorang wanita itu pergi, melainkan ia wajiblah disertai orang yang menjadi mahramnya." Ada seorang lelaki berkata: "Sesungguhnya istri saya hendak keluar untuk beribadah haji, sedang saya telah dicatat diriku untuk mengikuti peperangan ini dan ini?" Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Pergilah berhaji dengan istrimu." (Muttafaq 'alaih) (HR.riyadhus_shalihin : 179)
No Hadist 180

(8) - كتَاب الفَضَائِل 180 - باب فضل قراءة القرآن 991 - عن أَبي أُمَامَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «اقْرَؤُوا القُرْآنَ؛ فَإنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ». رواه مسلم. 992 - وعن النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - يقولُ: «يُؤْتَى يَوْمَ القِيَامَةِ بِالقُرْآنِ وَأهْلِهِ الذينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ في الدُّنْيَا، تَقْدُمُه سورَةُ البَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ، تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا». رواه مسلم. 993 - وعن عثمان بن عفان - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ». رواه البخاري. 994 - وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أجْرَانِ». متفقٌ عَلَيْهِ. 995 - وعن أَبي موسى الأشعري - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ مَثَلُ الأُتْرُجَّةِ: رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ، وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ: لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ، وَمَثلُ المُنَافِقِ الَّذِي يقرأ القرآنَ كَمَثلِ الرَّيحانَةِ: ريحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ، وَمَثَلُ المُنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ القُرْآنَ كَمَثلِ الحَنْظَلَةِ: لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ». متفقٌ عَلَيْهِ. 996 - وعن عمر بن الخطاب - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ». رواه مسلم. 997 - وعن ابن عمر رضي اللهُ عنهما، عن النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لاَ حَسَدَ إِلاَّ في اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ القُرْآنَ، فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاء اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ». متفقٌ عَلَيْهِ. «والآنَاءُ»: السَّاعَاتُ. 998 - وعن البراءِ بن عازِبٍ رضي اللهُ عنهما، قَالَ: كَانَ رَجُلٌ يَقْرَأُ سُورَةَ الْكَهْفِ، وَعِنْدَهُ فَرَسٌ مَرْبُوطٌ بِشَطَنَيْنِ، فَتَغَشَّتْهُ سَحَابَةٌ فَجَعَلَتْ تَدْنُو، وَجَعَلَ فَرَسُه يَنْفِرُ مِنْهَا، فَلَمَّا أصْبَحَ أتَى النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ، فَقَالَ: «تِلْكَ السَّكِينَةُ تَنَزَّلَتْ لِلقُرْآنِ». متفقٌ عَلَيْهِ. «الشَّطَنُ» بفتحِ الشينِ المعجمة والطاءِ المهملة: الحَبْلُ. 999 - وعن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ قَرَأ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا، لاَ أقول: ألم حَرفٌ، وَلكِنْ: ألِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 1000 - وعن ابن عباسٍ رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ الَّذِي لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح». 1001 - وعن عبد اللهِ بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما، عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ: اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آية تَقْرَؤُهَا». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح».

Bab 180. Kitab Fadhail -Berbagai Fadhilah Atau Keutamaan- Keutamaan Membaca Al-Quran  988. Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bacalah olehmu semua akan al-Quran itu, sebab al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat -yakni pertolongan- kepada orang-orang yang memilikinya." (Riwayat Muslim) Maksudnya kata "memilikinya" ialah membaca al-Quran yang dilakukan dengan mengingat-ingat makna dan kandungannya lalu mengamalkan isinya, mana-mana yang merupakan perintah dilakukan dan yang merupakan larangan dijauhi. 989. Dari an-Nawwas bin Sam'an r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Al-Quran itu akan didatangkan pada hari kiamat nanti, demikian pula ahli-ahli al-Quran yaitu orang-orang yang mengamalkan al-Quran itu di dunia, didahului oleh surat al-Baqarah dan surat ali-Imran. Kedua surat ini menjadi hujah untuk keselamatan orang yang mempunyainya -yakni membaca, memikirkan dan mengamalkan-. (Riwayat Muslim) 990. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sebaik-baik engkau semua ialah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya pula -kepada orang lain-." (Riwayat Bukhari) 991. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang yang membaca al-Quran dan ia sudah mahir dengan bacaannya itu, maka ia adalah beserta para malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti, sedang orang yang membacanya al-Quran dan ia berbolak-balik dalam bacaannya -yakni tidak lancar- juga merasa kesukaran di waktu membacanya itu, maka ia dapat memperoleh dua pahala." (Muttafaq 'alaih) 992. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Perumpamaan orang mu'min yang suka membaca al-Quran ialah seperti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanyapun enak dan perumpamaan orang mu'min yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca al-Quran ialah seperti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit." (Muttafaq 'alaih) 993. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah mengangkat derajat beberapa kaum dengan adanya kitab al-Quran ini -yakni orang-orang yang beriman- serta menurunkan derajatnya kaum yang lain-lain dengan sebab al-Quran itu pula -yakni yang menghalang-halangi pesatnya Islam dan tersebarnya ajaran-ajaran al-Quran itu-." (Riwayat Muslim) 994. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Tidak dihalalkanlah dengki itu, melainkan terhadap dua macam orang, yaitu: Orang yang diberi kepandaian oleh Allah dalam hal al-Quran, lalu ia berdiri dengan al-Quran itu -yakni membaca sambil memikirkan dan juga mengamalkannya- di waktu malam dan waktu siang, juga seorang yang dikaruniai oleh Allah akan harta lalu ia menafkahkannya di waktu malam dan siang -untuk kebaikan-." (Muttafaq 'alaih) 995. Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Ada seorang lelaki membaca surat al-Kahfi dan ia mempunyai seekor kuda yang diikat dengan dua utas tali, kemudian tampaklah awan menutupinya. Awan tadi mendekat dan kuda itu lari dari awan tersebut. Setelah pagi datang, orang itu mendatangi Nabi s.a.w. menyebutkan apa yang terjadi atas dirinya itu. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Itu adalah sakinah -ketenangan yang disertai oleh malaikat- yang turun untuk mendengarkan bacaan al-Quran itu." (Muttafaq 'alaih) Dalam Hadisnya Zaid bin Tsabit r.a., katanya: "Saya berada di samping Rasulullah s.a.w., lalu beliau ditutupi oleh sakinah." Yang dimaksudkan ialah ketenangan ketika ada wahyu turun pada beliau. Di antaranya lagi ialah Hadisnya Ibnu Mas'ud r.a.: "Tidak jauh bahwa sakinah itu terucapkan pada lisannya Umar r.a." Ada yang mengatakan bahwa sakinah ialah kedamaian dan ada yang mengatakan kerahmatan. 996. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang membaca sebuah huruf dari kitabullah -yakni al-Quran-, maka ia memperoleh satu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. 997. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya orang yang dalam hatinya tidak ada sesuatu apapun dari al-Quran -yakni tidak ada sedikitpun dari ayat-ayat al-Quran yang dihafalnya,- maka ia adalah seperti rumah yang musnah -sunyi dari perkakas-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. [Baca Status Hadis Disini] 998. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Dikatakanlah -nanti ketika akan masuk syurga- kepada orang yang mempunyai al-Quran -yakni gemar membaca, mengingat-ingat kandungannya serta mengamalkan isinya-: "Bacalah dan naikilah derajatmu -dalam syurga- serta tartilkanlah -yakni membaca perlahan-lahan- sebagaimana engkau mentartilkannya dulu ketika di dunia, sebab sesungguhnya tempat kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca," maksudnya kalau membaca seluruhnya adalah tertinggi kedudukannya dan kalau tidak, tentulah di bawahnya itu menurut kadar banyak sedikitnya bacaan. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. (HR.riyadhus_shalihin : 180)