Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 171

وعن العرباض بن سَارية - رضي الله عنه - حدِيثه السابق في بابِ المحافظةِ عَلَى السنةِ.

Dari al-'Irbadh bin Sariyah r.a., yaitu Hadisnya yang terdahulu -lihat hadis nomor 157- dalam bab Memelihara Sunnah. (HR.Riyadhus Shalihin : 171)
No Hadist 172

عن أَبي عمرو جرير بن عبد الله - رضي الله عنه - قَالَ: كنا في صَدْرِ النَّهَارِ عِنْدَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - فَجَاءهُ قَومٌ عُرَاةٌ مُجْتَابي النِّمَار أَوْ العَبَاء، مُتَقَلِّدِي السُّيُوف، عَامَّتُهُمْ من مُضر بَلْ كُلُّهُمْ مِنْ مُضَرَ، فَتَمَعَّرَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - لما رَأَى بِهِمْ مِنَ الفَاقَة ، فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ، فَأَمَرَ بِلالًا فَأَذَّنَ وَأَقَامَ، فصَلَّى ثُمَّ خَطَبَ، فَقَالَ: «{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ} إِلَى آخر الآية: {إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا} [النساء: 1]، والآية الأُخْرَى التي في آخر الحَشْرِ: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ} [الحشر: 18] تَصَدَّقَ رَجُلٌ مِنْ دِينَارِهِ، مِنْ دِرهمِهِ، مِنْ ثَوبِهِ، مِنْ صَاعِ بُرِّهِ، مِنْ صَاعِ تَمْرِهِ - حَتَّى قَالَ - وَلَوْ بِشقِّ تَمرَةٍ» فَجَاءَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ بِصُرَّةٍ كَادَتْ كَفُّهُ تَعجَزُ عَنهَا، بَلْ قَدْ عَجَزَتْ، ثُمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ حَتَّى رَأيْتُ كَومَيْنِ مِنْ طَعَامٍ وَثِيَابٍ، حَتَّى رَأيْتُ وَجْهَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - يَتَهَلَّلُ كَأنَّهُ مُذْهَبَةٌ. فَقَالَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ سَنَّ في الإسلامِ سنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أجْرُهَا، وَأجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورهمْ شَيءٌ، وَمَنْ سَنَّ في الإسْلامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيهِ وِزْرُهَا، وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أوْزَارِهمْ شَيءٌ» رواه مسلم.<br>قَولُهُ: «مُجْتَابِي النِّمَارِ» هُوَ بالجيم وبعد الألِف باءٌ مُوَحَّدَةٌ، والنِّمَارِ جَمْعُ نَمِرَةٍ وَهِيَ كِسَاءٌ مِنْ صُوفٍ مُخَطَّطٌ. وَمَعْنَى «مُجْتَابِيهَا»، أي: لاَبِسيهَا قَدْ خَرَقُوهَا في رُؤوسِهِم. وَ «الجَوْبُ» القَطْعُ، ومِنْهُ قَولُهُ تعالى: {وَثَمُودَ الَّذِينَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِ} [الفجر: 9] أي نَحتُوهُ وَقَطَعُوهُ. وَقَولُهُ: «تَمَعَّرَ» هُوَ بالعين المهملة: أيْ تَغَيَّرَ. وَقَولُهُ: «رَأَيْتُ كَوْمَينِ» بفتح الكافِ وَضَمِّهَا: أي صُبْرَتَيْنِ. وَقَولُهُ: «كَأَنَّهُ مُذْهَبَةٌ» هُوَ بالذال المُعْجَمَةِ وفتح الهاءِ والباءِ الموحَّدةِ قالَهُ القاضي عِيَاضٌ وَغَيرُهُ وَصَحَّفَهُ بَعْضُهُمْ، فَقَالَ: «مُدْهُنَةٌ» بدَال مهملة وَضَمِّ الهاءِ وبالنونِ وكذا ضبطه الحميدي . والصحيح المشهور هُوَ الأول. والمراد بهِ عَلَى الوجهين: الصفاءُ والاستنارة.

Dari Abu 'Amr yaitu Jarir bin Abdullah r.a., katanya: "Kita pernah berada di sisi Rasulullah s.a.w. pada tengah siang hari. Kemudian datanglah kepada beliau itu suatu kaum yang telanjang, mengenakan pakaian bulu harimau -bergaris-garis lurik-lurik- atau mengenakan baju kurung, sambil menyandang pedang, umumnya mereka itu dari suku Mudhar, atau memang semuanya dari Mudhar, maka berubahlah wajah Rasulullah s.a.w. karena melihat mereka yang dalam keadaan miskin itu. Kemudian beliau masuk -rumahnya-, lalu keluar lagi, terus menyuruh Bilal untuk beradzan. Selanjutnya Bilal beradzan dan beriqamat lalu bershalat, kemudian beliau berkhutbah. Beliau s.a.w. mengucapkan ayat -yang artinya-: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah engkau semua kepada Tuhanmu yang menjadikan engkau semua dari satu diri -Adam-," sampai ke akhir ayat yaitu -yang artinya-: "Sesungguhnya Allah itu Maha Penjaga bagimu semua." [an-Nisa': 1]. Beliau membacakan pula ayat yang dalam surat al-Hasyr -yang artinya-: "Hai sekalian orang-orang yang beriman, bertaqwalah engkau semua kepada Allah dan hendaklah seseorang itu memeriksa apa yang akan dikirimkannya -yakni bekal- untuk hari esoknya -masa diakhirat-." Disaat itu ada orang yang bersedekah dengan dinarnya, dengan dirhamnya, dengan bajunya, dengan sha' gandumnya, juga dengan sha' kurmanya, sampai-sampai beliau bersabda: "Sekalipun hanya dengan potongan kurma -juga baik-." Selanjutnya ada pula orang dari kaum Anshar yang datang dengan suatu wadah yang tapak tangannya hampir-hampir tidak kuasa mengangkatnya, bahkan sudah tidak kuat. Selanjutnya beruntun-runtunlah para manusia itu memberikan sedekahnya masing-masing, sehingga saya dapat melihat ada dua tumpukan dari makanan dan pakaian, sampai-sampai saya melihat pula wajah Rasulullah s.a.w. berseri-seri, seolah-olah wajah beliau itu bercahaya bersih sekali. Kemudian beliau bersabda: "Barangsiapa yang memulai membuat sunnah dalam Islam berupa amalan yang baik, maka ia memperoleh pahalanya diri sendiri dan juga pahala orang yang mengerjakan itu sesudah -sepeninggalnya - tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu. Dan barangsiapa yang memulai membuat sunnah dalam Islam berupa amalan yang buruk, maka ia memperoleh dosanya diri sendiri dan juga dosa orang yang mengerjakan itu sesudahnya -sepeninggalnya- tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." [Riwayat Muslim]Sabda Nabi s.a.w. Mujtabin nimar, yaitu dengan jim dan sesudah alif ada ba' bertitik satu. Annimar adalah jama'nya Namirah {jadi Namirah itu mufrad}, artinya pakaian dari bulu yang bergaris-garis {bagaikan macan lurik}, sedang makna Mujtabiha ialah mengenakannya sesudah melubangi di bagian kepala orang-orang yang memakainya. Ini berasal dari kata Aljaub, artinya memotong, sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Dan kaum Tsamud yang memahat dan memotong {menembus} batu-batu besar di lembah {tanah rendah}." Sabda beliau s.a.w. Tama'-'ara, dengan 'ain muhmaiah, artinya berubah (wajah serta sikapnya). Adapun kata Rawi {yang meriwayatkan hadis ini}: Ra-aitu kaumaini, boleh difathahkan kafnya dan boleh pula didhammahkan, artinya "Saya melihat dua buah tumpukan atau dua buah gundukan." Sabda Nabi s.a.w.: Ka-annabu mudzhabah, itu dengan menggunakan dzal mu'jamah dan fathahnya ha' serta ba' muwahhadah. Demikianlah yang dikatakan oleh al-Qadhi 'Iyadh dan lain-lain. Tetapi sebagian alim-ulama ada yang menulisnya lalu diucapkan Mud-hanah dengan menggunakan dal muhmaiah dan dhammahnya ha' serta nun. Demikian ini yang dibenarkan oleh al-Humaidi. Tetapi yang shahih serta masyhur ialah yang pertama. Adapun artinya menurut kedua macam itu sama saja yakni bersih serta bercahaya. (HR.Riyadhus Shalihin : 172)
No Hadist 173

وعن ابنِ مسعود - رضي الله عنه: أن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لَيْسَ مِنْ نَفْس تُقْتَلُ ظُلْمًا إلاَّ كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأوْلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا، لأَنَّهُ كَانَ أوَّلَ مَنْ سَنَّ القَتلَ». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Tiada seorangpun yang dibunuh secara penganiayaan, melainkan atas anak Adam -manusia yang pertama melakukannya itu- mempunyai tanggungan dari darahnya -semua jiwa yang terbunuh secara penganiayaan-, sebab sesungguhnya ia adalah pertama-tama orang yang memulai membuat sunnah membunuh -yang dimaksudkan ialah Qabil putera Nabiyullah Adam a.s. yang membunuh saudaranya yakni Habil." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 173)
No Hadist 174

وعن أَبي مسعود عُقبةَ بنِ عمرو الأنصاري البدري - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أجْرِ فَاعِلِهِ». رواه مسلم.

Dari Abu Mas'ud yaitu 'Uqbah bin 'Amral Anshari al-Badri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang memberikan petunjuk atas kebaikan, maka baginya adalah seperti pahala orang yang melakukan kebaikan itu." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 174)
No Hadist 175

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنْ دَعَا إِلَى هُدَىً، كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أجُورِ مَنْ تَبِعَه، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أجُورِهمْ شَيئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ، كَانَ عَلَيهِ مِنَ الإثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيئًا». رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dan dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu, sedang barangsiapa yang mengajak kearah keburukan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedrkitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 175)
No Hadist 176

وعن أَبي العباس سهل بن سعد الساعدي - رضي الله عنه: أنَّ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ يوم خَيبَر: «لأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رجلًا يَفْتَحُ الله عَلَى يَدَيهِ، يُحبُّ اللهَ وَرَسولَهُ، ويُحِبُّهُ اللهُ وَرَسُولُهُ»، فَبَاتَ النَّاسُ يَدُوكُونَ لَيْلَتَهُمْ أيُّهُمْ يُعْطَاهَا. فَلَمَّا أَصْبَحَ النَّاسُ غَدَوْا عَلَى رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - كُلُّهُمْ يَرْجُو أَنْ يُعْطَاهَا. فَقَالَ: «أينَ عَلِيُّ ابنُ أَبي طالب؟» فقيلَ: يَا رسولَ الله، هُوَ يَشْتَكي عَيْنَيهِ. قَالَ: «فَأَرْسِلُوا إِلَيْه» فَأُتِيَ بِهِ فَبَصَقَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - في عَيْنَيْهِ، وَدَعَا لَهُ فَبَرِىءَ حَتَّى كَأَنْ لَمْ يكُن بِهِ وَجَعٌ، فأَعْطاهُ الرَّايَةَ. فقَالَ عَليٌّ - رضي الله عنه: يَا رَسُول اللهِ، أُقاتِلُهمْ حَتَّى يَكُونُوا مِثْلَنَا؟ فَقَالَ: «انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بسَاحَتهِمْ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الإسْلاَمِ، وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللهِ تَعَالَى فِيهِ، فَوَالله لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَم». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.<br>قوله: «يَدُوكُونَ»: أي يَخُوضُونَ وَيَتَحَدَّثُونَ. وقوله: «رِسْلِكَ» بكسر الراءِ وبفتحها لغتانِ، والكسر أفصح.

Dari Abul Abbas yaitu Sahl bin Sa'ad as-Sa'idi r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda pada hari perang Khaibar: "Sesungguhnya saya akan memberikan bendera ini esok hari kepada seseorang yang Allah akan memberikan kemenangan di atas kedua tangannya. Ia mencintai Allah dan RasulNya dan ia juga dicintai Allah dan RasulNya." Malam harinya orang-orang -para sahabat- sama bercakap-cakap berbisik-bisik, siapa diantara mereka yang akan diberi bendera itu. Setelah pagi hari menjelma, orang-orang sama pergi ke tempat Rasulullah s.a.w. semuanya mengharapkan agar supaya bendera itu diberikan padanya. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Di manakah Ali bin Abu Thalib?" Kepada beliau dikatakan: "Ya Rasulullah, ia sakit kedua matanya." Beliau bersabda lagi: "Bawalah ia kemari." Ali didatangkan dihadapan beliau s.a.w. kemudian Rasulullah s.a.w. berludah ke kedua matanya dan mendoakan untuk kesembuhannya, lalu iapun sembuhlah -kedua matanya-, seolah-olah tidak pernah sakit sebelumnya. Selanjutnya beliau s.a.w. memberikan bendera itu padanya. Ali r.a. berkata: "Ya Rasulullah, apakah saya wajib memerangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita semua -yakni masuk Islam-?" Beliau s.a.w. menjawab: "Berjalanlah perlahan-lahan -tidak tergesa-gesa-, sehingga engkau datang di halaman perkampungan mereka. Kemudian ajaklah mereka itu untuk masuk Islam dan beritahukanlah kepada mereka apa-apa yang wajib atas diri mereka dari hak-haknya Allah Ta'ala yang perlu dipenuhi. Demi Allah, sesungguhnya jikalau Allah memberikan petunjuk dengan sebab usahamu akan seorang -satu orang saja-, maka hal itu lebih baik bagimu daripada memiliki unta-unta yang merah-merah -kiasan harta yang amat dicintai oleh bangsa Arab-." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 176)
No Hadist 177

وعن أنس - رضي الله عنه: أن فتىً مِنْ أسلم، قَالَ: يَا رَسُول الله، إنِّي أُرِيدُ الغَزْوَ وَلَيْسَ معِي مَا أتَجَهَّز بِهِ، قَالَ: «ائتِ فُلاَنًا فإنَّهُ قَدْ كَانَ تَجَهَّزَ فَمَرِضَ» فَأتَاهُ، فَقَالَ: إنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - يُقْرِئُكَ السَّلامَ، وَيَقُولُ: أعْطني الَّذِي تَجَهَّزْتَ بِهِ، فَقَالَ: يَا فُلاَنَةُ، أعْطِيهِ الَّذِي تَجَهَّزْتُ بِهِ، وَلا تَحْبِسي مِنْهُ شَيئًا، فَواللهِ لاَ تَحْبِسِين مِنْهُ شَيئًا فَيُبَاركَ لَكِ فِيهِ. رواه مسلم.

Dari Anas r.a. bahwasanya seorang pemuda dari suku Aslam berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya ini ingin mengikuti peperangan, tetapi saya tidak mempunyai sesuatu yang saya gunakan sebagai persiapan -bekal-." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Datanglah pada si Fulan itu, sebab ia telah bersiap-siap -dengan bekalnya- tetapi kemudian sakit." Pemuda itu mendatangi orang tersebut dan berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. mengucapkan salam padamu," dan pemuda itu berkata lagi: "Berikanlah kepada saya bekal-bekal yang telah Tuan siapkan." Orang tersebut lalu berkata -kepada istrinya-: "Hai Fulanah, berikanlah pada orang ini apa-apa yang telah saya siapkan untuk bekal -dalam perang-. Janganlah bekal itu engkau tahan sedikitpun, demi Allah, janganlah bekal itu engkau tahan sedikitpun, supaya engkau memperoleh berkah dalam bekal -yang diberikan tadi-." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 177)
No Hadist 178

وعن أَبي عبد الرحمان زيد بن خالد الجهني - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا في سَبيلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازيًا في أهْلِهِ بِخَيرٍ فَقَدْ غَزَا». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Abdur Rahman bin Zaid bin Khalid al-Juhani r.a., katanya: "Nabiyullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang memberikan persiapan -bekal- untuk seseorang yang berperang fisabilillah, maka dianggaplah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang -yakni sama pahalanya dengan orang yang ikut berperang itu-. Dan barangsiapa yang meninggalkan kepada keluarga orang yang berperang -fisabilillah- berupa suatu kebaikan -apa-apa yang dibutuhkan untuk kehidupan keluarganya itu-, maka dianggap pulalah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 178)
No Hadist 179

وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه: أن رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - بعث بعثًا إِلَى بني لِحْيَان مِنْ هُذَيْلٍ، فَقَالَ: «لِيَنْبَعِثْ مِنْ كُلِّ رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا وَالأجْرُ بَيْنَهُمَا». رواه مسلم.

Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengirimkan suatu pasukan sebagai utusan untuk memerangi Bani Lihyan dari suku Hudzail, lalu beliau bersabda: "Hendaklah dari setiap dua orang berangkat salah seorang saja dari keduanya itu -maksudnya setiap golongan supaya mengirim jumlah separuhnya-, sedang separuhnya yang tidak ikut berangkat adalah yang menjamin kehidupan keluarga dari orang yang ikut berangkat berperang itu, dan pahalanya adalah antara keduanya -artinya pahalanya sama antara yang berangkat dengan yang menjamin keluarga yang berangkat tadi-." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 179)
No Hadist 180

وعن ابن عباس رضي الله عنهما: أنَّ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - لَقِيَ رَكْبًا بالرَّوْحَاءِ ، فَقَالَ: «مَنِ القَوْمُ؟» قالوا: المسلمون، فقالوا: من أنتَ؟ قَالَ: «رَسُول الله»، فرفعت إِلَيْه امرأةٌ صبيًا، فَقَالَتْ: ألِهَذَا حَجٌّ؟ قَالَ: «نَعَمْ، وَلَكِ أجْرٌ». رواه مسلم.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bertemu dengan sekelompok orang yang berkendaraan di Rawha' -sebuah tempat di dekat Madinah-, lalu beliau bertanya "Siapakah kaum ini?" Mereka menjawab: "Kita kaum Muslimin." Kemudian mereka bertanya: "Siapakah Tuan?" Beliau menjawab: "Saya Rasulullah." Kemudian ada seorang wanita yang mengangkat seorang anak kecil di hadapan beliau lalu bertanya: "Adakah anak ini perlu beribadah haji?" Beliau menjawab: "Ya dan untukmu -wanita itu- juga ada pahalanya." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 180)