Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 1801

وعن قيس بن أَبي حازم، قَالَ: دَخَلَ أَبُو بكر الصِّدِّيق - رضي الله عنه - عَلَى امْرأَةٍ مِنْ أحْمَسَ يُقَالُ لَهَا: زَيْنَبُ، فَرَآهَا لاَ تَتَكَلَّمُ. فَقَالَ: مَا لَهَا لا تتكلمُ؟ فقالوا: حَجَّتْ مصمِتةً، فقالَ لها: تَكَلَّمِي، فَإنَّ هَذَا لاَ يَحِلُّ، هَذَا مِنْ عَمَلِ الجَاهِليَّةِ، فَتَكَلَّمَتْ. رواه البخاري.

Dari Qais bin Abu Hazim, katanya: "Abu Bakar as-Shiddiq masuk ke tempat seorang wanita dari suku Ahmas dan bernama Zainab. Ia melihat wanita itu tidak bercakap-cakap, lalu ia berkata: "Mengapa wanita itu tidak bercakap-cakap." Orang-orang berkata: "Ia sengaja berdiam diri -tidak bercakap-cakap-." Kemudian Abu Bakar berkata kepada wanita itu: "Berbicaralah engkau, sebab kelakuan sedemikian itu tidak halal. Ini adalah dari kelakuan orang Jahiliyah." Selanjutnya wanita itupun berbicaralah. [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 1801)
No Hadist 1802

عن سعد بن أَبي وقاص - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أنَّهُ غَيْرُ أبِيهِ، فالجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ» . متفق عَلَيْهِ.

Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengaku -sebagai nasab atau keturunan- kepada orang yang bukan ayahnya, sedang ia mengetahui bahwa orang itu memang bukan ayahnya, maka syurga adalah haram atasnya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1802)
No Hadist 1803

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - عن النبيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لاَ تَرْغَبُوا عَنْ آبَائِكُمْ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ أبِيهِ، فَهُوَ كُفْرٌ». متفق عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Janganlah engkau semua membenci kepada ayahmu sendiri -sehingga mengaku orang lain sebagai ayahnya-, karena barangsiapa yang membenci ayahnya sendiri, maka perbuatan itu menyebabkan kekafiran," yakni dapat kafir kalau meyakinkan bahwa perbuatannya itu halal menurut agama atau dapat diartikan kafir yakni menutupi hak ayahnya atas dirinya sendiri. [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1803)
No Hadist 1804

وعن يزيد بن شريكِ بن طارِقٍ، قَالَ: رَأيتُ عَلِيًّا - رضي الله عنه - عَلَى المِنْبَرِ يَخْطُبُ، فَسَمِعْتُهُ يقُولُ: لاَ واللهِ مَا عِنْدَنَا مِنْ كِتَابٍ نَقْرؤُهُ إِلاَّ كِتَابَ اللهِ، وَمَا في هذِهِ الصَّحِيفَةِ ، فَنَشَرَهَا فَإذَا فِيهَا أَسْنَانُ الإبِلِ، وَأشْيَاءُ مِنَ الجَرَاحَاتِ، وَفِيهَا: قَالَ رسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «المَدينَةُ حَرَمٌ مَا بَيْنَ عَيْرٍ إِلَى ثَوْرٍ، فَمَنْ أحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا، أَوْ آوَى مُحْدِثًا، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أجْمَعِينَ، لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ يَومَ القِيَامَةِ صَرْفًا وَلاَ عَدْلًا. ذِمَّةُ المُسْلِمينَ وَاحِدَةٌ، يَسْعَى بِهَا أَدْنَاهُمْ، فَمَنْ أَخْفَرَ مُسْلِمًا، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ يَومَ القِيَامَةِ صَرْفًا وَلاَ عَدْلًا. وَمَن ادَّعَى إِلَى غَيرِ أَبيهِ، أَوْ انْتَمَى إِلَى غَيرِ مَوَاليهِ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعينَ؛ لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ يَومَ القِيَامَةِ صَرْفًا وَلاَ عَدْلًا». متفق عَلَيْهِ. «ذِمَّةُ المُسْلِمِينَ» أيْ: عَهْدُهُمْ وأمَانَتُهُمْ. «وأخْفَرَهُ»: نَقَضَ عَهْدَهُ. «وَالصَّرْفُ»: التَّوْبَةُ، وَقِيلَ الحِيلَةُ. «وَالعَدْلُ»: الفِدَاءُ.

Dari Yazid bin Syarik bin Thariq, katanya: "Saya melihat Ali r.a. di atas mimbar dan saat itu ia sedang berkhutbah. Saya mendengarkannya. Ia berkata: "Tidak ada, demi Allah. Kita tidak mempunyai kitab yang perlu kita baca, melainkan Kitabullah -yakni al-Quran- dan apa-apa yang terdapat dalam lembaran ini." Selanjutnya Ali membeberkan lembaran itu, di dalamnya terdapat persoalan umur-umur unta dan catatan-catatan hal-hal mengenai soal luka melukai. Di dalamnya terdapat pula sabdanya Rasulullah s.a.w., demikian: "Madinah adalah tanah suci, yaitu antara daerah 'Air sampai Tsaus -nama sebuah gunung kecil-. Barangsiapa yang melakukan sesuatu kesalahan di situ -seperti membuat kebid'ahan atau mengerjakan tindakan kezaliman atau apa-apa yang menyakiti kaum Muslimin- atau memberi tempat kepada orang yang melakukan kesalahan tadi, maka atas orang itu adalah laknat Allah, seluruh malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalan wajib atau sunnahnya. Pertanggungan terhadap diri kaum Muslimin itu adalah satu -yakni sama haknya-, berlaku pula kepada orang yang terendah di kalangan mereka itu mengenai pertanggungan tadi. Maka barangsiapa yang mengacaukan keamanan seorang Muslim, maka atasnya adalah laknat Allah, seluruh malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalan wajib atau sunnahnya. Selanjutnya barangsiapa yang mengaku bernasab atau berketurunan dari seorang yang selain ayahnya atau menisbatkan dirinya kepada seorang yang bukan walinya -yakni yang tidak berhak untuk memerdekakan dirinya-, maka atasnya adalah laknat Allah, seluruh malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak menerima amalan wajib atau sunnahnya." (Muttafaq 'alaih) Dzimmatul Muslimin, yakni janji pertanggungan terhadap mereka serta amanat mereka. Akhfarahu artinya merusakkan janji -atau mengacaukan keamanan-. Ashsharfu ialah taubat -dan ada yang mengatakan artinya itu ialah amalan wajib, ada lagi yang mengartikan tipudaya-. Adapun Al 'adlu artinya ialah tebusan -dan ada yang memberi arti: amalan sunnah-. (HR.Riyadhus Shalihin : 1804)
No Hadist 1805

وعن أَبي ذَرٍّ - رضي الله عنه: أنَّه سَمِعَ رَسُولَ الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: «لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُهُ إِلاَّ كَفَرَ، وَمَنِ ادَّعَى مَا لَيْسَ لَهُ، فَلَيْسَ مِنَّا، وَلَيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ دَعَا رَجُلًا بالكُفْرِ، أَوْ قَالَ: عَدُو اللهِ، وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ». متفق عَلَيْهِ، وهذا لفظ رواية مسلم.

Dari Abu Zar r.a. bahwasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorangpun yang mengaku bernasab atau berketurunan kepada seorang yang selain ayahnya, sedangkan ia mengetahui akan hal itu, melainkan kafirlah ia -lihat arti kafir dalam hadis no.1800-. Dan barangsiapa yang mengaku sesuatu yang bukan miliknya, maka ia tidaklah termasuk golongan kita -kaum Muslimin- dan hendaklah ia menduduki tempat dari neraka. Juga barangsiapa yang mengundang seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia berkata bahwa orang itu musuh Allah, sedangkan orang yang dikatakan tadi sebenarnya tidak demikian, melainkan kembalilah -kekafiran atau sebutan musuh Allah- itu kepada dirinya sendiri." [Muttafaq'alaih] Ini adalah lafaz dalam riwayat Imam Muslim. (HR.Riyadhus Shalihin : 1805)
No Hadist 1806

وعن أبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قالَ: «إنَّ اللهَ تَعَالَى يَغَارُ، وَغَيْرَة اللهِ، أَنْ يَأْتِيَ المَرْءُ مَا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ». متفق عليه.

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu cemburu dan kecemburuan Allah itu ialah apabila seorang manusia itu mendatangi apa-apa yang diharamkan oleh Allah atas dirinya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1806)
No Hadist 1807

وعن أبي هريرة - رضي الله عنه - عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قال: «مَنْ حَلَفَ فَقَالَ في حَلفِهِ: بِاللاَّتِ وَالعُزَّى ، فَلْيَقُلْ: لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ، وَمَنْ قَالَ لِصَاحِبهِ: تَعَالَ أُقَامِركَ فَلْيَتَصَدَّقْ».متفق عليه.

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa yang bersumpah, lalu ia mengatakan dalam sumpahnya itu dengan menggunakan kata-kata berhala Allata dan Al'uzza, maka hendaklah ia segera mengucapkan: La ilaha illallah. Dan barangsiapa yang mengucapkan kepada kawannya: "Mari, saya ajak engkau berjudi," maka hendaklah ia segera bersedekah -sebagai tebusan dari kata-kata yang buruk itu-." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1807)
No Hadist 1808

عن النواس بن سمعان - رضي الله عنه - قال: ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ، فَخَفَّضَ فِيهِ وَرَفَّعَ حَتَّى ظَنَنَّاهُ في طَائِفَةِ النَّخْلِ. فَلَمَّا رُحْنَا إلَيْهِ، عَرَفَ ذلِكَ فِينَا، فَقالَ: «مَا شَأْنُكُمْ؟» قُلْنَا: يا رَسُولَ اللهِ، ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ الغَدَاةَ، فَخَفَّضْتَ فِيهِ وَرَفَّعْتَ، حَتَّى ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخْلِ، فقالَ: «غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفنِي عَلَيْكُمْ، إنْ يَخْرُجْ وَأنَا فِيكُمْ، فَأنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ؛ وَإنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ، فَامْرُؤٌ حَجيجُ نَفْسِهِ، واللهُ خَلِيفَتي عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. إنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ طَافِيَةٌ ، كَأنّي أُشَبِّهُهُ بعَبْدِ العُزَّى بنِ قَطَنٍ، فَمَنْ أدْرَكَهُ مِنْكُمْ، فَلْيَقْرَأ عَلَيْهِ فَواتِحَ سُورَةِ الكَهْفِ ؛ إنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيْنَ الشَّامِ وَالعِرَاقِ، فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمالًا، يَا عِبَادَ اللهِ فَاثْبُتُوا» قُلْنَا: يَا رسُولَ اللهِ، وَمَا لُبْثُهُ في الأرْضِ؟ قال: «أرْبَعُونَ يَومًا: يَوْمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ، وَيَوْمٌ كَجُمْعَةٍ، وَسَائِرُ أيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ» قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَذلكَ اليَوْمُ الَّذِي كَسَنَةٍ أتَكْفِينَا فِيهِ صَلاَةُ يَوْمٍ؟ قَال: «لا، اقْدُرُوا لَهُ قَدْرَهُ». قُلْنَا: يا رسولَ اللهِ، وَمَا إسْراعُهُ في الأرْضِ؟ قال: «كَالغَيْثِ اسْتَدْبَرَتْهُ الرِّيحُ، فَيَأتِي عَلَى القَوْمِ، فَيدْعُوهُم فَيُؤمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ، فَيَأمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ، وَالأرْضَ فَتُنْبِتُ، فَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًى وَأسْبَغَهُ ضُرُوعًا، وأمَدَّهُ خَوَاصِرَ، ثُمَّ يَأتِي القَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ، فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قَولَهُ، فَيَنْصَرفُ عَنْهُمْ، فَيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ لَيْسَ بِأيْدِيهِمْ شَيْءٌ مِنْ أمْوَالِهِمْ، وَيَمُرُّ بِالخَرِبَةِ، فَيَقُولُ لَهَا: أخْرِجِي كُنُوزَكِ، فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ، ثُمَّ يَدْعُو رَجُلًا مُمْتَلِئًا شَبَابًا فَيَضْرِبُهُ بِالسَّيْفِ، فَيَقْطَعُهُ جِزْلَتَيْنِ رَمْيَةَ الغَرَضِ، ثُمَّ يَدْعُوهُ، فَيُقْبِلُ، وَيَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ يَضْحَكُ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذلِكَ إذْ بَعَثَ اللهُ تَعَالَى المَسيحَ ابْنَ مَرْيَمَ - صلى الله عليه وسلم - فَيَنْزِلُ عِنْدَ المَنَارَةِ البَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ، وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ، إذا طَأطَأَ رَأسَهُ قَطَرَ، وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤ، فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إلاَّ مَاتَ، وَنَفَسُهُ يَنْتَهِي إلى حَيثُ يَنْتَهِي طَرْفُهُ، فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ، ثُمَّ يَأتِي عِيسَى - صلى الله عليه وسلم - قَومًا قَدْ عَصَمَهُمُ اللهُ مِنهُ، فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِي الجَنَّةِ، فَبَيْنَمَا هُوَ كَذلِكَ إذْ أوْحَى اللهُ تَعَالَى إلى عِيسَى - صلى الله عليه وسلم: أنِّي قَدْ أخْرَجْتُ عِبَادًا لي لا يَدَانِ لأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ، فَحَرِّزْ عِبَادِي إلى الطُّورِ. وَيَبْعَثُ اللهُ يَأجُوجَ وَمَأجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ، فَيَمُرُّ أوائِلُهُمْ عَلَى بُحيرَةِ طَبَريَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا، وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ: لَقَدْ كَانَ بهذِهِ مَرَّةً ماءٌ، وَيُحْصَرُ نَبيُّ اللهِ عِيسَى - صلى الله عليه وسلم - وأصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِئَةِ دينَارٍ لأَحَدِكُمُ اليَوْمَ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى - صلى الله عليه وسلم - وأصْحَابُهُ - رضي الله عنهم - إلى اللهِ تَعَالَى، فَيُرْسِلُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِمُ النَّغَفَ في رِقَابِهِمْ، فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ، ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى - صلى الله عليه وسلم - وأصْحَابُهُ - رضي الله عنهم - إلى الأرْضِ، فَلاَ يَجِدُونَ في الأرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتَنُهُمْ، فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى - صلى الله عليه وسلم - وَأصْحَابُهُ - رضي الله عنهم - إلى اللهِ تَعَالَى، فَيُرْسِلُ اللهُ تَعَالَى طَيْرًا كَأَعْنَاقِ البُخْتِ، فَتَحْمِلُهُمْ، فَتَطْرَحُهُمْ حَيثُ شَاءَ اللهُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ - عز وجل - مَطَرًا لاَ يُكِنُّ مِنهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ، فَيَغْسِلُ الأرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَقَةِ، ثُمَّ يُقَالُ للأرْضِ: أنْبِتي ثَمَرتكِ، وَرُدِّي بَرَكَتَكِ، فَيَوْمَئِذٍ تَأكُلُ العِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ، وَيَسْتَظِلُّونَ بِقَحْفِهَا، وَيُبَارَكُ فِي الرِّسْلِ حَتَّى أنَّ اللّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ لَتَكْفِي الفِئَامَ مِنَ النَّاسِ؛ وَاللِّقْحَةَ مِنَ البَقَرِ لَتَكْفِي القَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ، وَاللِّقْحَةَ مِنَ الغَنَمِ لَتَكْفِي الفَخِذَ مِنَ النَّاسِ؛ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إذْ بَعَثَ اللهُ تَعَالَى ريحًا طَيِّبَةً فَتَأخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ؛ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيها تَهَارُجَ الحُمُرِ، فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ». رواه مسلم. قولهُ: «خَلَّةً بَينَ الشَّامِ والعِراَقِ»: أي طَرِيقًا بَيْنَهُمَا. وقولُهُ: «عَاثَ» بالعين المهملة والثاء المثلثة، وَالعَيْثُ: أَشَدُّ الفَسَاد. «وَالذُّرَى»: بضم الذال المعجمة وهو أعالي الأسْنِمَةِ وهوَ جَمعُ ذِروةٍ بضمِ الذالِ وكَسْرها «وَاليَعَاسِيبُ»: ذُكُورُ النَّحْلِ. «وَجِزْلَتَيْنِ»: أيْ قِطْعَتَيْنِ، «وَالغَرَضُ»: الهَدَفُ الَّذي يُرْمَى إلَيْهِ بالنَّشَّابِ، أيْ: يَرْمِيهِ رَمْيَةً كَرَمْيَةِ النَّشَّابِ إلى الهَدَفِ. «وَالمَهْرُودَةُ» بالدال المهملة والمعجمة، وهي: الثَّوْبُ المَصْبُوغُ. قَولُهُ: «لاَ يَدَانِ»: أيْ لاَ طَاقَةَ. «وَالنَّغَفُ»: دُودٌ. «وَفَرْسَى»: جَمْعُ فَرِيسٍ، وَهُوَ القَتِيلُ. وَ «الزَّلَقَةُ»: بفتح الزاي واللام وبالقاف، وَرُوي: الزُّلْفَةُ بضم الزاي وإسكان اللام وبالفاء وهي المِرْآةُ. «وَالعِصَابَةُ»: الجَمَاعَةُ. «وَالرِّسْلُ» بكسرِ الراء: اللَّبَنُ. «وَاللِّقْحَةُ»: اللَّبُونُ. «وَالفِئَامُ» بكسر الفاء وبعدها همزة ممدودة: الجماعةُ. «وَالفَخِذُ» مِنَ النَّاسِ: دُونَ القَبِيلَة.

Dari Annawwas bin Sam'an r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan perihal Dajjal pada suatu pagi. Beliau s.a.w. menguraikan Dajjal itu kadang-kadang suaranya direndahkan dan kadang-kadang diperkeraskan dan Dajjal itu sendiri oleh beliau s.a.w. kadang-kadang dihinanya, tetapi kadang-kadang diperbesarkan hal ihwalnya sebab amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua mengira seolah-olah Dajjal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah pada suatu ketika kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah mengetahui apa yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: "Ada persoalan apakah engkau semua ini?" Kita menjawab: "Ya Rasulullah, Tuan menyebut-nyebutkan Dajjal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara dan Dajjal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya karena besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua mengira bahwa ia sudah ada di kelompok pohon kurma." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Kecuali Dajjal, itulah yang paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penantangnya untuk melindungi engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penantang guna melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakannya dengan Abul 'Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi. Dajjal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerusakan di bagian sebelah kanannya dan juga membuat kerusakan di bagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua." Kita para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?" Beliau s.a.w. menjawab: "Empat puluh hari, yang sehari -hari pertama- itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi -hari kedua- lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu -hari ketiga- seperti sejum'at -yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini." Kita bertanya lagi: "Ya Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup mengerjakan seperti shalat sehari saja -yakni lima waktu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-masing." Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang. Kita bertanya pula: "Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?" Beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajjal itu datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. Ia menyuruh langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan bergumbul -atau berpunuk- sepanjang -atau sebesar- yang pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang pernah ada -yakni penuh air susu- dan terpanjang pantatnya -sebab semuanya kenyang. Seterusnya datanglah Dajjal itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian kembalilah Dajjal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini -karena ketetapan keimanannya- pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya -seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama sekali dari rumput dan tanaman lain-lain, juga tidak lagi mereka memiliki harta benda sedikitpun. Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing -bekas istana yang rusak-rusak-, kemudian ia berkata: "Keluarkanlah harta-harta simpananmu," tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajjal itu sebagaimana lebah-lebah mengikuti rajanya. Setelah itu Dajjal memanggil seorang pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya -menurut riwayat yang dimaksudkan ialah Al-Hidhr-, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua bagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajjal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa. Dalam keadaan sebagaimana di atas itu, tiba-tiba Allah Ta'ala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. Ia turun di menara -atau rumah tinggi- putih warnanya, yang terletak di sebelah selatan Damsyik, yaitu mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba, dengan meletakkan kedua tapak tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka berjatuhanlah daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada seorang kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya pandangan matanya. Selanjutnya al-Masih mencari Dajjal itu sehingga dapat menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya. Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajjal itu, lalu ia mengusap wajah-wajah mereka -maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang mereka alami selama kekuasaan Dajjal tersebut- dan ia memberitahukan kepada mereka bahwa mereka akan memperoleh derajat yang tinggi dalam syurga. Dalam keadaan yang sedemikian itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s. bahwasanya Aku -Allah- telah mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang tiada kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang dengan mereka itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu -yang menjadi kaum mu'minin- itu ke gunung Thur. Orang-orang yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Ya'juj dan Ma'juj. Mereka itu mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini berkata: "Danau ini tentunya tadi masih ada airnya -dan kini sudah habis." Nabiyullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya dikurung -yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar-, sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seorang diantara mereka itu adalah lebih berharga dari seratus uang dinar emas bagi seorang diantara engkau semua pada hari ini. Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum semuanya merendahkan diri kepada Allah Ta'ala memohonkan agar kesukaran itu segera dilenyapkan. Allah Ta'ala lalu menurunkan ulat atas bangsa Ya'juj dan Ma'juj tadi di leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian seorang manusia. Nabiyullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallahu 'anhum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanahpun di bumi itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat bangsa-bangsa Ya'juj dan Ma'juj tadi. Selanjutnya Nabiyullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Ta'ala sambil memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Ta'ala menurunkan burung sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah. Seterusnya Allah 'Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup daripadanya tempat yang bertanah keras ataupun yang lunak -yakni semuanya pasti terkena siraman hujan itu-, kemudian hujan itu membasuh merata di bumi sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca. Kepada bumi itu lalu dikatakan: "Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu." Maka pada saat itu sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja -karena amat besarnya. Merekapun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi dan dikaruniakanlah keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta yang mengandung air susu sesungguhnya dapat mencukupi segolongan besar dari para manusia, seekor lembu yang mengandung air susu dapat mencukupi sekabilah manusia, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa manusia. Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba Allah Ta'ala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mu'minin itu dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mu'min dan setiap orang muslim. Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang jahat-jahat yang saling bercampur-baur -antara lelaki dan perempuan- sebagaimana bercampur baurnya sekelompok keledai. Maka di atas mereka inilah menjelang tibanya hari kiamat." [Riwayat Muslim] Sabdanya: Khallatan bainas syami wal 'iraqi, artinya jalanan yang terletak antara kedua negeri itu. Sabdanya: 'Aatsa dengan 'ain muhmalah dan tsa' bertitik tiga dan juga Al'aitsu ialah sangatnya kerusakan. Adzdzura, punggung-punggung unta -yakni gumbul/punuk. Alya'asib ialah lebah-lebah lelaki. Jazlataini artinya dua potong dan Algharadh ialah sasaran yang kepadanya dilemparkanlah anak panah, yakni ia melemparkannya sebagai lemparannya anak panah kepada sasaran. Almahrudah dengan dal muhmalah atau mu'jamah, yaitu pakaian yang disumba. Sabdanya: La yadani yaitu tidak mempunyai kedua tangan yakni tidak mempunyai kekuatan atau kekuasaan. Annaghafu ialah ulat. Farsa jamaknya faris yaitu orang yang terbunuh. Azzalaqatu dengan fathahnya zai, lam dan qaf dan ada yang mengatakan Azzulfatu, dengan dhammahnya zai, sukunnya lam dan dengan fa' ialah kaca atau cermin. Al'ishabah yakni jama'ah. Arrislu artinya air susu. Allaqhatu artinya binatang yang mengandung air susu. Alfi-aam dengan kasrahnya fa' dan sesudah itu ada hamzah yaitu segolongan manusia dan Alfakhdzu ialah yang di bawah kabilah dari para manusia. (HR.Riyadhus Shalihin : 1808)
No Hadist 1809

وعن رِبعِيِّ بنِ حِرَاشٍ، قال: انطلقت مع أبي مسعود الأنصاري إلى حُذَيفَةَ بن اليمان - رضي الله عنهم - فقال له أبو مسعود: حَدِّثْنِي ما سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - في الدَّجَّالِ، قال: «إنَّ الدَّجَّالَ يَخْرُجُ، وإنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا، فَأَمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ مَاءً فَنَارٌ تُحْرِقُ، وأمَّا الَّذِي يَرَاهُ النَّاسُ نَارًا، فَمَاءٌ بَارِدٌ عَذْبٌ. فَمَنْ أدْرَكَهُ مِنْكُمْ، فَلْيَقَعْ فِي الَّذي يَراهُ نَارًا، فَإنَّهُ مَاءٌ عَذْبٌ طَيِّبٌ» فقال أبو مسعود: وَأنَا قَدْ سَمِعْتُهُ. متفق عليه.

Dari Rib'iy bin Hirasy, katanya: "Saya berangkat dengan Abu Mas'ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah al-Yaman radhiallahu 'anhum, lalu Abu Mas'ud berkata kepadanya: "Beritahukanlah kepadaku apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. perihal Dajjal." Hudzaifah lalu berkata: "Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan sesungguhnya beserta Dajjal itu ada air dan api. Adapun yang dilihat oleh para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang membakar, sedang apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menemui Dajjal diantara engkau semua, hendaklah masuk dalam benda yang dilihatnya sebagai api, karena sesungguhnya ini adalah air tawar dan nyaman sekali." Setelah itu Abu Mas'ud berkata: "Sayapun benar-benar pernah mendengar yang seperti itu." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1809)
No Hadist 1810

وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما، قال: قال رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «يَخْرُجُ الدَّجَّالُ في أُمَّتِي فَيَمْكُثُ أرْبَعِينَ، لاَ أدْرِي أرْبَعِينَ يَومًا أو أرْبَعِينَ شَهْرًا، أو أرْبَعِينَ عَامًا، فَيَبْعَثُ اللهُ تَعالَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ - صلى الله عليه وسلم - فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ، ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ لَيسَ بَينَ اثْنَينِ عَدَاوةٌ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ - عز وجل - ريحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّامِ، فَلاَ يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيرٍ أو إيمَانٍ إلاَّ قَبَضَتْهُ، حَتَّى لو أنَّ أَحَدَكُمْ دَخَلَ فِي كَبِدِ جَبَلٍ، لَدَخَلَتْهُ عَلَيهِ حَتَّى تَقْبِضَهُ، فَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ في خِفَّةِ الطَّيْرِ، وأحْلامِ السِّبَاعِ، لاَ يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا، ولا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا، فَيَتَمَثَّلُ لَهُمُ الشَّيْطَانُ، فيَقُولُ: ألاَ تَسْتَجِيبُونَ؟ فَيَقُولُونَ: فَمَا تأمُرُنَا؟ فَيَأمُرُهُمْ بِعِبَادَةِ الأوْثَانِ، وَهُمْ في ذلِكَ دَارٌّ رِزْقُهُمْ، حَسَنٌ عَيشُهُمْ، ثُمَّ يُنْفَخُ في الصُّورِ، فَلاَ يَسْمَعُهُ أحَدٌ إلاَّ أصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا، وَأوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَ إبِلِهِ فَيُصْعَقُ ويُصْعَقُ النَّاسُ حولهُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ -أو قالَ: يُنْزِلُ اللهُ - مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أو الظِّلُّ، فَتَنْبُتُ مِنهُ أجْسَادُ النَّاسِ، ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ، ثُمَّ يُقالُ: يا أَيُّهَا النَّاسُ هَلُمَّ إلَى رَبِّكُمْ، وَقِفُوهُمْ إنَّهُمْ مَسْئُولُونَ، ثُمَّ يُقَالُ: أخْرِجُوا بَعْثَ النَّارِ فَيُقَالُ: مِنْ كَمْ؟ فَيُقَالُ: مِنْ كُلِّ ألْفٍ تِسْعَمِئَةٍ وَتِسْعَةً وتِسْعِينَ؛ فَذَلِكَ يَومٌ يَجْعَلُ الوِلْدَانَ شِيبًا، وَذَلِكَ يَومَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ». رواه مسلم. «اللِّيتُ»: صَفْحَةُ العُنُقِ. وَمَعْنَاهُ يَضَعُ صَفْحَةَ عُنُقِهِ وَيَرْفَعُ صَفْحَتَهُ الأُخْرَى.

Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dajjal itu akan keluar kepada umatku kemudian menetap selama empat puluh lamanya, tetapi saya tidak mengerti apakah itu empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah mengutus Isa putera Maryam a.s. lalu ia mencari Dajjal kemudian merusakkannya -yakni membunuhnya. Kemudian para manusia itu menetap selama tujuh tahun di saat itu tidak ada permusuhan sama sekali antara dua orang manusiapun. Selanjutnya Allah 'Azzawajalla mengutus angin yang dingin dari arah Syam (Palestina). Maka tidak ada seorangpun yang menetap di atas permukaan bumi yang dalam hati orang itu ada timbangan seberat semut kecil dari kebaikan atau keimanan, melainkan pasti akan dicabut nyawanya sehingga andaikata salah seorang dari engkau semua ada yang masuk di dalam perut gunung, juga pasti akan dimasuki oleh angin tadi, sampai dapat tercabut nyawanya. Akhirnya yang ketinggalan adalah manusia-manusia yang buruk kelakuannya yang suka cepat-cepat melakukan keburukan dan kezaliman sampai dapat diumpamakan sebagai keringanan burung yang sedang terbang atau angan-angan binatang buas yang hendak memangsa. Orang-orang tersebut tidak mengerti apa-apa yang baik dan tidak mengingkari apa-apa yang buruk -yakni kemungkaran dibiarkan belaka. Seterusnya lalu muncullah syaitan yang menjelma sebagai manusia lalu berkata: "Alangkah baiknya kalau engkau semua suka mengikuti perintahku?" Orang-orang sama berkata: "Apakah yang engkau perintahkan kepada kita?" Kemudian syaitan tersebut mengajak mereka menyembah berhala-berhala. Keadaan para manusia di saat itu adalah sangat luas rezekinya, senang hidupnya. Selanjutnya ditiupkanlah dalam sangkakala, maka tiada seorangpun yang mendengarnya melainkan ia menurunkan lehernya yang sebelah dan mengangkat yang sebelah lainnya. Pertama-tama orang yang mendengarnya itu ialah seorang yang sedang memperbaiki pelur kolam untanya, lalu ia tidak sadarkan diri dan semua manusia di sekitarnyapun tidak sadarkan diri -terus mati. Kemudian Allah mengirimkan atau sabdanya: Menurunkan hujan bagaikan rintik-rintik atau bagaikan bayangan, lalu dari air itu tumbuhlah seluruh tubuh para manusia, terus ditiupkanlah pula sekali lagi sangkakala tersebut tiba-tiba orang-orang itu sama berdiri bangun sambil memperhatikan keadaan di waktu itu, kemudian ada yang mengucapkan: "Hai sekalian manusia, marilah sama mendekat di hadapan Tuhanmu semua," dan kepada semua malaikat diperintahkan: "Hentikan dulu orang-orang itu, sebab sesungguhnya mereka akan ditanya lebih dulu." Kemudian dikatakan pula: "Keluarkan olehmu semua orang-orang itu perlu dikirim ke neraka." Selanjutnya ditanyakan: "Dari berapa?" Lalu dijawab: "Dari setiap seribu -orang- sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang." Sabdanya: "Itulah hari yang dapat membuat anak-anak kecil menjadi beruban dan itulah hari dibukanya betis manusia, karena amat kebingungan sekali." (Riwayat Muslim) Alliitu ialah batang leher, artinya ialah merendahkan lehernya yang sebelah dan mengangkat sebelah yang lainnya. (HR.Riyadhus Shalihin : 1810)