Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 1241

وعنه، قَالَ: قَالَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ». رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan tidak pula meninggalkan berkelakuan dengan dasar dusta, maka tidak ada keperluannya bagi Allah dalam -perihal- ia meninggalkan makan dan minumnya." Maksudnya: Di waktu berpuasa itu hendaknya meninggalkan hal-hal di atas, agar berpahala puasanya tadi. [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 1241)
No Hadist 1242

عن أَبي هريرة - رضي الله عنه - عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ، فَأكَلَ، أَوْ شَرِبَ، فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ، فَإنَّمَا أطْعَمَهُ اللهُ وَسَقَاهُ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Apabila seorang diantara engkau semua lupa -bahwa ia sedang berpuasa-, lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya -yakni hal itu tidak membatalkan puasanya-, karena sesungguhnya Allah itulah yang memberinya makan dan juga minumnya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1242)
No Hadist 1243

وعن لَقِيط بن صَبِرَةَ - رضي الله عنه - قَالَ: قُلْتُ: يَا رسول الله، أخْبِرْني عَنِ الوُضُوءِ؟ قَالَ: «أسْبغِ الوُضُوءَ، وَخَلِّلْ بَيْنَ الأَصَابِعِ، وَبَالِغْ في الاسْتِنْشَاقِ، إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا». رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح».

Dari Laqith bin Shabirah r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, beritahukanlah padaku perihal berwudhu'." Beliau S.a.w. bersabda: "Sempurnakanlah wudhu' itu, sela-selailah dengan air antara jari-jari, persangatkanlah menghirup air dalam hidung, melainkan jikalau engkau dalam keadaan berpuasa." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. (HR.Riyadhus Shalihin : 1243)
No Hadist 1244

وعن عائشة رَضِيَ اللهُ عنها، قالت: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يُدْرِكُهُ الفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أهْلِهِ، ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ. متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. dicapai oleh fajar -yakni didahului oleh menyingsingnya fajar-, sedang beliau s.a.w. dalam keadaan berjanabat karena berkumpul dengan istrinya, lalu beliau s.a.w. mandi dan terus berpuasa." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1244)
No Hadist 1245

وعن عائشة وأم سلمة رضي الله عنهما، قالتا: كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يُصْبحُ جُنُبًا مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ، ثُمَّ يَصُومُ. متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Aisyah dan Ummu Salamah radhiallahu 'anhuma berkata: "Rasulullah s.a.w. berpagi-pagi dalam keadaan berjanabat, bukannya karena bermimpi -maksudnya karena berkumpul dengan istrinya-, kemudian beliau berpuasa." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1245)
No Hadist 1246

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «أفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ: شَهْرُ الله المُحَرَّمُ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ: صَلاَةُ اللَّيْلِ». رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan -yakni Muharram- dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail -yakni shalat sunnah di waktu malam-." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1246)
No Hadist 1247

عن عائشة رَضِيَ اللهُ عنها، قالت: لَمْ يكن النبي - صلى الله عليه وسلم - يَصُومُ مِنْ شَهْرٍ أكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ. وفي رواية: كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلًا. متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Tidak pernah Nabi s.a.w. itu berpuasa dari sesuatu bulan lebih banyak daripada Sya'ban, karena beliau s.a.w. itu berpuasa dalam bulan Sya'ban itu seluruhnya." "Dalam suatu riwayat disebutkan: "Beliau s.a.w. itu berpuasa dalam bulan Sya'ban, melainkan sedikit sekali yang tidak -yakni sebagian besar dalam bulan ini dipuasai-." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1247)
No Hadist 1248

وعن مُجِيبَةَ البَاهِليَّةِ، عن أبيها أَوْ عمها: أنه أتَى رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - ثُمَّ انطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ - وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالُهُ وَهيئَتُهُ - فَقَالَ: يَا رسولَ الله، أمَا تَعْرِفُنِي؟ قَالَ: «وَمَنْ أنْتَ»؟ قَالَ: أَنَا الباهِليُّ الَّذِي جِئْتُك عام الأَوَّلِ. قَالَ: «فَمَا غَيَّرَكَ، وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الهَيْئَةِ!» قَالَ: مَا أكَلْتُ طَعَامًا مُنْذُ فَارقتُكَ إِلاَّ بِلَيْلٍ. فَقَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «عَذَّبْتَ نَفْسَكَ!» ثُمَّ قَالَ: «صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ، وَيَومًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ» قَالَ: زِدْنِي، فَإنَّ بِي قُوَّةً، قَالَ: «صُمْ يَوْمَيْن» قَالَ: زِدْنِي، قَالَ: «صُمْ ثَلاثَةَ أيَّامٍ» قَالَ: زِدْنِي، قَالَ: «صُمْ مِنَ الحُرُم وَاتركْ، صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتركْ، صُمْ مِنَ الحُرُمِ وَاتركْ» وقال بأصابِعه الثَّلاثِ فَضَمَّها، ثُمَّ أرْسَلَهَا. رواه أَبُو داود. وَ «شَهْر الصَّبر»: رَمَضَان .

Dari Mujibah al-Bahiliyah dari ayahnya atau dari pamannya -yakni saudara lelaki dari ayahnya-, bahwasanya ia -ayah atau pamannya itu- mendatangi Rasulullah s.a.w. kemudian pergi lagi. Selanjutnya ia mendatangi Rasulullah s.a.w. lagi sesudah setahun, tetapi hal ihwal serta keadaan tubuhnya telah berubah. Ia lalu berkata: "Ya Rasulullah, apakah Tuan tidak mengenal lagi kepada saya?" Beliau s.a.w. bertanya: "Siapakah engkau?" Ia menjawab: "Saya adalah al-Bahili yang datang pada Tuan tahun yang lalu." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Apakah yang menyebabkan perubahan dirimu, padahal engkau dahulu baik sekali keadaan tubuhmu?" Ia menjawab: "Saya tidak pernah makan sesuatu makanan sejak saya berpisah dengan Tuan dahulu, melainkan di waktu malam. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Kalau begitu, engkau telah menyiksa dirimu sendiri," kemudian beliau s.a.w. melanjutkan sabdanya: "Berpuasalah dalam bulan Shabar -yakni bulan Ramadhan- dan sehari saja dalam setiap bulan lainnya." Ia berkata: "Tambahkanlah itu untuk saya, sebab sesungguhnya saya masih ada kekuatan lebih dari itu." Beliau s.a.w. bersabda: "Berpuasalah dua hari." Ia berkata: "Tambahkanlah!" Beliau s.a.w. bersabda: "Berpuasalah tiga hari." Ia berkata: "Tambahkanlah!" Beliau s.a.w. bersabda: "Berpuasalah pada bulan-bulan mulia -yaitu Rajab, Zulqa'dah, Zulhijjah dan Muharram- dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah." Beliau s.a.w. bersabda demikian dengan menunjukkan tiga buah jari-jarinya lalu mengumpulkannya dan kemudian membukanya -maksudnya tiga hari puasa lalu tiga hari tidak dan demikian seterusnya-. [Riwayat Abu Dawud] Syahrush shabri atau bulan Shabar yakni bulan Ramadhan. (HR.Riyadhus Shalihin : 1248)
No Hadist 1249

وعن ابن عباس رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَا مِنْ أيَّامٍ، العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هذِهِ الأَيَّام» يعني أيام العشر. قالوا: يَا رسولَ اللهِ، وَلاَ الجِهَادُ في سَبيلِ اللهِ؟ قَالَ: «وَلاَ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيءٍ». رواه البخاري.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan shalih pada hari-hari itu yang lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini," yakni hari-hari sepuluh -yang pertama dari Zulhijjah-. Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, apakah juga tidak lebih dicintai oleh Allah guna mengerjakan jihad fisabilillah?" maksudnya: Untuk mengerjakan jihad, apakah tidak lebih dicintai oleh Allah kalau dilakukan dalam hari-hari selain hari-hari pertama dari bulan Zulhijjah itu. Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak lebih dicintai oleh Allah pada hari-hari selain hari-hari sepuluh itu untuk berjihad fisabilillah, kecuali seorang yang keluar dengan dirinya dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan membawa sesuatu apapun dari yang tersebut -yakni setelah berjihad lalu mati syahid-. ([Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 1249)
No Hadist 1250

وعن أَبي قتادة - رضي الله عنه - قَالَ: سُئِلَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - عن صَومِ يَوْمِ عَرَفَةَ، قَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ وَالبَاقِيَةَ». رواه مسلم.

Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya perihal berpuasa pada hari Arafah -yaitu tanggal 9 Zulhijjah-. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Puasa pada hari itu dapat menutupi dosa pada tahun yang lampau serta tahun yang akan datang." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1250)