Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 1871

وعنه - رضي الله عنه - قال: قال رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا، لَذَهَبَ اللهُ تَعَالَى بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَومٍ يُذْنِبُونَ، فَيَسْتَغْفِرُونَ اللهَ تَعَالَى، فَيَغْفِرُ لَهُمْ». رواه مسلم

Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, jikalau engkau semua tidak melakukan apa-apa yang berdosa sesungguhnya Allah Ta'ala melenyapkan engkau semua dan sesungguhnya akan mendatangkan lagi sesuatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka itu beristighfar kepada Allah, kemudian Allah memberikan pengampunan kepada mereka itu." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1871)
No Hadist 1872

وعن ابن عمر رَضِي الله عنهما، قال: كُنَّا نَعُدُّ لرسولِ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - في المَجْلِسِ الواحِدِ مئَةَ مَرَّةٍ: «رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ». رواه أبو داود والترمذي، وقال: «حديث حسن صحيح غريب».

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Kita semua pernah menghitung Rasulullah s.a.w. dalam sekali majelis mengucapkan istighfar sebanyak seratus kali, yaitu: Rabbighfir li wa tub 'alayya, innaka antat tawwabur rahim." Artinya: Ya Tuhan, ampunilah saya serta terimalah taubat saya, sesungguhnya Engkau adalah Maha Penerima taubat lagi Penyayang. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih. (HR.Riyadhus Shalihin : 1872)
No Hadist 1873

وعن ابن عباس رضي الله عنهما، قال: قال رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ لَزِمَ الاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقهُ مِنْ حَيثُ لاَ يَحْتَسِبُ». رواه أبو داود

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang tetap secara langsung beristighfar kepada Allah, maka Allah menjadikan untuknya suatu jalan keluar dari setiap kesempitan -atau kesukaran- yang ditemuinya, juga diberi kelapangan dari setiap kesusahan yang dirasakannya, serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak pernah dikira-kira olehnya." [Riwayat Abu Dawud] (HR.Riyadhus Shalihin : 1873)
No Hadist 1874

وعن ابن مسعود - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ قَالَ: أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إلَهَ إلاَّ هُوَ الحَيَّ القَيُّومَ وَأَتُوبُ إلَيهِ، غُفِرَتْ ذُنُوبُهُ، وإِنْ كانَ قَدْ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ». رواه أبو داود والترمذي والحاكم، وقال: «حديث صحيح على شرط البخاري ومسلم».

Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan: Astaghfirullahal-ladzi lailaha illa huwal hayyal qayyuma wa atubu ilaih -artinya: Saya beristighfar kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dan saya bertaubat kepadaNya-, maka diampunkanlah semua dosanya sekalipun ia benar-benar pernah melarikan diri dari barisan yang sedang berperang." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim dan Hakim berkata bahwa ini adalah hadis menurut syarat Imam-imam Bukhari dan Muslim. (HR.Riyadhus Shalihin : 1874)
No Hadist 1875

وعن شَدَّادِ بْنِ أَوسٍ - رضي الله عنه - عن النبيّ - صلى الله عليه وسلم - قال: «سَيِّدُ الاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ العَبْدُ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لاَ إلهَ إلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وأَبُوءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ. مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِي، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ، وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ، فَهُوَ مِنْ أهْلِ الجَنَّةِ». رواه البخاري. «أبوءُ» بباءٍ مَضمومةٍ ثم واوٍ وهمزة ممدودة ومعناه: أقِرُّ وَأعْتَرِفُ

Dari Syaddad bin Aus r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Penghulu semua bacaan istighfar -rajanya istighfar- itu ialah apabila seorang hamba mengucapkan -yang artinya-: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Saya menetapi perjanjian dan ketentuan yang saya ikrarkan kepadaMu -yakni berupa kebaktian, keimanan dan keikhlasan-, sedapat yang saya lakukan. Saya mohon perlindungan kepadaMu daripada keburukannya apa yang saya lakukan. Saya mengakui akan kenikmatan yang Engkau limpahkan pada diriku dan saya mengakui pula akan dosaku. Maka dari itu, berilah pengampunan padaku, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni semua dosa kecuali Engkau sendiri". Barangsiapa yang mengucapkan istighfar di atas itu pada waktu siang dengan penuh kepercayaan akan isi kandungannya, kemudian meninggal dunia pada harinya itu sebelum sore harinya, maka ia adalah termasuk golongan ahli syurga. Selanjutnya barangsiapa yang mengucapkannya di waktu malam dan ia mempunyai kepercayaan penuh akan isi kandungannya, lalu meninggal dunia sebelum pagi harinya, maka ia adalah termasuk golongan ahli syurga." [Riwayat Bukhari] Abu-u dengan ba' yang didhammahkan, kemudian waw dan hamzah mamdudah, artinya ialah mengikrarkan serta mengakui. (HR.Riyadhus Shalihin : 1875)
No Hadist 1876

وعن ثوبان - رضي الله عنه - قال: كانَ رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - إذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ، اسْتَغْفَرَ اللهَ ثَلاَثًا وَقَالَ: «اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الجَلاَلِ وَالإكْرَامِ». قيلَ لِلأوْزَاعِيِّ - وَهُوَ أَحَدُ رُوَاتِهِ: كَيفَ الاسْتِغْفَارُ؟ قال: يقُولُ: أسْتَغْفِرُ اللهَ، أسْتَغْفِرُ اللهَ. رواه مسلم.

Dari Tsauban r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari shalatnya lalu beristighfar kepada Allah tiga kali dan selanjutnya mengucapkan -yang artinya-: "Ya Allah, Engkau adalah Maha Menyelamatkan, daripadaMulah datangnya keselamatan. Maha Suci Engkau, wahai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan." Kepada al-Auza'i yaitu salah seorang yang meriwayatkan hadis ini, ditanyakan: "Bagaimanakah ucapan istighfar itu?" Ia menjawab: "Yaitu mengucapkan astaghfirullah, astaghfirullah. [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1876)
No Hadist 1877

وعن عائشة رضي اللهُ عنها، قالت: كان رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ قَبْلَ مَوْتِهِ: «سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، أَسْتَغفِرُ اللهَ، وَأَتوبُ إلَيْهِ» متفق عليه.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu memperbanyak ucapannya sebelum wafatnya, yaitu -yang artinya-: "Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya. Saya beristighfar kepada Allah serta bertaubat kepadaNya". [Muttafaq ‘alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1877)
No Hadist 1878

وعن أنس - رضي الله عنه - قال: سمعتُ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقولُ: «قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ، لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ، ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي، غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِي، يا ابْنَ آدَمَ، إنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيتَنِي لا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا، لأَتَيْتُكَ بِقُرابِهَا مَغْفِرَةً». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن». «عَنَانَ السَّمَاءِ» بفتح العين: قِيلَ هُوَ السَّحَابُ، وَقِيلَ: هُوَ مَا عَنَّ لَكَ مِنْهَا، أيْ ظَهَرَ. «وَقُرَابُ الأرْضِ» بضم القاف، ورُوي بكسرِها، والضم أشهر. وَهُوَ ما يُقَارِبُ مِلأَها.

Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman -dalam hadis qudsi-: "Hai anak Adam -yakni manusia-, sesungguhnya engkau itu, selama masih suka berdoa dan berharap kepadaKu, pastilah Aku mengampuni engkau semua atas dosa apa saja yang ada pada dirimu dan Aku tidak memperdulikan banyaknya. Hai anak Adam, jikalau dosa-dosamu itu sampai mencapai mega di langit, kemudian engkau beristighfar kepadaKu pastilah Aku mengampuni engkau dan Aku tidak memperdulikan banyaknya. Hai anak Adam, sesungguhnya engkau itu, jikalau datang kepadaKu dengan membawa berbagai kesalahan hampir sepenuh isi bumi, kemudian engkau menemui Aku, asalkan engkau tidak menyekutukan sesuatu dengan Aku, sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dengan pengampunan hampir sepenuh isi bumi itu pula." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan. 'Ananus sama' dengan fathahnya 'ain, ada yang mengatakan artinya itu ialah mega atau awan, juga ada yang mengatakan, artinya ialah apa-apa yang tampak padamu dari mega itu. Qurabul ardhi dengan dhammahnya qaf, ada yang meriwayatkan dengan kasrahnya qaf, tetapi dengan dhammah adalah lebih terkenal, artinya ialah apa-apa yang hampir memenuhi bumi. (HR.Riyadhus Shalihin : 1878)
No Hadist 1879

وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قال: «يا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ، وأكْثِرْنَ مِنَ الاسْتِغْفَارِ؛ فَإنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ» قالت امرأةٌ مِنْهُنَّ: مَا لَنَا أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: «تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ ، وَتَكْفُرْنَ العَشِيرَ ، مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أغْلَبَ لِذِي لُبٍّ مِنْكُنَّ» قالت: ما نُقْصَانُ العَقْلِ وَالدِّينِ؟ قال: «شَهَادَةُ امْرَأتَيْنِ بِشَهَادَةِ رَجُلٍ، وَتَمْكُثُ الأَيَّامَ لاَ تُصَلِّي». رواه مسلم.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Hai semua golongan kaum wanita, bersedekahlah engkau semua dan perbanyakkanlah beristighfar, sebab sesungguhnya saya melihat bahwa engkau semua itu adalah sebanyak-banyaknya ahli neraka." Kemudian ada seorang wanita dari yang hadir di waktu itu berkata: "Mengapa kita kaum wanita merupakan jumlah terbanyak dari para ahli neraka?" Beliau s.a.w. menjawab: "Engkau semua itu suka memperbanyakkan melaknat serta menutupi kebaikan suami. Saya tidak melihat orang-orang yang kurang akal dan agamanya di kalangan makhluk yang berakal yang lebih ghalib -yakni lebih banyak- daripada engkau semua itu." Wanita tadi berkata lagi: "Apakah kekurangan akal dan agama kita?" Beliau s.a.w. menjawab: "Persaksian dua orang perempuan adalah sama nilainya dengan persaksian seorang lelaki -inilah satu tanda kekurangan akalnya- dan pula wanita itu diam berhari-hari tanpa melakukan shalat -sebab terkena haidh, nifas dan sebagainya dan inilah tanda kekurangan agamanya-." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1879)
No Hadist 1880

وعن جابر - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «يَأكُلُ أَهْلُ الجَنَّةِ فِيهَا، وَيَشْرَبُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ، وَلاَ يَمْتَخِطُونَ، وَلاَ يَبُولُونَ، وَلكِنْ طَعَامُهُمْ ذَلِكَ جُشَاءٌ كَرَشْحِ المِسْكِ، يُلْهَمُونَ التَّسْبِيحَ وَالتَّكْبِيرَ، كَمَا يُلْهَمُونَ النَّفَسَ». رواه مسلم.

Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dalam syurga itu para ahli syurga sama makan dan minum, tetapi mereka itu tidak membuang air besar, tidak beringus dan tidak pula membuang air kecil, tetapi makanan yang sedemikian itu dapat pula keluar sendawa dan sebagaimana keringat yang keluar dari tubuhnya itu adalah berbau minyak kasturi. Mereka diilhami untuk terus bertasbih serta bertakbir -kepada Allah- sebagaimana juga dikaruniainya pernafasan tanpa kesukaran dalam kesemuanya itu." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1880)