Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 641

وعن ابن مسعود - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «ألاَ أخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّار؟ أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّار؟ تَحْرُمُ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ، هَيّنٍ، لَيِّنٍ، سَهْلٍ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن».

Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua saya beritahu tentang siapakah orang yang diharapkan masuk neraka atau kepada siapakah neraka itu diharamkan memakannya? Neraka itu diharamkan untuk orang yang dekat pada orang banyak -yakni baik dalam bergaul-, lemah lembut, berhati tenang -tidak gegabah dalam menghadapi sesuatu- serta bersikap mudah -yakni gampang dimintai pertolongan-." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. (HR.Riyadhus Shalihin : 641)
No Hadist 642

وعن عائشة رضي الله عنها: أنها قالت للنبي - صلى الله عليه وسلم: هَلْ أتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أشَدَّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ؟ قَالَ: «لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ، وَكَانَ أشَدُّ مَا لَقيتُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ، إذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ يَالِيْلَ بْنِ عَبْدِ كُلاَلٍ، فَلَمْ يُجِبْني إِلَى مَا أرَدْتُ، فَانْطَلَقْتُ وَأنا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي، فَلَمْ أسْتَفِقْ إِلاَّ وأنَا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ ، فَرَفَعْتُ رَأْسِي، وَإِذَا أنَا بِسَحَابَةٍ قَدْ أظَلَّتْنِي، فَنَظَرْتُ فَإذَا فِيهَا جِبريلُ - عليه السلام - فَنَادَاني، فَقَالَ: إنَّ الله تَعَالَى قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ، وَمَا رَدُّوا عَلَيْكَ، وَقَد بَعَثَ إلَيْكَ مَلَكَ الجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ بمَا شِئْتَ فِيهِمْ. فَنَادَانِي مَلَكُ الجِبَالِ، فَسَلَّمَ عَلَيَّ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ إنَّ اللهَ قَدْ سَمِع قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ، وَأنا مَلَكُ الجِبال، وَقَدْ بَعَثَنِي رَبِّي إلَيْكَ لِتَأْمُرَنِي بِأَمْرِكَ، فَمَا شِئْتَ، إنْ شئْتَ أطْبَقْتُ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْنِ». فَقَالَ النبي - صلى الله عليه وسلم: «بَلْ أرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا». متفقٌ عَلَيْهِ. «الأخْشَبَان»: الجَبَلان المُحيطان بمكَّة. وَالأخشبُ: هُوَ الجبل الغليظ.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, bahwasanya ia berkata kepada Nabi s.a.w.: "Adakah pernah datang pada Tuan suatu hari yang lebih sukar penderitaannya daripada hari peperangan Uhud?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, saya benar-benar pernah menemui peristiwa gawat itu dari kaummu. Sesuatu yang saya hadapi yang terberat penderitaannya dari mereka itu ialah pada hari 'Aqabah. Pada suatu ketika saya menawarkan diriku kepada Ibnu Abdi Jalil bin Aban Kulal -salah seorang terkemuka di daerah Thaif- dan kedatangan Nabi s.a.w. ke situ adalah untuk meminta bantuan. Tetapi ia tidak mengabulkan apa-apa yang saya kehendaki. Selanjutnya sayapun berangkatlah -kembali- dan saya dalam keadaan duka cita, tampak di wajahku. Saya tidak sadar dari keadaan sedemikian itu melainkan setelah saya berada di Qarnuts Tsa'alib -nama suatu tempat-. Kemudian saya mengangkat kepalaku, tiba-tiba tampaklah suatu awan yang menaungi diriku. Saya melihat ke atas dan sekonyong-konyong disitu ada Jibril Alaihis-salam. Ia mengundang saya, lalu berkata: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mendengar perihal pembicaraan kaum Tuan kepada Tuan dan bagaimana cara penolakan mereka atas permintaan Tuan itu. Allah kini mengutus untuk Tuan malaikat penjaga gunung-gunung supaya Tuan dapat menyuruhnya tentang apa saja yang Tuan inginkan." Seterusnya malaikat penjaga gunung-gunung itu mengundang saya, lalu memberi salam terus berkata: "Hai Muhammad, sesungguhnya Allah telah mendengar apa yang dikatakan oleh kaum Tuan kepada Tuan dan saya adalah malaikat penjaga gunung-gunung. Tuhanku mengutus saya untuk Tuan agar Tuan menyuruh saya dengan mematuhi perintah Tuan. Maka apakah kiranya Tuan suka, sekiranya Tuan menginginkan, jikalau umpamanya saya tutupkan saja atas kaum Tuan itu dua buah gunung ini?" Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Bahkan saya mengharapkan agar Allah mengeluarkan dari tulang rusuk kaumku itu orang yang suka menyembah kepada Allah yang Maha Esa serta tidak menyekutukan sesuatu denganNya." Jadi tawaran malaikat penjaga gunung itu tidak diterima, bahkan mendoakan semoga diantara keturunan kaumnya itu ada yang menjadi orang mu'min dan muslim. [Muttafaq 'alaih]Al-akhsyaban ialah dua gunung yang mengelilingi kota Makkah, sedang al-akhsyab artinya ialah gunung besar. (HR.Riyadhus Shalihin : 642)
No Hadist 643

وعنها، قالت: مَا ضَرَبَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ، وَلاَ امْرَأةً وَلاَ خَادِمًا، إِلاَّ أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبيلِ اللهِ، وَمَا نِيلَ مِنْهُ شَيْءٌ قَطُّ فَيَنْتَقِمَ مِنْ صَاحِبِهِ، إِلاَّ أن يُنْتَهَكَ شَيْءٌ مِنْ مَحَارِمِ اللهِ تَعَالَى، فَيَنْتَقِمُ للهِ تَعَالَى. رواه مسلم.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu sama sekali tidak pernah memukul dengan tangannya, baik terhadap seorang wanita ataupun pelayan, melainkan di waktu beliau s.a.w. sedang berjihad fisabilillah -yakni di medan pertempuran melawan kaum kafir-. Tidak pernah pula beliau s.a.w. itu terkena sesuatu yang menyakiti, lalu memberikan pembalasan kepada orang yang berbuat terhadap beliau itu, kecuali jikalau ada sesuatu dari larangan-larangan Allah dilanggar, maka beliau memberikan pembalasan karena mengharapkan keridhaan Allah Ta'ala." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 643)
No Hadist 644

وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: كُنْتُ أمشي مَعَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانيٌّ غَلِيظُ الحَاشِيَةِ، فأدْرَكَهُ أعْرَابِيٌّ فَجَبذَهُ بِرِدَائِهِ جَبْذَةً شَديدةً، فَنَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - وَقَدْ أثَّرَتْ بِهَا حَاشِيَةُ الرِّدَاءِ مِنْ شِدَّةِ جَبْذَتِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، مُر لِي مِنْ مَالِ اللهِ الَّذِي عِنْدَكَ. فَالتَفَتَ إِلَيْهِ، فَضَحِكَ ثُمَّ أَمَرَ لَهُ بِعَطَاءٍ. متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Anas r.a., katanya: "Saya berjalan bersama Rasulullah s.a.w. dan beliau mengenakan baju buatan negeri Najran yang kasar tepinya, kemudian beliau disusul oleh seorang A'rab -penduduk negeri Arab bagian pedalaman-, lalu ditariklah selendang beliau itu dengan tarikan yang keras sekali. Saya -Anas- melihat pada tepi leher Nabi s.a.w. dan amat membekas sekali tepi pakaian tadi karena amat sangat ditariknya. Selanjutnya orang A'rab itu berkata: "Ya Muhammad, perintahkanlah untuk memberikan padaku sesuatu dari harta Allah yang ada di sisi Tuan." Nabi s.a.w. lalu menoleh pada orang itu terus ketawa dan selanjutnya menyuruh supaya orang tadi diberi sesuatu pemberian sedekah." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 644)
No Hadist 645

وعن ابن مسعود - رضي الله عنه - قَالَ: كأني أنظر إِلَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يَحْكِي نَبِيًّا مِنَ الأنبياءِ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلامُه عَلَيْهِمْ، ضَرَبَهُ قَوْمُهُ فَأدْمَوْهُ، وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ، ويقول: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي؛ فَإنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Seolah-olah -sekarang- saya masih dapat melihat kepada Rasulullah s.a.w. ketika beliau menceritakan seorang Nabi dari para Nabi-nabi shalawatullah wasalamuhu'alaihim, yaitu ketika Nabi tadi dipukul oleh kaumnya, sehingga mereka menyebabkan keluar darahnya dan Nabi itu mengusap darah tersebut dari wajahnya sambil berdoa: "Ya Allah, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka itu tidak mengerti." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 645)
No Hadist 646

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لَيْسَ الشَّديدُ بِالصُّرَعَةِ، إنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bukannya orang yang keras -tangguh yang terpuji menurut syara'- itu orang yang menang dalam perkelahian, tetapi yang dinamakan orang keras -tangguh- ialah orang yang dapat menguasai dirinya di waktu marah." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 646)
No Hadist 647

وعن أَبي هريرة رضي الله تَعَالَى عنه: أنَّ رَجُلًا، قَالَ: يَا رسول الله، إنّ لي قَرَابةً أصِلُهم وَيَقْطَعُونِي، وَأُحْسِنُ إلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إلَيَّ، وَأحْلُمُ عَنهم وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ! فَقَالَ: «لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ، فَكأنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ، وَلاَ يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ تَعَالَى ظَهيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ». رواه مسلم. وقد سَبَقَ شَرْحُهُ في بَابِ صلة الأرحام.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya itu mempunyai beberapa orang kerabat, mereka saya hubungi -yakni dipereratkan ikatan kekeluargaannya-, tetapi mereka memutuskannya, saya berbuat baik kepada mereka itu, tetapi mereka berbuat buruk pada saya, saya bersikap sabar kepada mereka itu, tetapi mereka menganggap bodoh mengenai sikap saya itu." Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Jikalau benar sebagaimana yang engkau katakan itu, maka seolah-olah mereka itu engkau beri makanan abu panas -yakni mereka mendapat dosa yang besar sekali-. Dan engkau senantiasa disertai penolong dari Allah dalam menghadapi mereka itu selama engkau benar dalam keadaan sedemikian itu." [Riwayat Muslim]Syarah hadis ini sudah terdahulu dalam bab "Mempereratkan ikatan kekeluargaan" -lihat hadis no.318-. (HR.Riyadhus Shalihin : 647)
No Hadist 648

وعن أَبي مسعود عقبة بن عمرو البدري - رضي الله عنه - قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالَ: إنِّي لأَتَأخَّرُ عَن صَلاةِ الصُّبْحِ مِنْ أَجْلِ فلانٍ مِمَّا يُطِيلُ بِنَا! فَمَا رَأيْتُ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - غَضِبَ في مَوْعِظَةٍ قَطُّ أشَدَّ مِمَّا غَضِبَ يَوْمَئذٍ؛ فَقَالَ: «يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إنَّ مِنْكُمْ مُنَفِّرِينَ، فَأيُّكُمْ أَمَّ النَّاسَ فَلْيُوجِزْ؛ فَإنَّ مِنْ وَرَائِهِ الكَبِيرَ وَالصَّغِيرَ وَذَا الحَاجَةِ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Mas'ud yaitu 'Uqbah bin 'Amr al-Badri r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w., lalu berkata: "Sesungguhnya saya pasti membelakangkan diri dari shalat subuh -yakni tidak ikut berjama'ah- karena si Fulan itu, karena ia memanjangkan bacaan suratnya untuk kita." Maka saya -Abu Mas'ud- sama sekali tidak pernah melihat Nabi s.a.w. marah dalam nasihatnya lebih daripada marahnya pada hari itu. Beliau s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya diantara engkau semua ada orang-orang yang menyebabkan larinya orang lain. Maka siapa saja diantara engkau semua yang menjadi imam orang banyak -dalam bershalat- hendaklah ia menyingkatkan bacaannya, sebab sesungguhnya di belakangnya itu ada orang yang sudah tua, anak kecil dan ada pula orang yang segera hendak mengurus keperluannya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 648)
No Hadist 649

وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: قَدِمَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - مِنْ سَفرٍ، وَقَدْ سَتَرْتُ سَهْوَةً لِي بِقِرَامٍ فِيهِ تَمَاثيلُ، فَلَمَّا رَآهُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - هتكَهُ وَتَلَوَّنَ وَجهُهُ، وقال: «يَا عائِشَةُ، أشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللهِ يَوْمَ القيَامَةِ الَّذِينَ يُضَاهُونَ بخَلْقِ اللهِ!». متفقٌ عَلَيْهِ. «السَّهْوَةُ»: كَالصُّفَّةِ تَكُونُ بَيْنَ يدي البيت. وَ «القِرام» بكسر القاف: سِتر رقيق، وَ «هَتَكَه»: أفْسَدَ الصُّورَةَ الَّتي فِيهِ.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. datang dari berpergian dan saya telah memberikan tutup dalam rumahku -gorden- dengan tabir yang tipis sekali, di situ ada beberapa gambar boneka. Setelah Rasulullah s.a.w. melihatnya lalu dirusaknya dan berubahlah warna wajahnya serta bersabda: "Hai Aisyah, sesangat-sangatnya manusia dalam hal siksanya di sisi Allah pada hari kiamat ialah orang-orang yang menyamai dengan apa-apa yang diciptakan oleh Allah." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 649)
No Hadist 650

وعنها: أن قرَيشًا أهَمَّهُمْ شَأنُ المَرأَةِ المخزومِيَّةِ الَّتي سَرَقَتْ، فقالوا: مَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رسول الله - صلى الله عليه وسلم؟ فقالوا: مَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلاَّ أُسَامَةُ بنُ زَيْدٍ حِبُّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم؟ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ، فَقَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «أَتَشْفَعُ في حَدٍّ مِنْ حُدُودِ الله تَعَالَى؟!» ثُمَّ قامَ فَاخْتَطَبَ، ثُمَّ قَالَ: «إنَّمَا أَهْلَك مَنْ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ، وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الضَّعِيفُ أقامُوا عَلَيْهِ الحَدَّ، وَايْمُ الله، لَوْ أَنَّ فَاطمَةَ بِنْتَ مُحمّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعتُ يَدَهَا». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula bahwasanya orang-orang Quraisy disedihkan oleh peristiwa seorang wanita dari golongan Makhzum yang mencuri -dan wajib dipotong tangannya-. Mereka berkata: "Siapakah yang berani memperbincangkan soal wanita ini dengan Rasulullah s.a.w.?" Kemudian mereka berkata pula: "Tidak ada rasanya seorang pun yang berani mengajukan perkara ini -maksudnya untuk meminta supaya dimaafkan dan hukuman potong tangan diurungkan- melainkan Usamah bin Zaid, yaitu kecintaan Rasulullah s.a.w. Usamah lalu membicarakan hal tersebut pada beliau s.a.w., kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Adakah engkau hendak meminta tolong dihapuskannya sesuatu had -hukuman- dari had-had yang ditentukan oleh Allah Ta'ala?" Seterusnya beliau berdiri dan berkhutbah: "Sesungguhnya yang menyebabkan rusak akhlaknya orang-orang yang sebelummu semua itu ialah karena mereka itu apabila yang mencuri termasuk golongan yang mulia di kalangan mereka, orang tersebut mereka biarkan saja -yakni tidak diterapi hukuman apa-apa-, sedang apabila yang mencuri itu orang yang lemah -orang miskin dan tidak berkuasa-, maka mereka laksanakanlah hadnya. Demi Allah yang mengaruniakan keberkahan, andaikata Fathimah puteri Muhammad itu mencuri pastilah saya potong pula tangannya." -yakni sekalipun anaknya sendiri juga harus diterapi hukuman sebagaimana orang lain-. [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 650)