Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 1771

وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رَسُولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «اتَّقُوا اللاَّعِنَيْنِ» قالوا: وَمَا اللاَّعِنَانِ؟ قَالَ: «الَّذِي يَتَخَلَّى في طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ في ظِلِّهِمْ». رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Takutlah engkau semua pada dua perkara yang dilaknat -yakni menyebabkan orang yang melakukannya itu dilaknat oleh orang banyak-. Para sahabat berkata: "Apakah dua perkara yang dilaknat itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu yang menyendiri -maksudnya buang air besar atau kecil- di jalanan orang-orang -di jalanan umum yang biasa dilalui oleh orang-orang- atau di tempat mereka berteduh." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1771)
No Hadist 1772

عن جابر - رضي الله عنه: أنَّ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - نَهَى أَنْ يُبَالَ في المَاءِ الرَّاكِدِ. رواه مسلم.

Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. melarang kalau air yang berhenti -yakni yang tidak mengalir- itu dikencingi. [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1772)
No Hadist 1773

عن النعمان بن بشير رضي الله عنهما: أنَّ أباه أتَى بِهِ رسُولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - فقال: إنِّي نَحَلْتُ ابْنِي هَذَا غُلامًا كَانَ لِي، فقال رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «أكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَهُ مِثْلَ هَذَا؟» فقال: لا، فقالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «فَأرْجِعهُ». وفي روايةٍ: فقال رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «أَفَعَلْتَ هذَا بِوَلَدِكَ كُلِّهِمْ؟» قال: لا، قال: «اتَّقُوا اللهَ واعْدِلُوا فِي أوْلادِكُمْ» فَرَجَعَ أبي، فَرَدَّ تِلْكَ الصَّدَقَةَ. وفي روايةٍ: فقال رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «يَا بَشيرُ ألَكَ وَلَدٌ سِوَى هَذَا؟» فقالَ: نَعَمْ، قال: «أكُلَّهُمْ وَهَبْتَ لَهُ مِثْلَ هذَا؟» قال: لا، قال: «فَلاَ تُشْهِدْنِي إذًا فَإنِّي لاَ أشْهَدُ عَلَى جَوْرٍ». وفي روايةٍ: «لاَ تُشْهِدْنِي عَلَى جَوْرٍ». وفي رواية: «أشْهِدْ عَلَى هذَا غَيْرِي!» ثُمَّ قال: «أيَسُرُّكَ أَنْ يَكُونُوا إلَيْكَ في البِرِّ سَواءً؟» قال: بَلَى، قال: «فَلا إذًا». متفق عليه.

Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma bahwasanya ayahnya datang kepada Rasulullah s.a.w. dengan membawanya juga -yakni membawa an-Nu'man-, lalu ayahnya itu berkata: 'Sesungguhnya saya memberikan seorang bujang -hamba sahaya- kepada anakku ini. Hamba sahaya itu adalah milik saya." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Adakah semua anakmu itu juga engkau beri semacam yang engkau berikan pada anak ini?" Ayahnya menjawab: "Tidak." Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda lagi: "Kalau begitu tariklah kembali -pemberian itu-." Dalam riwayat lain disebutkan: Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Adakah engkau berbuat sedemikian ini dengan semua anakmu?" Ayah menjawab: "Tidak." Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah dan bersikap adillah dalam urusan anak-anakmu!" Ayah saya kembali lalu menarik lagi sedekah itu. Dalam riwayat lain lagi disebutkan: Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Adakah semua anakmu itu engkau beri hibah seperti anak ini?" Ayahnya berkata: "Tidak." Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Kalau begitu, janganlah engkau mempersaksikan kepada saya -yakni jangan menggunakan saya sebagai saksi-, sebab sesungguhnya saya tidak akan suka menyaksikan atas dasar kecurangan." Dalam riwayat lain pula disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau menggunakan saya sebagai saksi atas sesuatu kecurangan." Dalam riwayat lain lagi disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Persaksikan sajalah kepada orang selain saya," kemudian beliau s.a.w. bersabda pula: "Adakah engkau merasa senang jikalau kebaktian anak-anakmu kepadamu itu sama keadaannya?" Ayah menjawab: "Ya." Beliau s.a.w. lalu bersabda lagi: "Kalau begitu, jangan diteruskan -yakni memberi seorang anak tanpa memberi kepada anak-anak yang lain-." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1773)
No Hadist 1774

عن زينب بنتِ أبي سلمة رضي الله عنهما، قالت: دَخَلْتُ عَلَى أُمِّ حَبِيبَةَ رضيَ اللهُ عنها، زَوجِ النَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم - حِينَ تُوُفِّيَ أبُوهَا أبُو سُفْيَانَ بن حرب - رضي الله عنه - فَدَعَتْ بِطِيبٍ فِيهِ صُفْرَةُ خَلُوقٍ أوْ غَيرِهِ، فَدَهَنَتْ مِنهُ جَارِيَةً، ثُمَّ مَسَّتْ بِعَارِضَيْهَا، ثُمَّ قَالَتْ: واللهِ مَا لِي بِالطِّيبِ مِنْ حَاجَةٍ، غَيْرَ أنِّي سَمِعْتُ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقُولُ عَلَى المِنْبَرِ: «لا يَحِلُّ لامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُحِدَّ على مَيِّتٍ فَوقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ، إلاَّ علَى زَوْجٍ أرْبَعَةَ أشْهُرٍ وَعَشْرًا». قالَتْ زَيْنَبُ: ثُمَّ دَخَلْتُ عَلَى زَيْنَبَ بنْتِ جَحْشٍ رضي اللهُ عنها حينَ تُوُفِّيَ أَخُوهَا، فَدَعَتْ بِطِيبٍ فَمَسَّتْ مِنْهُ ثُمَّ قَالَتْ: أمَا وَاللهِ مَا لِي بِالطِّيبِ مِنْ حَاجَةٍ، غَيرَ أنِّي سَمِعْتُ رسُولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقُولُ عَلَى المِنْبَرِ: «لا يَحِلُّ لامْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُحِدَّ على مَيِّتٍ فَوقَ ثَلاَثٍ، إلاَّ علَى زَوْجٍ أرْبَعَةَ أشْهُرٍ وَعَشْرًا». متفق عليه (2)

Dari Zainab binti Abu Salamah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya masuk ke tempatnya Ummu Habibah, yaitu istrinya Nabi s.a.w. ketika ayahnya yaitu Abu Sufyan bin Harb meninggal dunia. Ummu Habibah meminta harum-haruman -seperti minyak wangi dan sebagainya- yang berwarna kuning karena keaslian kejadiannya atau kuning karena lainnya -dengan dicampuri bahan penguning dalam membuatnya-. Ia meminyaki seorang jariyah -gadis- lalu mengenakannya pada pipinya sendiri, kemudian ia berkata: "Demi Allah, saya sebenarnya tidak memerlukan pada harum-haruman ini, hanya saja saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda di atas mimbar: "Tidak halallah bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir itu kalau ia berkabung -dengan meninggalkan berhias dan sebagainya- karena meninggalnya seorang mayit lebih dari tiga hari, kecuali kalau yang meninggal dunia itu ialah suaminya, maka berkabungnya itu adalah selama empat bulan sepuluh hari." Zainab -yang meriwayatkan hadis ini- berkata lagi: "Selanjutnya saya pernah masuk ke tempat Zainab binti Jahsy radhiallahu 'anha ketika saudaranya yang lelaki meninggal dunia. Ia meminta harum-haruman lalu mengenakan sekedarnya dari harum-haruman itu, kemudian ia berkata: "Sebenarnya, demi Allah saya tidak memerlukan menggunakan harum-haruman ini, hanya saja saya pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda di atas mimbar: "Tidak halallah bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir, kalau ia berkabung -dengan meninggalkan berhias dan sebagainya- karena meninggalnya seorang mayit, lebih dari tiga hari, kecuali kalau yang meninggal dunia itu adalah suaminya, maka berkabungnya itu adalah selama empat bulan sepuluh hari." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1774)
No Hadist 1775

عن أنس - رضي الله عنه - قالَ: نهَى رسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - أَنْ يَبيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ وإنْ كانَ أخَاهُ لأَبِيهِ وَأُمِّهِ. متفق عليه.

Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. melarang kalau seseorang di kota itu menjualkan untuk seseorang di desa, sekalipun ia adalah saudaranya seayah dan seibu." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1775)
No Hadist 1776

وعن ابن عمر رضي الله عنهما، قال: قالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «لاَ تَتَلَقَّوُا السِّلَعَ حَتَّى يُهْبَطَ بِهَا إلَى الأَسْوَاقِ». متفق عليه.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua menyongsong kedatangan barang-barang dagangan sehingga ia diturunkan di pasar-pasar." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1776)
No Hadist 1777

وعن ابن عباس رضي الله عنهما، قال: قالَ رسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «لاَ تَتَلَقَّوُا الرُّكْبَانَ، وَلاَ يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ» فقالَ لَهُ طَاووسٌ: مَا: لاَ يَبيعُ حَاضِرٌ لِبَادٍ؟ قال: لاَ يَكُونُ لَهُ سِمْسَارًا. متفق عليه

Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua menyongsong di atas kendaraan -yakni sebelum pemiliknya mengetahui harga pasar, lihat keterangan hadis 1773 diatas- dan jangan pula seseorang dikota menjualkan untuk orang desa -lihat keterangan hadis 1772 diatas-." Thawus lalu berkata: "Apakah maknanya seseorang dikota menjualkan untuk orang desa itu?" Ibnu Abbas menjawab: "Yaitu janganlah orang kota menjadi makelar -perantara atau calo- dalam hal menjualkannya -yakni menjualnya perlahan-lahan dan harganya menurut harga hari itu-." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1777)
No Hadist 1778

وعن أبي هريرة - رضي الله عنه - قال: نَهَى رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - أَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ، وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ يَبِيع الرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أخْيِهِ، وَلاَ يَخْطُبُ عَلَى خِطْبَةِ أخِيهِ، وَلاَ تَسْأَلُ المَرْأَةُ طَلاَقَ أُخْتِهَا لِتَكْفَأَ مَا فِي إنائِهَا . وفي رواية قال: نَهَى رَسُولُ الله - صلى الله عليه وسلم - عَنِ التَّلَقِّي، وَأَنْ يَبْتَاعَ المُهَاجِرُ لِلأعْرَابِيِّ، وَأَنْ تَشْتَرِطَ المَرْأةُ طَلاَقَ أُخْتِهَا، وأنْ يَسْتَامَ الرَّجُلُ على سَوْمِ أخِيهِ، وَنَهَى عَنِ النَّجْشِ والتَّصْرِيَةِ . متفق عليه.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. melarang kalau orang kota menjualkan untuk orang desa -lihat keterangan hadis 1772-. Janganlah pula engkau sekalian icuh-mengicuh -lihat keterangan hadis 1567-, juga janganlah seorang itu menjual atas jualan saudaranya -sesama Muslim- dan jangan pula ia melamar pada wanita yang dilamar oleh saudaranya -sesama Muslim-. Jangan pula seorang wanita minta diceraikannya saudarinya -yakni sesama wanita-, dengan maksud ia akan suka menjadi pencukup apa yang diwadahnya -yakni menjadi ganti dari istri yang diceraikan tadi-. Dalam riwayat lain disebutkan: Rasulullah s.a.w. melarang menyongsong dagangan di jalan, juga kalau seorang muhajir -yakni orang kota menjualkan untuk orang A'rab -yakni orang desa- dan kalau seorang wanita meminta syarat untuk diceraikannya saudarinya -misalnya sewaktu ia akan dikawin-, lalu suka menerimanya dengan syarat bahwa nanti madunya itu akan diceraikan oleh suaminya, juga melarang kalau seseorang itu melebihkan harga dari harga saudaranya -sesama Muslim-. Demikian pula beliau s.a.w. melarang pengicuhan dan tashriah -yaitu membiarkan binatang perahan tidak diperah dulu supaya banyak air susunya-, sehingga menimbulkan kesukaan bagi orang yang menginginkan membelinya. [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 1778)
No Hadist 1779

وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ رسُولَ الله - صلى الله عليه وسلم - قال: «لاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَلاَ يَخْطُبْ عَلَى خِطْبَةِ أخِيهِ إلاَّ أَنْ يَأذَنَ لَهُ». متفق عليه، وهذا لفظ مسلم.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah sebagian dari engkau semua itu menjual atas penjualan sebagian yang lainnya, jangan pula melamar atas lamaran saudaranya -sesama Muslim- kecuali kalau orang ini mengizinkan padanya." [Muttafaq 'alaih] Ini adalah lafaznya Imam Muslim. (HR.Riyadhus Shalihin : 1779)
No Hadist 1780

وعن عقبة بن عامر - رضي الله عنه: أنَّ رسُولَ الله - صلى الله عليه وسلم - قال: «المُؤْمِنُ أَخُو المُؤْمِنِ، فَلاَ يَحِلُّ لِمُؤْمِنٍ أَنْ يَبْتَاعَ عَلَى بَيْعِ أخِيهِ وَلاَ يَخْطُبَ عَلَى خِطْبَةِ أخِيهِ حَتَّى يذَرَ». رواه مسلم.

Dari Uqbah bin 'Amir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang mu'min itu adalah saudaranya orang mu'min, maka tidak halallah kalau ia menjual atas jualan saudaranya itu dan jangan pula melamar atas lamaran saudaranya, sehingga saudaranya ini meninggalkan lamarannya -misalnya mengurungkan atau memberinya izin-." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 1780)