Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 271

271 - باب النَّهي عن التجسُّس والتَّسَمُّع لكلام من يكره استماعه قَالَ الله تَعَالَى: {وَلاَ تَجَسَّسُوا} [الحجرات: 12]، وقال تَعَالَى: {وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ المُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإثْمًا مُبِينًا} [الأحزاب: 58].<br>1570 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ، ولا تحسَّسوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَنَافَسُوا ، وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إخْوَانًا كَمَا أَمَرَكُمْ. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ، التَّقْوَى هاهُنَا التَّقْوَى هاهُنَا» وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ «بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أخَاهُ المُسْلِمَ، كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ، وَعِرْضُهُ، وَمَالُهُ. إنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أجْسَادِكُمْ، وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وأعْمَالِكُمْ». وَفِي رواية: «لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَجَسَّسُوا، وَلاَ تَحَسَّسُوا، وَلاَ تَنَاجَشُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إخْوانًا». وفي رواية: «لاَ تَقَاطَعُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إخْوانًا» وَفِي رِواية: «وَلاَ تَهَاجَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ». رواه مسلم بكلّ هذِهِ الروايات، وروى البخاريُّ أكْثَرَهَا. 1571 - وعن معاوية - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يقول: «إنَّكَ إنِ اتَّبَعْتَ عَوْرَاتِ المُسْلِمينَ أفْسَدْتَهُمْ، أَوْ كِدْتَ أَنْ تُفْسِدَهُمْ». حديث صحيح، رواه أَبُو داود بإسناد صحيح. 1572 - وعن ابن مسعود - رضي الله عنه: أنَّهُ أُتِيَ بِرَجُلٍ فَقِيلَ لَهُ: هَذَا فُلاَنٌ تَقْطُرُ لِحْيَتُهُ خَمْرًا، فَقَالَ: إنَّا قَدْ نُهِيْنَا عَنِ التَّجَسُّسِ، ولكِنْ إنْ يَظْهَرْ لَنَا شَيْءٌ، نَأخُذ بِهِ. حديث حسن صحيح، رواه أَبُو داود بإسنادٍ عَلَى شَرْطِ البخاري ومسلم .

Bab 271. Larangan Menyelidiki Kesalahan -atau Kekurangan- Orang Lain Serta Mendengarkan Pada Pembicaraan Orang Lain Yang Ia Sendiri Benci Kalau Ia Mendengarnya&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Janganlah engkau semua saling selidik menyelidiki -yakni memata-matai- kesalahan orang lain,&quot; (al-Hujurat: 12) &nbsp;Allah Ta'ala berfirman pula: &quot;Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu'min, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka lakukan, maka orang-orang yang menyakiti itu menanggung kebohongan dan dosa yang nyata.&quot; (al-Ahzab: 58) &nbsp;1567. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Takutlah engkau semua kepada persangkaan -buruk sangka-, sebab sesungguhnya persangkaan -buruk sangka- itu adalah sedusta-dustanya percakapan. Janganlah engkau semua berusaha mengetahui keburukan orang lain, jangan pula menyelidiki -yakni memata-matai- cela -kekurangan- orang lain, jangan pula engkau semua berlomba -memiliki sendiri akan sesuatu dan mengharapkan jangan sampai orang lain memiliki seperti itu-, juga janganlah engkau semua saling dengki mendengki, saling benci membenci, belakang membelakangi -yakni tidak sapa menyapa- dan jadilah engkau semua, hai hamba Allah sebagai saudara-saudara, sebagaimana Allah memerintahkan hal itu kepadamu semua. Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain, janganlah ia menganiaya saudaranya, jangan menghinakannya dan jangan menganggapnya remeh -yakni tidak berharga-. Ketaqwaan itu di sini, ketaqwaan itu di sini letaknya,&quot; dan beliau s.a.w. menunjuk ke arah dadanya. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: &quot;Cukuplah seorang itu memperoleh kejelekan, jikalau ia merendahkan diri saudaranya sesama Muslimnya. Setiap Muslim itu atas orang Muslim lain haramlah darahnya, kehormatannya serta hartanya. Sesungguhnya Allah itu tidak melihat kepada tubuh-tubuhmu semua, tidak pula kepada rupa-rupamu semua dan juga tidak melihat kepada amalan-amalanmu semua, tetapi Allah itu melihat -yakni memperhatikan- kepada isi hatimu semua.&quot; Dalam riwayat lain disebutkan: &quot;Janganlah engkau semua dengki mendengki, belakang membelakangi, berusaha mengetahui keburukan orang lain, menyelidiki cela orang lain dan janganlah engkau semua saling icuh-mengicuh -yakni mengatakan pada seseorang dengan harga tinggi, mengatakan telah menawar sekian, padahal hanya ingin menjerumuskan orang lain itu agar suka membeli dengan harga tinggi, dan ia sendiri dapat janji keuntungan dari orang yang menjualnya- dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara.&quot; Dalam riwayat lain lagi disebutkan: &quot;Janganlah saling putus memutuskan -ikatan persahabatan atau kekeluargaan-, jangan pula belakang membelakangi, benci membenci, dengki mendengki dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara.&quot; Dalam riwayat lain lagi juga disebutkan: &quot;Dan janganlah engkau semua saling diam mendiamkan -tidak suka memulai mengucapkan salam dan tidak pula suka menghormat dengan pembicaraan-, dan jangan pula setengah dari engkau semua ada yang menjual atas jualannya orang lain.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan semua riwayat-riwayat yang tercantum di atas itu dan Imam Bukhari juga meriwayatkan sebagian banyak daripadanya. Menjual atas jualannya orang lain ialah misalnya pedagang yang berkata kepada pembeli: &quot;Jangan jadi beli di sana itu, saya punya seperti barang itu dan harganya murah serta mutunya tinggi.&quot;&nbsp;1568. Dari Mu'awiyah r.a., katanya: &quot;Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya engkau itu apabila mengikuti -yakni mengamat-amati- celanya -kekurangan- kaum Muslimin, maka engkau akan dapat merusakkan mereka atau hampir-hampir engkau akan dapat menyebabkan kerusakan mereka.&quot; Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad yang baik. &nbsp;1569. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya ia didatangi oleh kawan-kawannya dengan membawa seorang lelaki. Kepadanya dikatakan: &quot;Ini adalah si Fulan yang janggutnya meneteskan arak.&quot; Ibnu Mas'ud lalu berkata: &quot;Sesungguhnya kita semua itu dilarang untuk memata-matai, tetapi jikalau ada sesuatu bukti yang nyata untuk kita gunakan sebagai pegangan, maka kita akan meneterapkan hukuman padanya.&quot; Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam-imam Bukhari dan Muslim. (HR.riyadhus_shalihin : 271)
No Hadist 272

272 - باب النهي عن سوء الظنّ بالمسلمين من غير ضرورة قَالَ الله تَعَالَى: {يَا أيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إثْمٌ} [الحجرات: 12].<br>1573 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إيَّاكُمْ والظَّنَّ، فإنَّ الظَّنَّ أكْذَبُ الحَدِيثِ». متفق عَلَيْهِ.

Bab 272. Larangan Berprasangka Buruk Kepada Kaum Muslimin&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.&quot; (al-Hujurat: 12)&nbsp;&nbsp;1570. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Takutlah olehmu semua akan prasangka, sebab sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan.&quot; (Muttafaq 'alaih) (HR.riyadhus_shalihin : 272)
No Hadist 273

273 - باب تحريم احتقار المسلمين قَالَ الله تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَومٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلاَ نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلاَ تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلاَ تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الفُسُوقُ بَعْدَ الإيْمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ} [الحجرات: 11] وقال تَعَالَى: {وَيلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لمزَةٍ} [الهمزة: 1].<br>1574 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ». رواه مسلم، وَقَدْ سبق قريبًا بطوله. 1575 - وعن ابن مسعودٍ - رضي الله عنه - عن النبيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ!» فَقَالَ رَجُلٌ: إنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنةً، فَقَالَ: «إنَّ اللهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الجَمَالَ، الكِبْرُ: بَطَرُ الحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ». رواه مسلم. ومعنى «بَطَرُ الحَقِّ» دَفْعُه، «وغَمْطُهُمْ»: احْتِقَارُهُمْ، وَقَدْ سَبَقَ بَيَانُهُ أوْضَحَ مِنْ هَذَا في باب الكِبْرِ. 1576 - وعن جُندب بن عبدِ الله - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «قَالَ رَجُلٌ: وَاللهِ لاَ يَغْفِرُ اللهُ لِفُلانٍ، فَقَالَ اللهُ - عز وجل: مَنْ ذا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لا أغْفِرَ لِفُلانٍ! فَإنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُ، وَاحْبَطْتُ عَمَلَكَ». رواه مسلم.

Bab 273. Haramnya Menghina Seorang Muslim&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.&quot; (al-Hujurat: 11) &nbsp;Allah Ta'ala berfirman pula: &quot;Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.&quot; (al-Humazah: 1) &nbsp;1571. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Cukuplah seseorang itu memperoleh kejelekan apabila ia menghinakan saudaranya sesama Muslim.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hadis ini sudah lampau uraiannya -lihat hadis no.1567-. &nbsp;1572. Dari Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: &quot;Tidak dapat masuk syurga seorang yang dalam hatinya ada seberat timbangan seekor semut kecil dari kesombongan.&quot; Kemudian ada seorang lelaki berkata: &quot;Sesungguhnya ada seorang lelaki yang gemar sekali kalau pakaiannya bagus dan terompah -sandal- nya bagus.&quot; Beliau s.a.w. lalu bersabda: &quot;Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, juga mencintai keindahan. Sombong itu ialah menolak petunjuk yang hak -yakni kebenaran- serta menghinakan para manusia. (Riwayat Muslim) Makna Batharul haqqi ialah menolak kebenaran, sedang &quot;Ghamthubum&quot; ialah menghinakan mereka, yakni para manusia. Uraian hadis ini sudah dijelaskan dalam bab 'Kesombongan'.&nbsp;1573. Dari Jundub bin Abdullah r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w bersabda: &quot;Ada seorang lelaki berkata: &quot;Demi Allah, Allah tidak akan memberikan pengampunan kepada si Fulan itu.&quot; Allah azzawajalla lalu berfirman: &quot;Siapakah yang berani menyumpah-nyumpah atas namaKu bahwa Aku tidak akan mengampuni si Fulan itu? Sesungguhnya aku telah mengampuni orang itu dan Aku menghapuskan pahala amalanmu -yakni yang bersumpah tadi-.&quot; (Riwayat Muslim)&nbsp;Keterangan:Kita jangan merasa diri suci, hingga berani menghina orang lain, dan memvonis orang yang kita anggap dosanya sangat banyak bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa-dosanya. Hal tersebut membuat Allah murka, hingga Allah malah mengampuni dosa-dosa orang yang dihina, dan menghapus pahala amal dari orang yang menghina tersebut. (HR.riyadhus_shalihin : 273)
No Hadist 274

274 - باب النهي عن إظهار الشماتة بِالمُسْلِم قَالَ الله تَعَالَى: {إنَّمَا المُؤْمِنُونَ إخْوَةٌ} [الحجرات: 10] وقال تَعَالَى: {إنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الفَاحِشَةُ في الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذابٌ أَليمٌ في الدُّنْيَا والآخِرَةِ} [النور: 19].<br>1577 - وعَن وَائِلَةَ بن الأسقع - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «لاَ تُظْهِرِ الشَّمَاتَةَ لأَخِيكَ فَيَرْحَمَهُ اللهُ وَيَبْتَلِيكَ». رواه الترمذي، وقال: «حديث حسن». وفي الباب حديث أَبي هريرة السابق في باب التَّجسُّس: «كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ ... » الحديث .

Bab 274. Larangan Menampakkan Rasa Gembira Karena Adanya Bencana Yang Mengenai Seorang Muslim&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Sesungguhnya kaum mu'minin itu adalah sebagai orang-orang yang bersaudara.&quot; (al-Hujurat: 10) &nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Sesungguhnya orang-orang yang senang kalau perbuatan keji tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, maka orang-orang yang sedemikian itu akan memperoleh siksa yang pedih di dunia dan di akhirat.&quot; (an-Nur: 19) &nbsp;1574. Dari Watsilah bin al-Asqa' r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Janganlah engkau gembira karena adanya sesuatu bencana pada saudaramu -sesama Muslim-, sebab jikalau engkau demikian, maka Allah akan memberikan kerahmatan kepada saudaramu itu sedang engkau sendiri akan diberi cobaan -yakni bala'- olehNya.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis Hasan. Dalam bab ini termasuk pula Hadisnya Abu Hurairah yang lalu -lihat hadis no.1567- dalam bab Menyelidiki cela orang lain, yaitu: &quot;Setiap orang Muslim atas orang Muslim itu haram...,&quot; sampai akhirnya hadis itu. [Baca Status Hadis Disini] (HR.riyadhus_shalihin : 274)
No Hadist 275

275 - باب تحريم الطعن في الأنساب الثابتة في ظاهر الشرع قَالَ الله تَعَالَى: {والَّذِينَ يُؤْذُونَ المُؤْمِنِينَ والمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتانًا وإثْمًا مُبِينًا} [الأحزاب: 58]<br>1578 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «اثْنَتَان في النَّاسِ هُمَا بِهِم كُفْرٌ: الطَّعْنُ فِي النَّسَبِ، وَالنِّيَاحَةُ عَلَى المَيِّتِ» . رواه مسلم.

Bab 275. Haramnya Menodai Nasab -Menghina Keturunan- Yang Terang Menurut Zahirnya Syara'&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang beriman, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka perbuat, maka orang-orang yang menyakiti itu benar-benar telah menanggung kedustaan dan dosa yang nyata.&quot; (al-Ahzab: 58) &nbsp;1575. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Ada dua perkara di kalangan para manusia yang keduanya itu menyebabkan kekafiran pada mereka -jika dikerjakan dengan sengaja dan mengetahui akan keharamannya-, yaitu: menodai keturunan -menghina nasab- dan menangis dengan suara keras-keras kepada mayat.&quot; (Riwayat Muslim) (HR.riyadhus_shalihin : 275)
No Hadist 276

276 - باب النهي عن الغش والخداع قَالَ الله تَعَالَى: {والَّذِينَ يُؤْذُونَ المُؤْمِنِينَ والمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتانًا وإثْمًا مُبِينًا} [الأحزاب: 58].<br>1579 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «مَنْ حَمَلَ عَلَيْنَا السِّلاَحَ فَلَيْسَ مِنَّا، وَمَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا». رواه مسلم. وفي رواية لَهُ: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أصابِعُهُ بَلَلًا، فَقَالَ: «مَا هذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ؟» قَالَ: أصَابَتهُ السَّمَاءُ يَا رسول الله. قَالَ: «أفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوقَ الطَّعَامِ حَتَّى يرَاهُ النَّاسُ! مَنْ غشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا». 1580 - وعنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لاَ تَنَاجَشُوا» متفق عَلَيْهِ. 1581 - وعن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - نَهى عن النَّجْشِ. متفق عَلَيْهِ. 1582 - وعنه، قَالَ: ذَكَرَ رَجُلٌ لِرَسُولِ الله - صلى الله عليه وسلم: أنَّهُ يُخْدَعُ في البُيُوعِ؟ فَقَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ بَايَعْتَ، فَقُلْ: لاَ خِلاَبَةَ». متفق عَلَيْهِ. «الخِلاَبَةُ» بخاءٍ معجمةٍ مكسورةٍ وباءٍ موحدة، وهي: الخديعة. 1583 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «مَنْ خَبَّبَ زَوْجَةَ امْرِئٍ، أَوْ مَمْلُوكَهُ، فَلَيْسَ مِنَّا». رواهُ أَبُو داود. «خَبب» بخاءٍ معجمة، ثُمَّ باءٍ موحدة مكررة: أيْ أفْسده وخدعه.

Bab 276. Larangan Mengelabui Dan Menipu&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang beriman, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka perbuat, maka orang-orang yang menyakiti itu benar-benar telah menanggung kedustaan dan dosa yang nyata.&quot; (al-Ahzab: 58) &nbsp;1576. Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang mengangkat senjata -yakni memerangi- kepada kita, maka ia bukanlah termasuk golongan kita -kaum Muslimin- dan barangsiapa yang mengelabui -atau menipu- pada kita, maka iapun bukan termasuk golongan kita.&quot; (Riwayat Muslim) Dalam riwayat lain dari Imam Muslim disebutkan bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui penjual setumpuk bahan makan, lalu beliau s.a.w. memasukkan tangannya ke dalam makanan itu, kemudiari jari-jarinya terkena basah. Beliau lalu bersabda: &quot;Apakah ini, hai pemilik makanan.&quot; Pemiliknya itu menjawab: &quot;Itu tadi terkena air hujan, ya Rasulullah.&quot; Beliau bersabda lagi: &quot;Mengapa yang terkena air itu tidak engkau letakkan di bagian atas makanan ini, sehingga orang-orang dapat mengetahuinya. Barangsiapa yang mengelabui -atau menipu- kita, maka ia bukanlah termasuk golongan kita -kaum Muslimin-.&quot; &nbsp;1577. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Janganlah engkau semua saling icuh-mengicuh.&quot; (Muttafaq 'alaih) Arti icuh-mengicuh lihatlah hadis no.1567.&nbsp;1578. Dari Ibu 'Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. melarang pengicuhan.&quot; (Muttafaq 'alaih) &nbsp;1579. Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma pula, katanya: &quot;Ada seorang lelaki yang memberitahukan kepada Rasulullah s.a.w. bahwasanya ia ditipu oleh seseorang dalam berjual beli, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Jikalau engkau membeli sesuatu dari seseorang, maka katakanlah padanya: &quot;Harus tidak ada penipuan.&quot; Maksudnya jikalau terjadi ada penipuan, maka boleh dikembalikan selama waktu tiga hari.&quot; Aikhilabah dengan kha' mu'jamah yang dikasrahkan dan ba' yang bertitik satu, artinya ialah penipuan &nbsp;1580. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang merusak istri seseorang -atau di usahakan supaya istri orang itu bercerai dari suaminya- atau hamba sahaya seseorang, maka ia bukanlah termasuk golongan kita -kaum Muslimin-.&quot; (Riwayat Abu Dawud) Khabbaba dengan kha' mu'jamah lalu ba' muwahhadah yang didobbelkan, artinya merusak atau menipunya. (HR.riyadhus_shalihin : 276)
No Hadist 277

227 - باب تحريم الغدر قَالَ الله تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بالْعُقُودِ} [المائدة: 1]، وقال تَعَالَى: {وَأَوْفُوا بِالعَهْدِ إنَّ العَهْدَ كَانَ مَسئُولًا} [الإسراء: 34].<br>1584 - وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «أرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَها: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ». متفق عَلَيْهِ. 1585 - وعن ابن مسعودٍ، وابن عمر، وأنس - رضي الله عنهم - قالوا: قَالَ النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم: «لِكُلِّ غادِرٍ لِواءٌ يَوْمَ القِيَامَةِ، يُقَالُ: هذِهِ غَدْرَةُ فلانٍ». متفق عَلَيْهِ. 1586 - وعن أَبي سعيدٍ الخدريّ - رضي الله عنه: أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ عِنْدَ اسْتِهِ يومَ القِيَامَةِ يُرْفَعُ لَهُ بِقَدَرِ غَدْرِهِ، ألاَ وَلاَ غَادِرَ أعْظَمُ غَدْرًا مِنْ أمِيرِ عَامَّةٍ». رواه مسلم. 1587 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - عن النبيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «قَالَ الله تَعَالَى: ثَلاَثَةٌ أنا خَصْمُهُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ: رَجُلٌ أعْطَى بي ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأجَرَ أجيرًا، فَاسْتَوْفَى مِنْهُ، وَلَمْ يُعْطِهِ أجْرَهُ». رواه البخاري.

Bab 277. Haramnya Berkhianat Dan Tidak Menepati Janji&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Hai sekalian orang-orang yang beriman, tepatilah segala perjanjian.&quot; (al-Maidah: 1)&nbsp;Allah Ta'ala berfirman pula: &quot;Dan tepatiah perjanjian, karena sesungguhnya perjanjian itu akan ditanyakan.&quot; (al-Isra': 34) &nbsp;1581. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w, bersabda: &quot;Ada empat macam perkara yang apabila kesemuanya ada di dalam diri seseorang, maka orang itu adalah seorang munafik yang murni dan barangsiapa yang di dalam dirinya ada salah satu dari empat macam perkara tadi, maka ia dihinggapi oleh salah satu sifat kemunafikan sehingga ia meninggalkan sifat tersebut yaitu: apabila ia dipercaya berkhianat, apabila berbicara berdusta, apabila berjanji tidak menepati dan apabila bertengkar melakukan kejahatan -kecurangan-.&quot; (Muttafaq 'alaih) &nbsp;1582. Dari Ibnu Mas'ud, Ibnu 'Umar dan Anas radhiallahu 'anhum, berkata: &quot;Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Setiap orang yang ingkar janji -yakni tidak menepati janji- itu akan memperoleh sebuah bendera pada hari kiamat, diucapkan: &quot;Inilah pengingkaran si Fulan.&quot; (Muttafaq 'alaih) &nbsp;1583. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Setiap orang yang ingkar janji itu akan memperoleh sebuah bendera pada pantatnya besok pada hari kiamat, bendera itu dinaikkan dan tingginya itu menurut tingkat pengingkarannya. Ingatlah, tiada seorang pengingkarpun yang lebih besar dosa ingkar janjinya itu pada seorang penguasa umum.&quot; (Riwayat Muslim) &nbsp;1584. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Ada tiga orang yang Aku adalah lawan mereka pada hari kiamat, yaitu seseorang yang memberikan perjanjian padaKu, lalu ingkar -perjanjian itu ialah hendak taat padaNya-, juga seseorang yang menjual seorang yang merdeka -dan disiar-siarkan sebagai budak atau hamba sahaya-, lalu ia makan uang harganya -hasil penjualannya- dan seseorang yang menggunakan tenaga buruh, lalu buruh itu telah memenuhi kewajibannya sebagaimana mestinya, sedang orang itu tidak memberikan upahnya.&quot; (Riwayat Bukhari) (HR.riyadhus_shalihin : 277)
No Hadist 278

278 - باب النهي عن المنِّ بالعطية ونحوها قَالَ الله تَعَالَى: {يَا أَيُّها الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالمَنِّ وَالأذَى} [البقرة: 264]، وقال تَعَالَى: {الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ لاَ يُتْبِعُونَ مَا أنْفَقُوا مَنًّا وَلاَ أذىً} [البقرة: 262]<br>1588 - وعن أَبي ذَر - رضي الله عنه - عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ القِيَامَةِ، وَلاَ يَنْظُرُ إلَيْهِمْ، وَلاَ يُزَكِّيِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَليمٌ». قَالَ: فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - ثلاثَ مِرارٍ: قَالَ أَبُو ذرٍ: خَابُوا وخَسِرُوا مَنْ هُمْ يَا رسول الله؟ قَالَ: «المُسْبِلُ، والمَنَّانُ، وَالمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ بالحَلِفِ الكَاذِبِ». رواه مسلم. وفي روايةٍ لَهُ: «المُسْبِلُ إزَارَهُ» يَعْنِي: المُسْبِلَ إزَارَهُ وَثَوْبَهُ أسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ لِلخُيَلاَءِ.

Bab 278. Larangan Mengungkit-ungkit Sesuatu Pemberian Dan Sebagainya&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Hai sekalian orang-orang yang beriman, janganlah engkau semua membatalkan sedekah-sedekahmu semua -yakni meleburkan pahala sedekah-sedekah itu- dengan sebab mengungkit-ungkit serta berbuat sesuatu yang menyakiti hati -orang yang telah disedekahi-.&quot; (al-Baqarah: 264) &nbsp;Allah Ta'ala berfirman pula: &quot;Orang-orang yang menafkahkan harta-hartanya fisabilillah -yakni untuk membela agama Allah- dan pemberiannya itu tidak diiringi dengan mengunngkit-ungkit serta perbuatan yang menyakiti hati, maka mereka itulah yang memperoleh pahala besar.&quot; (al-Baqarah: 262) &nbsp;1585. Dari Abu Zar r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: &quot;Ada tiga macam orang yang tidak diajak bicara oleh Allah -dengan pembicaraan keridhaan-, tetapi dengan nada kemarahan pada hari kiamat dan tidak pula dilihat olehNya -dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan-, serta tidak pula disucikan olehNya -yakni dosa-dosanya tidak diampuni- dan mereka itu akan mendapatkan siksa yang menyakitkan sekali.&quot; Katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. membacakan kalimat di atas itu sampai tiga kali banyaknya.&quot; Selanjutnya Abu Zar berkata: &quot;Mereka itu merugi dan menyesal sekali, siapakah mereka itu, ya Rasulullah?&quot; Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Yaitu orang yang memanjangkan -pakaiannya sampai menyentuh tanah-, orang yang mengungkit-ungkit -yakni apabila memberikan sesuatu seperti sedekah dan lain-lain lalu menyebutkan kebaikannya kepada orang yang diberi itu dengan maksud mengejek orang tadi- serta orang yang melakukan barangnya -maksudnya membuat barang dagangannya menjadi laku atau terjual- dengan jalan bersumpah palsu -seperti mengatakan barangnya itu baik sekali atau tidak ada duanya lagi-.&quot; (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: &quot;Almusbilu izarahu&quot; artinya orang yang memanjangkan sarungnya atau pakaiannya dan lain-lain sampai lebih bawah dari kedua mata kakinya dengan maksud kesombongan. (HR.riyadhus_shalihin : 278)
No Hadist 279

279 - باب النهي عن الافتخار والبغي قَالَ الله تَعَالَى: {فَلاَ تُزَكُّوا أنْفُسَكُمْ هُوَ أعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى} [النجم: 32]، وقال تَعَالَى: {إنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ في الأَرْضِ بِغَيْرِ الحَقِّ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَليمٌ} [الشورى: 42]<br>1589 - وعن عياضِ بن حمارٍ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم: «إنَّ اللهَ تَعَالَى أوْحَى إلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لا يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أحَدٍ، وَلاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أحَدٍ». رواه مسلم. قَالَ أهلُ اللغةِ: البغيُ: التَّعَدِّي والاستطالَةُ . 1590 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إِذَا قَالَ الرجُلُ: هَلَكَ النَّاسُ، فَهُوَ أَهْلَكُهُمْ». رواه مسلم. والرواية المشهورة: «أهْلَكُهُمْ» بِرَفعِ الكاف وروي بنصبها: وذلكَ النْهيُ لِمنْ قَالَ ذَلِكَ عُجْبًا بِنَفْسِهِ، وتَصَاغُرًا للنَّاسِ، وارْتِفاعًا عَلَيْهِمْ، فَهَذَا هُوَ الحَرامُ، وَأمَّا مَنْ قَالَهُ لِما يَرَى في النَّاسِ مِنْ نَقْصٍ في أمرِ دِينِهم، وقَالَهُ تَحَزُّنًا عَلَيْهِمْ، وعَلَى الدِّينِ، فَلاَ بَأسَ بِهِ. هكَذَا فَسَّرَهُ العُلَماءُ وفَصَّلُوهُ، وَمِمَّنْ قَالَهُ مِنَ الأئِمَّةِ الأعْلامِ: مالِكُ بن أنس ، وَالخَطَّابِيُّ ، والحُميدِي وآخرونَ ، وَقَدْ أوْضَحْتُهُ في كتاب: «الأذْكار» .

Bab 279. Larangan Berbangga Diri Dan Melanggar Aturan&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.&quot; (an-Najm: 32) &nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat lalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.&quot; (as-Syura: 42) &nbsp;1586. Dari 'Iyadh bin Himar r.a., katanya: &quot;Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memberikan wahyu kepadaku supaya engkau semua itu bersikap merendahkan diri, sehingga tidak seorangpun yang melanggar aturan terhadap diri orang lain, dan tidak pula seseorang itu membanggakan dirinya kepada orang lain.&quot; (Riwayat Muslim) Ahli lughah berkata: Albaghyu ialah melanggar aturan serta berlagak sombong. &nbsp;1587. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: Jikalau ada seseorang berkata: &quot;Para manusia sudah rusak binasa,&quot; maka orang itu sendirilah yang paling rusak diantara mereka.&quot; (Riwayat Muslim) Riwayat yang masyhur berbunyi: Ahlakuhum dengan rafa'nya kaf sebagaimana di atas itu dan ada yang meriwayatkan dengan nasabnya kaf lalu berbunyi Ahlakahum artinya ia sendirilah yang merusak mereka. Larangan semacam di atas itu adalah untuk orang yang mengatakan sedemikian tadi dengan tujuan keheranan pada diri sendiri -sebab dalam anggapannya dirinya sendiri saja yang tidak rusak- juga dengan maksud menganggap kecil semua manusia dan merasa dirinya lebih tinggi di atas mereka. Yang sedemikian ini yang diharamkan. Tetapi ada orang yang mengatakan sebagaimana di atas, yaitu: &quot;Para manusia sudah rusak&quot; dan sebabnya ia mengatakan demikian karena ia melihat adanya kekurangan di kalangan para manusia itu, perihal urusan agama mereka, serta ia mengatakan itu karena merasa sedih atas nasib yang mereka alami, juga merasa kasihan pada agama, maka perkataannya itu tidak ada salahnya. Demikianlah yang ditafsirkan oleh para ulama dan begitulah cara mereka itu memisah-misahkan persoalan ini. Di antara yang mengucapkan seperti ini dari golongan para imam-imam yang alim-alim yaitu Malik bin Anas, al-Khaththabi, al-Humaidi dan lain-lain. Hal ini sudah saya terangkan dengan jelas dalam kitab al-Adzkar. (HR.riyadhus_shalihin : 279)
No Hadist 280

280 - باب تحريم الهجران بين المسلمين فوق ثلاثة أيام إِلاَّ لبدعة في المهجور، أَوْ تظاهرٍ بفسقٍ أَوْ نحو ذَلِكَ قَالَ الله تَعَالَى: {إنَّمَا المُؤْمِنُونَ إخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أخَوَيْكُمْ} [الحجرات: 10]، وقال تَعَالَى: {وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالعُدْوَانِ} [المائدة: 2].<br>1591 - وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم: «لا تَقَاطَعُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إخْوَانًا، وَلاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَث». متفق عَلَيْهِ. 1592 - وعن أَبي أيوبَ - رضي الله عنه: أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ: يَلْتَقِيَانِ، فَيُعْرِضُ هَذَا، وَيُعْرِضُ هَذَا، وخَيْرُهُما الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ». متفق عَلَيْهِ. 1593 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «تُعْرَضُ الأَعْمَالُ في كلِّ اثْنَيْنِ وَخَمْيسٍ، فَيَغْفِرُ اللهُ لِكُلِّ امْرِئٍ لا يُشْرِكُ باللهِ شَيْئًا، إِلاَّ امْرَءًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيقُولُ: اتْرُكُوا هذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا». رواه مسلم. 1594 - وعن جابر - رضي الله عنه - قَالَ: سَمِعْتُ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقولُ: «إنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَئِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ المُصَلُّونَ فِي جَزِيرَةِ العَرَبِ، وَلَكِنْ في التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ». رواه مسلم. «التَّحْرِيشُ»: الإفْسَادُ وتَغييرُ قُلُوبِهِمْ وتَقَاطُعُهُم. 1595 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم: «لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ، فَمَنْ هَجَرَ فَوْقَ ثَلاَثٍ فَمَاتَ، دَخَلَ النَّارَ». رواه أَبُو داود بإسناد عَلَى شرط البخاري ومسلم. 1596 - وعن أَبي خِراشٍ حَدْرَدِ بنِ أَبي حَدْرَدٍ الأسلميِّ. ويقالُ: السُّلمِيّ الصحابي رضي الله عنه: أنَّه سمع النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - يقولُ: «مَنْ هَجَرَ أخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ». رواه أَبُو داود بإسناد صحيح. 1597 - وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه: أنًّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لاَ يَحِلُّ لِمُؤْمِنٍ أَنْ يَهْجُرَ مُؤْمِنًا فَوقَ ثَلاَثٍ، فإنْ مَرَّتْ بِهِ ثَلاَثٌ، فَلْيَلْقَهُ فَلْيُسَلِّمْ عَلَيْهِ، فَإنْ رَدَّ عَلَيْهِ السَّلامَ فَقَدِ اشْتَرَكَا في الأجْرِ، وَإنْ لَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ فَقَدْ بَاءَ بِالإثْمِ، وَخَرَجَ المُسَلِّمُ مِنَ الهِجْرَةِ». رواه أَبُو داود بإسناد حسن. قَالَ أَبُو داود: «إِذَا كَانَتْ الهِجْرَةُ للهِ تَعَالَى فَليسَ مِنْ هَذَا في شَيْءٍ» .

Bab 280. Haramnya Meninggalkan Bercakap -Yakni Tidak Saling Menyapa- Antara Kaum Muslimin Lebih Dari Tiga Hari Kecuali Karena Adanya Kebid'ahan Dalam Diri Orang Yang Ditinggalkan Bercakap Tadi -Yakni Yang Tidak Disapa- Atau Karena Orang Itu Menampakkan Kefasikan Dan Lain-lain Sebagainya&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala berfirman: &quot;Sesungguhnya orang-orang mu'min itu adalah saudara, maka berbuat baiklah -damaikanlah- antara kedua saudaramu.&quot; (al-Hujurat: 10)&nbsp;&nbsp;Allah Ta'ala juga berfirman: &quot;Janganlah engkau semua tolong menolong dalam hal yang dosa dan pelanggaran hukum.&quot; (al-Maidah: 2) &nbsp;1588. Dari Anas r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Janganlah engkau semua saling putus memutuskan -hubungan persahabatan atau kekeluargaan- jangan pula saling belakang membelakangi dan janganlah benci membenci serta jangan pula dengki mendengki dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara. Tidak halallah bagi seorang Muslim kalau meninggalkan -yakni tidak menyapa- saudaranya lebih dari tiga hari.&quot; (Muttafaq 'alaih) &nbsp;1589. Dari Abu Ayyub r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Tiada halallah bagi seorang Muslim kalau meninggalkan -yakni tidak menyapa- saudaranya lebih dari tiga malam -yakni keduanya saling bertemu lalu yang seorang berpaling ke sini dan yang seorang lagi berpaling ke sana-. Yang terbaik diantara kedua orang itu ialah orang yang memulai mengucapkan salam.&quot; (Muttafaq 'alaih) &nbsp;1590. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Ditunjukkanlah amalan-amalan itu -kepada Allah oleh para malaikat- pada hari Senin dan Kamis, lalu Allah memberikan pengampunan kepada setiap orang yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, melainkan seseorang yang antara dirinya dengan saudaranya itu ada rasa kebencian -dalam hati masing-masing- lalu Allah berfirman: &quot;Tinggalkanlah kedua orang ini -yakni jangan dihapuskan dulu catatan dosanya- sehingga keduanya itu saling berdamai.&quot; (Riwayat Muslim) &nbsp;1591. Dari Jabir r.a., katanya: &quot;Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Sesungguhnya syaitan itu sudah berputus asa untuk dapat disembah oleh orang-orang yang shalat di daerah jazirah Arabiah, tetapi masih tetap dapat membuat kerusakan diantara mereka itu -yakni para penduduk di situ-.&quot; (Riwayat Muslim) Attahrisy yaitu membuat kerusakan dan mengubah-ubah hati mereka serta mengusahakan supaya mereka itu saling putus memutuskan hubungan persaudaraan dan persahabatan. &nbsp;1592. Dari Abu Hurairah r,a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: &quot;Tidak halallah bagi seorang Muslim kalau meninggalkan -yakni tidak menyapa- saudaranya lebih dari tiga hari. Maka barangsiapa yang meninggalkan -tidak menyapa- lebih dari tiga hari, lalu ia meninggal dunia, maka masuklah ia ke dalam neraka.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam-imam Bukhari dan Muslim. &nbsp;1593. Dari Abu Khirasy yaitu Hadrad bin Hadrad al-Aslami, ada yang mengatakan: Assulami Asshahabi r.a., bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Barangsiapa yang meninggalkan -yakni tidak menyapa- saudaranya selama setahun, maka ia seolah-olah mengalirkan darahnya -yakni dosanya seperti membunuhnya-.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih. &nbsp;1594. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: &quot;Tidak halallah bagi seorang mu'min itu meninggalkan -yakni tidak menyapa- seorang mu'min lainnya lebih dari tiga hari. Jikalau telah berjalan lebih dari tiga hari, maka hendaklah menemuinya dan mengucapkan salam padanya. Jikalau yang diberi salam itu membalas ucapan salamnya, maka keduanya telah berserikat -yakni sama-sama- memperoleh pahala, tetapi jikalau yang diberi salam itu tidak membalas padanya, maka ia telah kembali dengan membawa dosa, sedang yang sudah memberi salam itu telah keluar dari sebutan meninggalkan -yakni tidak dianggap bahwa ia tidak menyapa-.&quot; Diriwayatkan oleh Imam Dawud dengan isnad hasan. Imam Abu Dawud berkata: &quot;Meninggalkan -yakni tidak menyapa- ini kalau karena Allah Ta'ala -misalnya yang tidak disapa itu seorang fasik atau suka kebid'ahan dan lain-lain yang tidak dibenarkan menurut agama- maka dalam hal yang sedemikian itu tidak ada dosanya sama sekali.&quot; (HR.riyadhus_shalihin : 280)