Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 451

وعن أنس - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - لأُبَي بن كعب - رضي الله عنه: «إنَّ الله - عز وجل - أَمَرَنِي أَنْ أقْرَأَ عَلَيْكَ: {لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَروا ... } قَالَ: وَسَمَّانِي؟ قَالَ: «نَعَمْ» فَبَكَى أُبَيٌّ. متفقٌ عَلَيْهِ. وفي رواية: فَجَعَلَ أُبَيٌّ يَبْكِي.

Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada Ubay bin Ka'ab r.a., demikian: "Sesungguhnya Allah Azzawajalla menyuruh padaku supaya saya bacakan untukmu ayat ini -artinya: "Tidaklah akan dapat meninggalkan orang-orang kafir dari ahlul-kitab dan musyrik itu -akan kepercayaannya yang sesat- sampai datang kepada mereka keterangan yang jelas. " [Albayyinah 1-8]. Ia berkata: "Apakah Allah menjelaskan namaku pada Tuan?" Beliau s.a.w. bersabda: "Ya." Kemudian Ubay r.a. menangis." [Muttafaq 'alaih]Dalam sebuah riwayat lain disebutkan: "Maka Ubay mulai menangis." -Ubay adalah seorang dari golongan sahabat Anshar-. (HR.Riyadhus Shalihin : 451)
No Hadist 452

وعنه، قَالَ: قَالَ أَبو بكر لِعُمَرَ، رَضِيَ اللهُ عنهما، بعد وفاة رسول الله - صلى الله عليه وسلم: انْطَلِقْ بِنَا إِلى أُمِّ أيْمَنَ رضي الله عنها نَزورُهَا، كَمَا كَانَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يَزُورُها، فَلَمَّا انْتَهَيَا إِلَيْهَا بَكَتْ، فقالا لها: مَا يُبْكِيكِ؟ أمَا تَعْلَمِينَ أنَّ مَا عِنْدَ الله تَعَالَى خَيرٌ لرسولِ الله - صلى الله عليه وسلم! قالت: مَا أبْكِي أَنْ لاَ أَكُونَ أَعْلَمُ أنَّ مَا عِنْدَ اللهِ خَيْرٌ لرسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - وَلكِنِّي أبكِي أَنَّ الْوَحْيَ قَد انْقَطَعَ مِنَ السَّمَاءِ؛ فَهَيَّجَتْهُما عَلَى البُكَاءِ، فَجَعَلا يَبْكِيَانِ مَعَهَا. رواه مسلم، وقد سبق في بابِ زِيارَةِ أهلِ الخَيْرِ.

Dari Anas r.a. pula, katanya: "Abu Bakar berkata kepada Umar radhiallahu 'anhuma sesudah wafatnya Rasulullah s.a.w.: "Mari kita bersama-sama berangkat ke tempat Ummu Aiman untuk menziarahinya, sebagaimana halnya Rasulullah s.a.w. juga menziarahinya." Ketika keduanya sampai di tempat Ummu Aiman, lalu wanita ini menangis. Keduanya berkata: "Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Tidakkah engkau ketahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah s.a.w." Ummu Aiman lalu menjawab: "Sesungguhnya saya tidaklah menangis karena saya tidak mengetahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah s.a.w., tetapi saya menangis ini ialah karena sesungguhnya wahyu itu telah terputus -sebab Nabi s.a.w. telah wafat-." Maka ucapan Ummu Aiman menggerakkan hati kedua sahabat itu untuk menangis. Kemudian keduanya itupun menangis bersama Ummu Aiman. Hadis di atas sudah disebutkan dalam bab: Menziarahi orang-orang ahli kebaikan -lihat hadis no.359. (HR.Riyadhus Shalihin : 452)
No Hadist 453

وعن ابن عمر رضي الله عنهما، قَالَ: لَمَّا اشْتَدَّ برسول الله - صلى الله عليه وسلم - وَجَعُهُ، قِيلَ له في الصَّلاَةِ، فقال: «مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ» فقالت عائشة رضي الله عنها: إنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ رَقِيقٌ، إِذَا قَرَأَ القُرْآنَ غَلَبَهُ البُكَاءُ، فقال: «مُرُوهُ فَليُصَلِّ». وفي رواية عن عائشة، رضي الله عنها، قالت: قلت: إنَّ أَبَا بَكْرٍ إِذَا قَامَ مَقَامَكَ لَمْ يُسْمِعِ النَّاسَ مِنَ البُكَاءِ. متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Ketika sudah sangat sakitnya Rasulullah s.a.w., lalu ditanyakan padanya siapa yang akan menjadi imam shalat. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Perintahkanlah pada Abu Bakar, supaya ia bershalat menjadi imam orang-orang banyak!" Aisyah radhiallahu 'anha berkata: "Sesungguhnya Abu Bakar itu adalah seorang lelaki yang lemah, jikalau membaca al-Quran, maka bacaannya terkalahkan oleh tangisnya -sehingga bacaannya tidak jelas-." Beliau s.a.w. lalu bersabda lagi: "Perintahkanlah pada Abu Bakar supaya bershalat sebagai imam!" Dalam lain riwayat disebutkan: Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya berkata: "Sesungguhnya Abu Bakar itu apabila mengganti kedudukan Tuan -sebagai imam-, ia tidak dapat memperdengarkan suaranya kepada orang-orang banyak sebab tangisnya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 453)
No Hadist 454

وعن إبراهيم بن عبد الرحمان بن عوف: أنَّ عبد الرحمان بن عوف - رضي الله عنه - أُتِيَ بطعام وكان صائِمًا، فقال: قُتِلَ مُصْعَبُ بن عُمَيْر - رضي الله عنه - وَهُوَ خَيْرٌ مِنِّي، فَلَمْ يوجَدْ له مَا يُكَفَّنُ فيهِ إِلاَّ بُرْدَةٌ إنْ غُطِّيَ بِهَا رَأْسُهُ بَدَتْ رِجْلاهُ؛ وَإنْ غُطِّيَ بِهَا رِجْلاَهُ بَدَا رَأْسُهُ، ثُمَّ بُسِطَ لَنَا مِنَ الدُّنْيَا مَا بُسِطَ - أَو قَالَ: أُعْطِينَا مِنَ الدُّنْيَا مَا أُعْطِينَا - قَدْ خَشِينا أَنْ تَكُونَ حَسَنَاتُنَا عُجِّلَتْ لَنَا، ثُمَّ جَعَلَ يَبكِي حَتَّى تَرَكَ الطعَام. رواه البخاري.

Dari Ibrahim bin Abdur Rahman bin 'Auf, bahwasanya Abdur Rahman bin 'Auf r.a. diberi hidangan makanan, sedangkan waktu itu ia berpuasa, lalu ia berkata: "Mus'ab bin Umair itu terbunuh -fisabilillah. Ia adalah seorang yang lebih baik daripadaku, tetapi tidak ada yang digunakan untuk mengafaninya -membungkus jenazahnya- kecuali selembar burdah. Jikalau kepalanya ditutup, maka tampaklah kedua kakinya dan jikalau kedua kakinya ditutup, maka tampaklah kepalanya. Selanjutnya untuk kita sekarang ini dunia telah dibeberkan seluas-luasnya -banyak rezeki-. Atau ia berkata: "Kita telah dikaruniai rezeki dunia sebagaimana yang kita terima ini -amat banyak sekali-. Kita benar-benar takut kalau-kalau kebaikan-kebaikan kita ini didahulukan untuk kita sekarang -sejak kita di dunia ini-, sedang di akhirat tidak dapat bagian apa-apa." Selanjutnya ia lalu menangis dan makanan itu ditinggalkan. [Riwayat Bukhari] (HR.Riyadhus Shalihin : 454)
No Hadist 455

وعن أَبي أُمَامَة صُدَيِّ بن عجلان الباهلي - رضي الله عنه - عن النبي - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «لَيْسَ شَيْءٌ أحَبَّ إِلى اللهِ تَعَالَى مِنْ قطْرَتَيْنِ وَأثَرَيْنِ: قَطَرَةُ دُمُوع مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَقَطَرَةُ دَمٍ تُهَرَاقُ في سَبيلِ اللهِ. وَأَمَّا الأَثَرَانِ: فَأَثَرٌ في سَبيلِ اللهِ تَعَالَى، وَأَثَرٌ في فَريضةٍ مِنْ فَرائِضِ الله تَعَالَى». رواه الترمذي، وقال: «حديثٌ حسنٌ». وفي الباب أحاديث كثيرة منها: حديث العرباض بن سارية - رضي الله عنه - قَالَ: وعظنا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - مَوعظةً وَجلَتْ منها القُلُوبُ، وذرِفت منها الْعُيُونُ. وقد سبق في باب النهي عن البدع

Dari Abu Umamah, yaitu Shuday bin 'Ajlan al-Bahili r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Tiada sesuatupun yang lebih dicintai oleh Allah Ta'ala daripada dua tetesan dan dua bekas. Dua tetesan itu ialah tetesan airmata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang dialirkan fisabilillah. Adapun dua bekas yaitu bekas luka fisabilillah dan bekas dalam mengerjakan kefardhuan dari beberapa kefardhuan Allah Ta'ala -semacam bekas sujud dan lain-lain-." Diriwayatkan Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan.Dalam bab ini masih banyak lagi Hadisnya, diantaranya ialah Hadisnya al-'Irbadh bin Sariyah r.a., katanya: "Kita semua diberi nasihat oleh Rasulullah s.a.w., yaitu suatu nasihat yang semua hati dapat menjadi takut karenanya dan matapun dapat melelehkan airmata." hadis ini telah lalu dalam bab: Melarang kebid'ahan-kebid'ahan -lihat Hadis no.157 dan 171-. (HR.Riyadhus Shalihin : 455)
No Hadist 456

عن عمرو بن عوف الأنصاري - رضي الله عنه: أنَّ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - بَعَثَ أَبَا عبيدة بنَ الجَرَّاح - رضي الله عنه - إِلَى الْبَحْرَيْنِ يَأتِي بِجِزْيَتِهَا، فَقَدِمَ بمَالٍ مِنَ الْبَحْرَيْنِ، فَسَمِعَتِ الأَنْصَارُ بقُدُومِ أَبي عُبيْدَةَ، فَوَافَوْا صَلاَةَ الفَجْرِ مَعَ رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - فَلَمَّا صَلَّى رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - انْصَرفَ، فَتَعَرَّضُوا لَهُ، فَتَبَسَّمَ رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - حِيْنَ رَآهُمْ، ثُمَّ قَالَ: «أَظُنُّكُمْ سَمِعْتُمْ أنَّ أَبَا عُبَيْدَةَ قَدِمَ بِشَيْءٍ مِنَ الْبَحْرَيْنِ؟» فقالوا: أجل، يَا رسول الله، فقال: «أبْشِرُوا وَأَمِّلْوا مَا يَسُرُّكُمْ، فَوالله مَا الفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ، وَلكِنِّي أخْشَى أَنْ تُبْسَط الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أهْلَكَتْهُمْ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari 'Amr bin 'Auf al-Anshari r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengirimkan Abu 'Ubaidah al-Jarrah r.a. ke daerah Bahrain -sebuah daerah yang masuk wilayah Irak- dan kedatangannya ke situ ialah untuk mengambil pajak. Kemudian setelah selesai tugasnya, datanglah ia dengan membawa harta dari Bahrain itu. Kaum Anshar sama mendengar akan kedatangan Abu Ubaidah, mereka lalu menunaikan shalat fajar -yakni subuh- bersama Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah s.a.w. selesai bershalat, beliaupun lalu kembali, kemudian mereka menuju kepadanya untuk menemuinya. Rasulullah s.a.w. lalu tersenyum ketika melihat mereka itu terus bersabda: "Saya kira engkau semua sudah mendengar bahwasanya Abu Ubaidah tiba dari Bahrain dengan membawa sesuatu harta." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah." Beliau selanjutnya bersabda: "Bergembiralah engkau semua dan bolehlah mengharapkan sesuatu yang akan menyenangkan engkau semua. Demi Allah, bukannya kekafiran itu yang saya takutkan mengenai engkau semua, tetapi saya takut jikalau harta dunia ini diluaskan untukmu semua -yakni engkau semua menjadi kaya raya-, sebagaimana telah diluaskan untuk orang-orang yang sebelummu, kemudian engkau semua itu saling berlomba-lomba untuk mencarinya sebagaimana mereka juga berlomba-lomba untuk mengejarnya, lalu harta dunia itu akan merusakkan agamamu semua sebagaimana ia telah merusakkan agama mereka. [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 456)
No Hadist 457

وعن أَبي سعيد الخدري - رضي الله عنه - قَالَ: جلس رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - عَلَى الْمِنْبَرِ، وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ، فقال: «إنَّ ممَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِي مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا وَزِينَتِهَا». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. duduk di atas mimbar dan kita duduk di sekitarnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya salah satu yang saya takutkan atasmu semua sepeninggalku nanti ialah apa yang akan dibukakan untukmu semua itu dari keindahan harta dunia serta hiasan-hiasannya -yakni bahwa meluapnya kekayaan pada umat Muhammad inilah yang amat ditakutkan, sebab dapat merusakkan agama jikalau tidak waspada mengendalikannya." [Muttafaq'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 457)
No Hadist 458

وعنه: أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «إنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإنَّ الله تَعَالَى مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ». رواه مسلم.

Dari Abu Said r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau -yakni menyenangkan sekali- dan sesungguhnya Allah menjadikan engkau semua sebagai pengganti di bumi itu -untuk mengolah dan memakmurkan. Maka Allah akan melihat bagaimana yang engkau semua lakukan -untuk dibalas menurut masing-masing amalannya. Oleh sebab itu, bertaqwalah dalam mengemudikan harta dunia dan bertaqwalah dalam urusan kaum wanita." [Riwayat Muslim] (HR.Riyadhus Shalihin : 458)
No Hadist 459

وعن أنس - رضي الله عنه: أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلاَّ عَيْشَ الآخِرَةِ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Ya Allah. Tidak ada kehidupan yang kekal melainkan kehidupan di akhirat." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 459)
No Hadist 460

وعنه، عن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ: أهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ: فَيَرْجِعُ اثْنَانِ، وَيَبْقَى وَاحِدٌ: يَرْجِعُ أهْلُهُ وَمَالُهُ وَيبْقَى عَمَلُهُ». متفقٌ عَلَيْهِ.

Dari Anas r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Ada tiga macam mengikuti mayat itu- ketika di bawa ke kubur, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan satu tetap tinggal menyertainya. Keluarga dan hartanya kembali sedang amalnya tetap mengikutinya." [Muttafaq 'alaih] (HR.Riyadhus Shalihin : 460)