Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 17111

Bab Musnad Penduduk Syam

قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا رَبَاحٌ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ عَاصِمِ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ الْمُطَّلِبِ وَكَانَ رَجُلًا مِنْ رَهْطِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ دَعَا أَعْرَابِيًّا إِلَى طَعَامٍ وَذَلِكَ بَعْدَ النَّحْرِ بِيَوْمٍ فَقَالَ الْأَعْرَابِيُّ إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ لَهُ إِنَّ عَمْرَو بْنَ الْعَاصِ دَعَا رَجُلًا إِلَى طَعَامٍ فِي هَذَا الْيَوْمِ فَقَالَ إِنِّي صَائِمٌ فَقَالَ عَمْرٌو إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ صَوْمِ هَذَا الْيَوْمِ
Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Khalid] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Rabah] dari [Ma'mar] dari [Ashim bin Sulaiman] dari [Ja'far bin Muthalib] salah seorang kerabat [Amru bin Ash], ia berkata, "Muhammad bin Ja'far mengundang makan seorang Arab dusun sehari setelah berlalunya Idul Adlha, maka Arab dusun itu pun berkata, "Saya sedang berpuasa." Muhammad bin Ja'far berkata, "Sesungguhnya Amru bin Ash pernah mengundang makan seorang laki-laki pada hari ini, dan laki-laki itu berkata, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.' Maka Amru berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk berpuasa pada hari ini.'" ( HR.Musnad Ahmad : 17111 )
No Hadist 17112

Bab Musnad Penduduk Syam

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ الْمُبَارَكِ قَالَ أَخْبَرَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ قَالَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ أَبِي حَبِيبٍ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ شِمَاسَةَ حَدَّثَهُ قَالَ لَمَّا حَضَرَتْ عَمْرَو بْنَ الْعَاصِ الْوَفَاةُ بَكَى فَقَالَ لَهُ ابْنُهُ عَبْدُ اللَّهِ لِمَ تَبْكِي أَجَزَعًا عَلَى الْمَوْتِ فَقَالَ لَا وَاللَّهِ وَلَكِنْ مِمَّا بَعْدُ فَقَالَ لَهُ قَدْ كُنْتَ عَلَى خَيْرٍ فَجَعَلَ يُذَكِّرُهُ صُحْبَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفُتُوحَهُ الشَّامَ فَقَالَ عَمْرٌو تَرَكْتَ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ كُلِّهِ شَهَادَةَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِنِّي كُنْتُ عَلَى ثَلَاثَةِ أَطْبَاقٍ لَيْسَ فِيهَا طَبَقٌ إِلَّا قَدْ عَرَفْتُ نَفْسِي فِيهِ كُنْتُ أَوَّلَ شَيْءٍ كَافِرًا فَكُنْتُ أَشَدَّ النَّاسِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَوْ مِتُّ حِينَئِذٍ وَجَبَتْ لِي النَّارُ فَلَمَّا بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْتُ أَشَدَّ النَّاسِ حَيَاءً مِنْهُ فَمَا مَلَأْتُ عَيْنِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا رَاجَعْتُهُ فِيمَا أُرِيدُ حَتَّى لَحِقَ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيَاءً مِنْهُ فَلَوْ مِتُّ يَوْمَئِذٍ قَالَ النَّاسُ هَنِيئًا لِعَمْرٍو أَسْلَمَ وَكَانَ عَلَى خَيْرٍ فَمَاتَ فَرُجِيَ لَهُ الْجَنَّةُ ثُمَّ تَلَبَّسْتُ بَعْدَ ذَلِكَ بِالسُّلْطَانِ وَأَشْيَاءَ فَلَا أَدْرِي عَلَيَّ أَمْ لِي فَإِذَا مِتُّ فَلَا تَبْكِيَنَّ عَلَيَّ وَلَا تُتْبِعْنِي مَادِحًا وَلَا نَارًا وَشُدُّوا عَلَيَّ إِزَارِي فَإِنِّي مُخَاصِمٌ وَسُنُّوا عَلَيَّ التُّرَابَ سَنًّا فَإِنَّ جَنْبِيَ الْأَيْمَنَ لَيْسَ بِأَحَقَّ بِالتُّرَابِ مِنْ جَنْبِي الْأَيْسَرِ وَلَا تَجْعَلَنَّ فِي قَبْرِي خَشَبَةً وَلَا حَجَرًا فَإِذَا وَارَيْتُمُونِي فَاقْعُدُوا عِنْدِي قَدْرَ نَحْرِ جَزُورٍ وَتَقْطِيعِهَا أَسْتَأْنِسْ بِكُمْ
Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Ishaq] ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] -yakni Ibnu Mubarak- ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Yazid bin Habib] bahwa [Abdurrahman bin Syimamah] menceritakan kepadanya, ia berkata, "Saat akan meninggal Amru menangis, maka anaknya, Abdullah berkata, "Kenapa Anda menangis, apakah karena takut mati?" [Amru] menjawab, "Tidak, demi Allah. Akan tetapi, aku takut akan apa yang terjadi setelahnya." Abdullah berkata, "Anda telah berada di atas kebaikan." Abdullah kemudian mengingatkan akan persahabatan bapaknya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan juga penaklukannya terhadap Syam. Lalu Amru berkata, "Kamu tidak menyebutkan yang lebih besar keutamaannya daripada itu semua, yaitu Syahadah bahwa 'Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah'. Sesungguhnya saya berada di atas tiga keadaan, dan tidak ada satu keadaan pun kecuali saya telah mengenal diriku di dalamnya. Saya adalah seorang yang pertama kali kafir, dan saya adalah orang yang paling keras terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sekiranya saya meninggal di waktu itu, niscaya akan masuk neraka. Ketika membaiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya adalah orang yang paling malu (sungkan) terhadap beliau, karena itu, saya tidak pernah memandang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak pula meminta pertimbangan beliau terhadap sesuatu yang saya inginkan hingga beliau menemui Allah, dan saya masih malu pada beliau. Sekiranya pada hari itu saya meninggal, niscaya orang-orang akan mengatakan, 'Berbahagialah Amru, ia telah memeluk Islam dan berada di atas kebaikan, lalu ia meninggal dan diharapkan ia pun akan masuk surga.' Setelah itu saya kemudian berkecimpung dengan harta dan kekuasaan, maka saya tidak tahu, apakah itu adalah kebinasaan atasku ataukah kebaikan bagiku. Karena itu, jika saya meninggal maka janganlah kalian menangisiku, jangan mengikutiku dengan pujian ataupun dupa api. Kemudian eratkanlah ikatan kainku karena saya akan mendebat (siapa yang menyelisihinya). Setelah itu, timbun dan ratakanlah tanahnya, karena rusuk kananku tidak lebih berhak untuk bersentuhan dengan tanah dari rusuk kiriku. Jangan kalian meletakkan kayu atau batu di atas kuburku, dan saat kalian hendak meninggalkanku, maka duduklah di sisiku selama waktu yang kalian gunakan untuk menyembelih dan memotong unta, karena saya merasa senang dengan kalian." ( HR.Musnad Ahmad : 17112 )
No Hadist 17113

Bab Musnad Penduduk Syam

حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا الْأَسْوَدُ بْنُ شَيْبَانَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو نَوْفَلِ بْنُ أَبِي عَقْرَبٍ قَالَ جَزِعَ عَمْرُو بْنُ الْعَاصِ عِنْدَ الْمَوْتِ جَزَعًا شَدِيدًا فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ ابْنُهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ مَا هَذَا الْجَزَعُ وَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُدْنِيكَ وَيَسْتَعْمِلُكَ قَالَ أَيْ بُنَيَّ قَدْ كَانَ ذَلِكَ وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ ذَلِكَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا أَدْرِي أَحُبًّا ذَلِكَ كَانَ أَمْ تَأَلُّفًا يَتَأَلَّفُنِي وَلَكِنِّي أَشْهَدُ عَلَى رَجُلَيْنِ أَنَّهُ قَدْ فَارَقَ الدُّنْيَا وَهُوَ يُحِبُّهُمَا ابْنُ سُمَيَّةَ وَابْنُ أُمِّ عَبْدٍ فَلَمَّا حَدَّثَهُ وَضَعَ يَدَهُ مَوْضِعَ الْغِلَالِ مِنْ ذَقْنِهِ وَقَالَ اللَّهُمَّ أَمَرْتَنَا فَتَرَكْنَا وَنَهَيْتَنَا فَرَكِبْنَا وَلَا يَسَعُنَا إِلَّا مَغْفِرَتُكَ وَكَانَتْ تِلْكَ هِجِّيرَاهُ حَتَّى مَاتَ
Telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada kami [al Aswad bin Syaiban] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Naufal bin Abu Aqrab] ia berkata, "Saat menjelang ajal menjemput Amru bin al 'Ash merasa ketakutan yang luar biasa. Maka ketika anaknya, Abdullah bin Amru, melihat hal tersebut ia berkata, 'Wahai Abu Abdullah, ketakutan apa ini, padahal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dekat denganmu dan juga telah memperkerjakanmu?' [Amru bin al 'Ash] menjawab, "Wahai anakku, itu telah terjadi dan aku akan kabarkan kepadamu akan hal itu. Demi Allah! Sesungguhnya aku tidak tahu, apakah itu wujud dari kecintaan beliau atau hanya sekedar keharmonisan yang diberikan kepadaku? Tetapi aku bersaksi atas dua orang laki-laki, meskipun beliau telah meninggal namun beliau menyukainya; Ibnu Sumayyah dan Ibnu Ummu 'Abd'. Ketika menceritakan hal tersebut Amru bin al 'Ash meletakkan tangannya pada bagian bawah dagunya seraya berdoa, 'Ya Allah! Engkau beri perintah kepada kami namun kami mengabaikannya, Engkau beri larangan namun kami langgar, dan tidak ada kelapangan bagi kami kecuali ampunanmu'. Dan itulah yang Amru igaukan hingga ia meninggal." ( HR.Musnad Ahmad : 17113 )
No Hadist 17114

Bab Musnad Penduduk Syam

حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ سُلَيْمَانَ أَنَّ الْقَاسِمَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَهُمْ عَنْ عَمْرِو بْنِ فُلَانٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ بَيْنَا هُوَ يَمْشِي قَدْ أَسْبَلَ إِزَارَهُ إِذْ لَحِقَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ أَخَذَ بِنَاصِيَةِ نَفْسِهِ وَهُوَ يَقُولُ اللَّهُمَّ عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ قَالَ عَمْرٌو فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي رَجُلٌ حَمْشُ السَّاقَيْنِ فَقَالَ يَا عَمْرُو إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ يَا عَمْرُو وَضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَرْبَعِ أَصَابِعَ مِنْ كَفِّهِ الْيُمْنَى تَحْتَ رُكْبَةِ عَمْرٍو فَقَالَ يَا عَمْرُو هَذَا مَوْضِعُ الْإِزَارِ ثُمَّ رَفَعَهَا ثُمَّ وَضَعَهَا تَحْتَ الثَّانِيَةِ فَقَالَ يَا عَمْرُو هَذَا مَوْضِعُ الْإِزَارِ
Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Sulaiman] bahwa [Al Qasim bin Abdurrahman] telah menceritakan kepada mereka, dari [Amru bin Fulan Al Anshari] ia berkata, "Bahwa saat Amru berjalan dengan kainnya yang musbil (melebihi kedua mata kaki), tiba-tiba Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjumpainya, maka beliau memegang ubun-ubunnya seraya mengatakan: "ALLAHUMMA 'ABDUKA IBNU 'ABDIKA IBNU AMATIKA (Ya Allah! Hamba-Mu, anak hamba-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu." Amru berkata, "Aku lalu berkata, "Wahai Rasulullah, aku adalah seorang yang kecil betisnya." Maka beliau bersabda: "Wahai Amru, sesungguhnya Allah 'azza wajalla telah memperbaiki penciptaan segala sesuatu. Wahai Amru, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil menepuk bagian belakang lutut Amru dengan empat jari tangannya yang sebelah kanan seraya berkata, 'Wahai Amru, di sinilah posisi kain." Kemudian beliau pun mengangkat dan meletakkannya di bawah jarinya yang kedua seraya bersabda: "Wahai Amru, di sinilah posisi kain." ( HR.Musnad Ahmad : 17114 )
No Hadist 17115

Bab Musnad Penduduk Syam

حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ يَحْيَى الدِّمَشْقِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْبَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ مَكْحُولٍ عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ قَيْسٍ الْجُذَامِيِّ رَجُلٍ كَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْطَى الشَّهِيدُ سِتَّ خِصَالٍ عِنْدَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ مِنْ دَمِهِ يُكَفَّرُ عَنْهُ كُلُّ خَطِيئَةٍ وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُزَوَّجُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُؤَمَّنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيُحَلَّى حُلَّةَ الْإِيمَانِ
Telah menceritakan kepada kami [Zaid bin Yahya Ad Dimasyqi] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Tsauban] dari [Bapaknya] dari [Makhul] dari [Katsir bin Murrah] dari [Qais Al Judzami] seorang yang pernah bersahabat dengan Nabi, ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Orang yang mati syahid akan diberikan enam hal sejak pertama kali darahnya menetes; semua dosanya akan diampuni, diperlihatkan tempat duduknya dari surga, dinikahkan dengan bidadari, diselamatkan dari kedahsyatan hari kiamat dan pedihnya adzab kubur, serta akan dipakaikan kepadanya pakaian iman." ( HR.Musnad Ahmad : 17115 )
No Hadist 17116

Bab Musnad Penduduk Syam

حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ الْأَلْهَانِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو عِنَبَةَ قَالَ سُرَيْجٌ وَلَهُ صُحْبَةٌ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِعَبْدٍ خَيْرًا عَسَلَهُ قِيلَ وَمَا عَسَلُهُ قَالَ يَفْتَحُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ عَمَلًا صَالِحًا قَبْلَ مَوْتِهِ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ
Telah menceritakan kepada kami [Syuraij bin Nu'man] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Baqiyyah] dari [Muhammad bin Ziyad Al Alhani] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Abu Inabah] -Syuraih berkata; ia termasuk seorang sahabat- ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika Allah 'azza wajalla menginginkan kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia akan memberinya bekal." Lalu ditanyakan kepada beliau, "Bekal seperti apa yang akan diberikan-Nya." Beliau menjawab, "Allah 'azza wajalla akan membukakan baginya kesempatan untuk beramal shalih sebelum ia meninggal, setelah itu Allah mewafatkannya." ( HR.Musnad Ahmad : 17116 )
No Hadist 17117

Bab Musnad Penduduk Syam

حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَيَّاشٍ قَالَ حَدَّثَنِي شُرَحْبِيلُ بْنُ مُسْلِمٍ الْخَوْلَانِيُّ قَالَ رَأَيْتُ سَبْعَةَ نَفَرٍ خَمْسَةً قَدْ صَحِبُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاثْنَيْنِ قَدْ أَكَلَا الدَّمَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَلَمْ يَصْحَبَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَّا اللَّذَانِ لَمْ يَصْحَبَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبُو عِنَبَةَ الْخَوْلَانِيُّ وَأَبُو فَاتِحٍ الْأَنْمَارِيُّ
Telah menceritakan kepada kami [Abul Mughirah] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Ayyasy] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Syurahbil bin Muslim Al Khaulani] ia berkata, "Saya melihat tujuh orang, lima di antaranya pernah bersahabat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan yang dua orang pernah menumpahkan darah pada masa jahiliyah dan belum bersahabat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Adapun dua orang yang belum sempat bersahabat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah Abu Inabah Al Khaulani dan Abu Fatih Al Anmari." ( HR.Musnad Ahmad : 17117 )
No Hadist 17118

Bab Musnad Penduduk Syam

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ الْأَلْهَانِيِّ قَالَ ذُكِرَ عِنْدَ أَبِي عِنَبَةَ الْخَوْلَانِيِّ الشُّهَدَاءُ فَذَكَرُوا الْمَبْطُونَ وَالْمَطْعُونَ وَالنُّفَسَاءَ فَغَضِبَ أَبُو عِنَبَةَ وَقَالَ حَدَّثَنَا أَصْحَابُ نَبِيِّنَا عَنْ نَبِيِّنَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّ شُهَدَاءَ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ أُمَنَاءُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ فِي خَلْقِهِ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا
Telah menceritakan kepada kami [Abul Yaman] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ayyasy] dari [Muhammad bin Ziyad Al Alhani] ia berkata, "Disebutkan di sisi [Abu Inabah Al Khaulani] tentang orang yang mati syahid, lalu orang-orang pun menyebutkan orang yang mati karena sakit perut, orang yang mati karena penyakit tha'un, dan orang yang mati karena melahirkan. Abu Inabah kemudian marah dan berkata, " [Para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam] telah menceritakan kepada kami, bahwa beliau bersabda: "Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang mati syahid adalah orang-orang yang terpercaya di bumi, baik mati karena dibunuh atau mati dengan sendirinya." ( HR.Musnad Ahmad : 17118 )
No Hadist 17119

Bab Musnad Penduduk Syam

حَدَّثَنَا الْهَيْثَمُ بْنُ خَارِجَةَ قَالَ أَخْبَرَنَا الْجَرَّاحُ بْنُ مَلِيحٍ الْبَهْرَانِيُّ حِمْصِيٌّ عَنْ بَكْرِ بْنِ زُرْعَةَ الْخَوْلَانِيِّ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا عِنَبَةَ الْخَوْلَانِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَزَالُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَغْرِسُ فِي هَذَا الدِّينِ بِغَرْسٍ يَسْتَعْمِلُهُمْ فِي طَاعَتِهِ
Telah menceritakan kepada kami [Al Haitsam bin Kharijah] ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al Kharraj bin Malih Al Bahrani Himshi] dari [Bakr bin Zur'ah Al Khaulani] ia berkata, saya mendengar [Abu Inabah Al Khaulani] berkata, "Saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'azza wajalla akan senantiasa menjadikan dalam agama ini seseorang (pembaharu) yang akan Dia berdayagunakan untuk ketaatan kepada-Nya." ( HR.Musnad Ahmad : 17119 )
No Hadist 17120

Bab Musnad Penduduk Syam

حَدَّثَنَا يَعْمَرُ بْنُ بِشْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا هُشَيْمُ بْنُ بَشِيْرٍ عَنْ دَاوُدَ بْنِ عَمْرٍو عَنْ بُسْرِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ فَاتِكٍ الْأَسَدِيِّ فَذَكَرَ حَدِيثًا قَالَ حَدَّثَنَا يَعْمَرُ بْنُ بِشْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ دَاوُدَ بْنِ عَمْرٍو عَنْ بُسْرِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ فَاتِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ الْفَتَى سَمُرَةُ لَوْ أَخَذَ مِنْ لِمَّتِهِ وَشَمَّرَ مِنْ مِئْزَرِهِ فَفَعَلَ ذَلِكَ سَمُرَةُ أَخَذَ مِنْ لِمَّتِهِ وَشَمَّرَ مِنْ مِئْزَرِهِ
Telah menceritakan kepada kami [Ya'mar bin Bisyr] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abdullah] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Husyaim bin Basyir] dari [Dawud bin Amru] dari [Busr bin Ubaidullah] dari [Samurah bin Fatik Al Asadi] -lalu ia menyebutkan hadis tersebut, ia berkata- Telah menceritakan kepada kami [Ya'mar bin Bisyr] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Abdullah] ia berkata, Telah menceritakan kepada kami [Husyaim] dari [Dawud bin Amru] dari [Busr bin Ubaidullah] dari [Samurah bin Fatik], bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik pemuda adalah Samurah, sekiranya ia memangkas rambutnya yang sudah menyentuh cuping telinga, dan mau menyingsing ikatan kainnya." Maka Samurah pun melakukan hal itu, ia memotong rambutnya yang sudah menyentuh cuping telinga dan menyingsingkan lipatan kainnya." ( HR.Musnad Ahmad : 17120 )