Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 19051

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنِ الْحَسَنِ بْنِ ذَكْوَانَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو رَجَاءٍ قَالَ حَدَّثَنِي عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ قَوْمٌ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُسَمَّوْنَ الْجَهَنَّمِيِّينَ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Al Hasan bin Dzakwan] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Raja`] dia berkata; telah menceritakan kepadaku ['Imran bin Hushain] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Akan keluar dari neraka sekelompok orang karena syafaat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan mereka dinamakan jahannamiyyin." ( HR.Musnad Ahmad : 19051 )
No Hadist 19052

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عَوْفٍ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ حَدَّثَنِي عِمَرانُ بْنُ حُصَيْنٍ قَالَ كُنَّا فِي سَفَرٍ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنَّا أَسْرَيْنَا حَتَّى إِذَا كُنَّا فِي آخِرِ اللَّيْلِ وَقَعْنَا تِلْكَ الْوَقْعَةَ فَلَا وَقْعَةَ أَحْلَى عِنْدَ الْمُسَافِرِ مِنْهَا قَالَ فَمَا أَيْقَظَنَا إِلَّا حَرُّ الشَّمْسِ وَكَانَ أَوَّلَ مَنْ اسْتَيْقَظَ فُلَانٌ ثُمَّ فُلَانٌ كَانَ يُسَمِّيهِمْ أَبُو رَجَاءٍ وَنَسِيَهُمْ عَوْفٌ ثُمَّ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ الرَّابِعُ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا نَامَ لَمْ نُوقِظْهُ حَتَّى يَكُونَ هُوَ يَسْتَيْقِظُ لِأَنَّا لَا نَدْرِي مَا يُحْدِثُ أَوْ يَحْدُثُ لَهُ فِي نَوْمِهِ فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ عُمَرُ وَرَأَى مَا أَصَابَ النَّاسَ وَكَانَ رَجُلًا أَجْوَفَ جَلِيدًا قَالَ فَكَبَّرَ وَرَفَعَ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيرِ فَمَا زَالَ يُكَبِّرُ وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالتَّكْبِيرِ حَتَّى اسْتَيْقَظَ لِصَوْتِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَكَوْا الَّذِي أَصَابَهُمْ فَقَالَ لَا ضَيْرَ أَوْ لَا يَضِيرُ ارْتَحِلُوا فَارْتَحَلَ فَسَارَ غَيْرَ بَعِيدٍ ثُمَّ نَزَلَ فَدَعَا بِالْوَضُوءِ فَتَوَضَّأَ وَنُودِيَ بِالصَّلَاةِ فَصَلَّى بِالنَّاسِ فَلَمَّا انْفَتَلَ مِنْ صَلَاتِهِ إِذَا هُوَ بِرَجُلٍ مُعْتَزِلٍ لَمْ يُصَلِّ مَعَ الْقَوْمِ فَقَالَ مَا مَنَعَكَ يَا فُلَانُ أَنْ تُصَلِّيَ مَعَ الْقَوْمِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَصَابَتْنِي جَنَابَةٌ وَلَا مَاءَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكَ بِالصَّعِيدِ فَإِنَّهُ يَكْفِيكَ ثُمَّ سَارَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاشْتَكَى إِلَيْهِ النَّاسُ الْعَطَشَ فَنَزَلَ فَدَعَا فُلَانًا كَانَ يُسَمِّيهِ أَبُو رَجَاءٍ وَنَسِيَهُ عَوْفٌ وَدَعَا عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ فَقَالَ اذْهَبَا فَابْغِيَا لَنَا الْمَاءَ قَالَ فَانْطَلَقَا فَيَلْقَيَانِ امْرَأَةً بَيْنَ مَزَادَتَيْنِ أَوْ سَطِيحَتَيْنِ مِنْ مَاءٍ عَلَى بَعِيرٍ لَهَا فَقَالَا لَهَا أَيْنَ الْمَاءُ فَقَالَتْ عَهْدِي بِالْمَاءِ أَمْسِ هَذِهِ السَّاعَةَ وَنَفَرُنَا خُلُوفٌ قَالَ فَقَالَا لَهَا انْطَلِقِي إِذًا قَالَتْ إِلَى أَيْنَ قَالَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ هَذَا الَّذِي يُقَالُ لَهُ الصَّابِئُ قَالَا هُوَ الَّذِي تَعْنِينَ فَانْطَلِقِي إِذًا فَجَاءَا بِهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَدَّثَاهُ الْحَدِيثَ فَاسْتَنْزَلُوهَا عَنْ بَعِيرِهَا وَدَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِنَاءٍ فَأَفْرَغَ فِيهِ مِنْ أَفْوَاهِ الْمَزَادَتَيْنِ أَوْ السَّطِيحَتَيْنِ وَأَوْكَأَ أَفْوَاهَهُمَا فَأَطْلَقَ الْعَزَالِي وَنُودِيَ فِي النَّاسِ أَنْ اسْقُوا وَاسْتَقُوا فَسَقَى مَنْ شَاءَ وَاسْتَقَى مَنْ شَاءَ وَكَانَ آخِرُ ذَلِكَ أَنْ أَعْطَى الَّذِي أَصَابَتْهُ الْجَنَابَةُ إِنَاءً مِنْ مَاءٍ فَقَالَ اذْهَبْ فَأَفْرِغْهُ عَلَيْكَ قَالَ وَهِيَ قَائِمَةٌ تَنْظُرُ مَا يُفْعَلُ بِمَائِهَا قَالَ وَايْمُ اللَّهِ لَقَدْ أَقْلَعَ عَنْهَا وَإِنَّهُ لَيُخَيَّلُ إِلَيْنَا أَنَّهَا أَشَدُّ مِلْأَةً مِنْهَا حِينَ ابْتَدَأَ فِيهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اجْمَعُوا لَهَا فَجَمَعَ لَهَا مِنْ بَيْنِ عَجْوَةٍ وَدَقِيقَةٍ وَسُوَيْقَةٍ حَتَّى جَمَعُوا لَهَا طَعَامًا كَثِيرًا وَجَعَلُوهُ فِي ثَوْبٍ وَحَمَلُوهَا عَلَى بَعِيرِهَا وَوَضَعُوا الثَّوْبَ بَيْنَ يَدَيْهَا فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَعْلَمِينَ وَاللَّهِ مَا رَزَأْنَاكِ مِنْ مَائِكِ شَيْئًا وَلَكِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ هُوَ سَقَانَا قَالَ فَأَتَتْ أَهْلَهَا وَقَدْ احْتَبَسَتْ عَنْهُمْ فَقَالُوا مَا حَبَسَكِ يَا فُلَانَةُ فَقَالَتْ الْعَجَبُ لَقِيَنِي رَجُلَانِ فَذَهَبَا بِي إِلَى هَذَا الَّذِي يُقَالُ لَهُ الصَّابِئُ فَفَعَلَ بِمَائِي كَذَا وَكَذَا لِلَّذِي قَدْ كَانَ فَوَاللَّهِ إِنَّهُ لَأَسْحَرُ مَنْ بَيْنَ هَذِهِ وَهَذِهِ قَالَتْ بِأُصْبُعَيْهَا الْوُسْطَى وَالسَّبَّابَةِ فَرَفَعَتْهُمَا إِلَى السَّمَاءِ يَعْنِي السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ أَوْ إِنَّهُ لَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقًّا قَالَ وَكَانَ الْمُسْلِمُونَ بَعْدُ يُغِيرُونَ عَلَى مَا حَوْلَهَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ وَلَا يُصِيبُونَ الصِّرْمَ الَّذِي هِيَ فِيهِ فَقَالَتْ يَوْمًا لِقَوْمِهَا مَا أَرَى أَنَّ هَؤُلَاءِ الْقَوْمَ يَدَعُونَكُمْ عَمْدًا فَهَلْ لَكُمْ فِي الْإِسْلَامِ فَأَطَاعُوهَا فَدَخَلُوا فِي الْإِسْلَامِ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Auf] telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] telah menceritakan kepadaku [Imran bin Husain] katanya, Kami pernah dalam perjalanan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kami melakukan perjalanan pada malam hari, hingga ketika kami sudah di akhir alam, kami beristirahat sejenak. Rupanya tak ada istirahat yang lebih manis bagi musafir selain istirahat pada waktu itu. Ketika itu kami tertidur pulas sepulas-pulasnya sehingga kami tidak bangun selain setelah sengatan matahari mengusik kami. Yang pertama kali bangun adalah si polan dan si polan. -Abu Raja' masih bisa menyebutkan nama-nama itu satu persatu, namun 'Auf lupa- Kemudian Umar bin khattab radliallahu 'anhu adalah orang keempat yang bangun. Sudah menjadi tradisi, jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur, kami semua tidak berani membangunkannya, sebab siapa tahu telah terjadi sesuatu pada diri beliau, atau ada sesuatu yang terjadi pada diri beliau. Ketika Umar bangun, dan ia melihat orang-orang kepulasan -kebetulan ia berperawakan jumbo dan kuat- ia bertakbir dan melantangkan suaranya dengan takbir. Ia tidak berhenti bertakbir dan melantangkan suaranya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun, karena suaranya yang menggelegar. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun, para sahabat melaporkan apa yang terjadi. Namun beliau hanya menjawab: "Tidak masalah -atau dengan redaksi 'selamanya tidak masalah, mari kita teruskan perjalanan." Kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Belum begitu jauh beliau berjalan, belaiu lalu singgah dan meminta air wudhu'. Lalu Beliau berwudhu, setelah adzan dikumandangkan, beliau mengimami orang-orang. Seusai shalat, tak tahunya ada seorang sahabat yang mengisolir diri dan tidak ikut shalat bersama yang lain. Nabi bertanya: "Apa yang menghalangimu tidak shalat bersama-sama (jamaah)?" Jawabnya; "Ya Rasulullah, kebetulan aku sedang junub, sementara kondisi sedang tak ada air." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Cukup bagimu dengan debu (untuk bersuci)." Setelah itu beliau melanjutkan perjalanan, ternyata para sahabat mengeluh karena kehausan. Beliau pun singgah dan memanggil si polan -Abu Raja' masih bisa menyebut namanya, namun Auf lupa- dan Ali Radhiyallau'anhu. Kata Nabi; "Pergilah kalian berdua untuk mencari air!." Kata Imran, keduanya llau berangkat, ternyata mereka berdua menemui seorang wanita diatas untanya tengah memikul dua geriba air yang sering diistilahkan mizadah dan dua kantong air kulit bersusun-susun yang sering diistilahkan sathihat. (Orang arab mengistilahkan begitu). Keduanya bertanya "Dimanakah ada sumber air? Si wanita menjawab; "Kami mencari air semenjak kemaren, dalam waktu seperti ini, sedang kaumku akan menjemputku." Keduanya berkata; "Maaf, tolong kamu berangkat." Si wanita bertanya "Maksud kalian berdua, aku berangkat ke mana? Ali dan kawannya menjawab; "Kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Si wanita menjawab "Laki-laki yang sering dijuluki "Si sinting" oleh orang-orang itu?" Ali dan kawannya menjawab; "Itulah yang kau maksudkan, kamu benar, berangkatlah sekarang juga!." Keduanya terus mengajak si wanita menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan keduanya kisahkan cerita kepada beliau. Para sahabat kemudian menurunkan si wanita dari untanya, sedang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta bejana. Beliau tumpahi air bejana itu dari mulut dua bejana kulit yang diistilahkan mizadah dan dari dua kantong air bersusun yang diistilahkan sathihat. Beliau rapatkan kembali tutupnya, sedang yang tidak ada tutupnya beliau biarkan sedia kala. Kemudian para sahabat diberi pengumuman "Hai sekalian, silahkan kalian minum dan lainnya mengucurkan minuman!" Maka diantara mereka ada yang minum sedang lainnya mengucurkan minuman. Terakhir kali, beliau memberi kesempatan kepada sahabat beliau yang junub sebejana air. Dan beliau pesankan "Bawa ini dan guyurkan pada tubuhmu sana!." Kata Imran; "Dan si wanita terus melihat bagaimana airnya diperlakukan. Kata Imran selanjutnya; "Demi Allah, sungguh aku membuka kedua mizadah dan sathihat itu, dan terbayang oleh kami, keduanya lebih penuh daripada sebelumnya. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sahabatku, tolong kumpulkan oleh-oleh untuk wanita ini!." Para sahabat pun mengumpulkan oleh-oleh berupa kurma 'ajuwa, bubuk gandum, dan roti sawiq hingga mereka kumpulkan sekian banyak makanan dan mereka bungkus dalam kain. Mereka naikkan ke untanya dan mereka letakkan bungkusan didepan si wanita. Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada si wanita: "Demi Allah, kamu tahu sendiri, kami tidak mengurangi airmu sedikitpun, namun Allah-lah yang memberi kami minum." Kata Imran; "si wanita terus mendatangi keluarganya, rupanya ia terlambat. Keluarganya bertanya; "Apa yang menjadikanmu terlambat? Si wanita menjawab; "Aneh bin ajaib, dua orang menemuiku lantas mengajakku menemui laki-laki yang sering digelari "Si sinting" itu. Ia kemudian mengelola airku sedemikian rupa. Anehnya, demi Allah, sungguh ia manusia paling penyihir antara ini dan ini, -sambil ia mendemontrasikan dua jarinya, jari tengah dan telunjuk, lantas ia naikkan ke langit dan satunya menunjuk bumi-, ataukah ia adalah utusan Allah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sejati. Kemudian hari, kaum muslimin melakukan penyerangan terhadap kaum musyrikin yang tinggal di sekitar wanita itu, namun beliau tidak menyerang rombongan yang diikutsertai wanita tersebut. Suatu hari ia pesankan kepada kaumnya: "Saya pikir mereka (kaum musimin) membiarkan kalian ini secara sengaja, maka maukah kalian memeluk Islam?" Mereka pun menaati dan memeluk Islam." ( HR.Musnad Ahmad : 19052 )
No Hadist 19053

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَلَاةِ الرَّجُلِ قَاعِدًا فَقَالَ مَنْ صَلَّى قَائِمًا فَهُوَ أَفْضَلُ وَصَلَاةُ الرَّجُلِ قَاعِدًا عَلَى النِّصْفِ مِنْ صَلَاتِهِ قَائِمًا وَصَلَاتُهُ نَائِمًا عَلَى النِّصْفِ مِنْ صَلَاتِهِ قَاعِدًا
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Husain Al Mu'allim], telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Buraidah] dari ['Imran bin Hushain] bahwa ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai shalatnya seseorang dengan duduk. beliau bersabda: "Barangsiapa shalat dengan duduk, maka ia mendapatkan pahala setengah dari shalat dengan berdiri dan shalat seseorang dengan tiduran mendapatkan setengah pahala dari shalatnya dengan duduk." ( HR.Musnad Ahmad : 19053 )
No Hadist 19054

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ زُرَارَةَ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ رَجُلًا عَضَّ يَدَ رَجُلٍ فَانْتَزَعَ يَدَهُ فَنَدَرَتْ ثَنِيَّتُهُ أَوْ ثَنِيَّتَاهُ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَعَضُّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ كَمَا يَعَضُّ الْفَحْلُ لَا دِيَةَ لَكَ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah], telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Zurarah] dari ['Imran bin Hushain] bahwa seseorang telah menggigit tangan saudaranya, ketika saudaranya menarik tangannya gigi seri orang yang menggigit terlepas, lalu ia dating melapor kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau bersabda: "Engkau hendak menggigit tangan saudaramu sebagaimana yang dilakukan kuda, maka tidak ada diyat bagimu." ( HR.Musnad Ahmad : 19054 )
No Hadist 19055

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامٍ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ وَقَدْ تَفَاوَتَ بَيْنَ أَصْحَابِهِ السَّيْرُ رَفَعَ بِهَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ صَوْتَهُ { يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ } حَتَّى بَلَغَ آخِرَ الْآيَتَيْنِ قَالَ فَلَمَّا سَمِعَ أَصْحَابُهُ بِذَلِكَ حَثُّوا الْمَطِيَّ وَعَرَفُوا أَنَّهُ عِنْدَ قَوْلٍ يَقُولُهُ فَلَمَّا تَأَشَّبُوا حَوْلَهُ قَالَ أَتَدْرُونَ أَيَّ يَوْمٍ ذَاكَ قَالَ ذَاكَ يَوْمَ يُنَادَى آدَمُ فَيُنَادِيهِ رَبُّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَا آدَمُ ابْعَثْ بَعْثًا إِلَى النَّارِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فِي النَّارِ وَوَاحِدٌ فِي الْجَنَّةِ قَالَ فَأَبْلَسَ أَصْحَابُهُ حَتَّى مَا أَوْضَحُوا بِضَاحِكَةٍ فَلَمَّا رَأَى ذَلِكَ قَالَ اعْمَلُوا وَأَبْشِرُوا فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّكُمْ لَمَعَ خَلِيقَتَيْنِ مَا كَانَتَا مَعَ شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا كَثَرَتَاهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَمَنْ هَلَكَ مِنْ بَنِي آدَمَ وَبَنِي إِبْلِيسَ قَالَ فَأُسْرِيَ عَنْهُمْ ثُمَّ قَالَ اعْمَلُوا وَأَبْشِرُوا فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا أَنْتُمْ فِي النَّاسِ إِلَّا كَالشَّامَةِ فِي جَنْبِ الْبَعِيرِ أَوْ الرَّقْمَةِ فِي ذِرَاعِ الدَّابَّةِ حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ وَهِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ فَذَكَرَ مَعْنَاهُ إِلَّا أَنَّهُ قَالَ فَسُرِّيَ عَنْ الْقَوْمِ وَقَالَ إِلَّا كَثَّرَتَاهُ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Hisyam], telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Al Hasan] dari ['Imran bin Hushain] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan -sementara jarak antara sahabatnya berjauhan- beliau membaca dengan keras ayat ini: (Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar. (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah…) -hingga akhir ayat kedua-. Ketika para sahabatnya mendengar itu, mereka mempercepat langkah karena mereka tahu pasti akan ada yang akan beliau katakan. Maka tatkala mereka telah bergabung disekitar beliau, beliau bersabda: "Apakah kalian tahu, hari apakah itu? Beliau melanjutkan: "Itu adalah hari dimana Adam dipanggil, Rabb Tabaraka wa Ta'ala memanggilnya; "Wahai Adam, utuslah suatu utusan ke neraka! Adam berkata; "Ya Rabbi apa yang akan aku utus ke neraka? Allah menjawab: "Utuslah dari setiap seribu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan ke neraka dan satu ke surga." Mendengar itu para sahabatnya terdiam dan bersedih hingga tidak ada yang nampak dari mereka tertawa. Ketika beliau melihat kondisi seperti itu, beliau bersabda: "Beramallah dan bergembiralah, demi Dzat yang jiwa muhammad berada ditangan-Nya, sesunguhnya kalian bersama dua makhluk yang mereka berdua tidak bersama sesuatupun kecuali mereka menyainginya yaitu Ya'juj dan Ma'juj dan siapa saja yang celaka dari keturunan Adam dan keturunan Iblis. perawi berkata; Lalu beliau menghilangkan kesedihan mereka. kemudian beliau bersabda: "Berbuatlah dan bergembiralah, demi dzat yang jiwa Muhammad berada ditangan-Nya, tidaklah kalian berada ditengah-tengah manusia melainkan tahi lalat yang berada di lambung unta atau tanda yang berada di lengan binatang melata." Telah menceritakan kepada kami [Rauh], telah menceritakan kepada kami [Sa'id] dan [Hisyam bin Abu Abdillah] dan dia menyebutkan hadis yang semakna, namun dia menyebutkan; 'Maka para sahabat pun menjadi tenang." Dia juga berkata; "Kecuali mereka menyainginya." ( HR.Musnad Ahmad : 19055 )
No Hadist 19056

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي الْمُهَلَّبِ أَنَّ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ حَدَّثَهُ أَنَّ امْرَأَةً أُتِيَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جُهَيْنَةَ حُبْلَى مِنْ الزِّنَا فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَصَبْتُ حَدًّا فَأَقِمْهُ عَلَيَّ قَالَ فَدَعَا وَلِيَّهَا فَقَالَ أَحْسِنْ إِلَيْهَا فَإِذَا وَضَعَتْ فَأْتِنِي بِهَا فَفَعَل فَأَمَرَ بِهَا فَشُكَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا ثُمَّ أَمَرَ بِهَا فَرُجِمَتْ ثُمَّ صَلَّى عَلَيْهَا فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ تُصَلِّي عَلَيْهَا وَقَدْ زَنَتْ فَقَالَ لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِمَتْ بَيْنَ سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَوَسِعَتْهُمْ وَهَلْ وَجَدْتَ أَفْضَلَ مِنْ أَنْ جَادَتْ بِنَفْسِهَا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id], telah menceritakan kepada kami [Hisyam] dari [Yahya bin Abu Katsir] dari [Abu Qilabah] dari [Abu Muhallab] bahwa ['Imran bin Hushain] telah menceritakan kepadanya bahwa seorang wanita suku Juhainah di datangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, padahal dirinya tengah hamil akibat berbuat zina, wanita itu berkata; "Wahai Rasulullah, aku telah melanggar hukum, maka tegakkanlah hukum keatasku!." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil wali wanita itu dan bersabda kepadanya: "Rawatlah wanita itu dengan baik, apabila dia telah melahirkan kabarkanlah kepadaku!." Maka walinya melaksanakan perintah tersebut. Setelah wanita itu di hadapkan kepada beliau, beliau memerintahkan supaya ia mengenakan pakaian erat, kemudian beliau memerintahkan supaya di rajam, setelah di rajam beliau menshalatkan jenazahnya, maka Umar Radliyallahu Ta'ala 'anhu bertanya kepada beliau; "Anda menshalatkan jenazahnya padahal dia telah berzina?" beliau menjawab: "Sungguh dia telah bertaubat kalau sekiranya taubatnya di bagi-bagikan kepada tujuh puluh orang penduduk Madinah, pasti taubatnya akan mencukupi mereka semua, adakah taubat yang lebih utama daripada menyerahkan nyawa kepada Allah Ta'ala?" ( HR.Musnad Ahmad : 19056 )
No Hadist 19057

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَبِي مِرَايَةَ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ تَعَالَى
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah], telah menceritakan kepada kami [Qatadah] dari [Abu Mirayah] dari ['Imran bin Hushain] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Tidak ada ketaatan dalam rangka maksiat pada Allah." ( HR.Musnad Ahmad : 19057 )
No Hadist 19058

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ رَبَاحٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا السَّوَّارِ قَالَ سَمِعْتُ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya], telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Rabah] dia berkata; Aku mendengar [Abu Siwar] berkata; Aku mendengar ['Imran bin Hushain] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Malu itu semuanya baik." ( HR.Musnad Ahmad : 19058 )
No Hadist 19059

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ شُعْبَةَ حَدَّثَنِي أَبُو جَمْرَةَ حَدَّثَنِي زَهْدَمُ بْنُ مُضَرِّبٍ قَالَ سَمِعْتُ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ لَا أَدْرِي مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثَةً ثُمَّ يَأْتِي أَوْ يَجِيءُ بَعْدَكُمْ قَوْمٌ يَنْذُرُونَ فَلَا يُوفُونَ وَيَخُونُونَ وَلَا يُؤْتَمَنُونَ وَيَشْهَدُونَ وَلَا يُسْتَشْهَدُونَ وَيَفْشُو فِيهِمْ السِّمَنُ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Syu'bah] telah menceritakan padaku [Abu Jamrah] telah menceritakan kepada kami [Zahdam Mudlarrib] dia berkata; Aku mendengar ['Imran bin Hushain] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang hidup pada masaku kemudian masa setelah itu kemudian masa setelah itu, -aku tidak tahu, beliau menyebutkannya dua atau tiga kali- kemudian akan datang setelah kalian suatu kaum yang berjanji tapi tidak menepatinya, mereka khianat dan tiada dapat dipercaya, mereka bersaksi padahal tidak di minta persaksiannya, yang paling mencolok dari mereka adalah kegemukan." ( HR.Musnad Ahmad : 19059 )
No Hadist 19060

Bab Musnad Penduduk Bashrah

حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا عِمْرَانُ الْقَصِيرُ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ نَزَلَتْ آيَةُ الْمُتْعَةِ فِي كِتَابِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَعَمِلْنَا بِهَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ تَنْزِلْ آيَةٌ تَنْسَخُهَا وَلَمْ يَنْهَ عَنْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى مَاتَ
Telah menceritakan kepada kami [Yahya], telah menceritakan kepada kami ['Imran bin Qashir], telah menceritakan kepada kami [Abu Raja'] dari ['Imran bin Hushain] dia berkata; "Telah turun ayat tentang (haji) tamattu' dalam kitabullah Tabaraka wa Ta'ala, kami pun mematuhinya sedang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di tengah-tengah kami, sementara tidak ada satu ayat pun yang turun menghapusnya dan melarangnya hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wafat." ( HR.Musnad Ahmad : 19060 )