Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 18231

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا يَحْيَى يَعْنِي ابْنَ سَعِيدٍ أَنَّ عَبَّادَ بْنَ تَمِيمٍ أَخْبَرَهُ عَنْ عُوَيْمِرِ بْنِ أَشْقَرَ أَنَّهُ ذَبَحَ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّهُ ذَكَرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَمَا فَرَغَ فَأَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَعُودَ لِأُضْحِيَّتِهِ
Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Yahya] yakni Ibnu Sa'id bahwa [Abbad bin Tamim] telah mengabarkan kepadanya, dari [Uwaimir bin Asyqar] bahwa ia telah menyembelih sebelum keberangkatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (untuk menunaikan shalat Idul Adlha). Setelah itu, ia pun menuturkan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun memerintahkan untuk mengulangi penyembelihan hewan kurbannya. ( HR.Musnad Ahmad : 18231 )
No Hadist 18232

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ الْخَطْمِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ كَعْبٍ الْقُرَظِيِّ عَنْ كَثِيرِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنَا قُرَيْظَةَ أَنَّهُمْ عُرِضُوا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَمَنَ قُرَيْظَةَ فَمَنْ كَانَ مِنْهُمْ مُحْتَلِمًا أَوْ نَبَتَتْ عَانَتُهُ قُتِلَ وَمَنْ لَا تُرِكَ
Telah menceritakan kepada kami ['Affan] Telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Abu Ja'far Al Khathmi] dari [Muhammad bin Ka'ab Al Qurazhi] dari [Katsir bin Sa`ib] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibnu Quraizhah] bahwa mereka (yakni Bani Quraizhah) diringkus ke hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada peperangan Quraizhah. Siapa di antara mereka yang telah mencapai Ihtilam (mimpi basah), atau rambut kemaluannya telah tumbuh, maka ia dibunuh, sedangkan yang belum, maka akan dilepaskan. ( HR.Musnad Ahmad : 18232 )
No Hadist 18233

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ عَنِ الْحُصَيْنِ بْنِ مِحْصَنٍ أَنَّ عَمَّةً لَهُ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَةٍ فَفَرَغَتْ مِنْ حَاجَتِهَا فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ كَيْفَ أَنْتِ لَهُ قَالَتْ مَا آلُوهُ إِلَّا مَا عَجَزْتُ عَنْهُ قَالَ فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] ia berkata, telah mengabarkan kepada kami [Yahya bin Sa'id] dari [Busyair bin Yasar] dari [Al Hushain bin Mihshan] bahwa bibinya pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk suatu keperluan. Setelah urusannya selesai, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya kepadanya: "Apakah kamu mempunyai suami?" ia menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi: "Bagaimanakah sikapmu terhadapnya?" ia menjawab, "Saya tidak pernah mengabaikannya, kecuali terhadap sesuatu yang memang aku tidak sanggup." Beliau bersabda: "Camkanlah selalu, akan posisimu terhadapnya. Sesungguhnya yang menentukan surga dan nerakamu terdapat pada (sikapmu terhadap) suamimu." ( HR.Musnad Ahmad : 18233 )
No Hadist 18234

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي الْعَبَّاسِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَخْبَرَنِي رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ رَبِيعَةُ بْنُ عَبَّادٍ مِنْ بَنِي الدِّيلِ وَكَانَ جَاهِلِيًّا قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فِي سُوقِ ذِي الْمَجَازِ وَهُوَ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا وَالنَّاسُ مُجْتَمِعُونَ عَلَيْهِ وَوَرَاءَهُ رَجُلٌ وَضِيءُ الْوَجْهِ أَحْوَلُ ذُو غَدِيرَتَيْنِ يَقُولُ إِنَّهُ صَابِئٌ كَاذِبٌ يَتْبَعُهُ حَيْثُ ذَهَبَ فَسَأَلْتُ عَنْهُ فَذَكَرُوا لِي نَسَبَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالُوا لِي هَذَا عَمُّهُ أَبُو لَهَبٍ حَدَّثَنَا سُرَيْجٌ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عَبَّادٍ الدُّؤَلِيِّ وَكَانَ جَاهِلِيًّا فَأَسْلَمَ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَهُوَ يَذْكُرُ النُّبُوَّةَ قُلْتُ مَنْ هَذَا الَّذِي يُكَذِّبُهُ قَالُوا هَذَا عَمُّهُ أَبُو لَهَبٍ قَالَ أَبُو الزِّنَادِ فَقُلْتُ لِرَبِيعَةَ بْنِ عَبَّادٍ إِنَّكَ يَوْمَئِذٍ كُنْتَ صَغِيرًا قَالَ لَا وَاللَّهِ إِنِّي يَوْمَئِذٍ لَأَعْقِلُ أَنِّي لَأَزْفِرُ الْقِرْبَةَ يَعْنِي أَحْمِلُهَا
Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Abul Abbas] Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Abuz Zinad] dari [bapaknya] ia berkata, telah mengabarkan kepadaku seorang laki-laki yang biasa dipanggil [Rabi'ah bin Abbad] dari Bani Ad Dil dan ia adalah seorang yang telah mengenyam masa jahiliyah, ia berkata; Saat masih Jahiliyah, saya pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di pasar Dzul Majaz. Saat itu, beliau bersabda: "Wahai sekalian manusian, ucapkanlah, 'LAA ILAAHA ILLALLAH, niscaya kalian akan selamat." Maka orang-orang pun mengerumuninya, sementara di belakangnya ada seorang laki-laki yang berwajah tampan, bermata juling dan rambut terjalin dua bagian, si laki-laki berkata, "Dia adalah seorang yang murtad (keluar dari agama nenek moyangnya) dan pendusta." Laki-laki itu selalu mengikutinya kemana pun beliau pergi. Maka saya pun menanyakan siapa lelaki itu, mereka pun menurutkan nasab Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Laki-laki ini adalah pamannya, yakni Abu Lahab. Telah menceritakan kepada kami [Suraij] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Zinad] dari [bapaknya] dari [Rabi'ah bin Abbad Ad Du`ali] ia adalah seorang yang mengenyam masa jahiliyah dan kemudian memeluk Islam. Ia berkata; Saya pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian ia pun menyebutkan hadis. Rabi'ah berkata; Saya bertanya, "Siapakah orang ini?" ia menjawab, "Ia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib." Ia pun menyebutkan tentang kenabian. Kemudian saya bertanya lagi, "Siapakah orang yang selalu mendustakannya ini?" mereka menjawab, "Orang ini adalah pamannya, yakni Abu Lahab." Abu Zinad berkata; Saya berkata kepada Rabi'ah bin Abbad, "Sesungguhnya pada hari itu kamu masih kecil." Ia menjawab, "Tidak, demi Allah. Pada hari itu saya telah mencapai masa aqil baligh. Saya benar-benar telah mampu membawa Qirbah (kantong kulit untuk menyimpan air)." ( HR.Musnad Ahmad : 18234 )
No Hadist 18235

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ طَرَفَةَ أَنَّ جَدَّهُ عَرْفَجَةَ أُصِيبَ أَنْفُهُ يَوْمَ الْكُلَابِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَاتَّخَذَ أَنْفًا مِنْ وَرِقٍ فَأَنْتَنَ عَلَيْهِ فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَتَّخِذَ أَنْفًا مِنْ ذَهَبٍ قَالَ يَزِيدُ فَقِيلَ لِأَبِي الْأَشْهَبِ أَدْرَكْتَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ جَدَّهُ قَالَ نَعَمْ
Telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] telah mengabarkan kepada kami [Abu Asyhab] dari [Abdurrahman bin Tharafah] bahwa [kakeknya, Arfajah], hidungnya terlepas pada masa jahiliyah pada peristiwa kulab, maka ia pun memasang hidung yang terbuat dari Waraq (sejenis mata uang logam dirham), dan akhirnya hidungnya itu membusuk. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhnya untuk memasang hidung dari emas. Yazid berkata; Dan telah ditanyakan kepada Abu Al Asyhab, "Apakah kamu mendapati kakeknya, Abdurrahman?" ia menjawab, "Ya." ( HR.Musnad Ahmad : 18235 )
No Hadist 18236

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ مُعَاوِيَةَ يَعْنِي ابْنَ صَالِحٍ عَنِ الْعَلَاءِ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ عَنْ حَرَامِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ عَمِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَمَّا يُوجِبُ الْغُسْلَ وَعَنْ الْمَاءِ يَكُونُ بَعْدَ الْمَاءِ وَعَنْ الصَّلَاةِ فِي بَيْتِي وَعَنْ الصَّلَاةِ فِي الْمَسْجِدِ وَعَنْ مُؤَاكَلَةِ الْحَائِضِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي مِنْ الْحَقِّ وَأَمَّا أَنَا فَإِذَا فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَذَكَرَ الْغُسْلَ قَالَ أَتَوَضَّأُ وُضُوئِي لِلصَّلَاةِ أَغْسِلُ فَرْجِي ثُمَّ ذَكَرَ الْغُسْلَ وَأَمَّا الْمَاءُ يَكُونُ بَعْدَ الْمَاءِ فَذَلِكَ الْمَذْيُ وَكُلُّ فَحْلٍ يُمْذِي فَأَغْسِلُ مِنْ ذَلِكَ فَرْجِي وَأَتَوَضَّأُ وَأَمَّا الصَّلَاةُ فِي الْمَسْجِدِ وَالصَّلَاةُ فِي بَيْتِي فَقَدْ تَرَى مَا أَقْرَبَ بَيْتِي مِنْ الْمَسْجِدِ وَلَأَنْ أُصَلِّيَ فِي بَيْتِي أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُصَلِّيَ فِي الْمَسْجِدِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَلَاةً مَكْتُوبَةً وَأَمَّا مُؤَاكَلَةُ الْحَائِضِ فَآكِلْهَا
Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] dari [Mu'awiyah] yakni Ibnu Shalih, dari [Al Ala`] yakni Ibnul Harits, dari [Haram bin Hakim] dari [pamannya, Abdullah bin Sa'd] bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai hal apa saja yang mewajibkan seseorang mandi. Kemudian tentang air yang keluar setelah keluarnya air mani, tentang shalat di rumahku, shalat di Masjid, dan tentang makan bersama wanita yang sedang haid. Maka beliau menjawab, "Sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Adapun saya, jika melakukan ini dan itu, -beliau pun menyebutkan tentang mandi dan bersabda- saya berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat, kemudian saya mencucui kemaluanku -kemudian beliau menyebut tentang mandi-. Adapun air yang keluar setelah keluarnya mani, maka itu adalah Madzi, setiap laki-laki akan mengeluarkan madzi, karena itu, saya pun mencuci kemaluanku darinya, baru kemudian saya shalat. mengenai shalat di Masjid dan shalat di rumahku, maka kamu telah melihat betapa dekatnya rumahku dari Masjid, maka shalat di rumahku lebih aku sukai daripada shalat di rumah, kecuali shalat wajib. Kemudian mengenai makan bersama orang yang haid, maka makanlah bersamanya." ( HR.Musnad Ahmad : 18236 )
No Hadist 18237

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ حَرَامِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ عَمِّهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ مُؤَاكَلَةِ الْحَائِضِ فَقَالَ وَاكِلْهَا
Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] Telah menceritakan kepada kami [Mu'awiyah bin Shalih] dari [Al 'Ala` bin Harits] dari [Haram bin Hakim] dari [pamannya yakni Abdullah bin Sa'd] ia berkata; Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai makan bersama dengan wanita yang sedang haid, maka beliau pun menjawab: "Makanlah bersamanya." ( HR.Musnad Ahmad : 18237 )
No Hadist 18238

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا حَسَنُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ سَوَادَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَسْلَمَ مَوْلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ لِجَعْفَرِ بْنِ أَبِي طَالِبٍ أَشْبَهْتَ خَلْقِي وَخُلُقِي
Telah menceritakan kepada kami [Hasan bin Musa] Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Lahi'ah] Telah menceritakan kepada kami [Bakr bin Sawadah] dari [Ubaidullah bin Aslam] bekas budak Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ja'far bin Abu Thalib: "Kamu menyerupai wajahku dan juga akhlakku." ( HR.Musnad Ahmad : 18238 )
No Hadist 18239

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ يَعْنِي الْجُرَيْرِيَّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ عَنْ مَاعِزٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَحْدَهُ ثُمَّ الْجِهَادُ ثُمَّ حَجَّةٌ بَرَّةٌ تَفْضُلُ سَائِرَ الْعَمَلِ كَمَا بَيْنَ مَطْلَعِ الشَّمْسِ إِلَى مَغْرِبِهَا حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا وُهَيْبُ بْنُ خَالِدٍ عَنِ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ حَيَّانَ بْنِ عُمَيْرٍ حَدَّثَنَا مَاعِزٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَفْضَلُ فَذَكَرَ نَحْوَهُ
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] Telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Abu Mas'ud] yakni Al Jurairi dari [Yazid bin Abdullah Asy Syikhkhir] dari [Ma'iz] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau pernah ditanya mengenai amalan apakah yang paling utama. Beliau menjawa: "Yaitu, beriman kepada Allah, jihad di jalan Allah, dan Haji yang mabrur melebihi seluruh amal baik, sebagaimana jarak antara tempat terbitnya matahari hingga tempat terbenamnya." Telah menceritakan kepada kami [Hudbah bin Khalid] Telah menceritakan kepada kami [Wuhaib bin Khalid] dari [Al Jurairi] dari [Hayyan bin Umair] Telah menceritakan kepada kami [Ma'iz] bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya mengenai amalan yang paling utama. Maka ia pun menyebutkan hadis yang sama. ( HR.Musnad Ahmad : 18239 )
No Hadist 18240

Bab Musnad Penduduk Kufah

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ رَاشِدٍ قَالَ سَمِعْتُ الْحَسَنَ يَقُولُ ثَنَا أَحْمَرُ بْنُ جَزِيٍّ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَأْوِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا يُجَافِي مِرْفَقَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ إِذَا سَجَدَ
Telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] Telah menceritakan kepada kami [Abbad bin Rasyid] ia berkata, saya mendengar [Al Hasan] berkata, Telah menceritakan kepada kami [Ahmar bin Jazi'] salah seorang dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Kami benar-benar bernaung kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, saat beliau merenggangkan kedua sikunya dari pinggangnya ketika beliau sujud. ( HR.Musnad Ahmad : 18240 )