No
Hadist 17691
Bab Musnad Penduduk Kufah
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ الْكَرِيمِ بْنِ مَعْقِلِ بْنِ مُنَبِّهٍ حَدَّثَنِي عَبْدُ الصَّمَدِ يَعْنِي ابْنَ مَعْقِلٍ قَالَ سَمِعْتُ وَهْبًا يَقُولُ حَدَّثَنِي النُّعْمَانُ بْنُ بَشِيرٍ أَنَّهُ
سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ الرَّقِيمَ فَقَالَ إِنَّ ثَلَاثَةً كَانُوا فِي كَهْفٍ فَوَقَعَ الْجَبَلُ عَلَى بَابِ الْكَهْفِ فَأُوصِدَ عَلَيْهِمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ تَذَاكَرُوا أَيُّكُمْ عَمِلَ حَسَنَةً لَعَلَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ بِرَحْمَتِهِ يَرْحَمُنَا فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ قَدْ عَمِلْتُ حَسَنَةً مَرَّةً كَانَ لِي أُجَرَاءُ يَعْمَلُونَ فَجَاءَنِي عُمَّالٌ لِي فَاسْتَأْجَرْتُ كُلَّ رَجُلٍ مِنْهُمْ بِأَجْرٍ مَعْلُومٍ فَجَاءَنِي رَجُلٌ ذَاتَ يَوْمٍ وَسَطَ النَّهَارِ فَاسْتَأْجَرْتُهُ بِشَطْرِ أَصْحَابِهِ فَعَمِلَ فِي بَقِيَّةِ نَهَارِهِ كَمَا عَمِلَ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ فِي نَهَارِهِ كُلِّهِ فَرَأَيْتُ عَلَيَّ فِي الزِّمَامِ أَنْ لَا أُنْقِصَهُ مِمَّا اسْتَأْجَرْتُ بِهِ أَصْحَابَهُ لِمَا جَهِدَ فِي عَمَلِهِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ أَتُعْطِي هَذَا مِثْلَ مَا أَعْطَيْتَنِي وَلَمْ يَعْمَلْ إِلَّا نِصْفَ نَهَارٍ فَقُلْتُ يَا عَبْدَ اللَّهِ لَمْ أَبْخَسْكَ شَيْئًا مِنْ شَرْطِكَ وَإِنَّمَا هُوَ مَالِي أَحْكُمُ فِيهِ مَا شِئْتُ قَالَ فَغَضِبَ وَذَهَبَ وَتَرَكَ أَجْرَهُ قَالَ فَوَضَعْتُ حَقَّهُ فِي جَانِبٍ مِنْ الْبَيْتِ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ مَرَّتْ بِي بَعْدَ ذَلِكَ بَقَرٌ فَاشْتَرَيْتُ بِهِ فَصِيلَةً مِنْ الْبَقَرِ فَبَلَغَتْ مَا شَاءَ اللَّهُ فَمَرَّ بِي بَعْدَ حِينٍ شَيْخًا ضَعِيفًا لَا أَعْرِفُهُ فَقَالَ إِنَّ لِي عِنْدَكَ حَقًّا فَذَكَّرَنِيهِ حَتَّى عَرَفْتُهُ فَقُلْتُ إِيَّاكَ أَبْغِي هَذَا حَقُّكَ فَعَرَضْتُهَا عَلَيْهِ جَمِيعَهَا فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ لَا تَسْخَرْ بِي إِنْ لَمْ تَصَدَّقْ عَلَيَّ فَأَعْطِنِي حَقِّي قَالَ وَاللَّهِ لَا أَسْخَرُ بِكَ إِنَّهَا لَحَقُّكَ مَا لِي مِنْهَا شَيْءٌ فَدَفَعْتُهَا إِلَيْهِ جَمِيعًا اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ لِوَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا قَالَ فَانْصَدَعَ الْجَبَلُ حَتَّى رَأَوْا مِنْهُ وَأَبْصَرُوا قَالَ الْآخَرُ قَدْ عَمِلْتُ حَسَنَةً مَرَّةً كَانَ لِي فَضْلٌ فَأَصَابَتْ النَّاسَ شِدَّةٌ فَجَاءَتْنِي امْرَأَةٌ تَطْلُبُ مِنِّي مَعْرُوفًا قَالَ فَقُلْتُ وَاللَّهِ مَا هُوَ دُونَ نَفْسِكِ فَأَبَتْ عَلَيَّ فَذَهَبَتْ ثُمَّ رَجَعَتْ فَذَكَّرَتْنِي بِاللَّهِ فَأَبَيْتُ عَلَيْهَا وَقُلْتُ لَا وَاللَّهِ مَا هُوَ دُونَ نَفْسِكِ فَأَبَتْ عَلَيَّ وَذَهَبَتْ فَذَكَرَتْ لِزَوْجِهَا فَقَالَ لَهَا أَعْطِيهِ نَفْسَكِ وَأَغْنِي عِيَالَكِ فَرَجَعَتْ إِلَيَّ فَنَاشَدَتْنِي بِاللَّهِ فَأَبَيْتُ عَلَيْهَا وَقُلْتُ وَاللَّهِ مَا هُوَ دُونَ نَفْسِكِ فَلَمَّا رَأَتْ ذَلِكَ أَسْلَمَتْ إِلَيَّ نَفْسَهَا فَلَمَّا تَكَشَّفْتُهَا وَهَمَمْتُ بِهَا ارْتَعَدَتْ مِنْ تَحْتِي فَقُلْتُ لَهَا مَا شَأْنُكِ قَالَتْ أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ قُلْتُ لَهَا خِفْتِيهِ فِي الشِّدَّةِ وَلَمْ أَخَفْهُ فِي الرَّجَاءِ فَتَرَكْتُهَا وَأَعْطَيْتُهَا مَا يَحِقُّ عَلَيَّ بِمَا تَكَشَّفْتُهَا اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ لِوَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا قَالَ فَانْصَدَعَ حَتَّى عَرَفُوا وَتَبَيَّنَ لَهُمْ قَالَ الْآخَرُ عَمِلْتُ حَسَنَةً مَرَّةً كَانَ لِي أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ وَكَانَتْ لِي غَنَمٌ فَكُنْتُ أُطْعِمُ أَبَوَيَّ وَأَسْقِيهِمَا ثُمَّ رَجَعْتُ إِلَى غَنَمِي قَالَ فَأَصَابَنِي يَوْمًا غَيْثٌ حَبَسَنِي فَلَمْ أَبْرَحْ حَتَّى أَمْسَيْتُ فَأَتَيْتُ أَهْلِي وَأَخَذْتُ مِحْلَبِي فَحَلَبْتُ وَغَنَمِي قَائِمَةٌ فَمَضَيْتُ إِلَى أَبَوَيَّ فَوَجَدْتُهُمَا قَدْ نَامَا فَشَقَّ عَلَيَّ أَنْ أُوقِظَهُمَا وَشَقَّ عَلَيَّ أَنْ أَتْرُكَ غَنَمِي فَمَا بَرِحْتُ جَالِسًا وَمِحْلَبِي عَلَى يَدِي حَتَّى أَيْقَظَهُمَا الصُّبْحُ فَسَقَيْتُهُمَا اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ لِوَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا قَالَ النُّعْمَانُ لَكَأَنِّي أَسْمَعُ هَذِهِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْجَبَلُ طَاقْ فَفَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَخَرَجُوا
Telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Abul Karim bin Ma'qil bin Muniyyah] telah menceritakan kepadaku [Abdush Shamad] -yakni Ibnu Ma'qil- ia berkata, aku mendengar [Wahb] berkata, telah menceritakan kepadaku [An Nu'man bin Basyir], bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebut Ar Raqim (gunung), beliau bersabda: "Sesungguhnya ada tiga orang berada di dalam gua. Kemudian jatuhlah batu besar di depan pintu gua itu hingga mengurung mereka. Maka berkatalah seorang dari mereka, 'Ingat-ingatlah, siapa di antara kalian yang pernah melaksanakan amal shalih, semoga Allah dengan rahmat-Nya merahmati kita semua.' Kemudian seorang laki-laki dari mereka berkata, 'Aku pernah sekali berbuat kebaikan. Aku memiliki beberapa orang pekerja, saat mereka datang kepadaku, maka aku memperkerjakan setiap dari mereka dengan upah yang telah ditentukan. Suatu hari datanglah kepada seorang laki-laki dipertengahan waktu siang, maka aku pun mempekerjakannya dengan setengah gaji dari teman-temannya, lalu ia pun bekerja setengah hari yang tersisa sebagaimana setiap orang dari teman-temannya yang bekerja sepanjang harinya. Maka aku pun merasa tenang untuk tidak mengurangi gajinya dari gaji teman-temannya karena kesungguhannya dalam bekerja. Kemudian seorang laki-laki dari mereka bertanya; 'Apakah kamu memberikan gaji kepada orang ini, seperti gaji yang kamu berikan padaku, padahal ia tidak bekerja kecuali setengah hari? ' Maka aku pun menjawab, 'Wahai hamba Allah, aku tidak mengurangi dari gajimu sedikitpun, sesungguhnya itu adalah hartaku, karena itu aku dapat menentukannya sesukaku.' Maka laki-laki itu pun marah dan meninggalkan gajinya. Kemudian aku pun meletakkan haknya di samping rumahku sekehendak Allah (lamanya). Setelah itu, lewatlah beberapa ekor sapi di depanku, maka aku pun membeli anak sapi dengan gaji (laki-laki tadi), hingga ia pun berkembang biak dengan kehendak Allah. Kemudian berlalulah waktu yang panjang hingga suatu saat lewatlah seorang laki-laki tua hadapanku hingga aku tidak lagi mengenalinya, laki-laki itu berkata, 'Sesungguhnya aku masih memiliki hak atasmu.' Laki-laki itu lantas mengingatkan aku siapa dirinya hingga aku mengenalinya, maka aku pun berkata, 'Aku tidak akan berbuat lalim padamu, ini adalah hakmu.' Lalu aku memberikan semua harta itu padanya. Laki-laki itu lalu berkata, 'Wahai Abdullah, janganlah kamu mencemoohku, jika kamu tidak ingin bersedekah padaku maka berikanlah hakku. Laki-laki (shalih) itu berkata, "Demi Allah, aku tidak mencemoohmu. Sesungguhnya harta itu adalah hakmu, aku tidak berhak sedikitpun darinya.' Maka aku menyerahkan semua itu harta itu kepadanya. Ya Allah, jika memang aku melakukan hal itu karena mengharap wajah-Mu, bukankan jalan untuk kami.' Maka batu besar itu pun bergeser sedikit, dan mereka dapat melihat keluar. Kemudian yang lain lagi berkata, 'Aku juga pernah sekali berbuat kebaikan. Waktu itu aku memiliki kelebihan harta, lalu manusia ditimpa kesempitan hidup. Kemudian datanglah seorang wanita meminta kemurahan padaku, dan aku berkata, 'Tidak, demi Allah! Aku tidak akan memberimu, kecuali jika kamu mau menyerahkan kehormatanmu.' Namun ia enggan dan pergi kemudian kembali lagi serta mengingatkanku akan Allah. Dan aku berkata, 'Tidak demi Allah! Aku tidak akan memberimu, kecuali jika kamu mau menyerahkan kehormatanmu.' Ia menolak lagi dan pergi seraya menuturkan hal itu kepada suaminya. Suaminya kemudian berkata padanya, 'Serahkanlah dirimu, dan berikanlah kecukupan pada anak-anakmu.' Maka wanita itu datang kepadaku seraya bersumpah kepada Allah atasku, namun aku tetap menolaknya seraya berkata padanya, 'Demi Allah, aku tidak akan memberimu, kecuali kamu mau menyerahkan kehormatanmu.' Ketika ia melihat kondisi seperti itu, maka ia pun menyerahkan dirinya padaku. Saat aku membuka pakaian ingin menggaulinya, tiba-tiba ia bergetar di bawah tubuhku. Maka aku pun bertanya, 'Ada apa dengnanmu? ' ia menjawab, 'Aku takut kepada Allah Rabbul 'Alamin.' Aku berkata padanya, 'Kamu takut kepada-Nya dalam kesempitan, akan tetapi aku tidak takut kepada-Nya dalam kelapangan.' Maka aku pun meninggalkan wanita itu, dan memberikan haknya lantaran aku telah menyingkap pakaiannya. Ya Allah, jika hal itu aku lakukan karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah jalan untuk kami.' Kemudian batu itu pun bergeser sedikit hingga nampak lebih terang. Yang lain lagi berkata, 'Aku juga pernah sekali beramal shalih. Aku mempunyai kedua orang tua yang telah lanjut usia. Aku juga mempunyai kambing, aku biasa memberikan makan dan minum kepada mereka berdua, baru setelah itu aku kembali mengurusi ternak kambingku. Suatau hari aku kehujanan sehingga aku tidak bisa pergi hingga sore hari. Kemudian aku mendatangi keluargaku, lalu mengambil bejana (untuk perasan susu) dan memeras susu kambingku yang sedang berdiri. Setelah itu, aku pergi menemui kedua orang tuaku, namun aku mendapati keduanya telah tidur, dan aku tidak berani untuk membangunkan keduanya dan juga tidak tega meninggalkan perahan susu kambingku. Maka aku pun tetap berdiri dengan membawa bejana perahan susu hingga mereka bangun di waktu subuh. Maka aku pun memberi minum mereka berdua. Ya Allah, jika aku melakukan hal itu karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah jalan untuk kami.'" An Nu'man berkata, "Seolah-olah aku mendengar hal ini langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Batu bersar itu kemudian terbuka, dan Allah pun melapangkan jalan bagi mereka hingga mereka dapat keluar." ( HR.Musnad Ahmad :
17691 )