Board Of Scholors

Our Scholar Whose Knowledge Is Useful For Others

No Hadist 20191

Bab Musnad Sahabat Anshar

حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ عَنِ الْمُثَنَّى عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ قُلْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { وَأُولَاتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ } لِلْمُطَلَّقَةِ ثَلَاثًا وَلِلْمُتَوَفَّى عَنْهَا قَالَ هِيَ لِلْمُطَلَّقَةِ ثَلَاثًا وَلِلْمُتَوَفَّى عَنْهَا
Telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Bakar Al Muqaddami] telah mengkabarkan kepada kami [Abdul Wahab Ats Tsaqafi] dari [Mutsanna] dari [Amru bin Syu'aib] dari [Ayahnya] dari [Abdullah bin Amru] dari [Ubay bin Ka'b] radliallahu 'anhu, ia berkata, "Aku bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang ayat: '(dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya) ' (QS. Ath Thalaaq: 4), bagi wanita yang dicerai adalah dengan tiga kali haid, lalu bagaimana dengan yang ditinggal mati suaminya?" Nabi menjawab: "Masa iddah dengan tiga kali haid itu berlaku bagi wanita yang dicerai dan wanita yang ditinggal mati suaminya." ( HR.Musnad Ahmad : 20191 )
No Hadist 20192

Bab Musnad Sahabat Anshar

حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ مُصْعَبٍ الْقُرْقُسَانِيُّ قَالَ الْوَلِيدُ حَدَّثَنِي الْأَوْزَاعِيُّ وَقَالَ مُحَمَّدٌ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ أَنَّ الزُّهْرِيَّ حَدَّثَهُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ تَمَارَى هُوَ وَالْحُرُّ بْنُ قَيْسِ بْنِ حِصْنٍ الْفَزَارِيُّ فِي صَاحِبِ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام الَّذِي سَأَلَ السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ هُوَ خَضِرٌ إِذْ مَرَّ بِهِمَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ فَنَادَاهُ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ إِنِّي تَمَارَيْتُ أَنَا وَصَاحِبِي هَذَا فِي صَاحِبِ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام الَّذِي سَأَلَ السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ فَهَلْ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ شَأْنَهُ قَالَ نَعَمْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ بَيْنَا مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام فِي مَلَإٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ إِذْ قَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ هَلْ تَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنْكَ قَالَ لَا قَالَ فَأَوْحَى اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَيْهِ عَبْدُنَا خَضِرٌ فَسَأَلَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ وَجَعَلَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ الْحُوتَ آيَةً فَقِيلَ لَهُ إِذَا فَقَدْتَ الْحُوتَ فَارْجِعْ فَإِنَّكَ سَتَلْقَاهُ قَالَ ابْنُ مُصْعَبٍ فِي حَدِيثِهِ فَنَزَلَ مَنْزِلًا فَقَالَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام لِفَتَاهُ { آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } فَعِنْدَ ذَلِكَ فَقَدَ الْحُوتَ { فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا } فَجَعَلَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام يَتْبَعُ أَثَرَ الْحُوتِ فِي الْبَحْرِ قَالَ فَكَانَ مِنْ شَأْنِهِمَا مَا قَصَّ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي كِتَابهِ
Telah menceritakan kepada kami [Walid bin Muslim] dan [Muhammad bin Mush'ab Al Qurqusani], Walid berkata, telah menceritakan kepadaku Al Auza'i, dan Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Auza'i] bahwa [Az Zuhri] menceritakan kepadanya dari [Ubaidullah bin Abdullah] dari [Ibnu Abbas], bahwa dia dan Al Hurr bin Qais bin Hisn Al Fazari berdebat tentang sahabat Musa Alaihis Salam yang bertanya tentang jalan menuju tempat pertemuannya. Ibnu Abbas berkata, "Orang itu adalah Hidlir." Lalu lewatlah [Ubay bin Ka'b] di depan keduanya, Ibnu Abbas lalu memanggilnya dan berkata, "Sesungguhnya aku berselisih pendapat dengan sahabatku ini, siapa kawan Musa yang bertanya tentang jalan menuju tempat pertemuannya? ' Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang hal itu?" Ubay bin Ka'b menjawab, "Ya, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika Musa duduk bersama beberapa orang Bani Israil, tiba-tiba seorang laki-laki datang dan bertanya kepadanya (Musa), 'Adakah seseorang yang lebih pandai daripada kamu? ' Musa menjawab, 'Tidak." Rasulullah melanjutkan: "Maka Allah menurunkan wahyu kepada Musa, "Ada, yaitu hamba Kami Khidlir." Musa lalu bertanya kepada (Allah) jalan menuju tempat pertemuannya. Maka Allah pun menjadikan ikan sebagai sebuah tanda baginya. Lalu dikatakan kepada Musa, "Jika ikan itu hilang darimu, maka kembalilah (ke tempat di mana ikan itu hilang), karena engkau akan bertemu dengannya (Khidlir)." Ibnu Mush'ab menyebutkan dalam hadisnya, "Kemudian Musa singgah pada suatu tempat, lalu '(berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini) ' (Qs. Al Kahfi: 62). Maka pada saat itulah ikan yang ia bawa hilang, '(Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula) ' (Qs. Al Kahfi: 64). Maka Musa Alihis Salam mengikuti jejak ikan Hiu di lautan." Rasulullah bersabda, "Maka itulah cerita keduanya yang telah Allah Tabaraka Wa Ta'ala ceritakan dalam kitab-Nya." ( HR.Musnad Ahmad : 20192 )
No Hadist 20193

Bab Musnad Sahabat Anshar

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا مِسْعَرٌ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ عَنْ أَبِي حَبِيبِ بْنِ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ فَقَالَ أَكَلَتْنَا الضَّبُعُ قَالَ مِسْعَرٌ يَعْنِي السَّنَةَ قَالَ فَسَأَلَهُ عُمَرُ مِمَّنْ أَنْتَ فَمَا زَالَ يَنْسُبُهُ حَتَّى عَرَفَهُ فَإِذَا هُوَ مُوسَى فَقَالَ عُمَرُ لَوْ أَنَّ لِامْرِئٍ وَادِيًا أَوْ وَادِيَيْنِ لَابْتَغَى إِلَيْهِمَا ثَالِثًا فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ ثُمَّ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ فَقَالَ عُمَرُ لِابْنِ عَبَّاسٍ مِمَّنْ سَمِعْتَ هَذَا قَالَ مِنْ أُبَيٍّ قَالَ فَإِذَا كَانَ بِالْغَدَاةِ فَاغْدُ عَلَيَّ قَالَ فَرَجَعَ إِلَى أُمِّ الْفَضْلِ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهَا فَقَالَتْ وَمَا لَكَ وَلِلْكَلَامِ عِنْدَ عُمَرَ وَخَشِيَ ابْنُ عَبَّاسٍ أَنْ يَكُونَ أُبَيٌّ نَسِيَ فَقَالَتْ أُمُّهُ إِنَّ أُبَيًّا عَسَى أَنْ لَا يَكُونَ نَسِيَ فَغَدَا إِلَى عُمَرَ وَمَعَهُ الدِّرَّةُ فَانْطَلَقْنَا إِلَى أُبَيٍّ فَخَرَجَ أُبَيٌّ عَلَيْهِمَا وَقَدْ تَوَضَّأَ فَقَالَ إِنَّهُ أَصَابَنِي مَذْيٌ فَغَسَلْتُ ذَكَرِي أَوْ فَرْجِي مِسْعَرٌ شَكَّ فَقَالَ عُمَرُ أَوَيُجْزِئُ ذَلِكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَعَمْ قَالَ وَسَأَلَهُ عَمَّا قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَصَدَّقَهُ
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr Al 'Abdi] telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] dari [Mus'ab bin Syaibah] dari [Abu Habib bin Ya'la bin Umayyah] dari [Ibnu Abbas] dia berkata, "Seorang laki-laki menemui Umar dan berkata, 'Kami kelaparan wahai Umar!" -Mis'ar berkata; Yaitu tertimpa paceklik- Ibnu Abbas berkata, "Umar lalu bertanya kepadanya, "Dari mana kamu?" Laki-laki itu lalu menyebutkan nasabnya sehingga Umar mengenalnya, ternyata dia adalah Musa. Maka Umar pun berkata, "Seandainya seseorang memiliki satu atau dua lembah pasti dia akan mencari lembah yang ketiga." Ibnu Abbas lalu menyahut, "Dan tidak ada yang dapat menyumbat perut anak Adam kecuali tanah, dan Allah akan menerima taubat orang-orang yang bertaubat." Maka Umar pun bertanya kepada Ibnu Abbas, "Dari siapa kamu mendengar hal ini?" Ibnu Abbas menjawab, " Dari [Ubay]." Umar berkata, "Kalau begitu hendaklah Ubay menghadap kepadaku." Kemudian Ibnu Abbas pulang menemui Ummul Fadll dan menyebutkan hal itu kepadanya. Ummul Fadll lantas bertanya, "Apa urusanmu berani bicara di sisi Umar!" Maka Ibnu Abbas pun menjadi khawatir jika Ubay lupa (bahwa ia pernah menyampaikan hadis kepada Ibnu Abbas). Ibunya (Ummul Fadll) lalu berkata, "Mudah-mudahan Ubay tidak lupa." Kemudian di pagi harinya Ibnu Abbas menemui Umar dengan membawa tongkat. (Ibnu Abbas berkata) "Kemudian kami pergi menemui Ubay." Ubay lalu keluar menemui keduanya dengan keadaan sudah berwudlu, ia berkata, "Aku mengeluarkan madzi, lalu aku membasuh kemaluanku -Mis'ar lupa dengan lafadz dzakar atau farj-." Umar lalu bertanya, "Apakah hal itu sudah sah (cukup)?" Ubay menjawab, "Ya." Umar bertanya lagi, "Apakah kamu telah mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Ubay menjawab, "Ya." Kemudian Umar bertanya kepadanya tentang apa yang dikatakan (Ibnu Abbas), dan Ubay pun membenarkannya." ( HR.Musnad Ahmad : 20193 )
No Hadist 20194

Bab Musnad Sahabat Anshar

حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِيِّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ يَسْأَلُهُ فَجَعَلَ يَنْظُرُ إِلَى رَأْسِهِ مَرَّةً وَإِلَى رِجْلَيْهِ أُخْرَى هَلْ يَرَى عَلَيْهِ مِنْ الْبُؤْسِ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ لَهُ عُمَرُ كَمْ مَالُكَ قَالَ أَرْبَعُونَ مِنْ الْإِبِلِ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقُلْتُ صَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ ذَهَبً لَابْتَغَى الثَّالِثَ وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ فَقَالَ عُمَرُ مَا هَذَا فَقُلْتُ هَكَذَا أَقْرَأَنِيهَا أُبَيٌّ قَالَ فَمَرَّ بِنَا إِلَيْهِ قَالَ فَجَاءَ إِلَى أُبَيٍّ فَقَالَ مَا يَقُولُ هَذَا قَالَ أُبَيٌّ هَكَذَا أَقْرَأَنِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَفَأُثْبِتُهَا فَأَثْبَتَهَا
Telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Abu Ishaq Asy Syaibani] dari [Yazid bin Asham] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Umar dan bertanya, maka sesekali Umar memandangi kepalanya dan sesekali memandangi kedua kakinya. Barangkali ia bisa melihat kondisi kekurangan yang ada padanya. Kemudian ia bertanya, "Berapa harta yang kamu punya?" Laki-laki itu menjawab, "Empat puluh ekjor unta." Ibnu Abbas berkata, "Maha benar Allah dan Rasul-Nya, sekiranya anak Adam memiliki dua lembah, niscaya ia akan mencari lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa memenuhi mulut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan memberi taubat bagi orang yang mau taubat." Umar berkata, "Apa-apaan ini?" Aku menjawab, "Beginilah yang aku dengar dari Ubay." Umar lalu datang menemui Ubay bersamaku, lalu Umar berkata, "Apa yang katakan oleh orang ini (Ibnu Abbas)?" [Ubay] menjawab, "Beginilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membacakannya kepadaku." Umar berkata, "Apakah aku bisa mempercayainya?" Lalu Umar pun mempercayainya. ( HR.Musnad Ahmad : 20194 )
No Hadist 20195

Bab Musnad Sahabat Anshar

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ وَعَفَّانُ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ الْأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ عَفَّانُ فِي حَدِيثِهِ حَدَّثَنَا الْأَسْوَدُ بْنُ قَيْسٍ عَنْ نُبَيْحٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ أُبَيًّا قَالَ لِعُمَرَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنِّي تَلَقَّيْتُ الْقُرْآنَ مِمَّنْ تَلَقَّاهُ وَقَالَ عَفَّانُ مِمَّنْ يَتَلَقَّاهُ مِنْ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام وَهُوَ رَطْبٌ
Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Abdul Malik], dan [Affan] keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Awanah] dari [Aswad bin Qais], [Affan] menyebutkan dalam hadisnya; telah menceritakan kepada kami [Aswad bin Qais] dari [Nubaih] dari [Ibnu Abbas] bahwa [Ubay] berkata kepada Umar, "Wahai Amirul Mukminin, aku telah mengambil Al Qur'an dari orang yang telah menerimanya." Affan menyebutkan, "Dari orang yang menerimanya dari Jibril Alaihis Salam (Rasulullah), sedang dia itu lunak (mudah)." ( HR.Musnad Ahmad : 20195 )
No Hadist 20196

Bab Musnad Sahabat Anshar

حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ يُوسُفَ الْمَكِّيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبِيٍّ قَالَ آخِرُ آيَةٍ نَزَلَتْ { لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ } الْآيَةَ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Abu Bakar] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] dari [Ali bin zaid] dari [Yusuf Al Makki] dari [Ibnu Abbas] dari [Ubay] dia berkata, "ayat yang terakhir kali turun adalah '(Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri) ' (QS. At Taubah: 128). ( HR.Musnad Ahmad : 20196 )
No Hadist 20197

Bab Musnad Sahabat Anshar

حَدَّثَنِي أَبُو عُثْمَانَ عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ بُكَيْرٍ النَّاقِدُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرٍو يَعْنِي ابْنَ دِينَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّ نَوْفًا الشَّامِيَّ يَزْعُمُ أَوْ يَقُولُ لَيْسَ مُوسَى صَاحِبَ خَضِرٍ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ كَذَبَ نَوْفٌ عَدُوُّ اللَّهِ حَدَّثَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ خَطِيبًا فَقَالُوا لَهُ مَنْ أَعْلَمُ النَّاسِ قَالَ أَنَا فَأَوْحَى اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَيْهِ أَنَّ لِي عَبْدًا أَعْلَمَ مِنْكَ قَالَ رَبِّ فَأَرِنِيهِ قَالَ قِيلَ تَأْخُذُ حُوتًا فَتَجْعَلُهُ فِي مِكْتَلٍ فَحَيْثُمَا فَقَدْتَهُ فَهُوَ ثَمَّ قَالَ فَأَخَذَ حُوتًا فَجَعَلَهُ فِي مِكْتَلٍ وَجَعَلَ هُوَ وَصَاحِبُهُ يَمْشِيَانِ عَلَى السَّاحِلِ حَتَّى أَتَيَا الصَّخْرَةَ رَقَدَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام وَاضْطَرَبَ الْحُوتُ فِي الْمِكْتَلِ فَوَقَعَ فِي الْبَحْرِ فَحَبَسَ اللَّهُ عَلَيْهِ جِرْيَةَ الْمَاءِ فَاضْطَرَبَ الْمَاءُ فَاسْتَيْقَظَ مُوسَى فَقَالَ لِفَتَاهُ { آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } وَلَمْ يُصِبْ النَّصَبَ حَتَّى جَاوَزَ الَّذِي أَمَرَهُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِهِ قَالَ فَقَالَ { أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ } { فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا } فَجَعَلَا يَقُصَّانِ آثَارَهُمَا وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا قَالَ أَمْسَكَ عَنْهُ جِرْيَةَ الْمَاءِ فَصَارَ عَلَيْهِ مِثْلُ الطَّاقِ فَكَانَ لِلْحُوتِ سَرَبًا وَكَانَ لِمُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام عَجَبًا حَتَّى انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِذَا رَجُلٌ مُسَجًّى عَلَيْهِ ثَوْبٌ فَسَلَّمَ مُوسَى عَلَيْهِ فَقَالَ وَأَنَّى بِأَرْضِكَ السَّلَامُ قَالَ أَنَا مُوسَى قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ { أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا } قَالَ يَا مُوسَى إِنِّي عَلَى عِلْمٍ مِنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَا تَعْلَمُهُ وَأَنْتَ عَلَى عِلْمٍ مِنْ اللَّهِ عَلَّمَكَهُ اللَّهُ فَانْطَلَقَا يَمْشِيَانِ عَلَى السَّاحِلِ فَمَرَّتْ سَفِينَةٌ فَعَرَفُوا الْخَضِرَ فَحُمِلَ بِغَيْرِ نَوْلٍ فَلَمْ يُعْجِبْهُ وَنَظَرَ فِي السَّفِينَةِ فَأَخَذَ الْقَدُومَ يُرِيدُ أَنْ يَكْسِرَ مِنْهَا لَوْحًا فَقَالَ حُمِلْنَا بِغَيْرِ نَوْلٍ وَتُرِيدُ أَنْ تَخْرُقَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا { قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } قَالَ إِنِّي نَسِيتُ وَجَاءَ عُصْفُورٌ فَنَقَرَ فِي الْبَحْرِ قَالَ الْخَضِرُ مَا يُنْقِصُ عِلْمِي وَلَا عِلْمُكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ تَعَالَى إِلَّا كَمَا يُنْقِصُ هَذَا الْعُصْفُورُ مِنْ هَذَا الْبَحْرِ فَانْطَلَقَا حَتَّى أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَرَأَى غُلَامًا فَأَخَذَ رَأْسَهُ فَانْتَزَعَهُ فَقَالَ { أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } قَالَ سُفْيَانُ قَالَ عَمْرٌو وَهَذِهِ أَشَدُّ مِنْ الْأُولَى قَالَ فَانْطَلَقَا فَإِذَا جِدَارٌ يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ وَأَرَانَا سُفْيَانُ بِيَدَيْهِ فَرَفَعَ يَدَيْهِ هَكَذَا رَفْعًا فَوَضَعَ رَاحَتَيْهِ فَرَفَعَهُمَا بِبَطْنِ كَفَّيْهِ رَفْعًا فَقَالَ { لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ } قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كَانَتْ الْأُولَى نِسْيَانًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْحَمُ اللَّهُ مُوسَى لَوْ كَانَ صَبَرَ حَتَّى يَقُصَّ عَلَيْنَا مِنْ أَمْرِهِ حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا } حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا الْجِدَارُ يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ قَالَ بِيَدِهِ فَرَفَعَهُمَا رَفْعًا حَدَّثَنَا بَهْزُ بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنِي سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ إِمْلَاءً عَلَيَّ عَنْ عَمْرٍو عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَبِي كَتَبْتُهُ عَنْ بَهْزٍ وَابْنِ عُيَيْنَةَ حَتَّى أَنَّ نَوْفًا يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى لَيْسَ بِصَاحِبِ الْخَضِرِ قَالَ فَقَالَ كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ حَدَّثَنَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قَامَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام خَطِيبًا فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ فَسُئِلَ أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ قَالَ أَنَا فَعَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ قَالَ بَلْ عَبْدٌ لِي عِنْدَ مَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ أَيْ رَبِّ فَكَيْفَ لِي بِهِ قَالَ خُذْ حُوتًا فَاجْعَلْهُ فِي مِكْتَلٍ ثُمَّ انْطَلِقْ فَحَيْثُمَا فَقَدْتَهُ فَهُوَ ثَمَّ فَانْطَلَقَ مُوسَى وَمَعَهُ فَتَاهُ يَمْشِيَانِ حَتَّى انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَرَقَدَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام وَاضْطَرَبَ الْحُوتُ فِي الْمِكْتَلِ فَخَرَجَ فَوَقَعَ فِي الْبَحْرِ فَأَمْسَكَ اللَّهُ عَنْهُ جِرْيَةَ الْمَاءِ مِثْلَ الطَّاقِ وَكَانَ لِلْحُوتِ سَرَبًا وَقَالَ سُفْيَانُ فَعَقَدَ الْإِبْهَامَ وَالسَّبَّابَةَ وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا قَالَ فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا كَانَ مِنْ الْغَدِ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ { آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } قَالَ وَلَمْ يَجِدْ النَّصَبَ حَتَّى جَاوَزَ حَيْثُ أُمِرَ { قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا } يَقُصَّانِ آثَارَهُمَا قَالَ وَكَانَ لِمُوسَى أَثَرُ الْحُوتِ عَجَبًا وَلِلْحُوتِ سَرَبًا فَذَكَرَ الْحَدِيثَ
Telah menceritakan kepadaku [Abu Utsman Amru bin Muhammad bin Bukair An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Uyainah] dari [Amru bin Dinar] dari [Sa'id bin Jubair] berkata, "Aku bertanya kepada [Ibnu Abbas], "Nauf Asy Syami beranggapan bahwa Musa sahabat Hidlir itu bukanlah Musa yang berasal dari bani Israil?" Ibnu Abbas lalu menjawab, "Nauf si musuh Allah telah berdusta. [Ubay bin Ka'b] telah menceritakan kepadaku dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Musa shallallahu 'alaihi wasallam berdiri dan berkhutbah di hadapan bani Israil, mereka bertanya, "Siapa orang yang paling pandai?" Musa menjawab, "Aku." Maka Allah Subhaanahu wa Ta'ala mewahyukan padanya bahwa Allah memiliki seorang hamba yang lebih pandai darinya, Musa lantas berkata, "Wahai Rabbku, tampakkanlah padaku." Ibnu Abbas berkata, "Lalu dikatakan kepada Musa, 'Ambillah ikan dan letakkanlah ke dalam keranjang, di mana pun ikan itu hilang darimu, maka di situlah tempatnya.'" Ibnu Abbas melanjutkan ceritanya, "Kemudian Musa mengambil ikan dan meletakkannya ke dalam keranjang, setelah itu ia dan seorang temannya berjalan kaki menyusuri pantai hingga bertemu dengan padang luas. Musa lalu tidur, sementara ikan yang ada di dalam keranjang tersebut meronta hingga jatuh ke dalam laut. mengikuti arus dan bergemuruhlah air. Musa lalu terbangun dari tidurnya dan berkata kepada temannya (pelayan), '(Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini) ' (Qs. Al Kahfi: 62). Dan Musa tidak merasakan kelelahan hingga ia melewati tempat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Tabaaraka Wa Ta'ala." Ibnu Abbas melanjutkan ceritanya, "Lalu Musa berkata, '(Tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali saitan….Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula) ' (Qs. Al Kahfi: 63-64). Keduanya lalu mengikuti jejak mereka semula, sementara ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu." Ibnu Abbas melanjutkan ceritanya, "Ia terhalang oleh derasnya air laut yang seakan atap rumah, sehingga ikan itu pun masuk ke laut. Hal itu membuat Musa merasa heran sehingga ia sampai di sebuah batu besar. Dan ternyata di sana ada seorang laki-laki yang memakai kain penutup kepala, Musa lantas beruluk salam kepadanya dan ia membalas, "Sungguh keselamatan ada di bumimu." Musa berkata, "Aku adalah Musa." Laki-laki itu bertanya, "Musa bani Israil?" Musa membalas, "Ya, '(aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" (Qs. Al Kahfi: 66). Laki-laki itu menjawab, "Wahai Musa, aku berada pada ilmu Allah Tabaraka Wa Ta'ala yang engkau tidak mengetahuinya. Dan engkau juga berada pada Ilmu Allah yang telah Allah ajarkan kepadamu." Keduanya kemudian berjalan di pesisiran, lalu lewatlah sebuah perahu, dan orang-orang yang ada di perahu tersebut telah mengenal Hidlir, maka mereka pun membawa Hidlir tanpa dengan upah, namun itu tidak membuatnya taajub. Khidlir lalu memandang ke arah perahu, ia ambil sebuah Kapak dan hendak memecahkan batang perahu. Namun Musa berkata, "Kita dibawa tanpa dengan upah, tetapi engkau ingin membakarnya hingga penumpangnya tenggelam!" '(Khidhr) menjawab: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku) ' (Qs. Al Kahfi: 72). Musa berkata, "Aku lupa." Lalu datanglah burung-burung kecil yang meliuk di lautan, Khidlir berkata, "Ilmuku dan ilmumu sama sekali tidak mengurangi keagungan ilmu Allah, kecuali seperti burung-burung kecil ini yang meminum air lautan." Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, lalu ia melihat seorang anak kecil, kemudian ia pegang kepalanya seraya memenggal lehernya. '(Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar". Khidlir berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?) ' (Qs. Al Kahfi: 74-75). Sufyan berkata, Amru berkata, "Dan ini lebih dahsyat dari yang pertama." Lalu keduanya beranjak pergi hingga ada sebuah dinding yang hendak roboh -lalu Sufyan memberi isyarat dengan mengangkat dua tangannya begini-. Lalu keduanya tidak jadi melepas lelah dan akhirnya mengangkat dinding yang roboh lalu menegakkannya kembali. '(Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu". Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu…) ' (Qs. Al Kahfi: 77-78). Ibnu Abbas berkata, "Yang pertama adalah karena lupa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Musa, kalaulah ia bersabar niscaya dikisahkan seluruh urusannya." Telah menceritakan kepada kami [Amru An Naqid] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Amru] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] dari [Ubay bin Ka'b] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalaulah kamu mau kamu akan mengambil upah." Telah menceritakan kepada kami Amru An Naqid telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas dari Ubay bin Ka'b dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa tiba-tiba ada dinding yang hendak roboh, lalu ia menegakkannya -beliau mengatakannya dengan mengangkat tangannya-." Telah menceritakan kepada kami [Bahz bin Asad] telah menceritakan kepadaku [Sufyan bin Uyainah] dengan mendektekannya kepadaku, dari [Amru] dari [Sa'id bin Jubair] ia berkata, "Aku berkata kepada [Ibnu Abbas] ia berkata, "Ayahku menuliskannya dari Bahz dan Ibnu Uyainah bahwa Nauf menyangka Musa bukan teman Hidlir?" Ia berkata, Lalu ia berkata Ubay, "Sungguh bohong musuh Allah." Telah menceritakan kepada kami Ubay bin Ka'b dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Musa berdiri berkhutbah di hadapan bani Israil lalu ditanya, "Siapakah manusia paling pandai?" Ia menjawab, "Aku." Maka Allah mewahyukan padanya bahwa Allah memiliki seorang hamba yang lebih pandai darinya di antara dua buah laut, Musa berkata, "Wahai Rabbku, bagaimana aku bisa bertemu dengannya?" Allah menjawab: "Ambillah ikan dan masukkan ke dalam keranjang, setelahitu pergilah. Maka dimana pun engkau kehilangan ikanitu, maka di situlah dia." Maka Musa pun berjalan dengan pembantunya menyusuri pantai hingga bertemu sebuah batu, lalu ia tidur. Sementara ikan itu bergerak meronta-ronta hingga akhirnya jatuh ke dalam laut. Maka Allah megambil ikan itu dengan gulungan ombak seperti atab rumah, lantas masuklah ikan itu ke dalam laut." Sufyan lalu berkata dengan menggenggam ibu jari dan telunjuknya, lalu membuka di antara keduanya." Rasulullah meneruskan: "Lalu keduanya pun pergi, hingga ketika keesokan harinya ia berkata kepada muridnya: "Bawalah ke mari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini." Dan mereka beluam merasakan keletihan hingga mereka melewati tempat yang telah diperintahkan kepadanya (Untuk mencarinya). Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari." Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Dan musa mendapatkan bekas tempat ikan itu melompat dan mengambil jalannya ke laut dan membuatnya ta'ajub… lalu ia menyebutkan hadis tersebut." ( HR.Musnad Ahmad : 20197 )
No Hadist 20198

Bab Musnad Sahabat Anshar

حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ إِسْرَائِيلَ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كُنَّا عِنْدَهُ فَقَالَ الْقَوْمُ إِنَّ نَوْفًا الشَّامِيَّ يَزْعُمُ أَنَّ الَّذِي ذَهَبَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ لَيْسَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ مُتَّكِئًا فَاسْتَوَى جَالِسًا فَقَالَ كَذَلِكَ يَا سَعِيدُ قُلْتُ نَعَمْ أَنَا سَمِعْتُهُ يَقُولُ ذَاكَ فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ كَذَبَ نَوْفٌ حَدَّثَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى صَالِحٍ رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى أَخِي عَادٍ ثُمَّ قَالَ إِنَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام بَيْنَا هُوَ يَخْطُبُ قَوْمَهُ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ قَالَ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ أَحَدٌ أَعْلَمُ مِنِّي وَأَوْحَى اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَيْهِ أَنَّ فِي الْأَرْضِ مَنْ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ وَآيَةُ ذَلِكَ أَنْ تُزَوَّدَ حُوتًا مَالِحًا فَإِذَا فَقَدْتَهُ فَهُوَ حَيْثُ تَفْقِدُهُ فَتَزَوَّدَ حُوتًا مَالِحًا فَانْطَلَقَ هُوَ وَفَتَاهُ حَتَّى إِذَا بَلَغَ الْمَكَانَ الَّذِي أُمِرُوا بِهِ فَلَمَّا انْتَهَوْا إِلَى الصَّخْرَةِ انْطَلَقَ مُوسَى يَطْلُبُ وَوَضَعَ فَتَاهُ الْحُوتَ عَلَى الصَّخْرَةِ وَاضْطَرَبَ فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا قَالَ فَتَاهُ إِذَا جَاءَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثْتُهُ فَأَنْسَاهُ الشَّيْطَانُ فَانْطَلَقَا فَأَصَابَهُمْ مَا يُصِيبُ الْمُسَافِرَ مِنْ النَّصَبِ وَالْكَلَالِ وَلَمْ يَكُنْ يُصِيبُهُ مَا يُصِيبُ الْمُسَافِرَ مِنْ النَّصَبِ وَالْكَلَالِ حَتَّى جَاوَزَ مَا أُمِرَ بِهِ فَقَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ { آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } قَالَ لَهُ فَتَاهُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ { أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ } أَنْ أُحَدِّثَكَ { وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ } { فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا } { قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ } فَرَجَعَا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا يَقُصَّانِ الْأَثَرَ حَتَّى إِذَا انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَأَطَافَ بِهَا فَإِذَا هُوَ مُسَجًّى بِثَوْبٍ لَهُ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ لَهُ مَنْ أَنْتَ قَالَ مُوسَى قَالَ مَنْ مُوسَى قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ أُخْبِرْتُ أَنَّ عِنْدَكَ عِلْمًا فَأَرَدْتُ أَنْ أَصْحَبَكَ { قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } { قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا } قَالَ فَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا قَالَ قَدْ أُمِرْتُ أَنْ أَفْعَلَهُ { قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا } { قَالَ فَإِنْ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ } خَرَجَ مَنْ كَانَ فِيهَا وَتَخَلَّفَ لِيَخْرِقَهَا قَالَ فَقَالَ لَهُ مُوسَى تَخْرِقُهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا { لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا } { قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا } فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى غِلْمَانٍ يَلْعَبُونَ عَلَى سَاحِل الْبَحْرِ وَفِيهِمْ غُلَامٌ لَيْسَ فِي الْغِلْمَانِ غُلَامٌ أَنْظَفَ يَعْنِي مِنْهُ فَأَخَذَهُ فَقَتَلَهُ فَنَفَرَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام عِنْدَ ذَلِكَ وَقَالَ { أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } قَالَ فَأَخَذَتْهُ ذَمَامَةٌ مِنْ صَاحِبِهِ وَاسْتَحَى فَقَالَ { إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ } لِئَامًا { اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا } وَقَدْ أَصَابَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام جَهْدٌ فَلَمْ يُضَيِّفُوهُمَا { فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ } قَالَ لَهُ مُوسَى مِمَّا نَزَلَ بِهِمْ مِنْ الْجَهْدِ { لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ } فَأَخَذَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام بِطَرَفِ ثَوْبِهِ فَقَالَ حَدِّثْنِي فَقَالَ { أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ } { وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا } فَإِذَا مَرَّ عَلَيْهَا فَرَآهَا مُنْخَرِقَةً تَرَكَهَا وَرَقَّعَهَا أَهْلُهَا بِقِطْعَةِ خَشَبَةٍ فَانْتَفَعُوا بِهَا وَأَمَّا الْغُلَامُ فَإِنَّهُ كَانَ طُبِعَ يَوْمَ طُبِعَ كَافِرًا وَكَانَ قَدْ أُلْقِيَ عَلَيْهِ مَحَبَّةٌ مِنْ أَبَوَيْهِ وَلَوْ أَطَاعَاهُ لَأَرْهَقَهُمَا { طُغْيَانًا وَكُفْرًا } { فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا } وَوَقَعَ أَبُوهُ عَلَى أُمِّهِ فَعَلِقَتْ فَوَلَدَتْ مِنْهُ خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا { وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا }
Telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ubaidulllah bin Musa] dari [Isra`il] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] berkata, "Saat kami berada di sisi Ibnu Abbas tiba-tiba ada sekelompok orang berkata, "Sesungguhnya Nauf Asy Syami menyangka bahwa orang yang pergi mencari ilmu bukanlah Musa bani Israil?" sementara saat itu Ibnu Abbas dalam keadaan bersandar lalu duduk tegak dan berkata, "(Benar) seperti itu wahai Sa'id?" Aku menjawab, "Ya. Aku mendengarnya mengatakan seperti itu." Ibnu Abbas lalu berkata, "Nauf telah berbohong, [Ubay bin Ka'b] telah menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita dan kepada nabi Shalih, semoga tercurah pula kepada kita dan kepada saudaraku 'Ad." Kemudian beliau bersabda: "Sungguh, pada suatu hari Musa Alaihis Salam pernah berpidato di hadapan kaumnya, ia mengatakan, "Kiranya orang yang paling pandai di muka bumi adalah aku." Maka Allah Tabaaraka wa Ta'ala mewahyukan padanya, 'Sesungguhnya di muka bumi ada orang yang lebih pandai dari kamu. Adapun petunjuk yang bisa engkau gunakan untuk menemukan dia adalah, hendaklah engkau dengan seekor ikan laut (asin), jika engaku kehilangan ikan tersebut, maka di situlah tempatnya." Lalu Musa berbekal dengan seekor ikan, kemudian bersama palayannya ia berjalan hingga ketika sampai pada suatu tempat yang diperintahkannya, dan sampai disebuah batu besar, Musa pergi untuk mencari Khidlir. Sementara pelayannya meletakkan ikan tersebut pada batu besar itu. Maka ikan itupun meronta dan jatuh ke dalam laut. Pelayannya berkata dalam hati, "Jika Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam (Musa) datang maka akan aku sampaikan kepadanya (tentang ikan yang hilang). Namun setan telah membuatnya lupa. Keduanya lalu berjalan hingga mereka mendapatkan sebagaimana yang didapatkan oleh seorang musafir (lelah), Musa berkata kepada pelayannya, '(Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini) ' (Qs. Al Kahfi: 62). Pelayannya lalu berkata kepadanya, "Wahai Nabi Allah, '(tahukah kamu tatkala kita mecari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali saitan, dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.' Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula) ' (Qs. Al Kahfi: 63-64). Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula, hingga ketika keduanya telah sampai pada sebuah batu besar, Musa mengelilingi batu tersebut. Lalu bertemulah Musa dengan seseorang yang memakai kain penutup kepala, Musa lantas beruluk salam kepadanya dan ia pun membalas. Orang itu lalu bertanya, "Siapa kamu?" Musa menjawab, "Musa." Orang itu bertanya lagi, "Musa yang mana?" Musa menjawab, "Musa dari bani Israil." Musa berkata lagi, "Aku mendapat kabar bahwa engkau memiliki ilmu, maka aku ingin menemanimu." Khidlir membalas, "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku." Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun." Khidlir balik berkata, "Bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" Musa menjawab, "Aku telah diperintah untuk melaksanaknnya. Maka dengan ijin Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar." Khidlir berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu." Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu, lalu ada seseorang yang keluar dari perahu itu. Sementara Khidlir mundur ke belakang dan melubangi perahu tersebut. Maka berkatalah Musa kepadanya, "Mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar." Khildir berkata, "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku." Musa menjawab, "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku." Keduanya lalu berjalan hingga sampailah mereka pada sekelompok anak yangsednag main di pantai, dan ada salah seorang anak dari mereka yang menyendiri. Khidlir lalu memegang dan membunuhnya, maka seketika itu pula Musa berlari seraya berkata, "Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar." Khidlr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" Musa pun malu dan Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku." Maka keduanya berjalan hingga tatkala keduanya sampai pada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu oleh penduduk negeri itu tetapi mereka tidak mau menjamunya. Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidlr pun menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu." Khidlir berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya." Musa pun mengambil kain surbannya dan berkata, "Ceritakan padaku!." Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya." ( HR.Musnad Ahmad : 20198 )
No Hadist 20199

Bab Musnad Sahabat Anshar

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْمَرْوَزِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ فِي تَفْسِيرِ ابْنِ جُرَيْجٍ الَّذِي أَمْلَاهُ عَلَيْهِمْ أَخْبَرَنِي يَعْلَى بْنُ مُسْلِمٍ وَعَمْرُو بْنُ دِينَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخِرِ وَغَيْرُهُمَا قَالَ قَدْ سَمِعْتُ يُحَدِّثُهُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ إِنَّا لَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ فِي بَيْتِهِ إِذْ قَالَ سَلُونِي فَقُلْتُ أَبَا عَبَّاسٍ جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاءَكَ بِالْكُوفَةِ رَجُلٌ قَاصٌّ يُقَالُ لَهُ نَوْفٌ يَزْعُمُ أَنَّهُ لَيْسَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَمَّا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ فَقَالَ كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ وَأَمَّا يَعْلَى بْنُ مُسْلِمٍ فَقَالَ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ حَدَّثَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مُوسَى رَسُولَ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَام ذَكَّرَ النَّاسَ يَوْمًا حَتَّى إِذَا فَاضَتْ الْعُيُونُ وَرَقَّتْ الْقُلُوبُ وَلَّى فَأَدْرَكَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ فِي الْأَرْضِ أَحَدٌ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ لَا قَالَ فَعُتِبَ عَلَيْهِ إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَى اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ إِنَّ لِي عَبْدًا أَعْلَمَ مِنْكَ قَالَ أَيْ رَبِّ وَأَنَّى قَالَ مَجْمَعُ الْبَحْرَيْنِ قَالَ أَيْ رَبِّ اجْعَلْ لِي عَلَمًا أَعْلَمُ ذَلِكَ بِهِ قَالَ لِي عَمْرٌو قَالَ حَيْثُ يُفَارِقُكَ الْحُوتُ وَقَالَ يَعْلَى خُذْ حُوتًا مَيْتًا حَيْثُ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَأَخَذَ حُوتًا فَجَعَلَهُ فِي مِكْتَلٍ قَالَ لِفَتَاهُ لَا أُكَلِّفُكَ إِلَّا أَنْ تُخْبِرَنِي حَيْثُ يُفَارِقُكَ الْحُوتُ قَالَ مَا كَلَّفْتَنِي كَثِيرًا فَذَلِكَ قَوْلُهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى { إِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ } يُوشَعَ بْنِ نُونَ لَيْسَتْ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ فَبَيْنَا هُوَ فِي ظِلِّ صَخْرَةٍ فِي مَكَانٍ ثَرْيَانٍ إِذْ تَضَرَّبَ الْحُوتُ وَمُوسَى نَائِمٌ قَالَ فَتَاهُ لَا أُوقِظُهُ حَتَّى إِذَا اسْتَيْقَظَ نَسِيَ أَنْ يُخْبِرَهُ وَتَضَرَّبَ الْحَوْتُ حَتَّى دَخَلَ الْبَحْرَ فَأَمْسَكَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَيْهِ جِرْيَةَ الْبَحْرِ حَتَّى كَأَنَّ أَثَرَهُ فِي حَجَرٍ فَقَالَ لِي عَمْرٌو وَكَأَنَّ أَثَرَهُ فِي حَجَرٍ وَحَلَّقَ إِبْهَامَيْهِ وَاللَّتَيْنِ تَلِيَانِهِمَا { لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا } قَالَ قَدْ قَطَعَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْكَ النَّصَبَ لَيْسَتْ هَذِهِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَأَخْبَرَهُ فَرَجَعَا فَوَجَدَا خَضِرًا عَلَيْهِ السَّلَام فَقَالَ لِي عُثْمَانُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ عَلَى طِنْفِسَةٍ خَضْرَاءَ عَلَى كَبِدِ الْبَحْرِ قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ مُسَجًّى ثَوْبَهُ قَدْ جَعَلَ طَرَفَهُ تَحْتَ رِجْلَيْهِ وَطَرَفَهُ تَحْتَ رَأْسِهِ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ مُوسَى فَكَشَفَ عَنْ وَجْهِهِ وَقَالَ هَلْ بِأَرْضِكَ مِنْ سَلَامٍ مَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا مُوسَى قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَمَا شَأْنُكَ قَالَ جِئْتُ لِتُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا قَالَ أَمَا يَكْفِيكَ أَنَّ أَنْبَاءَ التَّوْرَاةِ بِيَدِكَ وَأَنَّ الْوَحْيَ يَأْتِيكَ يَا مُوسَى إِنَّ لِي عِلْمًا لَا يَنْبَغِي أَنْ تَعْلَمَهُ وَإِنَّ لَكَ عِلْمًا لَا يَنْبَغِي أَنْ أَعْلَمَهُ فَجَاءَ طَائِرٌ فَأَخَذَ بِمِنْقَارِهِ فَقَالَ وَاللَّهِ مَا عِلْمِي وَعِلْمُكَ فِي عِلْمِ اللَّهِ إِلَّا كَمَا أَخَذَ هَذَا الطَّائِرُ بِمِنْقَارِهِ مِنْ الْبَحْرِ حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ وَجَدَا مَعَابِرَ صِغَارًا تَحْمِلُ أَهْلَ هَذَا السَّاحِلِ إِلَى هَذَا السَّاحِلِ عَرَفُوهُ فَقَالُوا عَبْدُ اللَّهِ الصَّالِحُ فَقُلْنَا لِسَعِيدٍ خَضِرٌ قَالَ نَعَمْ لَا يَحْمِلُونَهُ بِأَجْرٍ فَخَرَقَهَا وَدَقَّ فِيهَا وَتِدًا قَالَ مُوسَى { أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا } قَالَ قَالَ مُجَاهِدٌ نُكْرًا { قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا } وَكَانَتْ الْأُولَى نِسْيَانًا وَالثَّانِيَةُ شَرْطًا وَالثَّالِثَةُ عَمْدًا { قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا } فَلَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ يَعْلَى بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ وَجَدَا غِلْمَانًا يَلْعَبُونَ فَأَخَذَ غُلَامًا كَافِرًا كَانَ ظَرِيفًا فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ بِالسِّكِّينِ قَالَ { أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً } لَمْ تَعْمَلْ بِالْحِنْثِ فَانْطَلَقَا فَوَجَدَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ قَالَ سَعِيدٌ بِيَدِهِ هَكَذَا وَرَفَعَ يَدَهُ فَاسْتَقَامَ قَالَ يَعْلَى فَحَسِبْتُ أَنَّ سَعِيدًا قَالَ فَمَسَحَهُ بِيَدِهِ فَاسْتَقَامَ { قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا } قَالَ سَعِيدٌ أَجْرًا نَأْكُلُهُ قَالَ وَكَانَ يَقْرَؤُهَا { وَكَانَ وَرَاءَهُمْ } وَكَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَقْرَؤُهَا وَكَانَ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ يَزْعُمُونَ عَنْ غَيْرِ سَعِيدٍ أَنَّهُ قَالَ هَذَا الْغُلَامُ الْمَقْتُولُ يَزْعُمُونَ أَنَّ اسْمَهُ جَيْسُورُ قَالَ { يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا } وَأَرَادَ إِذَا مَرَّتْ بِهِ أَنْ يَدَعَهَا لِعَيْبِهَا فَإِذَا جَاوَزُوا أَصْلَحُوهَا فَانْتَفَعُوا بِهَا بَعْدُ مِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ سَدُّوهَا بِقَارُورَةٍ وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ بِالْقَارِ وَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ وَكَانَ كَافِرًا { فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا } فَيَحْمِلُهُمَا حُبُّهُ عَلَى أَنْ يُتَابِعَاهُ عَلَى دِينِهِ { فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا } هُمَا بِهِ أَرْحَمُ مِنْهُمَا بِالْأَوَّلِ الَّذِي قَتَلَهُ خَضِرٌ وَزَعَمَ غَيْرُ سَعِيدٍ أَنَّهُمَا قَالَا جَارِيَةٌ وَأَمَّا دَاوُدُ بْنُ أَبِي عَاصِمٍ فَقَالَ عَنْ غَيْرِ وَاحِدٍ إِنَّهَا جَارِيَةٌ وَبَلَغَنِي عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ أَنَّهَا جَارِيَةٌ وَوَجَدْتُهُ فِي كِتَابِ أَبِي عَنْ يَحْيَى بْنِ مَعِينٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ يُوسُفَ مِثْلَهُ
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ibrahim Al Marwazi] ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Hisyam bin Yusuf] dalam tafsir [Ibnu Juraij] yang telah ia bacakan kepada mereka, telah mengkabarkan kepadaku [Ya'la bin Muslim], dan [Amru bin Dinar] dari [Sa'id bin Jubair] -salah satunya menambahkan pada yang lainnya dan selain keduanya- ia berkata, Aku mendengar ia menceritakannya dari Sa'id bin Jubair ia berkata, "Sewaktu kami berada di sisi [Abdullah bin Abbas] di rumahnya, ia berkata, 'Tanyakan padaku, ' Aku pun bertanya, "Wahai Abu Abbas, semoga Allah jadikan aku sebagai tebusanmu. Di Kufah ada seorang laki-laki tukang cerita (penasihat) yang bernama Nauf, ia beranggapan bahwa orang yang pergi mencari ilmu itu bukanlah Musa yang berasal dari bani Israil?" [Amru bin Dinar] berkata, "Sungguh berbohong si musuh Allah!", sementara [Ya'la bin Muslim] berkata, [Ibnu Abbas] berkata, " [Ubay bin Ka'b] menceritakan kepadaku, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Suatu ketika Musa utusan Allah berbicara di hadapan kaumnya hingga ketika air mata telah berlinang dan hari bergetar, ia pergi berlalu. Lalu ada seorang laki-laki yang bertemu dengannya, laki-laki itu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah di bumi ini ada orang yang lebih pandai darimu?" Musa menjawab, "Tidak." Rasulullah melanjutkan ceritanya: "Maka ia dipersalahkan saat tidak mengembalikan ilmu itu kepada Allah Tabaaraka Wa Ta'ala, Allah lantas mewahyukan bahwa: 'Sesungguhnya Aku memiliki seorang hamba yang lebih pandai dari kamu.' Musa pun bertanya, "Wahai Rabb, di manakah ia?" Allah menjawab: "Dipertemuan antara dua laut." Musa kemudian mengharap, "Wahai Rabb, berilah aku tanda yang bisa aku gunakan untuk bisa bertemu dengannya." Ubay berkata, "Amru berkata kepadaku, "Rasulullah menyebutkan: "Tempat di mana kamu kehilangan ikan." Sementara Ya'la menyebutkan, "Ambillah ikan mati yang bisa ditiupkan ruh di dalamnya." Maka Musa pun mengambil ikan dan meletakkannya ke dalam keranjang, ia lalu berkata kepada pelanyannya, 'Aku tidak akan memberi beban kepadamu kecuali engkau kabarkan kepadaku tempat di mana ikan itu hilang darimu." Ia menjawab, "Engkau tidak banyak membebaniku." Maka itulah yang di maksudkan firman Allah: "Dan ketika Musa berbicara dengan pelayannya, Yusya' bin Nun." [Sa'id bin Jubair] menyebutkan, "Ketika ia berada di sebuah batu besar, ikannya bergoncang, sedang Musa dalam keadaan tidur." Pelayannya pun berkata, "Aku tidak akan membangunkannya." Hingga ketika Musa terbangun pelayannya tersebut lupa untuk memberi kabar kepadanya. Sementara ikan tersebut telah meronta-ronta hingga masuk ke dalam laut. Allah lalu menghentikan gelombang pada air laut sehingga seakan-akan bekas ikanitu ada pada bebatuan. [Amru] menyebutkan kepadaku, "Seakan bekasnya ada pada bebatuan." -lalu ia melingkarkan kedua ibu jari dan dua jari setelahnya-. '(Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini) ' (Qs. Al Kahfi: 62). Pelayannya berkata, "Sungguh Allah telah menghilangkan keletihan ini darimu." -namun riwayat ini tidak berasal dari Sa'id bin Jubair-. Pelayan tersebut lantas mengabarkan kepada Musa (bahwa ikannya telah hilang), maka keduanya kembali hingga bertemu dengan Hidlir Alaihis Salam." Ubay berkata; Utsman bin Sulaiman menyebutkan kepadaku, "Khidlir mengenakan pakaian hijau di tengah laut." Sementara Sa'id bin Jubair menyebutkan, "Dengan pakaian yang bersulam, bagian ujung ia jadikan pada dua kakinya dan ujung lain di bagian bawah kepalanya. Musa lalu mengucap salam kepadanya seraya membuka wajah (Khidlir). Khidlir berkata, "Apakah di negerimu ada salam? Siapa kamu?" Musa menjawab, "Aku adalah Musa." Khidlir bertanya lagi, "Musa bani Israil?" Musa membalas, "Ya." Khidlir bertanya lagi, "Lalu apa keperluanmu?" Musa menjawab, "Aku datang agar engkau bisa mengajarkan kepadaku petunjuk yang telah diajarkan kepadamu." Khidlir berkata, "Wahai Musa, tidakkah telah cukup bagimu kabar-kabar dari Taurat, sedang wahyu selalu turun kepadamu? Sungguh aku memiliki ilmu yang tidak bisa engkau kuasai, demikian juga engkau memiliki ilmu yang tiada bisa aku kuasai." Lalu datanglah seekor burung yang meminum air laut. Khidlir berkata, "Demi Allah, Ilmuku dan ilmumu sama sekali tidak mengurangi keagungan ilmu Allah, kecuali seperti burung ini meminum air lautan." Lalu keduanya berjalan di pesisiran hingga keduanya mendapatkan perahu kecil yang membawa penumpang menuju pantai yang lain. Dan mereka bisa mengenali Khidlir. Mereka berkata, "Ini Hamba Allah yang Shaleh!" Kami bertanya pada Sa'id, "Apakah itu Khidlir?" Ia menjawab, "Ya, mereka memberi tumpangan kepadanya tanpa upah." Namun kemudian Khidlir melubangi perahu tersebut hingga Musa pun berkata, '(Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar) ' (Qs. Al Kahfi: 71). Perawi berkata, "Mujahid menyebutkan dengan lafadz 'Nukra' (membahayakan)." '(KHidlir menjawab; "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku) ' (Qs. Al Kahfi: 72). Yang pertama adalah karena lupa, yang kedua dengan syarat dan yang ketiga karena sengaja." Musa berkata: ('Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku) ' (Qs. Al Kahfi: 73). Tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidlr membunuhnya. Ya'la bin Muslim berkata, Sa'id bin Jubair menyebutkan, "Keduanya bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang bermain, dan ia adalah seorang yang kafir, Khidlir pun menangkap dan menyembelihnya dengan pisau. Musa berkata: "Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar." Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidlir menegakkan dinding itu." Sa'id berkata dengan isyarat tangannya seperti ini -ia mengangkat kedua tangannya- hingga tegak." Sementara Ya'la berkata, "Menurutku Sa'id menyebutkan, "Lalu ia mengusap dengan tangannya hingga dinding itu pun tegak." Musa berkata: ('Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu) ' (Qs. Al Kahfi: 77). Sa'id menyebutkan, "Yaitu upah yang bisa kita gunakan untuk makan." Dan Sa'id membaca dengan lafadz 'WA KAANA WARAA`AHUM (karena di belakang mereka ada…), sementara Ibnu Abbas membacanya dengan lafadz 'WA KAANA AMAAMAHUM MALIK (karena di hadapan mereka ada seorang raja…) -mereka beranggapan bahwa Selain Sa'id berkomentar bila anak kecil yang dibunuh bernama Jaisur, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera dan Khidir menginginkan bila si raja lewat maka raja membiarkan saja karena ada kerusakan, hingga setelah mereka melanjutkan perjalanan, mereka bisa kembali memperbaikinya hingga bermanfaat kembali. Ada pendapat mereka menambalnya dengan botol, ada pendapat mereka tambal dengan ter. Adapun anak itu, kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, sedang ia kafir, maka kami khawatir bahwa dia akan memaksa kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran, sehingga kecintaan kepada anak itu menggiring keduanya untuk mengikuti agamanya (anak). Maka Khidlir menginginkan agar Allah menggantinya dengan anak yang lebih baik, lebih suci, lagi berkasih sayang, dan kecintaan keduanya kepadanya melebihi kecintaan kepada anak yang dibunuh Khidir." Dan selian Sa'id beranggapan bahwa keduanya (Sa'id dan Ibnu Abbas) mengatakan jika pengganti anak yang dibunuh Khidlir itu adalah seorang budak wanita." Sedang Dawud bin Ashim dari sumber yang tidak cuma satu berkata, "Sesungguhnya ia (pengganti anak yang dibunuh Khidlir) adalah seorang budak wanita." Dan telah sampai kepadaku dari [Sa'id bin Jubair] bahwa dia adalah budak wanita, dan aku mendapatkannya dari tulisan Ayahku dari [Yahya bin Ma'in] dari [Hisyam bin yusuf] seperti itu." ( HR.Musnad Ahmad : 20199 )
No Hadist 20200

Bab Musnad Sahabat Anshar

قَالَ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ أَبُو الْهَيْثَمِ الزُّبَالِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي حَدَّثَنَا رَقَبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ حَدَّثَنَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ قَالَ سَمِعْتُ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ بَيْنَمَا مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَام فِي قَوْمِهِ يُذَكِّرُهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ وَأَيَّامُ اللَّهِ نِعَمُهُ وَبَلَاؤُهُ إِذْ قَالَ مَا أَعْلَمُ فِي الْأَرْضِ رَجُلًا خَيْرًا مِنِّي أَوْ أَعْلَمَ مِنِّي قَالَ فَأَوْحَى اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِلَيْهِ إِنِّي أَعْلَمُ بِالْخَيْرِ مَنْ هُوَ أَوْ عِنْدَ مَنْ هُوَ إِنَّ فِي الْأَرْضِ رَجُلًا هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ يَا رَبِّ فَدُلَّنِي عَلَيْهِ فَقِيلَ لَهُ تَزَوَّدْ حُوتًا مَالِحًا فَفَعَلَ ثُمَّ خَرَجَ فَلَقِيَ الْخَضِرَ فَكَانَ مِنْ أَمْرِهِمَا مَا كَانَ حَتَّى كَانَ آخِرُ ذَلِكَ مَرُّوا بِالْقَرْيَةِ اللِّئَامِ أَهْلُهَا فَطَافَا فِي الْمَجَالِسِ فَاسْتَطْعَمَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا ثُمَّ قَصَّ عَلَيْهِ النَّبَأَ نَبَأَ السَّفِينَةِ وَإِنَّهُ إِنَّمَا خَرَقَهَا لِيَتَجَوَّزَهَا الْمَلِكُ فَلَا يُرِيدُهَا وَأَمَّا الْغُلَامُ فَطُبِعَ يَوْمَ طُبِعَ كَافِرًا كَانَ أَبَوَاهُ عَطَفَا عَلَيْهِ فَلَوْ أَنَّهُ أَدْرَكَ لَأَرْهَقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ
Ia berkata, telah menceritakan kepadaku [Muhammad bin Ya'qub Abul Haitsam Az Zubali] ia berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu'tamir bin Sulaiman] ia berkata, Aku mendengar [Ayahku] telah menceritakan kepada kami [Raqabah] dari [Abu Ishaq] dari [Sa'id bin Jubair] dari [Ibnu Abbas] telah menceritakan kepada kami [Ubay bin Ka'b] berkata, "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Musa berpidato di hadapan kaumnya mengingatkan hari-hari Allah, kemenangan dan cobaannya, ia katakan, "Di Muka bumi ini aku tidak tahu orang yang lebih pandai melebihi aku." Maka Allah mewahyukan padanya bahwa Allah memiliki seorang hamba yang lebih pandai darinya, Musa berkata, "Wahai Rabbku, tampakkanlah padaku." Maka dikatakan kepadanya, 'Berbekallah ikan laut', lalu ia pun melaksanakannya. Setelah itu ia keluar hingga bertemulah ia dengan Hidlir. Keduanya berjalan hingga bertemu penduduk suatu kampung, keduanya minta dijamu tapi tiada seorang pun yang mau menjamunya. Lalu dikisahkan kisah perahu, ia membakarnya untuk menghindari kejahatan raja yang zhalim, adapun si anak dia telah dituliskan padanya kekafiran sedang orang tuanya adalah orang-orang shaleh, kalaulah ia mendapatkan keduanya tentu ia akan menghardik, membangkang dan kafir, sedangkan dinding rumah adalah milik dua anak yatim di Madinah." ( HR.Musnad Ahmad : 20200 )